Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan BI Rate terhadap Tabungan Mudharabah pada Perbankan Syariah

(1)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN

BI

RATE

TERHADAP TABUNGAN

MUDHARABAH

PADA

PERBANKAN SYARIAH

Oleh :

FRISKA JULIANTI NIM: 106084002809

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Friska Julianti

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Juli 1989 Jenis kelamin : Perempuan

Alamat :Jl. Manunggal V Rt.002 Rw.004 No.30 Perigi baru Pondok Aren-Tangerang Selatan 15228

Agama : Islam

Suku : Betawi

No.Telepon : 085694271536

Email : frizka_89@yahoo.com

Julianty26@gmail.com

Facebook : JuliantyFriska

Twitter : @JuliantyFriska

PENDIDIKAN

SD Negeri 2 Perigi Baru (1994-2000)

SMP Negeri 3 Ciputat (2000-2003)

SMA Negeri 2 Ciputat (2003-2006)


(7)

ii

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of inflation, exchange rate, and the BI rate to mudaraba in the Islamic banking savings. The data used are time series data the period August 2008-August 2012, published by Bank Indonesia of Islamic Banking Statistical Report. The method of analysis used in this study is using Multiple Linear Regression method is Ordinary Least Square (OLS).

The results of this study indicate that the inflation variable positive and significant impact on saving mudaraba. Variable rate (exchange rate) has no effect on saving mudaraba. While the BI Rate variable significantly and negatively related to saving mudaraba.

Keywords: Inflation, Exchange Rate, BI Rate, Mudaraba Savings, Ordinary Least Square (OLS).


(8)

iii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, nilai tukar, dan BI Rate terhadap tabungan mudharabah pada perbankan syariah. Data yang digunakan adalah data time series periode Agustus 2008-Agustus 2012, yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dari Laporan Statistik Perbankan Syariah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Regresi Linier Berganda yaitu Ordinary Least Square (OLS).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan mudharabah. Variabel nilai tukar (kurs) tidak mempunyai pengaruh terhadap tabungan mudharabah. Sedangkan variabel BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tabungan mudharabah. Kata Kunci: Inflasi, Nilai Tukar, BI Rate, Tabungan Mudharabah, Ordinary Least


(9)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Robill’Alamin, segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayahnya-Nya kepada hamba-hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam yang selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat manusia, serta para sahabat, keluarga dan para pengikutnya yang istiqomah dan di ridhoi Allah SWT.

Penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, BI Rate terhadap Tabungan Mudharabah pada Perbankan Syariah” dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyelesaian skripsi ini penulis mengalami banyak hambatan dan kesulitan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat rahmat dan izin Allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak dari mulai periode perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis untuk dapat mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berjasa tersebut, antara lain kepada:

1. Khususnya untuk kedua orang tua saya yaitu Alm Bpk. Marhali dan Almh. Ibu Siti Amriyah. Terima kasih banyak atas segala kasih sayang, doa dan Ridho dari kalian sehingga penulis selalu termotivasi untuk berusaha menyelesaikan skripsi ini dalam mencapai cita-cita yang penulis inginkan.

2. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

v

3. Ibu Leis Suzanawaty, SE,M.Si selaku pembantu dekan bagian akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Lukman, M.si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP).

5. Ibu Utami Baroroh, M.si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi pembangunan (IESP).

6. Bapak Dr.Ir.H.Roikhan Mochamad Aziz, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak M.Hartana I.Putra, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Pheni Chalid, Drs. SF. MA.Ph. selaku dosen pembimbing akademik. 9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya

yang bermanfaat kepada saya. Dan juga seluruh staf karyawan yang telah memberikan pelayanan yang terbaik ke setiap mahasiswanya, khususnya di jurusan IESP.

10.Kepada orang-orang yang sudah banyak membantu serta mendukung penulis baik secara moril dan materil terima kasih banyak semoga Allah SWT akan selalu membalas segala kebaikan kalian.

11.Sahabat-sahabat seperjuangan di IESP angkatan 2006, khususnya konsentrasi Ekonomi Islam yaitu Winda, Lia, Saras, Laras, Yunita, Yanti, Sari, Yeni, Iwas, Ovi, Bakar, fadli, Andra, Hadafi, Beni, Arifin.

12.Teman-teman konsentrasi ekonomi pembangunan terutama Ibnu, Fatia, Soraya, Adi dan Seluruh teman-teman Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan angkatan 2006 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Serta teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis lainnya tanpa mengurangi rasa persahabatan saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga persahabatan kita semua tetap terjalin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan penulis dalam mencapai kesempurnaan skripsi ini.


(11)

vi

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.

Terima Kasih.

Jakarta, 27 Agustus 2013

(Friska Julianti)


(12)

vii DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… i

ABSTRACT ………. ii

ABSTRAK ……….. iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTARA ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ……….….. 1

B. Perumusan Masalah ……… 9

C. Tujuan Penelitian ………..…….. 10

D. Manfaat Penelitian ………..…… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..………….. 12

A. Pengertian Bank Secara Umum …….…………..………….. 12

1. Bank Syariah ………..……..……. 15


(13)

viii

b. Sumber Dana Bank Syariah ………...………… 17

c. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional .... 19

2. Tabungan Mudharabah ……….. 20

a. Pengertian Tabungan secara Konvensional ……… 20

b. Tabungan pada Perbankan Syariah ……….…..…. 21

3. Inflasi ……….…..….….. 23

a. Pengertian Inflasi ……….…..…… 23

b. Macam-macam Inflasi ……….…...….… 24

c. Hubungan Inflasi terhadap Tabungan Mudharabah ...… 25

4. Nilai Tukar Rupiah ………... 26

a. Pengertian Nilai Tukar ….………... 26

b. Hubungan Kurs terhadap Tabungan Mudharabah ...… 27

5. BI Rate ……….…. 28

a. Pengertian BI Rate ……….…….…. 28

b. Hubungan BI Rate terhadap Tabungan Mudharabah …... 29

B. Penelitian Terdahulu ……….………… 29

C. Kerangka Berpikir ……….………... 48

D. Hipotesis ………..………. 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 52

A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 52

B. Metode Penentuan Sampel ……….……….. 52

C. Metode Pengumpulan Data ……….. 53


(14)

ix

1. Uji Asumsi Klasik ……… 55

a. Uji Normalitas ………. 56

b. Uji Multikolinieritas ……… 56

c. Uji Heteroskedastisitas ……… 57

d. Uji Autokorelasi ……… 58

e. Uji Linieritas ………...………. 59

2. Uji Statistik ………..……….…… 60

a. Uji Parsial (Uji-t) ……….…… 60

b. Uji F (Uji Secara Bersama-sama) ……… 61

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ……… 61

E. Operasional Variabel Penelitian ………...……… 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………. 64

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian …...……….. 64

1. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ……….. 64

2. Perkembangan Tabungan Mudharabah ……...………. 66

3. Perkembangan Inflasi ………...……… 68

4. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS) ……… 69

5. Perkembangan BI Rate ………. 71

B. Analisis dan Pembahasan ……….. 73

1. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi …...……… 73

a. Uji Asumsi Klasik ………...………. 73

1) Uji Normalitas ……… 73


(15)

x

3) Uji Heteroskedastisitas ……….……….. 75

4) Uji Autokorelasi ………...……….. 76

5) Uji Linieritas ……….. 78

b. Uji Statistik ……….. 79

1) Uji Parsial (Uji-t) ……...……… 80

2) Uji F (Uji Secara Bersama-sama) ……….. 81

3) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ………….. 82

c. Analisis Ekonomi ………...………. 82

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ………...……….…. 86

A. Kesimpulan ………... 86

B. Saran dan Implikasi ……….…. 87

DAFTAR PUSTAKA ……….… 88


(16)

xi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman 1.1 Komposisi Tabungan Mudharabah, Inflasi, Kurs, dan

