ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN BI RATE TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2013-2015 (Studi Kasus Pada Bank BPD Syariah di Daerah DIY dan Bank Muamalat)

(1)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN BI RATE TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2013-2015

(Studi Kasus Pada Bank BPD Syariah di Daerah DIY dan Bank Muamalat) AN ANALYSIS ON THE EFFECT OF INFLATION, EXCHANGE RATE, AND BI

RATE ON MUDHARABAH SAVINGS IN ISLAMIC BANKINGS IN 2013 -2015 (A case study in BPD Syariah Banks in DIY region and Muamalat Banks)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Keuangan Perbankan Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh

MUHAMMAD NOOR IMANSYAH 20120430238

JURUSAN EKONOMI KEUANGAN PERBANKAN ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib seseorang atau nasib suatu kaum itu sebelum seseorang atau kaum itu bertindak

atau berusaha merubah nasibnya sendiri”. (QS. Ar-Ra’du: 11)

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali terlihat mustahil;

kita baru yakin kalau kita kelak berhasil melakukannya dengan baik”. (Evelyn Underhill)

“Orang-orang hebat dibidang apapun

bukan baru bekerja karna mereka terinspirasi,

namun merekan menjadi terinspirasi karna mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”. (Ernest Newman)

“Satu-satunya warisan yang tak bisa habis yaitu ilmu yang bermanfaat” (Ayahanda H. Muchsin Puluhulawa)

“Segala Permasalahan bisa dipecahkan, selalu ada solusi yang tepat, dan selalu yakin bahwa selalu ada pertolongan dari-Nya”.


(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Kupersembahkan untuk...

Abah dan Mama yang ganteng dan cantik udah mengizinkan dan masih memberi kesempatan anaknya sekolah jauh-jauh. Meskipun belum bisa jadi yang diinginkan, insyaAlah hutunayo cepat sadar akan Islam.. sehat selalu amin..

Amaiku Hartati Buato yang tersayang yang selalu cerewet dan tak jera mengingatkan agar anaknya cepat dewasa, dan juga selalu berdoa agar anaknya ini selalu ingat

Penciptanya,diberi kesehatan dan keselamatan dunia akhirat. Terimakasih mamih

Abahku Muchsin Puluhulawa yang tak henti hentinya memberi semangat, dan tak henti hentinya memberi dedikasi ilmu dunia dan akhirat, dan juga telah berusaha agar anaknya bisa mencapai keinginannya kelak. Terimakasih papih

Adekku satu satunya, meskipun tidak berkontribusi tapi abangnya masih sayang anak termanja satu ini.

Seluruh keluarga besar di Kalimantan terutama keluarga di kasongan, sangat luar biasa, terimakasih dukungannya...

Almamaterku tercinta...

Skripsiku ini kupersembahkan untuk diriku sendiri, akhirnya semua bisa terselesaikan meskipun harus penuh perjuangan dan keletihan...


(7)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang dan segala puji syukur bagi Allah SWT. Sholawat serta salam ditujukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta telah memberikan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan Judul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Bi Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariahtahun 2013-2015 Studi Kasus Pada Bank Bpd Syariah Dan Bank Muamalat Di Daerah Diy.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Bambang Cipto, M.A, Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Imamuddin Yuliadi, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Ayif Fathurrahman S.E, S.EI, M.SI, selaku dosen pembimbing yang sangat membantu saya agar tugas akhir ini dapat terselesaikan, terimakasih.

5. Seluruh dosen Ilmu Ekonomi atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat bermanfaat untuk penulis.


(8)

6. Ayahanda Muchsin dan Ibunda Hartati serta Adikku yang senantiasa memberikan dorongan , kasih sayang dan perhatian serta doa kepada penulis.

7. Intan Permata Sari, yang telah membantu dan memberi dorongan positif dalam pengerjaan skripsi ini. terima kasih, semoga kita sukses kelak.

8. Teman teman kost turonggo 8, yang memberi dukungan luar biasa terimakasih semuanya.

9. Sohib Taufik Rahmansyah S.E yang udah mau berkorban membantu saya belajar dan berjuang bersama till die, doakan temenmu ini sukses

10. Sohib Ardian Bayu Bachtiar yang belum S.E kamu emang luar biasa hib, semoga kita sukses dalam jalan yang di Ridhoi bukan yang dilaknat.

11. Ida Sholekah S.E yang telah membantu dan saling bertukar informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman KKN unit 80, yang tak hentinya memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

13. Keluarga besar Kedai 24 Jam yang telah menjadi tempat sasaran makan dan nongkrong dalam pengerjaan skripsi ini.

14.Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 Ilmu Ekonomi reguler UMY yang telah membantu dan saling berbagi informasi dalam penyelesaian skripsi.

15.Semua pihak yang telah memberikan bantuan, kemudahan serta dukungan dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu, kritik, saran serta pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman Skripsi dengan tema ini.


(9)

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan dapat dijadikan masukan bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Agustus 2016


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... Error! Bookmark not defined. PERSETUJUAN DOSEN PEMBIBIMBING ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... 2 PERSEMBAHAN ... 6 INTISARI ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... 7 DAFTAR ISI ... 10 DAFTAR TABEL ... 12 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. 1. Inflasi ...Error! Bookmark not defined.

2. Nilai Tukar (Kurs) ...Error! Bookmark not defined.

3. BI Rate ...Error! Bookmark not defined.

4. Mudharabah ...Error! Bookmark not defined.

5. Deposito Mudharabah ...Error! Bookmark not defined.

6. Penelitian Terdahulu ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 7. Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.


(11)

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Ruang Lingkup Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. C. Alat Analisis ... Error! Bookmark not defined. D. Jenis dan Sumber Data... Error! Bookmark not defined. E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Pengujian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIANError! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ...Error! Bookmark not defined.

2. Perkembangan Tabungan Mudharabah ...Error! Bookmark not defined.

3. Perkembangan Inflasi ...Error! Bookmark not defined.

4. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS)...Error! Bookmark not defined.

5. Perkembangan BI Rate ...Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Analisis dan Hasil Regresi ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Statistik ... Error! Bookmark not defined. BAB VI ... Error! Bookmark not defined. Simpulan, Saran Dan Keterbatasan Penelitian... Error! Bookmark not defined. A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. C. Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2. Kriteria Pengujian Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. Hasil Uji Correlation Matrix pada Bank BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 4.Hasil Uji Correlation Matrix pada Bank Muamalat IndonesiaError! Bookmark not defined.

Tabel 5. Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test pada Bank BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 6. Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test pada Bank Muamalat IndonesiaError! Bookmark not defined.

Tabel 7. Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Pada Bank BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 8.Hasil Uji Lagrange Multiplier Test BPD Syariah DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 9.Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Bank Muamalat IndonesiaError! Bookmark not defined.

Tabel 10. Hasil Regresi pembiayaan Mudharabah Error! Bookmark not defined.

Tabel 11. Hasil Regresi pembiayaan Mudharabah pada Bank MuamalatError! Bookmark not defined.


(13)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, nilai tukar, dan BI Rate

terhadap tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat dan Bank BPD Syariah DIY. Data yang digunakan adalah data time series periode Januari 2013- Desember 2015, yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dari Laporan Statistik Perbankan Syariah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Regresi Linier Berganda yaitu Ordinary Least Square (OLS).

Berdasarkan Uji Parsial, maka diperoleh hasilnya sebagai berikut, Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY dan bank Muamalat. Nilai tukar berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY. Sebaliknya, Nilai Tukar berpengaruh postif terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat. BI Rate

berpengaruh positif dansignifikan terhadap terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY dan Bank Muamalat.

Berdasarkan pengujian secara bersama-sama variabel independen (inflasi, nilai tukar (kurs), dan BI Rate) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah) pada Bank BPD Syariah DIY. Sebaliknya, Variabel independen (inflasi,nilai tukar (kurs), dan BI Rate) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah) pada Bank Muamalat.


