TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015)

(1)

(Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015)

SKRIPSI

Oleh:

Arini Leviani Sri Wahyuni NPM: 20130730259

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN

UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

(Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu

pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Arini Leviani Sri Wahyuni NPM: 20130730259

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

PENGESAHAN

Judul Skripsi

TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA)

(Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015

)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Arini Leviani Sri Wahyuni NPM : 20130730259

telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsenterasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 7 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Seminar Proposal Skripsi

Ketua Sidang : Sutrisno, S.E.I, M.S.I. (………….…) Pembimbing : Satria Utama, S.E.I, M.E.I. (………….…) Penguji : M. Sobar, S.E.I, M.Sc. (………….…)

Yogyakarta, Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(5)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Arini Leviani Sri Wahyuni Nomor Mahasiswa : 20130730259

Program Studi : Muamalat

Judul Skripsi : TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015

)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 22 November 2016 Yang membuat pernyataan


(6)

MOTTO

Bapak, Ibu, Kalian tetap segalanya.

Kebahagiaan keluargaku adalah kebahagiaanku.

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa

pedihnya rasa sakit hati. –Ali bin Abi Thalib-

Oh Allah, when I lose my hopes and plans, help me remember that Your love for me is greater than my disappointments and Your plans for me are


(7)

PERSEMBAHAN

Karya ini merupakan pencapaian atas usaha, kerja keras dan pengorbanan yang telah saya lakukan, dari saya datang kuliah, bimbingan, revisi dan diujikan sampai akhirnya memperoleh gelar sarjana. Dengan bangga karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta

Bapak Sukrisno dan Ibu Tumini

Terima kasih atas segala kasih sayang dan pengorbanan yang telah di berikan sejak kecil hingga sekarang serta selalu mendoakan dan mengusahakan yang

terbaik untukku.

Adik-adikku

Afiana Sri Rahayu dan Bimo Tri Wicaksono

Kalian akan menjadi seseorang yang selalu aku usahakan atas keberhasilanku kelak.


(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Tingkat Efisiensi Kinerja Keuangan Unitt Usaha Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015) sebagai syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses menyusun sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan penuh rasa tulus dan hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(9)

3. Bapak Syarif As’ad, S.EI., M.SI selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Satria Utama, S.EI, M.EI selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan pengarahannya demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak M. Sobar, S.EI, M.Sc selaku dosen penguji yang telah dengan sabar mengoreksi skripsi saya sehingga dapat terselesaikan dengan sempurna.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dengan penuh pengabdian telah memberikan ilmu dan pengetahuan.

7. Bapak dan Ibu yang selalu di hati yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan bahkan pengorbanan hingga dapat menyelesaikan studi di bangku kuliah dan kedua adikku yang sangat nakal, kalian semua adalah semangatku. 8. Semua keluarga besar Klaten, Jepara dan Jakarta yang tak henti-hentinya

selalu memberikan perhatian, semangat dan doanya untukku.

9. Belahan jiwaku Vera Septinawati yang selama 3 tahun ini menghabiskan waktunya bersamaku, aku takkan bisa sampai sejauh ini tanpamu. 

10.Abang Gilang Firdiansyah yang tak henti-hentinya memberikan semangat pada adeknya yang selalu merepotkan ini.

11.Mas Muhammad Al-Qorni selaku dosen pembimbing kedua dalam terselesainya skripsi ini, semoga Allah membalas yang berlipat-ganda untukmu mas.


(10)

12.Semua teman-teman EXCELLENT & EPI 2013, KKN 13 UMY 2016, Anak Kos Puspita kesayangannya Eyang dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas kasih sayang kalian semua.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Ekonomi dan Perbankan Islam.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 22 November 2016 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ... Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... Error! Bookmark not defined.

A. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. B. Kerangka Teori... Error! Bookmark not defined. 1. Bank Syariah ... Error! Bookmark not defined. 2. Manajemen Perbankan Syariah ... Error! Bookmark not defined. 3. Pola Manajemen Bank Syariah ... Error! Bookmark not defined. 4. Pengelolaan Dana Bank Syariah ... Error! Bookmark not defined. 5. Kinerja Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 6. Konsep Efisiensi ... Error! Bookmark not defined.


(12)

7. Dalil Al-Qur’an tentang Efisiensi ... Error! Bookmark not defined. 8. Pengukuran Efisiensi ... Error! Bookmark not defined. 9. Data Envelopment Analysis (DEA) ... Error! Bookmark not defined. C. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. D. Kerangka Pemikiran Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Jenis Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. B. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. D. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

G. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined. 1. PT. Bank Danamon Indonesia ... Error! Bookmark not defined. 2. PT. Bank Internasional Indonesia... Error! Bookmark not defined. 3. PT. Bank CIMB NIAGA ... Error! Bookmark not defined. 4. PT. Bank DKI Jakarta ... Error! Bookmark not defined. 5. BPD Yogyakarta ... Error! Bookmark not defined. B. Tingkat Efisiensi Unit Usaha Syariah ... Error! Bookmark not defined. 1. PT. Bank Danamon Indonesia ... Error! Bookmark not defined. 2. PT. Bank Internasional Indonesia... Error! Bookmark not defined. 3. PT. Bank CIMB NIAGA ... Error! Bookmark not defined. 4. PT. Bank DKI Jakarta ... Error! Bookmark not defined. 5. BPD Yogyakarta ... Error! Bookmark not defined. C. Hasil DEA Tingkat Efisiensi Perbandingan Input dan Output ... Error! Bookmark not defined.


(13)

D. Penyebab Ketidakefisienan Unit Usaha Syariah yang Diteliti ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined. PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10 ... Error! Bookmark not defined.


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 2 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 2 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 6 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 8 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 9 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 10 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 11 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 12 ... Error! Bookmark not defined.


(16)

(17)

(18)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi unit usaha syariah di Indonesia dilihat dari variabel input, variabel output dan perbandingan keduanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel dari tahun 2011-2015. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) yang dipilih karena dapat menangani banyak input dan output, tidak perlu adanya hubungan fungsi serta penggunaannya yang lebih sederhana.

Hasil penelitian pada kelima unit usaha syariah yang diteliti yaitu Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank CIMB NIAGA, Bank DKI dan BPD Yogyakarta menunjukkan bahwa dilihat dari variabel input (Dana Pihak Kedua, Dana Pihak Ketiga, Aset dan Beban Operasional) dan variabel output (Pembiayaan dan Pendapatan Operasional) serta perbandingan keduanya secara keseluruhan (CRS) masih mengalami inefisiensi. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi yaitu dengan pengoptimalan pada kelebihan dana pada variabel input agar variabel output dapat lebih maksimal dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan.

Kata Kunci : Efisiensi, Unit Usaha Syariah, Data Envelopment Analysis (DEA) dan Pengoptimalan.


(19)

ABSTRACT

This study aims to determine the level of efficiency of sharia business unit in Indonesia in terms of input variables, output variables and comparison of both. The kind of this research is a quantitative research that using panel data from 2011 to 2015. The analysis used in this research is a non-parametric approach to Data Envelopment Analysis (DEA) which chosen due to be able handle a lot of input and output, it does not need an association function and it is use is more simply.