BI Rate periode 2008-2012 Di Indonesia 4 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional 19

2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu 42

4.1 Hasil Uji Multikolineritas dengan Correlation Matrix 75 4.2 Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test 76

4.3 Hasil Uji Lagrange Multiplier Test 77

4.4 Hasil Uji Lagrange Multiple Test 78

4.5 Uji Ramsey RESET Test 78


(17)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 51

4.1 Perkembangan Tabungan Mudharabah 67

4.2 Perkembangan Inflasi 68

4.3 Perkembangan Kurs 70

4.4 Perkembangan Bi Rate 72


(18)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Variabel Penelitian 91

2. Hasil Regresi Tabungan Mudharabah 93

3. Uji Normalitas 94

4. Uji Multikolinieritas 95

5. Uji White Heteroskedastisicity Test 96 6. Uji Autokorelasi sebelum Differensi Tingkat Pertama 97 7. Uji Autokorelasi setelah Differensi Tingkat Pertama 98 8. Uji Linieritas sebelum Differensi 99


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang ajarannya bersifat universal, artinya ajaran yang dibawa islam itu bersifat menyeluruh dan mencakup pada segala bidang kehidupan. Dengan sistem ajaran tersebut, lembaga keuangan muncul sebagai sarana untuk aktivitas konsumsi, simpanan dan investasi. Lembaga keuangan tersebut terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.

Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor penggerak kegiatan perekonomian. Kegiatan–kegiatan lembaga sebagai penyedia dan penyalur dana akan menentukan baik tidaknya perekonomian suatu negara. Dalam perkembangannya jasa perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pesaing-pesaing baru telah memasuki pasar dengan berbagai tawaran produk yang beraneka ragam dan memiliki daya tarik tersendiri. (Dahlan Siamat, 2004: 87)

Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit, pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Islam (UU No. 10/1998). Bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam sesuai Al-Qur’an dan Al-Hadist, tradisinya dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip-prinsip utama yang


(20)

2

diikuti oleh Bank Islam adalah larangan riba (suku bunga) dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah dan sesuai kesepakatan bersama.(Sudarsono, 2003:22).

Sistem perbankan syariah di Indonesia di awali pada tahun 1992 dengan diterbitkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian di tahun 1992 juga telah lahir bank syariah pertama sebagai pelopor yang tidak menggunakan sistem bunga seperti di bank konvensional, melainkan menggunakan sistem bagi hasil yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI).

Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah yang juga diatur dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 dimana Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Peran bank syariah dalam memacu pertumbuhan perekonomian daerah semakin strategis dalam rangka mewujudkan struktur perekonomian yang semakin berimbang. Dukungan terhadap pengembangan perbankan syariah juga diperlihatkan dengan adanya “dualbanking system”, dimana bank konvensional diperkenankan untuk membuka unit usaha syariah. (Rivai, 2006 : 2)

Pertumbuhan dan perkembangan bank, baik bank konvensional maupun bank syariah bisa dilihat dari semakin banyaknya jaringan kantor,


(21)

3

aset, banyaknya produk-produk yang ditawarkan, dan banyaknya Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat. (Winda, 2009 : 10)

Salah satu produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah adalah dengan menggunakan akad mudharabah. Secara sederhana, pengertian mudharabah menurut ulama fiqh dalam madhab Maliki adalah suatu pemberian mandat dari investor (shahibul maal) yang disertakan kepada pengelola (mudharib) untuk berdagang dengan mata uang tunai dengan mendapatkan sebagian keuntungan, jika sudah diketahui jumlah dan keuntungan yang diperolehnya. (Muhammad, 2004:39)

Diantara produk yang menggunakan prinsip bagi hasil dalam penghimpunan dana adalah giro, tabungan dan deposito sebagai salah satu sumber pendanaan bagi operasional bank. Dan yang dimaksud dengan Tabungan Syariah adalah tabungan yang dijalankan dengan merujuk pada prinsip-prinsip Islam yaitu Mudharabah dan Wadiah. (ST Suharyanti, 2010:11)

Operasioanal Bank Syariah baik dalam menghimpun dana maupun dalam penyalurannya menggunakan prinsip syariah. Adanya ketentuan bahwa akad dalam penghimpunan dana dan penyaluran dana tersebut maka bank syariah akan memberikan manfaat kepada semua pihak yang berkepentingan terutama yang gilirannya akan mewujudkan pengelola bank syariah yang sehat. Selain itu kejelasan akad akan membantu dalam operasional bank sehingga menjadi lebih efisien dan akan meningkatkan kepastian hukum oleh


(22)

4

berbagai pihak termasuk bagi pengawas dan auditor bank syariah. (Sholahuddin dan Hakim, 2008:77)

Bank syariah dalam melaksanakan kegiatannya berdasarkan syariah (hukum islam). Prinsip yang dianut oleh bank syariah yaitu larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi, menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan keuntungan yang sah menurut syariah, dan memberikan zakat. Walaupun berbasis islam, bank syariah sendiri siap melayani siapa saja baik itu dari kalangan muslim maupun non muslim. Oleh karena itu, jasa-jasa perbankan islam telah dilihat oleh bank-bank internasional sebagai alternatif pembiayaan bagi dunia usaha. (Dian Ariestantya, 2011:5)

Tabel 1.1

Komposisi Tabungan Mudharabah, Inflasi, Kurs, dan BI Rate

periode 2008-2012 Di Indonesia Tahun Tabungan Mudharabah

(Milyar)

Inflasi (%)

Kurs (Rp)

BI Rate

(%)

2008 11.513 11.06 10.950 9.25

2009 14.937 2.78 9400 6.50

2010 19.570 6.96 8.960 6.50

2011 27.208 3.79 9.068 6.00

2012 37.623 4.3 9.670 5.75

Sumber: Bank Indonesia, 2008-2012.

Dari tabel 1.1, komposisi Tabungan Mudharabah tidak terlepas dengan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia secara makro pada tahun 2008-2012. Variabel makro tersebut seperti Inflasi, Kurs, dan BI Rate. Dapat dilihat pada tabel komposisi Tabungan Mudharabah dari tahun 2008 sampai


(23)

5

2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan ini merupakan dampak langsung dari perkembangan dari jaringan kantor dan layanan sistem perbankan syariah.