(14)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of inflation, exchange rate and BI rate in Mudharabah savings in Muamalat Banks and BPD Syariah DIY banks. The data used in this study were time series data of January 2013 – December 2015 periods, which were published by Bank Indonesia based on Islamic banking statistics report. The analysis method used in this study was Multiple Linear Regression method that was Ordinary Least Square (OLS).

Based on the partial Test, then the results obtained as follows, the inflation effect is negative and not significant on the Mudharabah Savings significantly to Bank BPD Sayriah DIY and bank Muamalat the Sharia. The exchange rate effect is negative and insignificant against the Savings Bank on Shariah Mudharabah BPD DIY. On the contrary, the exchange rate effect on Mudharabah Savings tallying Muamalat Bank. The BI Rate is positive and significant effect against the Savings Bank's Shariah Mudharabah on DIY and BPD Muamalat Bank.

Based on independent variables are jointly testing (inflation, exchange rates, and the BI Rate) together do not affect the dependent variable significantly to (Mudharabah Savings) in Shariah-compliant Bank BPD DIY. In contrast, the independent variable (inflation, exchange rates (exchange rate), and the BI Rate) together had a significant influence towards the dependent variable (Mudharabah Savings) in Muamalat Bank.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bank Syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. Bank Syariah berbeda dengan bank konvensional pada umumnya. Perbedaan utamanya yaitu terletak pada landasan operasi yang digunakan. Bank konvensional beroperasi berlandaskan bunga, sedangkan bank syariah beroperasi berlandaskan sistem bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa bunga mengandung unsur riba’ yang dilarang oleh agama Islam.

Untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat, sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa lembaga keuangan nonbank yang kegiatannya menerapkan sistem syariah. Perkembangan lembaga keuangan syariah selanjutnya di Indonesia hingga tahun 1998 masih belum pesat, karena baru ada satu Bank Syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan landasan hukum lebih kuat untuk perbankan syariah (Giannini, 2013). Melalui UU No. 23 tahun 1999, pemerintah memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Kemudian Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 menerangkan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.


(16)

Bank Indonesia menyatakan dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.

Pada saat sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan bank syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berdasarkan data statistik perbankan syariah pada Januari 2015 diantaranya ada 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 164 BPRS, dengan jumlah layanan kantor sebanyak 2.944 (Bank Indonesia, 2014). Hal tersebut membuktikan adanya pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang menjadi salah satu keberhasilan penerapan syariah Islam dalam bermuamalah.

Peran perbankan syariah sebagai lembaga keuangan memiliki fungsi yang sama dengan perbankan konvensional yaitu fungsi intermediasi keuangan. Bank Syariah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana. Karim (2004) Produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dibagi menjadi tiga besar, yaitu produk penyaluran dana (financing), penghimpunan dana (funding) dan produk jasa (service). Ada beberapa macam skema pembiayaan (penyaluran dana) yang disalurkan oleh perbankan syariah, seperti skema jual beli, sewa, dan bagi hasil. Pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah dengan skema jual beli antara lain adalah murabahah,

salam, dan istishna. Sedangkan untuk skema bagi hasil antara lain adalah Mudharabah,


(17)

Pembiayaan Mudharabah penting dilakukan dalam bank syariah karena keunggulan perbankan syariah justru terletak pada produk Mudharabah yang dikenal sebagai quasi equity financing yang dapat memberikan dampak kestabilan bagi ekonomi. Selain itu dalam pembiayaan Mudharabah terdapat beberapa manfaat diantaranya bank akan menikmati keuntungan bagi hasil pada saat keuntungan nasabah meningkat, bank juga tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/ hasil usaha bank sehingga tidak akan pernah mengalami negative spread, Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan, Antonio (2001).

Komposisi Tabungan Mudharabah tidak terlepas dengan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia secara makro. Menghadapi persaingan yang mengglobal terutama dengan bank konvensional yang menawarkan imbalan berupa bunga, maka bank syariah perlu memperhatikan manajemennya agar bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu yang perlu diperhatikan oleh bank syariah untuk bisa berjaya (survive) adalah kondisi tingkat bagi hasil. Namun, persaingan merebutkan dana pihak ketiga tampaknya cukup mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah. Bank syariah sulit mengimbangi daya saing perbankan konvensional berskala besar yang memiliki struktur pendanaan yang lebih fleksibel untuk secara lebih agresif menaikkan suku bunga dalam menarik dana dari masyarakat termasuk dalam kondisi tren BI Rate yang meningkat. (Otoritas Jasa Keuangan, 2013:6).

Walaupun demikian, dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum baik langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah. Dengan naiknya tingkat suku bunga maka akan diikuti oleh naiknya suku bunga simpanan dan


(18)

suku bunga pinjaman pada bank konvensional. Sehingga orang akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank konvensional daripada di bank syariah karena bunga simpanan di bank konvensional naik yang pada akhirnya tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh nasabah penyimpan dana akan mengalami peningkatan. Kenaikan bunga inilah yang menjadi dilema dunia perbankan syariah saat ini, karena dikhawatirkan akan ada perpindahan dana dari bank syariah ke bank konvensional. (Otoritas Jasa Keuangan, 2013:7).

Pada tataran mikro, nilai uang terhadap barang memiliki peran penting terhadap jumlah tabungan masyarakat di bank, tingginya inflasi akan menurunkan nilai kekayaan dalam bentuk uang. Akibat dari inflasi maka masyarakat akan cenderung enggan untuk menyimpan uang tunai dalam jumlah banyak. Inflasi juga mengakibatkan melemahnya semangat menabung dari masyarakat dan masyarakat beralih kepada investasi pada hal-hal yang non produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) dengan mengorbankan investasi kearah produktif (Adiwarman, 2010: 139). Dengan terjadinya inflasi pemerintah akan berupaya untuk menekan laju inflasi ini dengan melakukan kebijakan moneter politik diskonto, dimana bank sentral akan menaikkan suku bunga. Sehingga hal ini akan berdampak pada simpanan masyarakat. Keberhasilan lembaga perbankan dalam penghimpunan dana dari masyarakat luas juga sangat bergantung pada kemampuan lembaga perbankan dalam menjangkau lokasi nasabah dan memberikan pelayanan kepada nasabah yang tercermin dari jumlah kantor bank yang ada.

Faktor lain yang mempengaruhi jumlah tabungan mudharabah adalah nilai kurs rupiah terhadap dollar AS. Secara umum, apabila suatu barang ditukar dengan barang lain tentu didalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antarakeduanya. Nilai tukar itu sebenarnya merupakan semacam harga di dalam pertkaran tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai atau harga anatar kedua mata


(19)

uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs (exchange rate) (Nopirin, 1992).

Dengan adanya perbankan syariah yang sudah nasional dan perbankan syariah yang ada di tiap daerah akan mempermudah pelayanan kepada nasabah. namun tidak semua perbankan syariah di daerah memiliki potensi yang baik dan mampu mengimbangi perbankan syariah yang sudah nasional seperti bank Muamalat Indonesia. Menurut berberapa penlitian sebelumnya, hal ini terjadi di karenakan perbankan syariah daerah seperti Bank BPD Syariah di tiap daerah belum cukup lama diadakan. Dengan begitu masyarakat atau nasabah pun masih belum begitu mengenal perbankan syariah di tiap daerah itu sendiri, dan juga diduga kegiatan perbankan Syariah di dareah dipengaruhi oleh gejolak makro ekonomi seperti inflasi, BI Rate, dan Kurs. Salah satunya yaitu bank BPD Syariah Yogyakarta, dengan melihat produk-produk pembiayaan syariahnya seperti pembiayaan mudharabah yang masih relatif kurang produktif dibandingkan dengan pembiayaan konvensional dari BPD Yogyakarta itu sendiri. , maka dilakukan penelitian kali ini untuk mengetahui apakah kegitan perbankan syariah dipengaruhi oleh gejolak ekonomi seperti inflasi, BI Rate, dan Kurs itu sendiri.