The research results of five Islamic business units studied on Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank DKI and BPD Yogyakarta indicate that in the input variables (Second Party Funds, Third Party Funds, Assets and Operating Expenses) and output variables (Financing and Operating Income) and a comparison of both overall (CRS) are still inefficient. The Efforts which be able to be done for increasing the level of efficiency is optimize the excess funds in the input variable in order to be able maximize the output variable with minimized costs.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank sangat penting dan berperan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank selaku stabilisator moneter mempunyai kewajiban ikut serta menstabilkan nilai tukar uang, nilai kurs, atau harga barang-barang untuk relatif stabil atau tetap. Bank juga sebagai dinamisator perekonomian yang maksudnya bahwa bank merupakan pusat perekonomian, sumber dana, pelaksana lalu lintas pembayaran, memproduktifkan tabungan, dan pendorong kemajuan perdagangan nasional dan internasional.1

Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam ke dalam transaksi keuangan perbankan serta bisnis lain yang terkait.2 Seiring dengan berjalannya

waktu, perbankan syariah di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti di tahun 2009, bank syariah mengalami penambahan sebanyak 45 jaringan kantor dan sampai dengan September 2014 jumlahnya bertambah menjadi 2.997 jaringan kantor perbankan syariah. Tetapi, perkembangan bank syariah di Indonesia juga mengalami fluktuasi dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, seperti terlihat pada Grafik di bawah ini:

1 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, hal. 2. 2 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: AlvaBet, 2003, hal. 2.


(21)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015, diolah

Gambar 1. 1

Perkembangan Jumlah Perbankan Syariah di Indonesia

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan jaringan kantor perbankan syariah di Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mengalami fluktuasi dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Di mana BUS merupakan lembaga syariah yang memiliki jaringan kantor paling banyak daripada UUS dan BPRS.

Penambahan jumlah bank tentu akan disertai dengan peningkatan modal, sehingga kemampuan untuk melakukan ekspansi meningkat. Semakin luas jangkauan pelayanan, tentu akan semakin meningkat kemampuan dalam menghimpun dana nasabah. Tetapi, laju pertumbuhan jaringan kantor perbankan syariah mulai mengalami perlambatan pada tahun 2013, khususnya

0 500 1000 1500 2000 2500

2010 2011 2012 2013 2014 2015

BUS UUS BPRS


(22)

UUS yang diwajibkan oleh Bank Indonesia harus spin off pada tahun 2023.3 Pelambatan ini tentunya berdampak terhadap kemampuan akselerasi penghimpunan dana pihak ketiga perbankan syariah.

Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang masih tinggi, terjadi konsolidasi cabang di mana ada kantor yang ditutup juga menjadi faktor penyebab menurunnya jumlah perbankan syariah. Selain itu, penurunan laba menjadi faktor yang melatarbelakangi, yaitu biaya pencadangan yang naik dan pendapatan operasional yang tidak tumbuh signifikan.

Unit usaha syariah dituntut untuk meningkatkan kinerja usahanya. Salah satu cara untuk mengukur kinerja usaha perbankan syariah yaitu melalui tingkat efisiensi. Tingkat efisiensi dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perbankan syariah. Perbankan yang tidak efisien berarti kinerjanya masih kurang baik. Bank yang efisien dapat memberikan keyakinan kepada para investor bahwa dana yang diinvestasikan di bank tersebut akan memberikan hasil atau keuntungan. Sedangkan bagi para nasabah, perbankan yang efisien dapat memberikan keuntungan karena biaya transaksi di perbankan tersebut lebih murah dibandingkan perbankan yang lain (yang tidak efisien). Bagi pemerintah, bank yang efisien akan memberikan keuntungan berupa pajak perusahaan. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan

3 Ditegaskan dalam Pasal 40 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tentang


(23)

khususnya pemerintah, otoritas moneter serta manajemen bank harus memberikan perhatian terhadap masalah efisiensi perbankan tersebut.4

Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Kinerja perbankan adalah hasil yang dicapai suatu bank dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen.5

Tabel 1. 1

Hasil DEA Production Approach – Kredit dan Dana Tahun 2011-2014 Nama Bank 2011 2012 2013 2014 BCA Syariah 100% 100% 100% 100%

BRI Syariah 100% 100% 100% 100%

Bank Syariah Mandiri 100% 100% 100% 100%

Panin Syariah 100% 100% 100% 100%

BII 100% 100% 100% 100%

Danamon 80.20% 100% 88.90% 88.80%

CIMB NIAGA 100% 100% 100% 100%

Sumber : www.ojk.go.id 2015, diolah

Tabel di atas merupakan pengukuran tingkat efisiensi bank menggunakan pendekatan production approach. Pendekatan production approach digunakan untuk menilai kemampuan bank menyalurkan kredit dan menghimpun dana masyarakat. Dalam pendekatan ini peran bank dianalisis

4 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, Jawa Barat: Gramata

Publishing, 2014, hal. 64.

5 Sulistyoningsih Maisyaroh, 2006. “Analisis Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah

di Indonesia menggunakan X-Efisiensi”. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. hal. 3.


(24)

sebagai produsen jasa keuangan, berbagai bentuk kredit, dana dan jasa

lainnya dimasukkan sebagai output sedangkan inputnya adalah modal,

tenaga kerja, aktiva tetap, dan biaya operasional.6

Bank dikatakan efisien apabila seluruh indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi lebih dari sama dengan 100 persen.7 Dapat dilihat bahwa

pada tahun 2014, Bank Danamon mengalami inefisiensi dengan nilai 88,80 persen. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa Unit Usaha Syariah (UUS) yang telah diteliti masih mengalami inefisiensi, sedangkan pada Bank Umum (BUS) Syariah seluruhnya telah efisien dilihat dari Production Approach – Kredit dan Dana. Pertumbuhan UUS yang tergolong masih lambat dari BUS menjadi salah satu penyebab utama operasional UUS yang tidak efisien. Sehingga, perlu dilakukan penelitian apakah Unit Usaha Syariah yang lain juga mengalami inefisiensi.

Dalam beberapa kasus yang terekam, antara UUS dan bank induk adalah adanya fenomena dan problematika yang tidak dapat ditemukan dalam BUS. Beberapa fenomena dan problematika tersebut misalnya, secara umum skala bisnis usaha UUS dibandingkan dengan bank induk relatif masih terlalu kecil yang tentunya akan berdampak pada efek kausalitas terhadap rendahnya

6 J.M.V Mulyadi, 2015. “Penilaian Efisiensi Bank dengan Data Envelopment Analysis

pada 10 Bank Berperingkat Besar Di Indonesia”,Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal. 117.

7Diana Y. Arcarya dan Guruh S.R. 2008. “Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA).” Paper dalam buku Current Issue Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, Tim IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(25)

komitmen bank induk untuk terus mengembangkan UUS.8 Secara langsung ataupun tidak langsung, akan berpengaruh terhadap pencapaian profitabilitas dari bank tersebut.

Tabel 1. 2

Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah Tahun 2012-2015

Indikator

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 BUS UUS BUS UUS Aset (milliar) 145.467 195.018 242.276 204.961 67.383 213.423 82.839

DPK (milliar) 115.415 147.512 183.534 170 723 47.136 174.895 56.280

Pembiayaan (milliar) 102.655 147.505 184.122 147.944 51.386 153.968 59.028

FDR (%) 88,94 100 100,32 86,66 109,02 88,03 104,88

NPF (%) 2,52 2,22 2,62 4,95 2,55 4,84 3,03

BOPO (%) 78,41 74,97 78,21 96,97 80,19 97,01 83,41

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015, diolah

Perkembangan perbankan syariah mengalami peningkatan kinerja dari tahun 2011-2015 dilihat dari indikator aset, DPK, dan pembiayaan yang nilainya terus bertambah yang menunjukkan semakin baik kinerja perbankan syariah. Tetapi, dilihat dari Non Performing Financing (NPF) atau kredit bermasalah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang menunjukkan bahwa tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank semakin tinggi karena semakin tingginya rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan

8Iman Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan Abadi Publishing,


(26)

bank syariah yang semakin buruk meskipun angkanya masih di bawah 5 persen. Bank Indonesia (2008) menjelaskan bahwa kinerja bank tergolong relatif baik apabila perbankan memiliki tingkat NPF di bawah 5 persen. Serta dilihat dari rasio BOPO yang semakin tinggi, menunjukkan bank tersebut semakin tidak efisien.