Besarnya jumlah penduduk yang beragama islam di Indonesia merupakan salah satu peluang yang besar bagi bank syariah dalam mencapai nasabah sebanyak-banyaknya. Peluang tersebut telah diperkuat oleh adanya fatwa MUI pada Januari 2004 tentang haramnya bunga bank. Dalam menjalankan operasionalnya, terdapat beberapa faktor yang juga membawa pengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih jasa perbankan khususnya jasa perbankan syariah. Salah satunya adalah inflasi, dimana inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Apabila terjadi inflasi maka terjadi ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara yang mengakibatkan masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Tingginya harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan meningkat sesuai dengan besarnya inflasi membuat masyarakat tidak mempunyai kelebihan dana untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan. (Bety Mariantini, 2007:22)

Menurut Dornbus dan Fischer dalam Nandadipa (2010) menyebutkan dampak inflasi antara lain: menimbulkan gangguan fungsi uang, melemahkan semangat menabung, meningkatkan kecenderungan untuk belanja, pengerukan tabungan dan penumpukan uang,permainan harga diatas standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non produktif, serta distribusi barang relatif tidak stabil dan terkonsentrasi.


(24)

6

Pada tataran makro, nilai uang terhadap barang memiliki peran penting terhadap jumlah tabungan masyarakat di bank. Tingginya inflasi akan menurunkan nilai kekayaan dalam bentuk uang. Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan hampir semua negara mengalaminya baik negara miskin, berkembang atau bahkan negara maju sekalipun tidak dapat lepas dari masalah ini. (Budiono,2001:155)

Terlihat pada tabel di atas inflasi cenderung mengalami penurunan, pada tahun 2009 inflasi mengalami penurunan yang tajam dibandingkan tahun 2008. Hal tersebut tidak lepas dari adanya penurunan harga minyak mentah internasional yang mendorong pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Pada tahun 2010 inflasi naik kembali di posisi 6,96%, yang diakibatkan oleh adanya faktor perkembangan harga komoditas pangan internasional yang juga mempengaruhi harga komoditas di Indonesia. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah Tabungan Mudharabah adalah nilai kurs rupiah terhadap dollar AS. Secara umum, apabila sesuatu barang ditukar dengan barang lain tentu didalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antara keduanya. Nilai tukar itu sebenarnya merupakan semacam harga didalam pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs (exchange rate). (Nopirin, 1992)


(25)

7

Pada tabel kurs di tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar Rp 10.950 yang disebabkan kurs terkena dampak dari krisis global yang terjadi di Amerika Serikat dan membuat Tabungan Mudharabah Menurun.

Suku bunga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, karena suku bunga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perekonomian secara makro. Suku bunga mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk meminjam sejumlah dana serta pendapatan yang diperoleh karena meminjam dana tersebut. (Sunlip Wibisono, 2004)

Tabungan menurut pandangan ekonomi klasik, merupakan fungsi dari tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi akan semakin mendorong seseorang untuk menabung dan mengorbankan konsumsi sekarang untuk dimanfaatkan bagi konsumsi di masa yang akan datang. Tingginya minat nasabah untuk menabung dipengaruhi oleh tingkat bunga, hal ini menunjukkan bahwa pada saat tingkat bunga tinggi, masyarakat lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsi sekarang guna menambah tabungannya. Konsep ini berbeda dengan sistem perbankan syariah yang menggunakan sistem bagi hasil atas penggunaan dana oleh pihak peminjam (baik oleh pihak nasabah atau bank). (Muhammad Ghofur Wibowo, 2007:69-70)

Persoalan bunga bank yang kemudian disebut sebagai riba telah menjadi bahan perdebatan di kalangan ulama dan tokoh fiqih islam. Dari perdebatan mengenai bunga bank ini melahirkan sebuah konsekuensi logis terhadap anggapan bahwa bunga bank yang berlaku dalam sistem perbankan


(26)

8

merupakan riba. Interpretasi ini berimplikasi terhadap setiap tambahan dari pinjaman kepada pihak yang meminjami adalah riba. (Abdullah Saeed, 2003:27)

Tingkat suku bunga secara umum telah digunakan dalam sistem perbankan di Indonesia. Bank konvensional menawarkan tingkat suku bunga yang dapat menarik nasabah menyimpan uangnya. Berbeda halnya dengan bank konvensional, bank syariah pada kegiatan operasionalnya menolak adanya sistem bunga. Hal ini disebabkan karena bank syariah menganggap sistem bunga sama dengan riba, sehingga bank syariah menawarkan sistem bagi hasil sebagai pengganti sistem bunga.

Keberadaan bank konvesional dan syariah secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Namun karakteristik dari kedua tipe bank (konvensional dan syariah) dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut.Selain itu, pengaruh kondisi perekonomian di Indonesia baik variabel ekonomi makro maupun variabel moneter yang perkembangannya dapat dikendalikan oleh bank sentral juga memiliki andil dalam penyerapan dana masyarakat yang dilakukan oleh perbankan. Variabel-variabel tersebut dapat berupa tingkat inflasi, suku bunga (interest rate), dan nilai tukar rupiah. (Iswardono, 2004 : 155)

Pada penelitian-penelitian sebelumnya yang mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi Tabungan Mudharabah seperti ST.Suharyanti (2010)


(27)

9

dengan variabel independen (nisbah bagi hasl, inflasi pendapatan nasional/PDB, dan SWBI), Dian Ariestantya (2011) dengan variabel independen (imbal bagi hasil, suku bunga, dan SWBI), dan Muhamad Ihsan Hadzami (2011) dengan variabel independen (nisbah bagi hasil dan nilai tukar rupiah). Merujuk dari penelitian-penelitian yang tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan variabel independen inflasi, nilai tukar rupiah, dan BI rate dengan periode penelitian dimulai dari Agustus 2008 sampai Agustus 2012.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini variabel makro yang akan digunakan adalah inflasi, nilai tukar (kurs), dan BI Rate yang berpengaruh terhadap Tabungan Mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia dengan periode bulan Agustus 2008 sampai bulan Agustus 2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan penjelasan di atas, maka perumusan masalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, dan BI Rate secara bersama-sama terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah?

2. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah?

3. Bagaimana pengaruh Nilai Tukar terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah?


(28)

10

4. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan BI Rate secara bersama-sama terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah. 2. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Tabungan Mudharabah Pada

Perbankan Syariah.

3. Untuk mengetahui pengaruh Nilai Tukar terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah.

4. Untuk mengetahui pengaruh BI Rate terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan moneter. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi.


(29)

11

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan dan pedoman dalam melakukan investasi pada sektor industri perbankan nasional. Serta memberikan gambaran mengenai pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan BI Rate terhadap Tabungan Mudharabah.

3. Bagi Akademisi

Bagi para akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi ataupun bahan perbandingan dalam pengembangan untuk penelitian selanjutnya dan untuk para pembaca dapat menambah wawasan mengenai Tabungan Mudharabah.