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan faktor internal (bagi hasil dan tingkat jaringan kantor) maupun faktor eksternal atau faktor makro ekonomi dari keadaan perekonomian di Indonesia seperti inflasi, nilai tukar rupiah dan BI Rate dalam mempengaruhi pertumbuhan atau naik turunya jumlah tabungan Mudharabah pada perbankan syariah.

Berdasarkan deskripsi diatas, penyusun tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Inflasi Nilai Tukar, Dan Bi Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Tahun 2013-2015”(Studi Kasus Pada Bank BPD Syariah di Daerah DIY dan Bank Muamalat Indonesia).


(20)

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan diharapkan masalah yang dikaji lebih fokus, dan diperlukan adanya batasan masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya akan membahas pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Kurs Rupiah terhadap tabungan Mudharabah pada bank Muamalat sebagai bank syariah nasional dan bank BPD Syariah DIY sebagai bank syariah daerah.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang maslaah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, dan BI Rate terhadap tabungan

Mudharabah pada bank Muamalat?

2. Apakah pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, dan BI Rate terhadap tabungan

Mudharabah pada bank BPD Syariah di kota Yogyakarta?

3. Manakah yang lebih dipengaruhi variabel inflasi, nilai tukar, dan BI Rate terhadap tabungan Mudharabah ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan BI Rate


(21)

2. Untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan BI Rate

terhadap tabungan Mudharabah di bank BPD Syariah di kota Yogyakarta

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih dipengaruhi oleh variabel inflasi, nilai tukar, dan

BI Rate pada bank Muamalat di kota Yogyakarta atau bank BPD Syariah di Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pengaruhnya makro ekonomi, baik inflasi, nilai tukar, maupun BI Rate terhadap tabungan Mudharabah

pada bank Muamalat dan bank BPD Syariah di kota Yogyakarta. 2. Manfaat praktek

a. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pengaruhnya inflasi, nilai tukar, maupun BI Rate terhadap tabungan Mudharabah pada bank Muamalat dan bank BPD Syariah di kota Yogyakarta.

b. Manfaat bagi masyarakat

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pengaruhnya inflasi, nilai tukar, maupun BI Rate terhadap tabungan Mudharabah pada bank Muamalat dan bank BPD Syariah di kota Yogyakarta.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu.

Definisi lain Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 1987:161).

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Dan kebalikan dari inflasi yaitu deflasi.

Hal ini tidak berarti bahwa harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikkan tersebut tidaklah bersamaan. Yang terpenting adalah terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikkan yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang cukup besar bukanlah merupakan inflasi.


(23)

a. Macam-Macam Inflasi

1. Berdasarkan Ukuran Inflasi

Macam-macam inflasi berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut (Sukirno, 2004:337) :

a. Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada dibawah 10 % dalam setahun. b. Inflasi sedang adalah tingkat inflasi yang berada diantara 10-30 % dalam

setahun.

c. Inflasi berat adalah tingkat inflasi yang berkisar antara 30-100% dalam setahun.

d. Inflasi tinggi (Hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang berkisar lebih dari 100 % dalam setahun.

2. Berdasarkan Sumber atau Penyebab Inflasi

Berdasarkan kepada sumber penyebabnya, umumnya inflasi dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (Sukirno, 2004:333) :

a) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-pull Inflation)

Inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak seimbang di antara permintaan dan penawaran barang dalam perekonomian. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.Pengeluaran yang berlebihan ini yang akan menimbulkan inflasi.


(24)

Inflasi seperti ini biasanya berlaku ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh.Inflasi ini terjadi bila biaya produksi mengalami kenaikan secara terus menerus. Kenaikan biaya produksi dapat berawal dari kenaikan harga input seperti kenaikan upah minimum, kenaikan harga BBM, kenaikan harga bahan baku dan kenaikan input yang lainnya.

c) Inflasi Diimpor

Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan. Contohnya, kenaikan harga minyak.

b.Hubungan Inflasi Terhadap Tabungan Mudharabah

Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus menerus. Apabila terjadi inflasi maka terjadi ketidakpastian kondisi makro ekonomi suatu negara, adanya ketidakpastian kondisi perekonomian suatu negara akan mengakibatkan masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Tingginya harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan meningkat sesuai dengan besarnya inflasi membuat masyarakat tidak mempunyai kelebihan dana untuk disimpan atau diinvestasikan.

2. Nilai Tukar (Kurs)

a. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Exchange Rate (nilai tukar) atau yang lebih populer dikenal dengan nama kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency), atau mata uang


(25)

domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang kemata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun aturan uang jangka pendek antar negara yang melewati batas geografis ataupun batas-batas hukum (Adiwarman A. Karim, 2006:157).

Menurut Richard Lipsey (1995:25) nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana dua mata uang yang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing adalah pasar dimana mata uang asing diperdagangkan pada tingkat harga yang dinyatakan dalam nilai tukar. Berbeda dengan Sukirno (2000:358) nilai valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing. Sedangkan kurs antara dua negara menurut Mankiw (2006:128) adalah tingkat harga.

b. Hubungan Kurs terhadap Tabungan Mudharabah

Kurs merupakan faktor eksternal (luar) yang juga mempengaruhi jumlah dana pihak ketiga. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, mencerminkan kondisi perekonomian yang tidak menentu sehingga meningkatkan risiko berusaha yang akan direspon oleh dunia usaha dengan menitipkan uangnya pada bank syariah. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diduga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dana pihak ketiga bank syariah termasuk didalamnya tabungan

Mudharabah. Dana pihak ketiga perbankan syariah sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Dan kecenderungan meningkatnya dana pihak ketiga sejalan dengan kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Sebaliknya ketika


(26)

menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, mencerminkan stabilitas perekonomian yang semakin menurun akan risiko dalam menjalankan usahanya, sehingga para investor yang sebelumnya menanamkan modalnya ke pasar uang beralih ke dunia perbankan. Dengan menyimpan sebagian modalnya di produk penghimpunan dana khususnya dalam hal ini tabungan Mudharabah. (Muhamad Ihsan Hadzami, 2011).

3. BI Rate

a. Pengertian BI Rate

Menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id//03-06-2016). BI Rate

merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan suku bunga lainnya dalam jangka panjang (Aulia Pohan, 2008:225).

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di


(27)

pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. (www.bi.go.id//

04-06-2016).

b. Hubungan BI Rate Terhadap Tabungan Mudharabah

Tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan utama seseorang dalam memutuskan untuk menabung. Tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga.

Tingginya minat masyarakat untuk menabung biasanya dipengaruhi oleh tingkat bunga yang tinggi. Hubungan yang positif antara tingkat bunga dengan tingkat tabungan ini menunjukkan bahwa pada umumnya para penabung bermotif pada keuntungan atau “profitmotive” (Khairunisa, 2001:7 dalam Dian Ariestya, 2011: 38).

4. Mudharabah

a. Pengertian Mudharabah

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing.

Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu

perusahaan”. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan (Antonio, 2001:18).

Dilain sisi prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-Mudharabah. Bank Islam akan berperan sebagai mitra baik dengan penabung maupun pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung bank


(28)

akan bertindak sebagai mudharib sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal, antara keduanya diadakan akad Mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. (Antonio, 2001:137). Nisbah ialah pembagian keuntungan yang ditetapkan pada awal terbentuknya akad yang terbentuk dalam persentasi yang disepakati oleh kedua belah pihak yakni pihak bank dan pihak nasabah. Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil (Muhammad, 2004:123).