Dalam kegiatan mobilisasi dan penanaman dana sangat ditentukan oleh mampu tidaknya bank mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan usaha bank. Pengelolaan bank dilaksanakan melalui langkah-langkah pencegahan atas terjadinya risiko kerugian yang sewaktu-waktu dapat timbul. Dengan kondisi seperti ini, maka penilaian efisiensi bank menjadi sangat penting, karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan sekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasional dalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam menghadapi kegiatan operasinya.

Efisiensi merupakan salah satu cara ukuran menilai kinerja keuangan suatu bank. Salah satu sasaran yang harus dicapai oleh perbankan syariah khususnya Unit Usaha Syariah yaitu peningkatan fungsi intermediasi, efisiensi, dan daya saing industri perbankan syariah di Indonesia. Peningkatan efisiensi merupakan salah satu fokus kegiatan penting dalam pengembangan dan pengaturan perbankan syariah nasional.


(27)

Efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input.9

Ukuran kinerja yang diharapkan adalah kemampuan menghasilkan output

yang maksimal dengan input yang ada. Salah satu indikator efisiensi dapat dilihat dengan memperhatikan besarnya rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF). Kinerja perbankan dapat dikatakan efisiensi apabila rasio BOPO dan NPF mengalami penurunan. Namun, penilaian efisiensi perbankan khususnya perbankan syariah peru dikaji ulang tidak hanya melihat dari rasio BOPO dan NPF, akan tetapi dengan menggabungkan variabel input dan output.10

Efisiensi dapat dilihat juga dengan memperhatikan pertumbuhan tingkat indikator kinerja bank seperti jumlah simpanan, pembiayaan, dan total aktiva. Semakin besar jumlah pembiayaan menunjukkan semakin baik dan produktif bank dalam kegiatan operasinya serta semakin optimal sebuah bank dalam mengelola dananya. Keuntungan dari pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat tersebutlah yang disebut pendapatan operasional. Pembiayaan dan pendapatan operasional merupakan variabel output dalam penelitian ini.

Dana pihak kedua dan ketiga merupakan sumber dana dalam kegiatan operasi suatu bank dan merupakan keberhasilan bank jika mampu membiayai

9 Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten

Perbankan Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Kasus Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002”, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol 1 No. 2 / Desember 2004: 95-110.

10 Rino Adi Nugroho, 2009, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”, Makalah Simposium Nasional Akuntasi.


(28)

operasinya dari sumber dana ini. Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk seluruh biaya operasional usaha suatu perusahaan. Dalam kegiatan operasionalnya, setiap bank memiliki aktiva untuk kegiatan operasi, pembiayaan ataupun untuk investasi. Tanpa aktiva, bank tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Dana pihak kedua dan pihak ketiga, biaya operasional serta total aktiva merupakan variabel input dalam penelitian ini.

Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi bank, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik.11 Dengan

menggunakan pendekatan parametrik maupun non-parametrik, tujuan dari penelitian mengenai efisiensi perbankan adalah untuk memperoleh suatu

frontier yang akurat. Prosedur parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel exogen

lainnya. Pendekatan non-parametrik tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang ekstrim dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisienan. Dengan demikian, pendekatan non-parametrik dapat digunakan untuk mengukur inefisiensi secara lebih umum.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan non-parametrik yaitu Data Envelopment Analysis (DEA), pendekatan non-parametrik dipilih karena tidak perlu menetapkan syarat-syarat tertentu, misalnya parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya dan

11 Harjun Muharam dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”. Jurnal Ekonomi Semarang. Universitas Diponegoro Semarang


(29)

penggunaannya lebih sederhana serta mudah digunakan karena tidak membutuhkan banyak spesifikasi bentuk fungsi sehingga kemungkinan kesalahan pembentukan fungsi akan lebih kecil. Pendekatan non-parametrik dengan teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dalam kondisi banyak input maupun

output. Hal ini disebabkan DEA menggunakan teknik seperti pemograman matematika yang dapat menangani banyak variabel maka teknik DEA menjadi pilihan yang tepat untuk mengukur efisiensi dengan beberapa input dan

output. Selain itu penelitian ini hanya mengukur dan menganalisis efisiensi teknik dan DEA ini menjadi alat manajemen paling populer untuk mengukur efisiensi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka peneliti tertarik mengambil judul “TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)(Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015).

Penelitian ini dianggap penting karena dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui dan menyampaikan tingkat efisiensi tiap Unit Usaha Syariah di Indonesia yang masih belum banyak diteliti oleh peneliti terdahulu dan peneliti dapat menemukan variabel apa saja yang masih harus dikoreksi dan ditingkatkan kinerjanya.


(30)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat efisiensi unit usaha syariah dilihat dari variabel input

dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)?

2. Bagaimana tingkat efisiensi unit usaha syariah dilihat dari variabel output

dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)?

3. Bagaimana tingkat efisiensi unit usaha syariah dilihat dari perbandingan variabel output dan variabel input dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis tingkat efisiensi kinerja keuangan unit usaha syariah dilihat dari variabel input dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

2. Menganalisis tingkat efisiensi kinerja keuangan unit usaha syariah dilihat dari variabel output dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).


(31)

3. Menganalisis tingkat efisiensi kinerja keuangan unit usaha syariah dilihat dari perbandingan variabel input dan variabel output dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam permasalahan efisiensi perbankan syariah dengan menggunakan metode DEA.

b. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu ekonomi Islam dan manajemen keuangan terkait pengukuran efisiensi dengan menggunakan metode DEA serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Praktisi

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi nasabah untuk melakukan transaksi di unit-unit usaha syariah di seluruh Indonesia. b. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi pertimbangan bagi seluruh perbankan syariah khususnya unit usaha syariah di Indonesia untuk meningkatkan efisiensi pada periode berikutnya sejalan dengan kebijakan yang berlaku.


(32)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disajikan untuk memberikan gambaran dari keseluruhan isi penelitian ini. Sistematika yang jelas dan terarah dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Penulisan dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima (5) bab, di antaranya sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, serta sistematika pembahasan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil penelitian maupun buku.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya; jenis penelitian, desain, lokasi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel serta analisis data yang digunakan.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dengan analisis data menggunakan pendekatan intermediasi model constant return to scale (CRS) serta pembahasannya.


(33)

BAB V: PENUTUP

Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang terkait mengenai pengukuran efisiensi perbankan syariah, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2015) meneliti tentang “Penilaian Efisiensi Bank dengan Data Envelopment Analysis pada 10 Bank Berperingkat Besar Di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 113 – 126. Berdasarkan hasil analisisnya menunjukkan bahwa 10 bank besar yang diteliti masih ditemukan inefisiensi. DEA menghasilkan rekomendasi pengembangan yang dapat dilakukan bank untuk mencapai efisiensi optimum. Berdasarkan rekomendasi tersebut diharapkan bank dapat memaksimumkan profit yang diinginkan melalui efisiensi.