(30)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank Secara Umum

Istilah bank berasal dari bahasa Prancis yaitu banque dan dari bahasa Italia yaitu banco, yang berarti peti/lemari atau bangku. Konotasi kedua kata ini menjelaskan dua fungsi dasar yang ditunjukkan oleh bank komersial. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya. Jadi kesimpulannya, fungsi dasar bank adalah menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping function) dan menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transaction function). (Arifin,2006:1)

Pengertian bank pada awal dikenalnya adalah meja tempat menukar uang, lalu pengertian bank berkembang sebagai tempat penyimpan uang dan seterusnya. Namun semakin modernnya perkembangan dunia perbankan, maka pengertian bank pun berubah pula. Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-keduanya menghimpun dan menyalurkan dana . (Kasmir, 2004)


(31)

13

Pendapat lain menyatakan bahwa bank adalah badan yang mempunyai tugas utama melakukan penghimpunan dana dari pihak ketiga dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Pendapat lain menyatakan bahwa bank memiliki tugas menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) ke pihak yang kekurangan dana (deficit), kedua tugas tersebut dinamakan fungsi intermediasi. (Ade Arthesa, dkk, 2006)

Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Junaiddin Zakaria (2009:82) menyatakan bahwa bank adalah salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Bank merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang dapat menciptakan uang melalui bank sentral.

Taswan (2010:6) menyatakan bahwa bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.


(32)

14

Ferry N. Idroes (2008:15) menyatakan bahwa bank merupakan satu-satunya lembaga keuangn depositori. Sebagai lembaga keuangan depositori, bank memiliki izin untuk menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu berupa giro, deposito, dan tabungan. Dana yang diperoleh kemudian dapat dialokasikan ke dalam aktiva dalam bentuk pemberian pinjaman dan investasi. Kekhususan kegiatan yang dilakukan oleh bank inilah yang membedakan bank dengan lembaga keuangan lainnya. Di samping, kekhususan dalam menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga tersebut, bank diperbolehkan untuk menjalankan usaha yang sama dengan lembaga keuangan lain.

Ahmad Rodoni (2007:21) menyatakan bahwa bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara (financial intermediary) untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Bank adalah lembaga keuangn yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain, bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Febryani dan Zulfadin, 2003)


(33)

15

1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Berikut ini beberapa dari pengertian Bank Syariah, yaitu:

1) Menurut Muhammad (2005:1), bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasa disebut dengan Bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya desesuaikan dengan syariat islam.

2) Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat islam, yakni bank yang peroperasiannya mengikuti ketentuan syariat, khususnya menyangkut tata cara mu’amalat secara umum. (Karnaen Perwaatmadja dan M Syafi’i Antonio, 1999:2)

3) Perbankan Syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum islam). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang


(34)

16

dikategorikan haram,dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

(http://id.wikipedia.org/wiki/perbankansyariah)

4) Bank Syariah menurut para ahli Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. (Sudarsono, 2003:22) 5) Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun

1992 tentang perbankan. Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan tugasnya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

6) Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 21 Tahun 2008 Tentang perbankan syariah). Dengan definisi tersebut maka perbankan syariah meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

7) Bank Syariah merupakan lembaga perantara (intermediary) antara satu-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surlpus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit) melalui bank kelebihan


(35)

17

dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. (Arifin,2002)

b. Sumber Dana Bank Syariah

Pertumbuhan setiap bank sangant dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat baik berskala kecil maupun berskala besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana tanpa dana yang cukup. Bank tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali.

Dana adalah uang tunai yang dimiliki dan dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada saat tertentu akan ditarik kembali. (Arifin, 2002).

Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari : (Arifin, 2006:47-50)


(36)

18

Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank yakni pemilik bank.

Dana modal inti terdiri dari :

a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham. b. Cadangan, yaitu sebagian laba yang tidak dibagi. c. Laba ditahan.

2) Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

Bank menghimpun dana bagi hasil atas prinsip mudharabah yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (Shihabul maal) dengan pengusaha (Mudharib) untuk melakukan usaha secara bersama dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi di antara keduanya dengan perbandingan (Nisbah) yang telah disepakati sebelumnya, Kerugian finansial menjadi beban yang pemilik dana sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan.

3) Dana Titipan (Wadi’ah/Non Rem titipan adalah dana pihak ketiga unerated Deposit)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang yang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu.


(37)

19

c. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Sistem perbankan syariah berbeda dengan sistem perbankan konvensional, karena sistem keuangan dan sistem perbankan syariah yang cakupannya lebih luas. Karena itu, perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk menghasilkan profit secara komersial, namun juga dituntut secara sungguh-sungguh menampilkan realisasi nilai-nilai syariah.

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional No Aspek Bank Syariah Bank Konvensional 1. Falsafah Tidak berdasarkan bunga,

spekulasi, dan

ketidakjelasan

Berdasarkan bunga

2. Operasional Dana masyarakat berupa titipan dan investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu.

Penyaluran pada usaha yang halal dan menguntungkan

Dana masyarakat berupa simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo.

Penyaluran pada sektor yang menguntungkan aspek halal tidak menjadi pertimbangan utama

3. Produk Multi produk (jual beli, bagi hasil, dan jasa)

Produk tunggal (kredit) 4. Organisasi Harus memiliki dewan

pengawas syariah

Tidak memiliki dewan pengawas syariah

5 Dasar Hukum Al-qur’an, Sunnah, Fatwa Ulama, Bank Indonesia dan Pemerintah

Pemerintah dan Bank Indonesia

6. Uang Uang bukanlah komoditi tetapi hanyalah alat pembayaran

Uang adalah komoditi selain itu juga sebagai alat pembayaran


(38)

20

2. Tabungan Mudharabah

a. Pengertian Tabungan Secara Konvensional

Menurut Kashmir (2009:78) menyatakan bahwa Tabungan adalah simpanan pihak ketiga dalam bentuk rupiah maupun valuta asing pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu dari masing-masing bank penerbit. Pengertian penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk dapat menarik uang yang disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank yang lainnya berbeda,tergantung dari bank yang mengeluarkanya.hal ini sesuai dengan perjanjian sebelumya yang telah dibuat oleh bank.

Berdasarkan UU Perbankan No 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-undang No 7 Tahun 1992. Definisi tabungan adalah:

1) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposit, sertifikat deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Tabungan adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.


(39)

21

Dari pengertian di atas, maka definisi tabungan adalah dana yang dipercayakan kepada bank, yang penarikannya sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Dalam penabungan, maka dana tersebut akan dikelola secara profesional oleh pihak bank sesuai dengan motivasi dari si penabung.

b. Tabungan pada Perbankan Syariah

Menabung merupakan tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang, sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah (titipan), bagi hasil (mudharabah) atau dengan akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Penarikan uang tersebut hanya dapat dilakukan menurut syatar-syarat dan ketentuan tertentu. (Antonio, 2001:45)

Dalam operasional bank syari’ah, menerapkan dua aqad dalam tabungan, yaitu wadi’ah dan mudharabah. Tabungan yang menerapkan

wadi’ah, mengikuti prinsip-prinsip wadi’ah yad adh-dhamanah, dimana tabungan ini tidak mendapatkan imbalan bagi hasil, karena sifatnya titipan dan dapat diambil dengan mengunakan buku tabungan atau melalui ATM.


(40)

22

Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip mudharabah, yang diantaranya adalah pertama, keuntungan yang diperoleh dari dana yang dikelola oleh bank sebagai mudharib harus dibagi dengan nasabah sebagai shahibul maal. Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.