Dari berbagai penjelasan diatas maka bagi hasil bisa dikatakan sebagai suatu sistem yang digunakan perbankan syariah dalam menentukan porsi keuntungan/

return yang didapat masing-masing pihak nasabah. b. Teori Bagi Hasil

Bank syariah dalam sistem operasionalnya tidak mengenal riba tetapi menggunakan prinsip profit and loss sharing atau dikenal dengan nama bagi hasil.

Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif

profit sharing diartikan: ”distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Bentuknya dapat berupa bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh dari tahun-tahun sebelumnya, atau juga dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Dalam mekanisme lembaga keuangan syariah, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian, atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis


(29)

penyertaan, bukan kepentingan pribadi yang menjalankan usaha (Muhammad, 2001:22).

Sebagai pengganti sistem bunga, instrumen yang paling baik adalah bagi hasil (profit sharing). Mekanisme bagi hasil berbasis pada prinsip kebebasan berkontrak (fleksibel). Semua jenis transaksi pada prinsipnya diperbolehkan, sepanjang tidak berisi elemen riba atau gharar. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan salah satu pihak tidak menguasai komoditas yang ditransaksikan, apalagi tanpa adanya penyerahan (non delivery trading contract) (Arifin, 2000:29-30).

Dalam menentukan nisbah bagi hasil harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bagi hasil sebagai berikut:

1) Persentase

Nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk persentase antara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nominal tertentu. Nisbah

keuntungan misalnya adalah 50:50, 70:30 atau 60:40 atau bahkan 99:1. Jadi

nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan dan bukan berdasarkan porsi setoran modal (Karim, 2010:206). Persentase digunakan untuk menentukan nisbah/ porsi bagi hasil, persentasi ini dikenakan terhadap sesuatu yang tidak pasti besarnya karena hasil usaha dari waktu ke waktu selalu berubah (widyaningsih, 2005:17).

2) Bagi untung dan bagi rugi

Ketentuan dalam kontrak ini, return dan timing cash flow tergantung kinerja sektor riil. Bila laba bisnis besar maka kedua belah pihak mendapat


(30)

bagian yang besar, begitupun sebaliknya bila laba bisnis kecil maka akan memperoleh bagian yang kecil pula (Karim, 2010:207). Jadi setiap transaksi kelembagaan ekonomi Islam harus selalu berlandaskan sistem bagi hasil, perdagangan dan pertukaran (Widyaningsih, 2005:16).

3) Jaminan

Ketentuan pembagian terjadi apabila murni karena diakibatkan risiko bisnis (business risk), bukan karena karakter buruk mudharib (charakter risk). Jika kerugian terjadi karena mudharib lalai atau melanggar persyaratan kontrak

Mudharabah, maka shahibul maal tidak perlu menanggung kerugian tersebut (Karim, 2010:208).

4) Menentukan besarnya nisbah

Besarnya nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan masing- masing pihak yang berkontrak. Jadi angka besaran nisbah ini muncul sebagai hasil tawar menawar antara shahibul maal dengan mudharib. Dengan demikian angka

nisbah bisa bervariasi (Karim, 2010:210) c. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil

Kontrak Mudharabah adalah suatu kontrak yang dilakukan oleh minimal dua pihak. Tujuan utama kontrak ini adalah memperoleh hasil investasi. Besar kecilnya investasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor pengaruh tersebut ada yang berdampak langsung dan ada yang tidak langsung (Muhammad, 2005:110): 1) Faktor langsung


(31)

Diantara faktor-faktor langsung (direct factors) yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia dan

nisbah bagi hasil (profit sharing ratio). 2) Faktor tidak langsung

Faktor tidak langsung yang mempengaruhi bagi hasil adalah: a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya Mudharabah.

b. Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya pendapatan yang “dibagi-hasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya -biaya.

c. Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing. d. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi).

5. Deposito Mudharabah

a. Pengertian Deposito Mudharabah.

Deposito adalah bentuk simpanan yang mempunyai jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan hasilnya lebih tinggi dari pada tabungan. Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan jangka waktu yang telah disepakati, sehingga nasabah tidak dapat mencairkan dananya sebelum jatuh tempo. Produk penghimpunan dana ini biasanya dipilih oleh nasabah yang memiliki kelebihan dana, sehingga selain bertujuan untuk menyimpan dananya, bertujuan pula untuk salah satu sarana berinvestasi . Namun di perbankan syariah deposito dijadikan sebagai salah satu produk yang menggunakan skema Mudharabah


(32)

Dalam hal tersebut, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana) sedangkan nasabah sebagai shahibul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukam akad Mudharabah dengan pihak ketiga (Karim, 2004:277).

Selain itu mengenai deposito ini juga telah diatur dalam Fatwa DSN No. 03/DSNMUI/ IV/2000, tanggal 1 April 2000 yang menyatakan bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang investasi, memerlukan jasa perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan baik (www.bi.go.id//04-06-2016).

Berdasarkan DSN-MUI , deposito yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan prinsip Mudharabah, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya Mudharabah dengan pihak lain

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.


(33)

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

Dari penjelasan diatas maka pengertian deposito Mudharabah adalah simpanan masyarakat yang disimpan kepada bank syariah, dapat berupa rupiah ataupun valuta asing dimana penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan dan disepakati antara nasabah dengan pihak bank syariah yang menggunakan prinsip syariah (bagi hasil) dengan akad

Mudharabah. Biasanya memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

b. Landasan Mudharabah Dalam Islam

Secara umum, landasan dasar Mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam penggalan Ayat-ayat dan hadits. (Antonio, 1999: 149-150).

Sedangkan dalam hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Dari Sholih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW. bersabda,” tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah

(Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab At Tijarah).

c. Macam-macam Deposito Mudharabah

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, terdapat 2 (dua) bentuk Mudharabah, yakni (Karim, 2009:304):


(34)

Dalam deposito Mudharabah Muthlaqah (URIA), pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.

Dalam menghitung bagi hasil deposito Mudharabah Muthlaqah

(URIA), basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan deposito

Mudharabah Mutlaqah (URIA) dan tanggal jatuh tempo. Sedangkan jumlah hari dalam sebulan yang menjadi angka penyebut/angka pembagi adalah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari). 2) Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account,RIA).

Halnya dengan Deposito Mudharabah Mutlaqah (URIA), dalam deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA), pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tetentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.


(35)

6. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang hubungan makro ekonomi terhadap ekonomi syariah sudah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dari penelitian terdahulu terletak pada topik permasalahan yang dikaji. Penelitian ini membahas tentang pengaruh makro ekonomi terhadap eksistensi perbankan syariah nasional dan perbankan syariah yang didaerah.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Dian Ariestya (2011) berjudul “Analisis Pengaruh Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku bunga, Kurs dan SWBI terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Pada Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2008-2011”. Analisis yang dilakukan menggunakan model analisis regresi berganda, dengan kesimpulan yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut:

a) variabel Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku Bunga, Kurs, dan SWBI memiliki kemampuan untuk menjelaskan variabel Jumlah Tabungan Mudharabah

Bank Muamalat Indonesia selama periode penelitian

b) Secara parsial variabel Imbal Bagi Hasil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Achmad Tohari (2010) yang berjudul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) serta Immplikasinya pada Pembiayaan Mudharabah Di Indonesia”. Metode yang dilakukan

menggunakan metode analisis jalur dengan model struktural, dengan hasil penelitan, sebagai berikut:


(36)

a) Hasil pengujian pada struktural I diketahui variabel Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga, b) Hasil pengujian pada substruktur II diketahui variabel Jumlah Uang Beredar (M2)

dan Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah Di Indonesia

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dhika Rahma Dewi (2010) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia”. Variabel yang terkait yaitu Profitabilitas, CAR, FDR, NPF, REO, Bank Syariah.