Adapun perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada objek kajiannya yaitu peneliti menggunakan Unit Usaha Syariah (UUS) yang masih jarang diteliti oleh peneliti terdahulu. UUS menarik untuk diteliti karena skala bisnis usahanya dibandingkan dengan bank induk masih sangat kecil yang tentunya akan berdampak pada efek kausalitas terhadap rendahnya komitmen manajemen bank induk untuk terus mengembangkan UUS. Penelitian ini penting dibedakan karena pemilihan objek yang digunakan untuk penelitian akan menjadi salah satu tolok ukur bagi objek yang diteliti apakah bank tersebut efisien atau tidak serta tahun yang


(35)

digunakan lebih baru sehingga dapat melihat perkembangan tingkat efisiensi bank yang diteliti selama 5 tahun terakhir, terlebih lagi apabila objek penelitian belum pernah diteliti lebih dalam tentang efisiensi.

2. Penelitian yang dilakukan Himawan Arif Sutanto (2015) meneliti tentang “Analisis Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah”, Journal of

Economics and Policy. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa efisiensi Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia menunjukkan belum seluruhnya mencapai efisien dengan rata-rata tingkat efisiensi sebesar 93,2 persen. Sebanyak 12 Bank dari 26 BPD seluruh Indonesia telah mencapai efisiensi 100 persen. Sedangkan 14 BPD lainnya tidak efisien (<100 persen) dalam menjalankan operasionalnya. Bank Jateng merupakan BPD yang memiliki tingkat efisiensi terendah yaitu 78,6 persen. Beban suku bunga merupakan penyebab dari sebagian besar BPD tidak efisien.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu asumsi yang digunakan. Jika penelitian sebelumya menggunakan asumsi VRS, penelitian ini menggunakan asumsi CRS. Penelitian ini penting dibedakan karena pada asumsi CRS (constan return to scale) dalam pembagian Unit Kegiatan Ekonomi untuk mencapai batas efisiensinya tidak dipengaruhi variasi nilai input dan output sehingga dapat mengatasi masalah input yang bernilai nol atau negatif, perbedaan dengan model VRS (variabel return to scale) adalah adanya tambahan fungsi kendala yang penting untuk dibedakan dengan penelitian terdahulu.


(36)

3. Penelitian yang dilakukan Rafika Rahmawati (2015) yang meneliti tentang “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah Berbasis

Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”, Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.7 No. 4, April 2015. Berdasarkan

hasil penelitiannya diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil tingkat efisiensi biaya dengan metode SFA dan DEA. Pada penelitian ini SFA lebih sesuai untuk digunakan yaitu hasil regresi menunjukkan bahwa variabel Beban Personalia, Beban Bagi Hasil, Total Pembiayaan, dan Surat Berharga yang dimiliki berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi pada BMI. Pada BSM hanya Beban Bagi Hasil dan Surat Berharga yang Dimiliki yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi. Sedangkan pada BMS, Beban Personalia, Beban Bagi Hasil, dan Total Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi. Adapun pada BRIS, Beban Bagi Hasil, Total Pembiayaan, dan Surat Berharga yang Dimiliki berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi. Pada BSB, Beban Personalia, Beban Bagi Hasil, dan Total Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada metode yang digunakan. Penelitian kali ini menggunakan pengukuran dengan metode yang berbeda yaitu metode Data Envelopment Analysis (DEA), di mana DEA di desain khusus untuk menilai efisiensi unit yang memiliki multi input dan multi output yang biasanya sulit diatasi secara sempurna oleh metode SFA dalam pengukuran efisiensi kinerja keuangan. Penelitian ini


(37)

penting dibedakan karena peneliti menggunakan salah satu metode pendekatan frontier non-parametrik DEA yang sudah jelas digunakan untuk menangani banyak input dan output tanpa memperhatikan hubungan antar fungsi input dan output sehingga cocok digunakan dalam penelitian ini dan dapat mengkaji lebih dalam efisiensi dari objek penelitian.

4. Penelitian yang digunakan Imam Hartono dkk (2008) yang meneliti tentang “Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat di wilayah Jabodetabek dengan pendekatan Data Envelopment Analysis”, Jurnal

Manajemen dan Agribisnis, Vol. 5 No.2, Oktober 2008. Berdasarkan hasil

penelitiannya BPR masih diklasifikasikan sehat dengan perhitungan rasio BOPO karena nilai rasio BOPO masih di bawah 94 persen, namun hasil perhitungan non-parametrik DEA menunjukkan bahwa BPR di wilayah Jabodetabek selama periode tahun 2005-2007 relatif belum efisien yaitu lebih dari 80 persen BPR yang diamati tidak efisien.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada variabel yang diteliti. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dilihat dari variabel input (Dana Pihak Kedua, Ketiga, Aset dan Biaya Operasional) dibandingkan dengan variabel output (Pembiayaan dan Pendapatan Operasional) sehingga tingkat efisiensi dapat terlihat lebih jelas. Penelitian ini penting dibedakan karena apabila variabel pengukuran yang digunakan berbeda, maka akan semakin banyak hal yang dapat dilihat dari indikator DEA sehingga semakin banyak pula yang diketahui variabel mana saja yang


(38)

telah efisien dan variabel mana yang belum efisien dan perlu ditingkatkan lagi sehingga diperlulan kajian yang lebih dalam.

5. Penelitian yang dilakukan Muharam dan Pusvitasari (2007) meneliti tentang “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. II No.3, Desember 2007. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi dengan metode DEA diperoleh nilai efisiensi yang beragam pada Bank Syariah yang ada di Indonesia sepanjang tahun 2005, tercatat hanya 3 bank yang senantiasa dalam kondisi efisien 100 persen yaitu BTN Syariah, Niaga Syariah, dan Permata Syariah. Sembilan bank lainnya memiliki tingkat efisiensi yang berfluktuasi di sepanjang tahun 2005 dan Bank Syariah Mandiri menjadi bank yang senantiasa inefisien di tahun 2005.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada jenis penelitian yang digunakan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-statistik yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain seperti penelitian yang dilakukan oleh Muharam dan Pusvitasari yaitu jenis penelitian komparatif. Penelitian ini penting dibedakan dengan penelitian terdahulu, karena walaupun metode yang digunakan sama yaitu DEA, apabila jenis penelitian yang digunakan berbeda, hasil yang diperoleh pula akan sangat berbeda dan akan menambah variasi dari hasil


(39)

penelitian yang akan diteliti dan dapat terlihat jelas di mana letak perbedaannya.

B. Kerangka Teori 1. Bank Syariah

Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.1 Prinsip utama yang diikuti oleh bank Islami adalah:

a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi

b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah

c. Memberi zakat


(40)

2. Manajemen Perbankan Syariah

Bank mempunyai kegiatan utama, yaitu pengumpulan dana dan penyaluran kredit yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Manajemen sangat berpengaruh penting dalam pengumpulan dana dan penyaluran kredit untuk mendukung tercapainya tujuan.2

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.3

Manajemen perbankan adalah ilmu dan seni mengatur kegiatan pengumpulan dana, penyaluran kredit dan pelaksanaan lalu lintas pembayaran agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

Manajemen perbankan syariah berarti seni dan ilmu mengelola usaha jasa perbankan syariah. Dikatakan seni karena sering terjadi hal khusus dan unik berdasarkan karakteristik masing-masing lembaga. Di sisi lain, dikatakan ilmu karena dapat dipelajari, dapat ditiru, dan dapat didokumentasikan. Implementasi manajemen sangat diperlukan untuk kemajuan organisasi perbankan syariah.4

Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Kegiatan usaha yang

2 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, hal.

54.

3Ibid., hal. 54.

4 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,


(41)

berasaskan Prinsip Syariah antara lain adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:

a. riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah);

b. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang

tidak pasti dan bersifat untung-untungan;

c. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak

diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;

d. haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau e. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak

lainnya.

Demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan. Yang dimaksud dengan “prinsip kehati-hatian” adalah pedoman pengelolaan Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


(42)

3. Pola Manajemen Bank Syariah

Manajemen adalah suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap pekerja-pekerja yang berkenaan dengan unsur pokok dalam suatu proyek. Tujuannya adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat dicapai dengan cara yang efektif dan efisien.5

Terkait dengan manajemen sebagai suatu sistem, unsur-unsur manajemen menurut Zainul Arifin meliputi:6

a. Perencanaan

Sebuah proses perencanaan yang baik akan memudahkan pencapaian tujuan suatu manajemen. Semua dasar dan tujuan manajemen harus selalu terintegrasi, konsisten dan saling menunjang satu sama lain.

b. Perorganisasian

Perorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan yang dalam digerakkan dalam rangka mencapai tujuan.

c. Struktur Organisasi

Bank Umum Syariah dan BPR Syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) di samping Dewan Komesaris dan Direksi

5 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: YKPN, 2011, hal. 197.


(43)

yang ditempatkan dikantor pusat masing-masing bank. Dalam pelaksanaannya, DPS wajib mengikuti fatwa DSN yang merupakan otoritas tertinggi dalam mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa bank dengan ketentuan dan prinsip syariah.

d. Perencanaan Organisasi

Perencanaan organisasi merupakan suatu pengelompokan yang menunjukan tanggung jawab dan wewenang atas suatu tindakan untuk mencapai suatu hasil. Dalam struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang setiap orang di dalamnya berbeda-beda sesuai dengan tugasnya. Sehingga, struktur organisasi mencerminkan pandangan suatu manajemen dalam mengoperasikan bank dengan cara yang paling efektif.

e. Pengawasan

Pengawasan merupakan segala kegiatan penelitian, pengamatan dan pengukuran terhadap jalannya suatu operasional berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Melalui pengawasan, para manajer dapat memastikan tercapai atau tidaknya tujuan mereka. Pengawasan dapat membantu mengambil keputusan yang lebih baik.

Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi manajemen puncak (top management). Suatu penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta, kemudian melakukan tindakan koreksi penyimpanan, dan


(44)

perbandingan antara hasil (output) yang dicapai dengan memasukkan (input) yang digunakan.

4. Pengelolaan Dana Bank Syariah

Lembaga syariah didirikan sebagai lembaga perantara

(intermediary) yang berfungsi sebagai perantara antara pemilik dana dan

pemakai dana. Dengan demikian, bank adalah lembaga pengganti pemilik dana dan pemakai dana. Peran sebagai pemilik dana adalah kewajiban untuk membayar kepada pemilik dana jika pemakai dana tidak melunasi kewajibannya. Peran sebagai pemakai dana adalah apabila pemilik dana menarik dananya sebelum jatuh tempo atau sebelum waktu yang ditentukan. Oleh karena itu, bank harus selalu menjaga penarikan dana dari sumber dana yang dititipkannya dalam bentuk tabungan dan deposito. Sementara di sisi lain, bank harus menjaga penarikan permintaan dana seperti pembiayaan yang diberikan. Untuk menjaga kemungkinan tersebut, bank harus mempunyai aset yang likuid sebanyak kewajibannya. Aset likuid tergolong sebagai non-earning asset (aset yang tidak menghasilkan). Dengan demikian, apabila bank memiliki aset likuid yang besar maka aspek profitabilitas bank akan terganggu.7

Di sisi lain, profitabilitas yang tinggi dapat dicapai jika bank memiliki earning asset (aset yang dihasilkan) atas pendapatan yang tinggi, aset yang panjang, dan operasi bank yang ditopang dengan dana baru, namun tindakan seperti ini akan sangat berisiko jika dana yang terlanjur

7Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat, 2013, hal. 136.


(45)

digunakan tidak dapat ditarik kembali, sedangkan dana baru yang diharapkan tidak tersedia dan pasti akan mengganggu likuiditas dari bank tersebut.8 Pengendalian likuiditas bank dilakukan setiap hari, di mana berupa penjagaan semua alat-alat likuid yang dapat dikuasai oleh bank misalnya, uang tunai kas, tabungan, deposito dan giro pada antar aset bank yang dapat digunakan untuk memenuhi apabila nasabah atau masyarakat menarik dananya sewaktu-waktu.

Bank Syariah sebagai lembaga keuangan harus mempersiapkan strategi dalam penggunaan dana-dana yang dihimpun sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan. Alokasi ini mempunyai tujuan, yaitu:9

a. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah.

b. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.

Untuk mencapai kedua keinginan tersebut maka alokasi dana

(input dan output) bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat

diperlukan semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Serta harus selalu memperhatikan risiko-risiko yang akan timbul yang menyertai

8Ibid., hal.137.


(46)

keputusan manajemen tentang struktur aset dan liabilitasnya. Risiko-risiko yang berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank antara lain:10

a. Risiko Likuiditas

Risiko yang berhubungan dengan kewajiban bank dalam memenuhi kebutuhan nasabah menarik dananya atau bila menarik fasilitas kreditnya sewaktu-waktu. Bank tidak dapat dengan leluasa memaksimumkan pendapatan karena adanya kewajiban kebutuhan likuiditas. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan jumlah likuiditas yang tepat. Terlalu banyak likuiditas akan mengorbankan tingkat pendapatan dan terlalu sedikit akan berpotensi untuk meminjam dana dengan harga yang tidak dapat diketahui sebelumnya yang dapat berakibat meningkatnya biaya dan pada akhirnya menurunkan profitabilitas. Terlebih lagi bank syariah dilarang untuk melakukan peminjaman dana yang berbasis bunga yang tentu akan berdampak semakin sulitnya memperoleh dana.

b. Risiko Kredit

Risiko yang berhubungan dengan menurunnya pendapatan yang dapat akibat kerugian atas kredit atau kegagalan tagihan atas surat-surat berharga. Pengendalian risiko kredit adalah diversifikasi dari tipe-tipe kredit, diversifikasi dalam wilayah geografis, jenis-jenis industri yang dibiayai, kebijakan agunan dan yang terpenting adalah standar pengendalian kredit yang diterapkan. Kredit yang diberikan


(47)

dalam lingkungan yang sangat bersaing tingkat pendapatan kredit yang lebih tinggi maka umumnya melibatkan risiko yang lebih tinggi juga. c. Risiko Modal

Risiko modal berkaitan dengan kualitas aset. Bank yang menggunakan sebagian besar dananya untuk mendanai aset yang berisiko perlu memiliki modal penyangga yang besar untuk sandaran apabila kinerja aset tidak baik. Fungsi modal yaitu melindungi para penyimpan dana terhadap kerugian yang sewaktu-waktu terjadi pada bank. Tingkat modal juga penting dalam menjaga risiko likuiditas. 5. Kinerja Keuangan

Kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas selama periode waktu tertentu.11 Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.12

11 Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009, hal. 9.


(48)

Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi:13 a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).

b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

c. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.


(49)

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

6. Konsep Efisiensi

Efisiensi adalah salah satu cara perusahaan dalam mengelola sumber keuangan, material, proses, peralatan, tenaga kerja, maupun biaya secara efektif.14 Secara garis besar, inti setiap bisnis adalah melakukan usaha dengan menggunakan uang dengan tujuan menghasilkan keuntungan dalam bentuk uang.

Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Seorang ahli T.A.Ryan dalam bukunya “Work and Effort” memberikan rumus arti efisiensi yang berikut:15

= MasukanHasil

Pengukuran Kinerja (performance) merupakan salah satu strategi perusahaan atau organisasi dalam memberikan keputusan yang menyangkut pada pengembangan perusahaan yang akan mendatang. Pengembanganya telah banyak dilakukan dalam meningkatkan kualitas

14 Fransiscus Xaverius Sadikin, Tip dan Trik Meningkatkan Efisiensi, Produktivitas, dan

Profitabilitas, Yogyakarta: ANDI, 2005, hal. 153.


(50)

pelayanan bagi para konsumen. Efisiensi produksi tidak hanya dapat dilakukan dengan melakukan kontrol pada minimalisasi biaya-biaya input saja, namun juga dapat dilakukan dengan memerhatikan produktivitas output secara maksimal.16

Konsep efisiensi diawali dari konsep mikro, yaitu teori produsen dan konsumen. Teori produsen cenderung untuk memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Sedangkan teori konsumen cenderung untuk memaksimalkan utilitasnya atau tingkat kepuasannya. Pada teori produsen dikenal dengan adanya garis frontier produksi. Garis ini menggambarkan hubungan antara input dan output. Garis frontier ini menggambarkan tingkat output maksimum yang dicapai pada setiap level input.17

Sumber : Coelli, et. Al

Gambar 2. 1

Garis FrontierProduksidan Efisiensi Teknis

16 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2014, hal. 263.

17 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah Teori, kebijakan dan studi empiris di


(51)

Gambar di atas menunjukkan tingkat output maksimum yang dapat dicapai pada tingkat input tertentu. Dapat diilihat dari garis O ke F’ yang merupakan garis frontier produksi menghubungkan antara input dan output. Titik B dan C merupakan titik efisiensi dengan produktivitas (Y1/X0) dan (Y0/X1), di mana titik B merupakan hasil dari suatu input (X0) tertentu dalam menghasilkan tingkat output (Y1) yang maksimal. Titik C merupakan tingkat efisiensi di mana input (X1) yang sedikit dalam menghasilkan tingkat output (Y0) yang sama. Sedangkan titik A merupakan tingkat inefisiensi secara teknis pada suatu perusahaan atau organisasi. Perusahaan dapat meningkatkan output (A) ke tingkat output yang sama (B) tanpa membutuhkan input yang lebih besar. Dan dapat mengurangi input (A) ke tingkat input (C) tanpa menaikan atau mengurangi tingkat output.18

Dapat diketahui bahwa input pada perbankan syariah terdiri dari tiga pihak. Dana pihak pertama adalah berasal dari dana yang berasal dari para pemodal, pemegang saham. Dana pihak kedua adalah dana yang berasal dari pinjaman lembaga keuangan (bank dan bukan bank), pinjaman dari Bank Indonesia. Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari dana simpanan, tabungan dan deposito.19

Dana pihak pertama, kedua dan ketiga merupakan sumber dana dalam kegiatan operasi suatu bank dan merupakan keberhasilan bank jika

18 Coelli, T., Prasada Rao, D. & Battese, G. E., “An introduction to efficiency and

productivity analysis”, Massachusetts, USA: Kluwer Academic Publishers, 2005, hal. 4.

19 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,


(52)

mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk seluruh biaya operasional usaha suatu perusahaan. Dalam kaitannya dengan efisiensi, bank dituntut mampu mengoptimalkan dananya dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat (intermediasi) serta mampu membayar seluruh kewajiban bebannya dan mendapat keuntungan (pendapatan) yang paling maksimal. Dalam kegiatan operasionalnya, setiap bank memiliki aktiva untuk kegiatan operasi, pembiayaan ataupun untuk investasi. Tanpa aktiva, bank tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

Dalam neraca pada laporan keuangan triwulan unit usaha syariah, ekuitas atau modal tidak dicantumkan sehingga tidak dapat masuk sebagai variabel input dan dihitung dalam penelitian ini. Setelah input bank tersedia, selanjutnya bank syariah dapat menghasilkan output. Output tersebut berupa penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan, kredit dan jasa.

7. Dalil Al-Qur’an tentang Efisiensi

Islam telah mensyaratkan kepada manusia untuk berperilaku hemat dan efisien diberbagai hal dalam kehidupan manusia sehari-hari. Berikut ini dalil Al-Qur’an yang berkaitan dengan sikap hemat dan efisiensi. a. Al-A’raf (7) ayat 31

ﻻ َو اﻮُﺑَﺮْﺷاَو اﻮُﻠُﻛ َو ٍﺪ ِﺠْﺴَﻣ ِّﻞُﻛ َﺪْﻨِﻋ ْﻢُﻜَﺘَﻨﯾ ِز اوُﺬُﺧ َمَدآ ﻲِﻨَﺑ ﺎَﯾ

َﻦﯿِﻓ ِﺮْﺴُﻤْﻟا ﱡﺐ ِﺤُﯾ ﻻ ُﮫﱠﻧِإ اﻮُﻓ ِﺮْﺴُﺗ

)

٣١

(


(53)

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”20

b. Al-Isra’ (17) ayat 27

ِﮫِّﺑَﺮِﻟ ُنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا َنﺎَﻛَو ِﻦﯿِطﺎَﯿﱠﺸﻟا َناَﻮْﺧِإ اﻮُﻧﺎَﻛ َﻦﯾ ِرِّﺬَﺒُﻤْﻟا ﱠنِإ

اًرﻮُﻔَﻛ

)

٢٧

(

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan

dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”21

Dari dalil-dalil di atas dapat disimpulkan bahwa Allah telah menyeru kepada hamba-Nya untuk tidak berlebihan atau efisien. Berkaitan dengan penelitian ini, perbankan syariah sebaiknya dapat mengaplikasikan sikap efisien dalam menggunakan input yang dihimpun secara optimal untuk menghasilkan output yang maksimal. Efisiensi dalam perbankan merupakan salah satu tolok ukur dalam mengukur kinerja bank. Analisis perbandingan khususnya antar bank akan memperlihatkan sejauh mana keefektifan bank dalam penggunaan jumlah input sehingga mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi bank tidak efisien dalam operasionalnya, antara lain struktur organisasi bank yang biasanya masih

20 Al-Qur’an dan terjemahan Kementerian Agama Republik Indonesia Badan Litbang dan

Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 21Ibid.,


(54)

terlalu gemuk yang dalam artian jajaran organisasi dalam bank tersebut cukup melebar sehingga dalam pembiayaan operasionalnya juga terus membengkak, atau yang paling sering dilakukan tidak hanya oleh pejabat bank yaitu sering melakukan kegiatan di luar pekerjaan tetapi masih menggunakan fasilitas perusahaan (mobil atau motor) yang berdampak pada pemborosan dalam pembiayaan operasional. Pihak manajemen bank harus mengeluarkan kebijakan atau aturan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut jika tidak ingin mengalami pemborosan yang berlarut-larut.

Mengelola efisiensi kinerja bank bertujuan agar operasional bank dapat berjalan lebih optimal dalam melayani para nasabahnya. Dengan efisiensi yang dilakukan, sebuah bank dapat meminimalisir angka pengeluaran dan memaksimalkan angka pendapatan.

8. Pengukuran Efisiensi

Terdapat tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan yaitu:22

a. Pendekatan rasio

Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan input tertentu.