Menurut Karim (2003:299) Tabungan mudharabah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah. Dalam hal ini bank syariah mengelola dana yang diinvestasikan oleh penabung secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank sesuai perbandingan bagi hasil atau nisbah yang disepakati bersama

Islam juga menganjurkan untuk hemat dalam setiap pengeluaran. Sehingga Islam menetapkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi b) Menyimpan kelebihan untuk menghadapi kesulitan

c) Hak harta generasi mendatang d) Tidak menimbun harta

e) Pengembangan harta harus dilakukan dengan baik dan halal (Syahatah, 1998:83-87).


(41)

23

3. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu.

Definisi lain Inflasi adalah kecenderunagn dari harga-harga untuk menaikkan secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari harga barng-barang lain. (Boediono, 1987:161)

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga-harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikkan itu meluas (mengakibatkan kenaikkan harga) pada barang lainnya. Dan kebalikan dari inflasi yaitu deflasi.

Hal ini tidak berarti bahwa harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikkan tersebut tidaklah bersamaan. Yang terpenting adalah terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikkan yang terjad hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang cukup besar bukanlah merupakan inflasi.


(42)

24

b. Macam-Macam Inflasi

1. Berdasarkan Ukuran Inflasi

Macam-macam inflasi berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut: (Sukirno, 2004:337)

a) Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada dibawah 10 % dalam setahun.

b) Inflasi sedang adalah tingkat inflasi yang berada diantara 10-30 % dalam setahun.

c) Inflasi berat adalah tingkat inflasi yang berkisar antara 30-100 % dalam setahun.

d) Inflasi tinggi (Hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang berkisar lebih dari 100 % dalam setahun.

2. Berdasarkan Sumber atau Penyebab Inflasi

Berdasarkan kepada sumber penyebabnya, umumnya inflasi dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: (Sukirno, 2004:333) a) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-pull Inflation)

Inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak seimbang di antara permintaan dan penawaran barang dalam perekonomian. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi


(43)

25

kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini yang akan menimbulkan inflasi.

b) Inflasi Desakan Biaya (Cost-push Inflation)

Inflasi seperti ini biasanya berlaku ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh.inflasi ini terjadi bila biaya produksi mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan biaya produksi dapat berawal dari kenaikan harga input seperti kenaikan upah minimum, kenaikan BBM, kenaikan bahan baku dan kenaikan input yang lainnya.

c) Inflasi Diimpor

Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan. Contohnya, kenaikkan harga minyak.

c. Hubungan Inflasi Terhadap Tabungan Mudharabah

Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus menerus. Apabila terjadi inflasi maka terjadi ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara, adanya ketidakpastian kondisi perekonomian suatu negara akan mengakibatkan masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Tingginya harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan meningkat sesuai dengan


(44)

26

besarnya inflasi membuat masyarakat tidak mempunyai kelebihan dana untuk disimpan atau diinvestasikan.

4. Nilai Tukar (Kurs)

a. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Exchange Rate (nilai tukar) atau yang lebih populer dikenal dengan nama kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency), atau mata uang domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang kemata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun aturan uang jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas-batas-batas hukum. (Adiwarman A. Karim, 2006:157)

Menurut Richard Lipsey (1995:25) nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana dua mata uang yang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya. Pasar valuta asing adalah pasar dimana mata uang asing diperdagangkan pada tingkat harga yang dinyatakan dalam nilai tukar. Berbeda dengan Sukirno (2000:358) nilai valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing. Sedangkan kurs antara dua negara menurut Mankiw (2006:128) adalah tingkat harga


(45)

27

yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.

Mankiw (2001:125) menyatakan : “jika kurs riil tinggi, barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang domestik lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang dari luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah”.

b. Hubungan Kurs terhadap Tabungan Mudharabah

Kurs merupakan faktor eksternal (luar) yang juga mempengaruhi jumlah dana pihak ketiga. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, mencerminkan kondisi perekonomian yang tidak menentu sehingga meningkatkan risiko berusaha yang akan direspon oleh dunia usaha dengan menitipkan uangnya pada bank syariah. (Yayat Sujatna, 2010:211)

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diduga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dana pihak ketiga bank syariah termasuk didalamnya tabungan mudharabah. Dana pihak ketiga perbankan syariah sensitif terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Dan kecenderungan meningkatnya dana pihak ketiga sejalan dengan kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Sebaliknya ketika menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, mencerminkan stabilitas perekonomian yang semakin menurun akan


(46)

28

risiko dalam menjalankan usahanya, sehingga para investor yang sebelumnya menanamkan modalnya ke pasar uang beralih ke dunia perbankan. Dengan menyimpan sebagian modalnya di produk penghimpunan dana khususnya dalam hal ini tabungan mudharabah. (Muhamad Ihsan Hadzami, 2011)

5. BI Rate

a. Pengertian Bi Rate

Menurut Bank Indonesia BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id)

BI rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan suku bunga lainnya dalam jangka panjang. (Aulia Pohan, 2008:225)

BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan


(47)

29

likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. (www.bi.go.id)

b. Hubungan BI Rate Terhadap Tabungan Mudharabah

Tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan utama seseorang dalam memutuskan untuk menabung. Tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong seseorang untuk menabung dan mengorbankan konsumsi di masa yang akan datang. (Smithin, 1994 dalam Reni dan Rina, 2006).

Tingginya minat masyarakat untuk menabung biasanya dipengaruhi oleh tingkat bunga yang tinggi. Hubungan yang positif antara tingkat bunga dengan tingkat tabungan ini menunjukkan bahwa

pada umumnya para penabung bermotif pada keuntungan atau “profit

motive”. (Khairunisa,2001:7 dalam Dian Ariestya, 2011: 38)

B. Penelitian Terdahulu 1. Dian Ariestya (2011)

Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku bunga, Kurs dan SWBI terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Pada Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2008-2011”. Analisis yang dilakukan menggunakan model analisis regresi


(48)

30

berganda, dengan kesimpulan yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut: probabilitas

a. Bahwa secara simultan diperoleh nilai F-hitung 159,580 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai kritis 5 % berarti bahwa secara bersama-sama variabel Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku Bunga, Kurs dan SWBI berpengaruh terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dan variabel Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku Bunga, Kurs, dan SWBI memiliki kemampuan untuk menjelaskan variabel Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia selama periode penelitian sebesar 94,4 % yang dapat dilihat dari nilai Adjusted R-squared sebesar 0,944 sedangkan sisanya sebesar 5,6 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

b. Secara parsial variabel Imbal Bagi Hasil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia. Kemudian variabel Jumlah Kantor Cabang berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia. Sementara variabel Suku Bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan variabel Kurs berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia. Dan variabel SWBI berpengaruh secara


(49)

31

signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia.

2. Achmad Tohari (2010)

Penelitian yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) serta Immplikasinya pada Pembiayaan Mudharabah Di Indonesia”. Metode yang dilakukan menggunakan metode analisis jalur dengan model struktual, dengan hasil penelitan, sebagai berikut:

a. Hasil pengujian pada struktural I diketahui variabel Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga, sedangkan variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah Di Indonesia. b. Hasil pengujian pada substruktur II diketahui variabel Jumlah Uang

Beredar (M2) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah Di Indonesia.