Dari hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio

(FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia,

Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh ST.Suharyanti (2010) ini untuk mengetahui pengaruh antara Nisbah Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Nasional/PDB dan Srtifikat Wadi’ah Bank Indonesia terhadap Tabungan Mudharabah pada periode Desember 2005- April 2010. Berdasarkan hasil regresi OLS (Ordinari Least Squared) dari penelitian ini yaitu:

a. Secara bersama-sama Nisbah Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Nasional/PDB, dan Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tabungan Mudharabah.


(37)

b. Hasil secara individu (parsial) yaitu: Nisbah bagi hasil berpengaruh tidak signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Yang kedua Inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah.. Yang ketiga Pendapatan Nasional (PDB) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Dan yang terakhir Sertifikat Wadi’ah Bank

Indonesia mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap Tabungan

Mudharabah.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Abidin dan Endri (2009) Meneliti tentang “Kinerja Efisiensi Tekhnis Bank Pembanguna Daerah Pendekatan Data Envelovment Analysis (DEA)”. Penelitian ini menggunakan pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis untuk menganalisis efisiensi teknis Bank Pembangunan Daerah (BPD). Data yang digunakan selama 2006-2007 yang meliputi 26 bank BPD seluruh Indonesia. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam rangka mengoptimal kan kinerja efisiensi maka bank kecil dan menengah harus melakukan merger dan meningkat fungsi intermediasi perbankan.

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Patria Yunita (2008) mengenai “Faktor-faktor yang mempengaruhi DPK pada perbankan syariah”, menggunakan metode permodelan regresi linier sederhana. Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel makro ekonomi, yang diantaranya tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan kurs US dollar sebagai variabel Independen.


(38)

a. tingkat suku bunga SBI mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah.

b. Pengaruh tingkat inflasi diidentifikasikan dengan besaran Real Equivalent- Rate, yaitu secara signifikan mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah. c. Kurs mempengaruhi besarnya jumlah DPK perbankan syariah dalam hubungan

yang negatif.

Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Amalianshah Banowo dan Budi Hermawan (2005) ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertumbuhan simpanan

Mudharabah dipengaruhi oleh Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI). Hasil penelitian menunjukkan pada jangka pendek equvalent simpanan Mudharabah relatif berfluktuatif sedangkan untuk jangka panjang relatif stabil.

Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Dita Pertiwi dan Haroni Doli H. Ritonga (2012) berjudul “Analisis Minat Menabung Masyarakat Pada Bank Muamalat Di Kota Kisaran”. Dengan variabel Saving Decision, Services, Trust and Locations. Hasil dari penelitian ini adalah dalam pengambilan keputusan untuk menabung, ada tiga faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pelayan baik pelayanan sarana maupun pelayanan bertransaksi, faktor keyakinan serta faktor lokasi (jarak).

Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Muntoha Ihsan (2011), dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Gross Domestic Product, Inflasi, Dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio NonPerforming Financing Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2005 Sampai 2010”. penelitian ini menguji pengaruh variabel


(39)

pembiayaan profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR), dan variabel rasio alokasi piutang murabahah dibanding alokasi pembiayaan profit loss sharing

(RF), terhadap rasio non performing financing (NPF) bank umum syariah di Indonesia periode 2005 sampai 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap rasio non performing financing. Sedangkan secara parsial variabel GDP, Inflasi, RR tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio NPF.

Kesepuluh, penelitian yang dikakukan oleh Pariyo (2004), Penelitian ini berjudul “variabel makro ekonomi yang mempengaruhi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia).” hasil yang diperoleh menunjukan semua variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent (DPK). Dan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dana pihak ketiga (DPK).

Dengan kata lain, saat SBI naik, maka DPK akan tersalurkan kepada bank umum konvensional dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan bank syariah.

Kesebelas, penelitian yang dilakukuan oleh Leni Nurjannah, (2015), Penelitiannya berjudul ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Perusahaan Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Nasabah pada Produk Mudharabah di BPD Syariah DIY”. Hasil temuan ini dapat disimpulkan bahwa variabel independen bersama sama mempengaruhi kepuasan nasabah produk mudharabah.

Keduabelas, penelitian yang dilakukan oleh Friska Julianti (2013). Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Dan BI Rate Terhadap Tabungan


(40)

Mudharabah PadaPerbankan Syariah”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan Mudharabah. Variabel nilai tukar (kurs) tidak mempunyai pengaruh terhadap tabungan

Mudharabah. Sedangkan variabel BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tabungan Mudharabah.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel Metode dan hasil

1 Dian Ariestya (2011) Independen: Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku Bunga, Kurs, SWBI. Dependen: Jumlah Tabungan Mudharabah.

Menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil kesimpulan bahwa secara parsial variabel Imbal Bagi Hasil dan Suku Bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan

Mudharabah Bnak Muamalat

Indonesia. Sedangkan variabel Jumlah Kantor Cabang, Kurs, dan SWBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia.

2 Achmad Tohari (2010)

Independen: Nilai Tukar Rupiah, Inflasi,

Menggunakan metode analisis jalur dengan model struktural, dengan hasil penelitian yaitu pada


(41)

dan Jumlah Uang Beredar. Dependen: Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Mudharabah.

struktural I, Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Pada hasil pengujian substruktural II, variabel Jumlah Uang Beredar(M2) dan Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah Di Indonesia.

3 Dhika Rahma Dewi (2010)

Independen: CAR, FDR, NPF, dan REO, Dependen: Profitabilitas dan Bank Syariah

Dari hasil uji hipotesis

Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Non


(42)

Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.

4 ST.

Suharyanti (2010)

Independen:

Nisbah Bagi Hasil, Pendapatan Nasional/PDB, dan Sertifikat Wadi’ahBank Indonesia

Metode yang digunanakan yaitu metode Ordinary Least Squared

(OLS) dengan hasil penelitian yaitu secara parsial (individu) Nisbah

Bagi Hasil berpengaruh tidak signifikan. Inflasi berpengaruh positif dan signifkan. Pendapatan Nasional/PDB berpengaruh positif dan signifikan. Dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah.

5 Zaenal Abidin dan Endri (2009) pendekatan non-parametrik Data Envelopment

Data yangdigunakan selama 2006-2007 yang meliputi 26 bank BPD seluruh Indonesia. Hasil studimenunjukkan bahwa kinerja


(43)

Analysis

untuk

menganalisis efisiensi teknis

efisiensi teknis bank BPD belum mencapai tingkat efisiensi optimal 100 persen. Secara rata-rata, bank BPD beraset lebih besar lebih efisien daripadabank BPD beraset menengah dan kecil.

6 Patra Yunita (2008) Independen: Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi, dan Kurs Dollar. Dependen: Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah.

Menggunakan metode pemodelan regresi linier sederhana. Dengan hasil penelitian yaitu Suku Bunga SBI diidentifikasikan dengan besaran Net Equivalent Rate

berpengaruh secara signifikan. Dan Tingakat Inflasi yang diidentifikasikan dengan besaran

RealEquivalent Rate berpengaruh secara signifikan. Sedangkan variabel Kurs berpengaruh negatif terhadap DPK.

7 Amalianshah Banowo dan Budi Hermawan (2005) Dependen: Simpanan Mudharabah.

Hasil analisis ketujuh regresi linier secara umum menunjukkan

nisbah simpanan Mudharabah

berhubungan dengan instrumen moneter Bank Indonesia yaitu baik


(44)

Independen: SBI dan SWBI

SBI maupun SWBI. Tetapi simpanan Mudharabah untuk jangka semua waktu tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan inflasi pada periode yang sama.

8 Dita Pertiwi dan Haroni Doli H. Ritonga (2012) variabel Saving Decision, Services, Trust and Locations

Hasil dari penelitian ini adalah Dalam pengambilan keputusan untuk menabung, ada tiga faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pelayan baik pelayanan sarana maupun pelayanan bertransaksi, faktor keyakinan serta faktor lokasi (jarak).