22 Harjun Muharam dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank

Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”. Jurnal Ekonomi Semarang. Universitas Diponegoro Semarang


(55)

Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak

input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga

banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas. b. Pendekatan regresi

Pendekatan yang menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:

y = f (X1, X2, X3, X 4, . . . Xn)

Di mana :

y = output, X = input

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu. UKE tersebut akan dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output, karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak

output dalam satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak


(56)

c. Pendekatan frontier

Terdapat 2 jenis pendekatan dalam pendekatan frontier yaitu parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari

Stochastic Frontier Approuch (SFA), Distribution Free Approach

(DFA) dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA). Pendekatan

forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana

kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan kinerjanya yang”terbaik” dari industri tersebut.

Pendekatan frontier lebih superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan secara lebih luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito, pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi


(57)

9. Data Envelopment Analysis (DEA)

Menurut Cooper, Lawrance dan Kaoru, Data Envelompment

Analysis (DEA) merupakan alat untuk mengukur efisiensi dalam kegiatan organisasi Decision Marking Unit (DMU) yang dilihat dari ukuran rasio input dan outputnya.23

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan sebuah metode non-parametrik yang menggunakan model program linier untuk menghitung perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan. Metode ini diketahui untuk pertama kali oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (CCR) melalui papernya yang dipublikasikan oleh

European Journal of Operation Research pada tahun 1978. Paper CCR

tersebut mengoperasionalkan dan mengembangkan gagasan Farrel (1957). Sejak tahun 1978, teori dan aplikasi DEA telah berkembang sangat pesat. Salah satu faktor pendorong dari perkembangan yang pesat tersebut bahwa DEA berhasil menciptakan kondisi saling mendukung yang dinamis antara teori dan aplikasi. Metode ini tidak memerlukan fungsi produksi dan hasil perhitungannya disebut nilai efisiensi relatif. Efisiensi relatif suatu UKE yaitu efisiensi suatu UKE dibandingkan dengan UKE yang lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama.

23 Cooper, William W., Lawrance M. Seiford dan Kaoru Tone., “DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS A Comprehensive Text with Models, Applications, References and DEA-Solver Software Second Edition”, Springer Science + Business Media, LLC, 2006, hal. 1.


(58)

Konsep awal dari Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) mengetengahkan sebuah model yang berorientasi pada input berdasarkan asumsi constant return to scale (CRS). Asumsi CRS menyatakan bahwa asumsi ini hanya sesuai untuk kondisi di mana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Padahal terdapat beberapa faktor yang bisa mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada skala optimal, misalnya kondisi persaingan tidak sempurna (imperfect competition) dan hambatan-hambatan keuangan. Jika asumsi CRS tetap digunakan untuk DMU yang tidak beroperasi pada skala optimal maka akan terjadi ketidakjelasan karena technical efficiency akan menyatu dengan scale

efficiency. Dengan adanya kelemahan pada asumsi CRS maka muncul

asumsi alternatif yaitu variable return to scale (VRS) yang dipublikasikan pertama kali oleh Banker, Charnes dan Cooper (BCC) pada tahun 1984.

Perbedaan utama antara CRS (model CCR) dan VRS (model BCC), yaitu model pertama yang menghasilkan evaluasi terhadap overall

efficiency, sedangkan model kedua dapat memisahkan technical efficiency

dengan scale efficiency. Penggunaan model CCR dianggap sudah memenuhi skala optimal, sedangkan penggunaan model BCC dimaksudkan untuk menutupi kelemahan model CCR dalam hal terdapat DMU yang diteliti tidak beroperasi pada skala optimal. Model CCR dalam pengukurannya mutlak variabel yang diteliti adalah angka, sedangkan pada model BCC dalam pengukurannnya terdapat variabel lain yang


(59)

mempengaruhi peningkatan atau pengukuran seperti kebijakan pemerintah, penambahan pajak dll.

Metode DEA merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank. Pengukuran tingkat efisiensi bank dapat diperoleh dengan menggunakan metode DEA. Metode ini juga dapat mengidentifikasi bank mana yang telah mencapai tingkat efisiensi yang paling tinggi sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi bank lain yang masih inefisien dillihat dari masing-masing variabel input dan output yang digunakan dalam pengukurannya. Metode DEA juga memberikan informasi potensi peningkatan penggunaan sumber daya yang dimilki bank yang kurang efisien.

a. Constant Return to Scale (CRS)

Model Constant Return to Scale (CRS) disebut juga model CCR karena dikembangkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978. Model ini mengasumsikan bahwa penambahan input dan output adalah sama. Artinya setiap penambahan input berjumlah “X” maka

output juga akan menambah berjumlah “X”. Asumsi lainya adalah

setiap perusahaan atau UPK (Unit Pembuat Keputusan) beroperasi pada skala optimal. UPK yang nilainya kurang dari 1 berarti inefisiensi, sedangkan nilai efisiensinya sama dengan 1 berarti UPK tersebut efisien.24

b. Variabel Return to Scale (VRS)

24 Amir Machmud dan H. Rukman, Bank Syariah: Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di

Indonesia, (Analisis Efisiensi BPD Unit Usaha Syariah di Indonesia), Jakarta: Erlangga, 2010, hal. 124.


(60)

Model ini dikembangkan oleh Banker, Charnes dan Cooper (BCC) pada tahun 1984. Model ini merupakan pengembangan dari model CCR/CRS. Model ini beranggapan bahwa perusahaan atau UPK belum beroperasi pada skala optimal. Asumsi model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidaklah sama. Artinya penembahan input sebesar “X” tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar “X” bisa jadi lebih besar atau lebih kecil.

Pada umumnya suatu UPK memiliki karakteristik yang mirip satu sama lain. Namun, biasanya setiap bank memiliki ukuran tingkat produksi yang bervariasi. Hal ini mengisyaratkan bahwa ukuran bank memiliki peran penting dalam menentukan efisiensi atau inefisiensinya. Model CCR mencerminkan nilai efisiensi teknis dan efisiensi skala sekaligus, sedangkan model BCC hanya mencerminkan efisiensi teknis. Sehingga efisiensi skala adalah rasio dari efisiensi pada model CCR dan model BCC.

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan yang akan dijabarkan oleh peneliti. Keunggulan dari penggunaan metode DEA diantara lain:25

a. DEA dapat menangani pengukuran efisien secara relatif bagi DMU sejenis dengan menggunakan banyak input dan output.

b. Metode ini tidak memerlukan hubungan bentuk fungsi antara variabel input dan output yang akan diukur efisiensinya.

25 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:


(61)

c. DEA membandingkan secara langsung terhadap DMU yang sejenis. d. Faktor input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang

berbeda tanpa perlu melakukan perubahan satuan dari kedua variabel tersebut.

Selain itu, DEA memiliki kelemahan dalam penggunaannya antara lain:

a. DEA merupakan sebuah extreme point technique, maka kesalahan pengukuran akan mengakibatkan masalah yang signifikan.

b. DEA hanya mengukur efesiensi relatif dari setiap DMU dan tidak mengukur efesiensi secara absolut. DEA hanya menampilkan perbandingan baik dan buruk suatu DMU yang sejenis.

c. Karena DEA merupakan teknik non-parametrik, maka uji hipotesis secara sistematik sangat sulit dilakukan.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.26


(62)

Perhitungan efisiensi Unit Usaha Syariah dengan analisis DEA ini menggunakan empat variabel input, yaitu Dana Pihak Kedua, Dana Pihak Ketiga, aset dan biaya operasional. Variabel outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional. DEA bertujuan untuk mengevaluasi kinerja suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1 (nilai efisiensi = 100%). Efisiensi relatif suatu UKE yaitu efisiensi suatu UKE dibandingkan dengan UKE yang lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. Sebaliknya, apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE yang bersangkutan dinyatakan tidak efisien secara relatif.27 Sehingga dapat diartikan bahwa bank tersebut mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya dan dikategorikan bank yang efisien. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. H = 100%, terjadi efisiensi. 2. H < 100%, terjadi inefisiensi.