3. Chintia Agustina Triadi (2010)

Penelitinan yang dilakukan oleh Chintia Agustina Triadi yang berjudul “Analisis Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pada Bank Umum Dan Bank Syariah”. Variabel yang terkait yaitu DPK


(50)

32

Bunga SBI. Teknis analisis data menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dengan hasil penelitiannya adalah:

a) Secara bersama-sama variabel bebas, yaitu Inflasi, Kurs dan Suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya Dana Pihak Ketiga Bank Umum dan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah.

b)Pengujian hipotesis secara parsial, berdasarkan hasil analisis variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah inflasi dan Suku bunga SBI terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum.

c) Sedangkan yang berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Syariah adalah Inflasi.

4. ST.Suharyanti (2010)

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara Nisbah Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Nasional/PDB dan Srtifikat Wadi’ah Bank Indonesia terhadap Tabungan Mudharabah pada periode Desember 2005-April 2010. Berdasarkan hasil regresi OLS (Ordinari Least Squared) dari penelitian ini yaitu:

a) Secara bersama-sama Nisbah Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Nasional/PDB, dan Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia mempunyai pengaruh signifika terhadap Tabungan Mudharabah.

b)Hasil secara individu (parsial) yaitu: Nisbah bagi hasil berpengaruh tidak signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Yang kedua Inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Dikarenakan pada saat terjadi inflasi harga-harga naik


(51)

33

secara terus menerus dan berakibat daya beli masyarakat menjadi turun.turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih memilih menyimpan kekayaannya dalam bentuk tabungan maupun deposito di Bank. Yang ketiga Pendapatan Nasional (PDB) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Dan tang terakhir Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap Tbungan Mudharabah. 5. Ari Cahyono (2009)

Meneliti tentang “Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda dengan variabel independennya yaitu: Suku Bunga SBI, Kurs, Inflasi, IHSG, PDB. Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh indikator makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri yaitu variabel Suku Bunga SBI berpengaruh secara negatif, sedangkan variabel lainnya yaitu, Inflasi, Kurs, IHSG, dan PDB memberikan pengaruh yang positif.

b. Dan dari keempat variabel yang memiliki pengaruh positif, variabel PDB memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bnak Syariah Mandiri.


(52)

34

6. Patria Yunita (2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2008) mengenai “F aktor-faktor yang mempengaruhi DPK pada perbankan syariah”, menggunakan metode permodelan regresi linier sederhana. Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel makro ekonomi, yang diantaranya tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan kurs US dollar sebagai variabel Independent. Sedangkan data yang mewakili variabel dependen adalah Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah. Dan pengambilan sampel dalam kurun waktu 42 bulan yaitu terhitung sejak bulan Maret 2004 sampai Agustus 2007.

Setelah dilakukan regresi didapatkan hasil sebagai berikut :

a) Pengaruh suku bungan SBI diidentifikasikan dengan besaran Net Equivalent Rate, yaitu secara signifikan mempengaruhi jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga SBI mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah. Apabila terjadi peningkatan pada tingkat suku bunga SBI, maka terjadi displacemen pada dana simpanan, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah DPK perbankan syariah. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan SBI dengan asumsi Equivalent Rate tetap, maka akan terjadi peningkatan jumlah DPK perbankan syariah.


(53)

35

b) Pengaruh tingkat inflasi diidentifikasikan dengan besaran Real Equivalent Rate, yaitu secara signifikan mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah. Apabila terjadi inflasi, maka jumlah DPK perbankan syariah akan mengalami penurunan, diakibatkan oleh penarikan dana oleh nasabah untuk kebutuhan konsumsi. Inflasi mengakibatkan penurunan daya beli mata uang (the fall of purchasing power) sehingga dibutuhkan uang dalam jumlah lebih banyak untuk mengkonsumsi barang yang sama. Dalam kondisi ini, untuk memenuhi konsumsi masyarakat, penarikan dana simpanan perbankan syariah sangat mungkn terjadi.

c) Kurs mempengaruhi besarnya jumlah DPK perbankan syariah dalam hubungan yang negatif. Kenaikan kurs mata uang US dollar menyebabkan penurunan DPK perbankan syariah disebabkan oleh penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah bank syariah

7. Amalianshah Banowo dan Budi Hermawan (2005)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertumbuhan simpanan mudharabah dipengaruhi oleh Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI). Hasil penelitian menunjukkan pada jangka pendek equvalent simpanan mudharabah relatif berfluktuatif sedangkan untuk jangka panjang relatif stabil. Hasil analisis ketujuh regresi linier secara umum menunjukkan nisbah simpanan mudhrabah berhubungan dengan instrumen moneter Bank Indonesia yaitu baik SBI maupn SWBI. Tetapi simpanan mudharabah untuk jangka semua


(54)

36

waktu tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan inflasi pada periode yang sama

8. Haron dan Azmi (2005)

Penelitiannya berjudul “Measuring Depositors Behaviour of

Malaysian Islamic Banking System: A Co-integration Approach”. Meneliti

tentang perilaku depositor pada sistem bank islam Malaysia dengan menggunakan metode VECM, dimana peneliti membagi jenis depositor menjadi empat kategori atau various economic units yaitu, pemerintah, lembaga keuangan, pelaku bisnis dan individual. Penelitian ini melihat hubungan antara jumlah deposito di bank islam dengan return yang ditawarkan dengan menggunakan variabel-variabel makroekonomi yaitu,

money supply, Kuala Lumpur Composite index, tingkat inflasi atau inflation

rate dan GDP. Periode analisis diawali pada bulan Januari 1998 – Desember

2003.

Hasil dari penelitian ini adalah dalam jangka pendek tingkat pengembalian tabungan yang diberikan oleh bank konvensional dan GDP mempengaruhi besarnya tabungan. Tingkat keuntungan investasi mudharabah

yang diperoleh bank islam dipengaruhi oleh besarnya giro pemerintah, suku bunga simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank konvensional berpengaruh terhadap besarnya giro para pelaku bisnis dan individu. Deposito pemerintah dan pelaku bisnis banyak dipengaruhi oleh tingkat pengembalian yang diberikan oleh bank islam, composite index dan money supply. Deposito individu banyak dipengaruhi oleh suku bunga simpanan berjangka yang diberikan oleh bank konvensional, tingkat inflasi, money supply dan GDP.


(55)

37

Pada jangka panjang terdapat hubungan antara besarnya deposito di bank syariah dengan various economic units, return yang ditawarkan dan variabel-variabel makroekonomi. Bukti empiris menyatakan bahwa depositor di bank syariah dipengaruhi oleh return yang ditawarkan dan pergerakan pada variabel-variabel ekonomi, hal ini berbeda dengan islamic saving theories. Para depositor bank syariah memiliki respon yang cepat atau sensitif terhadap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi. Kesimpulannya, manajemen di bank islam seharusnya tidak hanya berfokus pada return yang diberikan akan tetapi pada pergerakan tingkat suku bunga di bank konvensional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini kurang dijelaskan, seperti penggunaan M3 yang hanya dijelaskan bahwa M3 merupakan alat yang digunakan oleh pemerintah untuk mengendalikan sektor moneter, tidak dijelaskantentang pengertian M3 secara terperinci dan variabel apa saja yang termasuk dalam M3.