9 Muntoha Ihsan (2011) Dependen : Non performing financing,dan bank syariah Independen : gross domestic

product, inflasi,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap rasio non performing financing. Sedangkan secara parsial variabel GDP, Inflasi, RR tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio NPF. Hanya variabel Rasio alokasi


(45)

kebijakan jenis pembiayaan,

profit loss

sharing,

murabahah

piutang murabahah dibanding alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) yang berpengaruh signifikan terhadap NPF. Nilai koefisien determinasi (Adjusted

R2) model regresi sebesar 13,7 persen, hal ini berarti 13,7 persen variasi NPF dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 86,3 persen dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

10 Pariyo (2004)

Independen: SBI, Valuta Asing USD, dan SWBI.

Dependen: Dana Pihak Ketiga

Menggunakan analisis regresi linier berganda hasil yang diperoleh menunjukan semua variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent (DPK). Selain itu, dari hasil uji F test dimana hasil F test=15,311 dan dari print output juga terlihat signifikan 0,00 berarti ketiga variabel independen (SBI,


(46)

Valas USD, dan SWBI) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dana pihak ketiga (DPK). Nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,514

11 Leni Nurjannah (2010) Kualitas Pelayanan, Citra Perusahaan, Kepercayaan, Kepuasan nasabah

variabel independen (kualitan pelayanan, citra perusahaan, dan kepercayaan bersama sama mempengaruhi kepuasan nasabah pada produk mudharabah.

12 Friska Julianti (2013) Independen: Inflasi, nilai tukar rupiah, dan kurs Dependen: Pembiayaan Mudharabah

penelitian ini menggunakan regresi linier berganda (OLS) mengenai pengaruh inflasi, nilai tukar (kurs), dan BI Rate terhadap tabungan

Mudharabah. Berdasarkan

pengujian secara bersama-sama variabel independen (inflasi, nilai tukar (kurs), dan BI Rate) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan


(47)

Mudharabah).

7. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga bahwa Inflasi, Kurs, dan BI Rate secara bersama-sama berpengaruh terhadap Tabungan Mudharabah Pada Bank Muamalatdan BPD Syariah Yogyakarta.

2. Diduga bahwa Inflasi berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat dan BPD Syariah Yogyakarta.

3. Diduga bahwa Kurs berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabahpada Muammalat dan BPD Syariah Yogyakarta.

4. Diduga bahwa BI Rate berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabah pada Muamalat dan BPD Syariah Yogyakarta.

8. Kerangka Pemikiran

Dalam model penelitian ini penulis akan memaparkan hubungan antar variabel variabel penelitian. Inflasi, Kurs Rupiah, dan BI Rate merupakan variabel independen yang diduga memiliki pengaruh terhadap pembiayaan Mudharabah di bank BPD syariah Yogyakarta dan bank Muamalat sebagai variabel dependen. Berikut gambar hubungan antar variabel independen dan variabel dependen.


(48)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Inflasi (X1)

BI Rate (X2)

Tabungan

Mudharabah di bank BPD syariah Yogyakarta (Y1)

Inflasi (X1)

BI Rate (X2) Tabungan

Mudharabah di Bank Muamalat (Y2) Nilai tukar

Rupiah (X3)

Nilai tukar Rupiah (X3)


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif adalah data-data yang dipergunakan dinyatakan dalam bentuk angka. Sedangkan

time series adalah data tersebut dikumpulkan dari waktu ke waktu. (Supranto, 2000:10).Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia pada suatu instansi. Observasi penelitian ini dimulai dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2015 dengan skala bulanan.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Field Research

Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari data bulanan historis Inflasi, Kurs, BI Rate dan Tabungan Mudharabah

yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia

2. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya


(50)

yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau pinjam di perpustakaan tetinggal selama beberapa waktu, karena ilmu yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman. C. Alat Analisis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Penulis menggunakan inflasi nilai tukar rupiah dan BI Rate

sebagai variabel independen dan pembiayaan syariah meliputi piutang

murabahah, piutang istisna’, pembiayaan musyarakah dan Mudharabah, dan

ijarah sebagai variabel dependen.

Model dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: X = f (∑I, ∑K , ∑BR)

Keterangan:

∑I = Jumlah Inflasi ∑BR = Jumlah BI Rate


(51)

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Yaitu berupa laporan bulanan yang dipublikasikan dari periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. Selain itu data sekunder lainnya yang digunakan berasal dari Jurnal dan skripsi.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear klasik (OLS) berlandaskan serangkaian asumsi. Tiga diantara beberapa asumsi regresi klasik yang akan diketengahkan dalam penelitian ini adalah (Maddala dalam Basuki, dkk:2014).

1. Non-autokorelasi adalah keadaan dimana tidak terdapat hubungan antara kesalahan-kesalahan (error) yang muncul pada data runtun waktu (time series).

2. Homoskedastisitas adalah keadaan dimana error dalam persamaan regresi memiliki varian konstan.

3. Non-Multikolinearitas adalah keadaan dimana tidak ada hubungan antar variabel-variabel penjelas dalam persamaan regresi.

Penyimpangan terhadap asumsi tersebut akan menghasilkan estimasi yang tidak sahih. Deteksi yang biasa dilakukan terhadap ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik adalah uji autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.


(52)

F. Pengujian

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu Eviews 7.0.untuk mengetahui uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas, serta dilakukan uji kriteria statistik yaitu uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi (R2).

1.Uji asumsi klasik

Untuk mengetahui apakah data yang akan digunakan mempunyai penyakit atau tidak, perlu diadakan uji kevalidan data. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi berupa uji asumsi klasik, yaitu untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terdapat Multikolinearitas model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Tahapan pengujian melalui program Eviews 7.0 dengan pendekatan korelasi partial dengan tahapan sebagai berikut:


(53)

Lakukan regresi seperti di bawah ini Y = a0 + a1 + a2 x2 + a3 x3 ...

(y c x1 x2 x3)

Kemudian lakukan estimasi regresi untuk: X1 = b0 + b1 x1 + b2 x2 ...

X2 = b0 + b1 x1 + b2 x2 ... X3 = b0 + b1 x1 + b2 x2 ...

Membandingkan nilai R Squared utama dengan R Squared Variabel Bebas. Jika R squared utama

>

R Squared variabel bebas maka terbebas dari multikolinearitas (Basuki A.T dan Yuliadi 1:2015).

b.Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi pada umumnya terjadi pada data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi pada model adalah bahwa penaksir tidak efisien dan uji t serta uji F yang biasa tidak valid


(54)

untuk meneliti kemungkinan terjadinya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).

Tabel 1. Kriteria Pengujian Autokorelasi

Hipotesis Hasil Estimasi Kesimpulan Ho 0 < dw < dl Tolak

Ho dl ≤ dw ≤ du Tidak ada Kesimpulan H1 4 – dl < dw < 4 Tolak

H1 4 –du ≤ dw ≤ 4 – dl Tidak ada Kesimpulan Tidak ada

otokorelasi, baik positif maupun negative

du < dw < 4 – du Diterima

Sumber : Gujarati dalam Modul Eviews UPKFE UNDIP 2011

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi pokok dalam model regresi klasik (OLS) adalah bahwa varian setiap error term adalah sama untuk seluruh nilai-nilai variabel independen. Untuk menguji heteroskedastisitas uji yang digunakan adalah uji

Breusch-Pagan-Godfrey. Ketentuan Breusch-Pagan-Godfrey

adalah apabila probabilitas Obs*R-Squared < α (α=0,05) maka artinya tidak ada heteroskedastisitas, maka sebaliknya jika


(55)

probabilitas Obs*R-Squared < α (α=0,05) maka artinya ada heteroskedastisitas dengan menggunakan Eviews 7.0.

2. Uji Kriteria Klasik

Analisis Uji Kriteria Klasik didasarkan pada uji ekonometrika

First OrderTest (FOT). Yang meliputi uji t (student test), R2 (koefisien determinasi) dan Uji F (fisher test) diantaranya sebagai berikut:

a. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat secara keseluruhan apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada derajat tertentu. Dan tingkat signifikan a = 5%, data diolah dengan menggunakan Eviews 7.0.

