BPD Yogyakarta Tabel 4. 9 Tingkat Efisiensi Unit Usaha Syariah 1. PT. Bank Danamon Indonesia

masyarakat agar mendapat pendapatan yang maksimal dan membayar seluruh kewajiban atau beban yang harus dibayarkan. Tabel 4. 10 Hasil DEA – Perbandingan Efisiensi UUS BPD Yogyakarta Tahun Triwulan Tingkat Efisiensi Perbandingan Input dan Output 2011 1 100 2 100 3 100 4 100 2012 1 100 2 89.00 3 88.10 4 100 2013 1 80.90 2 84.40 3 79.00 4 90.40 2014 1 89.50 2 86.90 3 89.90 4 100 2015 1 100 2 100 3 100 4 100 Sumber: DEAP versi 2.1, diolah tahun 2016 UUS BPD Yogyakarta merupakan unit usaha syariah dengan aset yang paling kecil diantara unit usaha syariah lain yang diteliti yaitu sebesar kurang dari 500 milliyar dalam periode waktu 2011-2015. Secara keseluruhan CRS variabel output yaitu pembiayaan pada UUS BPD Yogyakarta telah efisien tetapi pendapatan yang dihasilkan masih belum optimal seperti yang terlihat pada tabel 4.9. Inefisiensi yang terjadi pada UUS BPD Yogyakarta disebabkan kelebihan dana yang tersimpan dalam bank menyebabkan beban yang semakin tinggi. Tidak meminimalisir beban merupakan sebuah bentuk pemborosan dan sebuah pemborosan merupakan hal yang dibenci oleh Allah. UUS BPD Yogyakarta dapat meningkatkan efisiensinya dengan pengoptimalan yang berorientasi pada input yaitu adanya pengoptimalan sejumlah variabel input untuk mencapai target efisiensi tanpa mengurangi variabel output serta dan meminimalisir beban operasional.