27Diana Y. Arcarya dan Guruh S.R. 2008. “Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA).” Paper dalam buku Current Issue Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, Tim IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(63)

D. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

Variabel Input

1. DP2 2. DP3 3. Aset

4. Beban Operasional

Variabel Output

1. Pembiayaan 2. Pendapatan Operasional

Analisis Data Metode Data Envelopmet

Analysis (DEA)

HASIL


(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Jenis metode penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif karena menggunakan data penelitian yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) dan termasuk data rasio. Data rasio merupakan data yang diukur dengan suatu proporsi.1 Data yang diperoleh kemudian diolah dan dijelaskan maksud dari angka-angka yang didapatkan.

Berdasarkan waktu, data penelitian ini merupakan data panel yaitu data gabungan yang terdiri atas beberapa objek atau sub objek dalam beberapa periode waktu.

B. Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 unit usaha syariah yang terdaftar dalam Bank Indonesia tahun 2011-2015, antara lain: PT. Bank Internasional Indonesia, PT. Bank DKI Jakarta, PT. Bank CIMB NIAGA, PT. Bank Danamon Indonesia dan BPD Yogyakarta. Unit-unit usaha syariah yang dijadikan objek tersebut secara konsisten terdaftar sebagai perbankan syariah di Bank Indonesia dan menyajikan laporan keuangan triwulan maupun semesteran pada periode pengamatan 2011-2015.

1 Mudjarat Kuncoro, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2004, hal. 23.


(65)

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni laporan keuangan. Pemilihan data tersebut dengan pertimbangan ketersediaan data, yakni objek penelitian sebanyak 5 objek dalam kurun 5 tahun (2011-2015) dengan enam variabel secara triwulan, yang berarti jumlah data observasi sebanyak 100 data.

Adapun dalam penelitian ini bersumber dari laporan publikasi perbankan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah unit usaha syariah dalam golongan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Unit Usaha Syariah yang sudah terdaftar dalam Bank Indonesia tahun 2011-2015. Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tersebut yaitu:

1. Unit-unit usaha syariah yang telah mempublikasikan data laporan


(66)

2. Unit-unit usaha syariah yang secara konsisten tidak mengalami perubahan bentuk badan usaha pada periode 2011-2015.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari website Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Metode pengumpulan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode dokumentasi di mana data diperoleh dari data laporan keuangan yang dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan dan juga berbagai sumber lainnya. Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini :

1. Dana Pihak Kedua diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan triwulan

dari tahun 2011-2015 Unit Usaha yang bersangkutan selama periode pengamatan yang komponenannya adalah Kewajiban Kepada Bank Indonesia (FPJPS), Kewajiban Kepada Bank Lain, Surat Berharga yang diterbitkan, dan kewajiban lain-lain.

2. Dana Pihak Ketiga diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan triwulan dari tahun 2011-2015 Unit Usaha Syariah bersangkutan selama periode pengamatan yang komponennya adalah Dana Simpanan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah.

3. Aset yang diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan triwuan dari tahun 2011-2015 Unit Usaha Syariah bersangkutan selama periode pengamatan yang berupa total aktiva.


(67)

4. Beban operasional diperoleh dari laporan laba/rugi dalam laporan keuangan triwulan dari tahun 2011-2015 Unit Usaha Syariah bersangkutan selama periode pengamatan yang komponennya antara lain: Distribusi Bagi Hasil, Bonus Wadiah, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Beban Administrasi dan Umum, Beban Personalia dan Beban Lainnya.

5. Pembiayaan diperoleh dari neraca laporan keuangan triwulan dari tahun 2011-2015 Unit Usaha Syariah bersangkutan selama periode pengamatan yang berupa Pembiayaan berbasis piutang, Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah, serta Pembiayaan sewa.

6. Pendapatan operasional diperoleh dari laporan laba/rugi dalam laporan keuangan triwulan dari tahun 2011-2015 Unit Usaha Syariah bersangkutan selama periode pengamatan yang komponennya adalah margin murabahah, bagi hasil mudharabah, bonus dan pendapatan operasional lainnya.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) ini menggunakan variabel input dan output :

1. Variabel Input

a. Dana Pihak Kedua yaitu dana yang diperoleh dari pinjaman lembaga

keuangan lain baik bank atau non bank atau penempatan pada bank lain.


(68)

b. Dana Pihak Ketiga (DPK), yaitu dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau UUS berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. DPK terdiri dari Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah yang definisinya sebagai berikut:

1) Giro Wadiah adalah simpanan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki atau titipan pihak ketiga pada Bank Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2) Tabungan Mudharabah adalah simpanan dengan prinsip bagi hasil

yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.

3) Deposito Mudharabah adalah simpanan dengan prinsip bagi hasil di mana pemilik dana (shohibul maal) menitipkan dananya untuk di kelola oleh Bank (mudharib) dengan nisbah yang disepakati sejak awal kesepakatan.2

2 Gita Danupranata, “Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah”, (Jakarta: Salemba


(1)

14 138338.204 159843.224 304631.048 9654.088 15 135305.138 175655.251 326911.103 14265.997 16 141092.000 212219.000 366694.000 23385.000 17 147653.000 223482.000 375249.000 4766.000 18 9922.000 225109.000 387004.000 11683.000 19 9007.000 267001.000 427267.000 18923.000 20 10921.000 295606.000 498735.000 28332.000


(2)

Lampiran VI

Pengoperasian DEAP Versi 2.1

1. Instal DEAP Versi 2.1. buka folder instalan pada Partisi C.

2. Masukan data input dan output pada file EG1-dta. Urutannya adalah output dulu kemudian baru baris selanjutnya input kemudian Save.


(3)

3. Masukan Option Instuksi DEA pada file EG1-ins. Intruksi berupa : jumlah Unit yang diteliti, variabel output, variabel input, pengukuran efisiensi, dan model efisiensi kemudian Save.

4. Setelah data dan instruksi terisi, jalankan aplikasi DEAP. Lalu tulis EG1-ins.txt


(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

I. Data Pribadi

1. Nama : Arini Leviani Sri Wahyuni 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Klaten, 17 Mei 1995 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Status : Lajang 6. Warga Negara : Indonesia

7. Alamat : Magerjo 22/09, Nangsri, Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah

8. No. Telp/ Hp. : 085878950519

9. E-mail : arinileviani@gmail.com

10. Kode Pos : 57485

11. Nama Orang Tua

a. Bapak : Sukrisno

b. Ibu : Tumini

12. Pekerjaan Orang Tua

a. Bapak : Wiraswasta


(6)

II. Pendidikan Formal

1. SD N 2 Barukan, Manisrenggo, Klaten Tahun 2001-2007 2. SMP N 1 Manisrenggo, Klaten Tahun 2007-2010 3. SMA N 1 Jogonalan, Klaten Tahun 2010-2013 III. Lain-lain

Telah memiliki pengalaman pelatihan kerja pada salah satu BPRS di Kota Yogyakarta serta mempunyai pengalaman praktik kerja bank di salah satu Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Syariah Mandiri di Yogyakarta.

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya ………..,………


Dokumen yang terkait

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada bank Muamalat Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah Periode 2010-2012)

0 10 143

Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia Dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015

2 11 135

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 2 13

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 11

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 1 12

PENGUKURAN KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL YANG MEMILIKI UNIT USAHA SYARIAH DIINDONESIA BERDASARKAN PENDEKATAN EFISIENSI (Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis / DEA).

0 0 6

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA).

0 0 10