Hipotesis yang digunakan:

Ho : β1 : β2 : β3 : = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara Inflasi, Nilai tukar, dan BI Rate terhadap jumlah pembiyaan Mudharabah di Bank Muamalat dan Bank BPD DIY.

Ha : β1 : β2 : β3 : ≠ 0, berarti ada pengaruh signifikan antara Inflasi, Nilai tukar, dan BI Rate terhadap jumlah pembiyaan


(56)

Pengujian ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut (Sugiyanto,78:1995) :

Dimana :

R2 : Koefisien Determinasi

K : Jumlah variabel independen termasuk inttercept N : Jumlah sample yang dilihat dalam regresi Kriteria Pengujiannya :

Bila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak Ha diterima, berarti secara langsung bersama-sama persentase Inflasi, Nilai tukar dan BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah pada bank Muamalat dan bank BPD DIY

Bila F hitung < F tabel, maka Ho ditolak Ha diterima, berarti secara langsung bersama-sama persentase Inflasi, Nilai tukar dan BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan pada Pembiayaan Mudharabah di bank Muamalat dan bank BPD DIY. b. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Uji t


(57)

ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikannya (a=5%) (Soelistyono, 1982;212). Pengujian hipotesis ini sebagai berikut:

1. Ho : βI = 0, berarti tidak berpengaruh yang siignifikan antara presentase Inflasi, Nilai tukar, dan BI Rate terhadap pembiyaan Mudharabah yang ada di Bank Muamalat dan Bank BPD DIY.

2. Ha : βI ≠ 0, berarti berpengaruh yang siignifikan antara presentase Inflasi, Nilai tukar, dan BI Rate terhadap pembiyaan Mudharabah yang ada di Bank Muamalat dan Bank BPD DIY.

Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan rumus (Soelistyono, 1982;212).

bi : koefisien regresi variabel bebas bi sebi : standar error dari koefisien regresi bi

selanjutnya nilai t-hitung dibandingkan dengan tabel kriteria pengujian sebagai berikut:

 Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara individual presentase Inflasi, Nilai tukar dan BI Rate berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan


(58)

 Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara individual presentase Inflasi, Nilai tukar dan BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan

Mudharabah dibank Muamalat dan Bank BPD DIY.

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar variasi perubahan variabel dependen dan serba digunakan untuk menggunakan seberpa baik atau tepat garis regresi yang diperoleh. Nilai R2 adalah antara 0 dan 1,5 semakin besar nilai R2 semakin besar kemampuan variabel dependen mampu menjelaskan variabel independennya. Apabila R2 bernilai 1 maka berarti seluruh variabel independen dijelaskan oleh variabel dependennya, sedangkan R2 bernilai (0) berarti variabel dependen sama sekali tidak menjelaskan variabel independennya.


(59)

(60)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Perkembangan industri syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.

Dan untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam Undang-Undang yang baru. UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memeiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam peraturan pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia yang menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (Dual Banking System) di Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 dikeluarkan UU No.10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Pada tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Industri perbankan syariah


(61)

berkembang lebih cepat setelah kedua perangkat perundang-undangan tersebut diberlakukan.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.

Begitu pula perbankan syariah di daerah, seperti perbankan syariah di Yogyakarta, yakni Bank BPD Syariah. Dengan menggunakan system dual banking atau membuka sistem perbankan konvensional dan perbankan syariah, Bank BPD Syariah berdiri sejak tahun 2007 ini membuktikan bahwa bank daerah berperan aktif dalam perbankan syariah di daerah khususnya di daerah Kota Yogyakarta.

2. Perkembangan Tabungan Mudharabah

Tabungan Mudharabah merupakan salah satu jenis simpanan pada bank syariah yang mempengaruhi besarnya total Dana Pihak Ketiga Syariah. Hal ini dimungkinkan karena tabungan sebagai salah satu komponen yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Tabungan Mudharabah ini adalah tabungan yang berdasarkan prinsip


(62)

Mudharabah muthlaqah. Dimana Bank Syariah mengelola dana yang diinvestasikannya oleh penabung secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank sesuai perbandingan bagi hasil atau nisbah yang disepakati bersama. Apabila tabungan hanya ditimbun tanpa diinvestasikan, hal tersebut bagaikan harta yang tidak berguna karena Islam tidak menyukai adanya tindakan penimbunan harta yang sia-sia atau tidak diinvestasikan (Karim, 2004:18).

Dana pihak ketiga Tabungan Mudharabah di sini adalah kumpulan dana yang diperoleh dari nasabah, dalam arti nasabah sebagai masyarakat, individu, perusahaan, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun valuta aing yang dialokasikan atau dikelola oleh perbankan syariah dan kemudian keuntungan tersebut akan dibagi antara kedua belah pihak baik bank dan nasabah.

1) Tabungan Mudharabah di Bank Muamalat

Berdasarkan data, perkembangan tabungan Mudharabah di bank Muamalat dariperiode Maret 2013 sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:


(63)

Sumber data : Bank Indonesia Data diolah

Dilihat dari gambar 2 diatas menunjukan bahwa adanya peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, dan nilai Pembiayaan Mudharabah

tertinggi ada pada bulan desember 2015 yaitu sebesar Rp. 49.248.281 dan pembiayaan Mudharabah terendah ada pada bulan juni 2013 sebesar RP. 34.214.800.

Selama periode perkembangannya, tabungan Mudharabah cenderung meningkat setiap bulannya meskipun sempat mengalami penurunan pada bulan-bulan tertentu. Hal tersebut diperkirakan karena para nasabah lebih nyaman untuk dapat mengambil kapan saja uangnya, dibandingkan mendepositokannya uangnya dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini berdampak positif bagi perkembangan Dana Pihak Ketiga khususnya.

2) Pembiayaan Mudharabah pada bank BPD Syariah

Rp10,000,000 Rp20,000,000 Rp30,000,000 Rp40,000,000 Rp50,000,000 Rp60,000,000 Ma r-13 Ju l-13 N o v -13 Mar-14 Ju l-14 N o v -14 Ma r-15 Ju l-15 N o v -15

Pembiayaan Mudharabah

di bank Muamalat

pembiayaan mudharabah


(64)

Berdasarkan data, perkembangan tabungan Mudharabah di bank Muamalat dariperiode Maret 2013 sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 2. Pembiayaan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY

Sumber data : Bank Indonesia Data diolah

Dilihat dari gambar 3 diatas menunjukan bahwa adanya peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, dan nilai Pembiayaan Mudharabah tertinggi ada pada bulan desember 2015 yaitu sebesar 325.211 dan pembiayaan Mudharabah

terendah ada pada bulan juni 2013 sebesar 183.435 juta rupiah

Dalam perkembangan bank BPD Syariah ini pun selalu ada peningkatan dari tahun ke ka tahunnya. Dan ini menunjukan hasil yang positif dengan peranan bank syariah di daerah.