C. Hasil DEA Tingkat Efisiensi Perbandingan Input dan Output Tabel 4. 11

Hasil DEA - Perbandingan Input dan Output Nama Bank 2011 2012 2013 2014 2015 ∑ Danamon 100 88.90 93.53 90.45 100 94.58 BII 95.20 93.53 100 93.33 100 96.41 CIMB NIAGA 96.33 97.78 98.53 100 100 98.53 Bank DKI 89.88 99.50 100 97.95 91 95.67 BPD DIY 100 94.20 83.68 91.58 100 93.89 Sumber: DEAP versi 2.1, diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.11 diatas, menunjukan bahwa semua UUS Unit Usaha Syariah secara keseluruhan CRSoverall masih belum mencapai target efisiensi sebesar 100 persen, dan tingkat efisiensi tercapai Bank Danamon pada tahun 2011 dan 2015, Bank Internasional pada tahun 2013 dan 2015, Bank CIMB NIAGA pada tahun 2014 dan 2015, Bank DKI pada tahun 2013 dan BPD Yogyaka efisiensi paling baik selama periode pengamatan 2011 CIMB NIAGA menempati posisi pertama, kemudian Bank Internasional Indonesia dan disusul oleh Bank DKI, Bank Danamon dan yang terakh Yogyakarta. Dengan tingkat efisiensi paling rendah sebesar 83.68 persen pada tahun 2013 pada BPD Yogyakarta. Secara keseluruhan, pada tahun 2015 semua seluruh unit usaha syariah kecuali Bank DKI menunjukkan bahwa pengoptimalan dana yang tersimpan un output yang terus diupayakan secara besar target efisiensi sebesar 100 persen. Tetapi seluruh UUS mengalami trend yang flutuatif pada tingkat efisiensinya. Sumber: DEAP versi 2.1, di Tingkat Efisiesi Hasil DEA Unit Usaha Syariah di Indonesia 75 80 85 90 95 100 105 Danamon Bank CIMB NIAGA pada tahun 2014 dan 2015, Bank DKI pada tahun 2013 dan BPD Yogyakarta yaitu pada tahun 2011 dan 2015. Pencapaian tingkat efisiensi paling baik selama periode pengamatan 2011-2015 yaitu Bank CIMB NIAGA menempati posisi pertama, kemudian Bank Internasional Indonesia dan disusul oleh Bank DKI, Bank Danamon dan yang terakh Yogyakarta. Dengan tingkat efisiensi paling rendah sebesar 83.68 persen pada tahun 2013 pada BPD Yogyakarta. Secara keseluruhan, pada tahun 2015 semua seluruh unit usaha syariah kecuali Bank DKI menunjukkan bahwa pengoptimalan dana yang tersimpan untuk mencapai hasil pada titik maksimal yang terus diupayakan secara besar-besaran yang terbukti mencapai target efisiensi sebesar 100 persen. Tetapi seluruh UUS mengalami trend yang pada tingkat efisiensinya. Sumber: DEAP versi 2.1, diolah tahun 2016 Gambar 4. 12 Tingkat Efisiesi Hasil DEA Unit Usaha Syariah di Indonesia Danamon BII CIMB NIAGA Bank DKI BPD DIY Bank CIMB NIAGA pada tahun 2014 dan 2015, Bank DKI pada tahun 2013 rta yaitu pada tahun 2011 dan 2015. Pencapaian tingkat 2015 yaitu Bank CIMB NIAGA menempati posisi pertama, kemudian Bank Internasional Indonesia dan disusul oleh Bank DKI, Bank Danamon dan yang terakhir BPD Yogyakarta. Dengan tingkat efisiensi paling rendah sebesar 83.68 persen pada tahun 2013 pada BPD Yogyakarta. Secara keseluruhan, pada tahun 2015 semua seluruh unit usaha syariah kecuali Bank DKI menunjukkan bahwa tuk mencapai hasil pada titik maksimal besaran yang terbukti mencapai target efisiensi sebesar 100 persen. Tetapi seluruh UUS mengalami trend yang Tingkat Efisiesi Hasil DEA Unit Usaha Syariah di Indonesia BPD DIY 2011 2012 2013 2014 2015 Pada grafik 4.12 diatas terlihat bahwa tingkat efisiensi UUS Unit Usaha Syariah secara keseluruhan CRSoverall selama periode pengamatan yaitu 2011-2015 mengalami trend yang fluktuatif. Pada Bank Danamon, tahun 2011 dan 2012 mengalami tingkat peurunan efisiensi dari 100 persen menjadi 88.90 persen yang terjadi juga pada Bank Internasional Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebesar 100 persen menjadi 93.33 persen. Berbanding terbalik dengan kedua bank tersebut, Bank CIMB NIAGA terus menunjukkan kinerjanya yang semakin efisien yaitu pada tahun 2011-2015 sebesar 96.33 persen, 97.78 persen, 98.53 persen, 100 persen, 100 persen dengan rata-rata tingkat efisiensinya selama kurun waktu tersebut sebesar 98.53 persen. Pada Bank DKI dan BPD Yogyakarta mengalami kenaikan dan penurunan yang signifikan. Bank DKI pada tahun 2011-2013 mampu menunjukkan peningkatan kinerjanya hingga mencapai target efisiensi, tetapi pada tahun 2014 turun menjadi 97.75 persen dan menurun lagi pada tahun berikutnya menjadi 91 persen. Begitu juga yang terjadi pada BPD Yogyakarta yang telah mencapai target efisiesi pada tahun 2011 sebesar 100 persen tetapi menurun drastis selama kurun waktu 2012-2014 sebesar 94.20 persen, 83.68 persen dan 91.58 persen. Sumber: www.bi.go.id Perkembangan Jumlah Beban Operasional Unit Pada grafik 4.13 di atas menunjukkan bahwa beban operasional pada semua unit usaha syariah yang diteliti yang komponennya meliputi distribusi bagi hasil, penyisihan penghapusan aktiva produktif, bonus wadiah, beban administrasi dan peningkatan secara keseluruhan pada setiap unit usaha syariah yang ditelliti. Pada tahun 2011 yang memiliki tingkat beban operasional yang hampir sama besarnya secara terus semakin tinggi pada tahun 2013 yang merupakan salah satu penyebab sebagian unit usaha syariah tidak mencapai target efisiensi. Kemudian pada 2014 terjadi peningkatan titik tertentu pada seluruh unit usaha syariah dan terakhir pada tahun 20 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 2011 www.bi.go.id 2015 , diolah Gambar 4. 13 Perkembangan Jumlah Beban Operasional Unit Usaha Syariah 2011 2015 Pada grafik 4.13 di atas menunjukkan bahwa beban operasional pada semua unit usaha syariah yang diteliti yang komponennya meliputi distribusi bagi hasil, penyisihan penghapusan aktiva produktif, bonus wadiah, beban administrasi dan umum, beban personalia serta beban lainnya mengalami peningkatan secara keseluruhan pada setiap unit usaha syariah yang ditelliti. Pada tahun 2011 yang memiliki tingkat beban operasional yang hampir sama besarnya secara terus-menerus mengalami kenaikan pada tahun 2012 dan semakin tinggi pada tahun 2013 yang merupakan salah satu penyebab sebagian unit usaha syariah tidak mencapai target efisiensi. Kemudian pada 2014 terjadi peningkatan titik tertentu pada seluruh unit usaha syariah dan terakhir pada tahun 2015 beban yang harus dibayarkan mencapai titik dimana 2011 2012 2013 2014 2015 Usaha Syariah 2011- Pada grafik 4.13 di atas menunjukkan bahwa beban operasional pada semua unit usaha syariah yang diteliti yang komponennya meliputi distribusi bagi hasil, penyisihan penghapusan aktiva produktif, bonus wadiah, beban umum, beban personalia serta beban lainnya mengalami peningkatan secara keseluruhan pada setiap unit usaha syariah yang ditelliti. Pada tahun 2011 yang memiliki tingkat beban operasional yang hampir sama a tahun 2012 dan semakin tinggi pada tahun 2013 yang merupakan salah satu penyebab sebagian unit usaha syariah tidak mencapai target efisiensi. Kemudian pada 2014 terjadi peningkatan titik tertentu pada seluruh unit usaha syariah dan 15 beban yang harus dibayarkan mencapai titik dimana Danamon BII NIAGA DKI DIY

Dokumen yang terkait

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada bank Muamalat Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah Periode 2010-2012)

0 10 143

Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia Dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015

2 11 135

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) USULAN PERBAIKAN EFISIENSI PADA USAHA BAKERY DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA).

0 2 13

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 11

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 1 12

PENGUKURAN KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL YANG MEMILIKI UNIT USAHA SYARIAH DIINDONESIA BERDASARKAN PENDEKATAN EFISIENSI (Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis / DEA).

0 0 6

EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syariah DI JAWA).

0 0 10