Penelitian ini menggunakan cakupan variabel yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Perbedaan yang mendasar adalah variabel yang digunakan, pada penelitian terdahulu cakupan penelitiannya meliputi empat komponen yaitu pemerintah, pelaku bisnis, lembaga keuangan dan individu, pada penelitian ini hanya difokuskan pada individu dan variabel money supply

tidak digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito

mudharabah sebagai variabel dependen, suku bunga simpanan berjangka tiga

bulanan dan suku bunga tabungan pada bank konvensional, bagi hasil deposito, bagi hasil tabungan dan bonus giro pada BSM dan BMI, tingkat


(56)

38

inflasi, harga saham syariah (Jakarta Islamic Index), pendapatan nasional yang dilihat dari GDP serta kebijakan pemerintah yang berupa pernyataan fatwa MUI bahwa bunga bank adalah haram.

9. Hanifeliza (2004)

Hanifeliza (2004), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Total Tabungan Masyarakat yang Dihimpun Perbankan di Indonesia”. Dengan analisis Ordinary Least Square (OLS) hasil penelitian menunjukkan bahwa selama jangka waktu sepuluh tahun mulai dari tahun 1994-2003, tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Simpanan masyarakat terbesar berasal dari deposito berjangka, hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena tingkat suku bunga deposito berjangka lebih besar dari suku bunga giro dan tabungan. Tabungan masyarakat meningkat sangat signifikan terjadi pada tahun 1998 karena pada saat tersebut terjadi krisis yang menyebabkan tingkat suku bunga deposito meningkat sangat tinggi. Hal ini tentu saja menarik masyarakat untuk menabungkan uangnya di perbankan. Faktor yang signifikan mempengaruhi tabungan masyarakat adalah tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank, populasi besarnya tabungan masyarakat pada periode sebelumnya dan keadaan perekonomian Indonesia dengan terjadinya krisis tahun 1997 (variabel dummy). Pendapatan riil tidak mempengaruhi tabungan masyarakat secara signifikan.

Kelima variabel diatas yang diduga mempengarui tabungan masyarakat berhubungan positif dengan total tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia. Artinya jika variabel bebas tersebut yaitu


(57)

39

GDP riil, tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank dan dummy meningkat maka tabungan masyarakat juga akan meningkat dan sebaliknya. Faktor yang paling responsif mempengaruhi total tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia adalah jumlah perbankan yang ada di Indonesia. Pada penelitian ini variabel dummy seharusnya dipisahkan antara besarnya tabungan masyarakat dan krisis yang menimpa Indonesia, sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah krisis terhadap besarnya tabungan masyarakat. Penggunaan tingkat signifikansi yang tidak konsisten pada penelitian ini menimbulkan interpretasi teori ekonomi pada model penelitian yang berbeda-beda. Akibatnya hasil matematis semua variabel seolah dianggap signifikan secara keseluruhan.

10.Pariyo (2004)

Penelitian ini berjudul variabel makro ekonomi yang mempengaruhi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia). Penelitian ini menggunakan satu variiabel dependen yaitu dana pihak ketiga dan tiga variabel independen yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Valuta Asing USD dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan hasil uji t masing-masing dari ketiga variabel independen memberi pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya.

Pariyo (2004) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh variabel makro ekonomi yang terdiri atas : 1) SBI, 2)Valuta Asing (USD), dan 3)SWBI terhadap dana pihak ketiga (studi kasus Bank Muamalat Indonesia periode 2000-2003) dengan menggunakan analisis regresi linier


(58)

40

berganda, hasil yang diperoleh menunjukan semua variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent (DPK). Selain itu, dari hasil uji F test dimana hasil F test=15,311 dan dari print output juga terlihat signifikan 0,00 berarti ketiga variabel independent (SBI, Valas USD, dan SWBI) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dana pihak ketiga (DPK). Nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,514 berarti variabel independent penelitian (SBI, Valas USD, SWBI) dapat menjelaskan variabel dependent (DPK) sebesar 51,4 % sisanya 49,6 % dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independent yang digunakan.

Temuan Pariyo (2004) ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Haron dan Shanmugam (1995), yaitu hubungan tingkat suku bunga bank konvensional dan DPK yang dihimpun. DPK dan SBI-1 mempunyai korelasi yang negative. Hal ini berarti bahwa jika SBI-1 mengalami kenaikan, maka DPK bank syariah akan turun. Sebaliknya jika SBI-1 rendah maka jumlah DPK bank syariah akan meningkat. Dengan kata lain, saat SBI naik, maka DPK akan tersalurkan kepada bank umum konvensional dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan bank syariah

11.Dr. Sudin Haron dan Norafifah Ahmad (2000)

Penelitiannya berjudul “ The Effects of Conventional Interest Rates

and Rate of Fund Deposited with Islamic Banking System in Malaysia”.


(59)

41

dana yang ditempatkan oleh depositor denganmenggunakan Adaptive

Expectation Model. Periode analisisnya diawali pada bulan Januari

1984-Desember 1998. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya deposito dengan return yang ditawarkan oleh bank syariah dan tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank konvensional. Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito di bank syariah, setiap kenaikan satu persen return maka total deposito pada bank syariah akan meningkat menjadi 71 juta ringgit. Setiap kenaikan satu persen suku bunga deposito pada bank konvensional maka jumlah deposito di bank syariah mengalami penurunan menjadi 65 juta ringgit. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menempatkan dananya di bank, masyarakat tidak hanya berpedoman pada faktor religi melainkan lebih bersikap rasional dengan berorientasi pada tingkat keuntungan (profit motive). Penelitian ini tidak menyertakan semua variabel simpanan pada bank islam hanya tabungan dan deposito mudharabah, sehingga besarnya return terhadap giro wadiah tidak dapat diketahui di negara Malaysia.


(60)

42 Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel Metode dan Hasil

1. Dian Ariestya (201 1)

Independen: Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor

Cabang, Suku Bunga, Kurs, SWBI.

Dependen: Jumlah Tabungan Mudharabah.

Menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil kesimpulan bahwa secara parsial variabel Imbal Bagi Hasil dan Suku Bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bnak Muamalat Indonesia. Sedangkan variabel Jumlah Kantor Cabang, Kurs, dan SWBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia.

2. Achmad Tohari (2010)

Independen: Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar.

Dependen: Dana Pihak

Menggunakan metode analisis jalur dengan model struktural, dengan hasil penelitian yaitu pada struktural I, Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Pada hasil pengujian substruktural II, variabel


(61)

43

Ketiga, Pembiayaan Mudharabah.

Jumlah Uang Beredar(M2) dan Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah Di Indonesia.

3. Chintia Agustina Triadi (2010)

Independen: Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga SBI.

Dependen: Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum dan Bank Syariah.

Menggunakan metode regresi linier berganda, dengan hasil penelitian yaitu secara parsial variabel Kurs dan Suku Bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum. Sedangkan Inflasi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Syariah.