100,000 200,000 300,000 400,000 Ma r-13 Ju n -13 Se p -13 De c-1 3 Ma r-14 Ju n -14 Se p -14 De c-1 4 Ma r-15 Ju n -15 Se p -15 De c-1 5

Pembiayaan Syariah BPD


(1)

LAMPIRAN 5

Uji Heteroskedastisitas pada Bank Muamalat

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.166831 Prob. F(9,26) 0.0598 Obs*R-squared 15.42924 Prob. Chi-Square(9) 0.0798 Scaled explained SS 8.700258 Prob. Chi-Square(9) 0.4654 Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/28/16 Time: 15:54 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.428776 7.523798 -0.854459 0.4007 LOG(KURS) 1.219871 1.690001 0.721817 0.4768 (LOG(KURS))^2 -0.055138 0.095639 -0.576522 0.5692 (LOG(KURS))*BIRATE -0.020213 0.020013 -1.009989 0.3218 (LOG(KURS))*INFLASI -0.009127 0.006607 -1.381317 0.1789 BIRATE 0.158845 0.160242 0.991280 0.3307 BIRATE^2 0.001274 0.002550 0.499842 0.6214 BIRATE*INFLASI 0.001945 0.000735 2.648087 0.0136 INFLASI 0.070265 0.054877 1.280401 0.2117 INFLASI^2 0.000110 0.000318 0.346121 0.7320 R-squared 0.428590 Mean dependent var 0.002026 Adjusted R-squared 0.230794 S.D. dependent var 0.002455 S.E. of regression 0.002153 Akaike info criterion -9.213531 Sum squared resid 0.000121 Schwarz criterion -8.773664 Log likelihood 175.8436 Hannan-Quinn criter. -9.060005 F-statistic 2.166831 Durbin-Watson stat 2.167136 Prob(F-statistic) 0.059780


(2)

LAMPIRAN 6

Uji Autokorelasi pada Bank BPD Syariah DIY

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 3.798056 Prob. F(2,30) 0.0339 Obs*R-squared 7.273625 Prob. Chi-Square(2) 0.0263

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/28/16 Time: 13:09 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1517726. 9485167. 0.160010 0.8739 LOG(KURS) -147257.0 1095190. -0.134458 0.8939 INFLASI -2575.222 51364.14 -0.050137 0.9603 BIRATE -17302.03 163560.7 -0.105784 0.9165 RESID(-1) 0.491513 0.183836 2.673646 0.0120 RESID(-2) -0.099395 0.188946 -0.526050 0.6027 R-squared 0.202045 Mean dependent var -3.22E-08 Adjusted R-squared 0.069053 S.D. dependent var 454062.1 S.E. of regression 438104.6 Akaike info criterion 28.96931 Sum squared resid 5.76E+12 Schwarz criterion 29.23323 Log likelihood -515.4477 Hannan-Quinn criter. 29.06143 F-statistic 1.519222 Durbin-Watson stat 1.905468 Prob(F-statistic) 0.213524


(3)

LAMPIRAN 7

Memasukan Persamaan Ar(1) Ma(1)

Pada Bank BPD Syariah DIY

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.730951 Prob. F(2,27) 0.4907 Obs*R-squared 1.796364 Prob. Chi-Square(2) 0.4073 Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/28/16 Time: 13:11 Sample: 2013M02 2015M12 Included observations: 35

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2236559. 16994006 0.131609 0.8963 LOG(KURS) -231950.5 1787317. -0.129776 0.8977 INFLASI -2051.118 63528.96 -0.032286 0.9745 BIRATE 1987.194 164465.1 0.012083 0.9904 AR(1) -0.001260 0.047300 -0.026630 0.9790 MA(1) -2.418510 2.078110 -1.163803 0.2547 RESID(-1) 2.437516 2.073325 1.175656 0.2500 RESID(-2) 0.589448 0.583941 1.009431 0.3217 R-squared 0.051325 Mean dependent var -1921.244 Adjusted R-squared -0.194628 S.D. dependent var 304993.0 S.E. of regression 333354.5 Akaike info criterion 28.46943 Sum squared resid 3.00E+12 Schwarz criterion 28.82494 Log likelihood -490.2151 Hannan-Quinn criter. 28.59215 F-statistic 0.208677 Durbin-Watson stat 2.039933 Prob(F-statistic) 0.980514


(4)

LAMPIRAN 8

Uji Autokorelasi pada Bank Muamalat

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.756904 Prob. F(2,30) 0.1899 Obs*R-squared 3.774478 Prob. Chi-Square(2) 0.1515

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/28/16 Time: 15:57 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.551526 1.058432 -0.521078 0.6061 LOG(KURS) 0.070679 0.124771 0.566473 0.5753 BIRATE -0.014968 0.019595 -0.763885 0.4509 INFLASI -0.000819 0.005710 -0.143505 0.8869 RESID(-1) 0.344673 0.192226 1.793063 0.0831 RESID(-2) 0.043146 0.195278 0.220946 0.8266 R-squared 0.104847 Mean dependent var 2.25E-15 Adjusted R-squared -0.044346 S.D. dependent var 0.045653 S.E. of regression 0.046654 Akaike info criterion -3.141108 Sum squared resid 0.065298 Schwarz criterion -2.877188 Log likelihood 62.53995 Hannan-Quinn criter. -3.048993 F-statistic 0.702762 Durbin-Watson stat 1.792488 Prob(F-statistic) 0.625759


(5)

LAMPIRAN 9

Regresi Tabungan

Mudharabah

pada Bank BPD Syariah DIY

Dependent Variable: LOG(BPD) Method: Least Squares

Date: 12/28/16 Time: 16:00 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.996336 1.003948 7.964887 0.0000 LOG(KURS) 0.843749 0.116920 7.216485 0.0000 INFLASI 0.001934 0.005622 0.344016 0.7331 BIRATE 0.033435 0.017088 1.956631 0.0592 R-squared 0.843213 Mean dependent var 16.16220 Adjusted R-squared 0.828514 S.D. dependent var 0.112704 S.E. of regression 0.046672 Akaike info criterion -3.186925 Sum squared resid 0.069703 Schwarz criterion -3.010978 Log likelihood 61.36465 Hannan-Quinn criter. -3.125515 F-statistic 57.36606 Durbin-Watson stat 0.992241 Prob(F-statistic) 0.000000


(6)

LAMPIRAN 10

Regresi tabungan

mudharabah

pada Bank Muamalat

Dependent Variable: LOG(MUAMALAT) Method: Least Squares

Date: 12/28/16 Time: 16:01 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 13.09102 1.027033 12.74645 0.0000 LOG(KURS) 0.308045 0.119608 2.575454 0.0148 INFLASI 0.010278 0.005751 1.787076 0.0834 BIRATE 0.112326 0.017481 6.425584 0.0000 R-squared 0.838719 Mean dependent var 16.84733 Adjusted R-squared 0.823599 S.D. dependent var 0.113677 S.E. of regression 0.047745 Akaike info criterion -3.141459 Sum squared resid 0.072946 Schwarz criterion -2.965512 Log likelihood 60.54626 Hannan-Quinn criter. -3.080049 F-statistic 55.47049 Durbin-Watson stat 1.339603 Prob(F-statistic) 0.000000


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan BI Rate terhadap Tabungan Mudharabah pada Perbankan Syariah

3 29 118

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR), Rasio Likuiditas (FDR), Inflasi, dan BI rate Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2010-2014)

0 10 0

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN BI RATE TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2013-2015 (Studi Kasus Pada Bank BPD Syariah di Daerah DIY dan Bank Muamalat)

0 4 26

ANALISIS PENGARUH FDR, BOPO, NIM, BI RATE DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSIT MUDHARABAH (Studi Pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2010-2013)

0 3 143

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 1 9

ANALISIS PENGARUH INFLASI , BANK INDONESIA RATE , NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH DANAREKSA SYARIAH BERIMBANG : PERIODE Analisis Pengaruh Inflasi , Bank Indonesia Rate , Nilai Tukar Rupiah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Danareksa Syariah B

0 1 14

ANALISIS PENGARUH INFLASI , BANK INDONESIA RATE , NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH DANAREKSA SYARIAH Analisis Pengaruh Inflasi , Bank Indonesia Rate , Nilai Tukar Rupiah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Danareksa Syariah Berimbang : Periode J

1 1 20

View of Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang dan Inflasi terhadap Profitabilitas di Bank Syariah: Studi Analisis pada Bank Muamalat, Bank Mandiri Syariah dan Bank Mega Syariah Periode 2011-2015

0 0 24

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, BI RATE DAN BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH ARTIKEL ILMIAH

0 0 14