4. ST. Suharyanti (2010)

Independen: Nisbah Bagi Hasil,

Pendapatan Nasional/PDB, dan Sertifikat

Wadi’ah Bank Indonesia.

Metode yang digunanakan yaitu metode

Ordinary Least Squared (OLS) dengan hasil

penelitian yaitu secara parsial (individu) Nisbah Bagi Hasil berpengaruh tidak signifikan. Inflasi berpengaruh positif dan signifkan. Pendapatan Nasional/PDB berpengaruh positif dan signifikan. Dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah.


(62)

44

Dependen: Tabungan

Mudharabah.

5. Ari Cahyono (2009)

Independen: Suku Bunga SBI, Kurs, Inflasi, IHSG, dan PDB

Dependen: Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syriah Mandiri.

Menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan hasil penelitian yaitu variabel Suku Bunga SBI memiliki pengaruh negatif sedangkan variabel Inflasi, Kurs, IHSG memberikan pengaruh positif. Dan variabel PDB yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri.

6. Patra Yunita (2008)

Independen: Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat

Inflasi, dan Kurs Dollar.

Dependen:

Menggunakan metode pemodelan regresi linier sederhana. Dengan hasil penelitian yaitu Suku Bunga SBI diidentifikasikan dengan besaran Net Equivalent Rate berpengaruh secara signifikan. Dan Tingakat Inflasi yang diidentifikasikan dengan besaran Real Equivalent Rate berpengaruh secara signifikan. Sedangkan variabel Kurs berpengaruh negatif


(63)

45

Dana Pihak Ketiga

Perbankan Syariah.

terhadap DPK.

7. Amaliansh ah Banowo dan Budi Hermawan (2005) Dependen: Simpanan Mudharabah. Independen: SBI dan SWBI

Hasil analisis ketujuh regresi linier secara umum menunjukkan nisbah simpanan mudharabah berhubungan dengan instrumen moneter Bank Indonesia yaitu baik SBI maupn SWBI. Tetapi simpanan mudharabah untuk jangka semua waktu tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan inflasi pada periode yang sama.

8. Haron dan Azmi (2005)

Money

Supply, Kuala Lumpur Composite Index, Tingkat Inflasi dan GDP

Hasil dari penelitian ini adalah dalam jangka pendek tingkat pengembalian tabungan yang diberikan oleh bank konvensional dan GDP mempengaruhi besarnya tabungan. Tingkat keuntungan investasi mudharabah yang diperoleh bank islam dipengaruhi oleh besarnya giro pemerintah, suku bunga simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank konvensional berpengaruh terhadap besarnya giro para pelaku bisnis dan individu.


(64)

46

9. Hanifeliza (2004)

Tingkat suku Bunga Riil, Inflasi, Jumlah Bank, Populasi besarnya Tabungan Masyarakat

Menggunakan metode analisis Ordinary Least Square (OLS) hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor yang signifikan mempengaruhi tabungan masyarakat adalah tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank, populasi besarnya tabungan masyarakat pada periode sebelumnya dan keadaan perekonomian Indonesia dengan terjadinya krisis tahun 1997 (variabel dummy). Pendapatan riil tidak mempengaruhi tabungan masyarakat secara signifikan.

10. Pariyo (2004)

Independen: SBI, Valuta Asing USD, dan SWBI.

Dependen: Dana Pihak Ketiga

Menggunakan analisis regresi linier berganda hasil yang diperoleh menunjukan semua variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent (DPK). Selain itu, dari hasil uji F test dimana hasil F test=15,311 dan dari print output juga terlihat signifikan 0,00 berarti ketiga variabel independent (SBI, Valas USD, dan SWBI) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dana pihak ketiga (DPK). Nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,514 .


(65)

47

11. Dr. Sudin Haron dan Norafifah Ahmad (2000)

Suku Bunga Bank

Konvensional, Tabungan dan Deposito Mudharabah.

Menggunakan Adaptive Expectation Model, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya deposito dengan

return yang ditawarkan oleh bank syariah dan

tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank konvensional. Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito di bank syariah


(66)

48

C. Kerangka Berpikir

Salah satu produk simpanan Mudharabah di perbankan syariah adalah Tabungan Mudharabah. Tabungan Mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad Mudharabah dengan dua bentuk yaitu Mudharabah Mutlaqah danMudharabah Muqayaddah. (Karim, 2007:299)

Inflasi adalah proses naiknya harga secara umum dan keseluruhan. Dengan kenaikan beberapa harga barang saja belum dapat dikatakan inflasi. Inflasi sebagi akibat dari jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak. Naiknya inflasi akan mengakibatkan barang-barang menjadi mahal dan tingkat suku bungan juga akan naik. Jika terjadi kenaikan pada barang-barang dan kemudian suku bunga naik, maka masyarakat tidak akan membelanjakan uangnya dan akan cenderung menggunakan uangnya dalam bentuk tabungan.

Mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Patra Yunita (2008), apabila terjadi inflasi maka jumlah dana pihak ketiga perbankan syariah akan mengalami penurunan yang diakibatkan oleh penarikan dana nasabah untuk kebutuhan konsumsi. Inflasi mengakibatkan penurunan daya beli mata uang sehingga dibutuhkan uang dalam jumlah lebih banyak untuk mengkonsumsi barang yang sama. Dalam kondisi ini kemungkinan yang akan terjadi untuk dapat memenuhi konsumsi, masyarakat akan melakukan penarikan dana simpanannya.

Exchange Rate (nilai tukar) atau yang lebih populer dikenal dengan nama kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang


(67)

49

asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency), atau mata uang domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang kemata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun aturan uang jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas hukum. (Adiwarman A. Karim, 2006:157)

Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Ari Cahyono (2009), bila kurs naik, sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu akan menjadi lebih mahal bila dihitung dngan mata uang negara lain tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen oleh produsen dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan bank akan kesulitan dalam melakukan penghimpunan Dana Pihak Ketiga.


(68)

50

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu pada halaman sebelumnya penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel independen (bebas) yaitu Inflasi, Kurs, dan BI rate terhadap variabel dependen (Terikat) yaitu Tabungan Mudharabah pada Perbankan Syariah Periode Agustus 2008 sampai dengan Agustus 2012. Seperti yang terlihat pada Tabel 2.2 dihipotesiskan bahwa variabel independen (inflasi, kurs dan BI rate) berpengaruh terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah). Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan.


(1)

95 Uji Multikolinieritas dengan Correlation Matrix

LNINF LNKURS LNBI

LNINF 1.000000 0.359391 0.750385 LNKURS 0.359391 1.000000 0.616270 LNBI 0.750385 0.616270 1.000000 Sumber: Data diolah


(2)

96 Uji Heteroskedastisitas cross terms

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.972396 Probability 0.069574 Obs*R-squared 15.32692 Probability 0.082339

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares

Date: 05/25/13 Time: 21:54 Sample: 2008M08 2012M08 Included observations: 49

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -118.3053 59.59923 -1.985013 0.0542 LNINF -5.749119 3.312300 -1.735688 0.0905 LNINF^2 -0.030845 0.055454 -0.556228 0.5812 LNINF*LNKURS 0.671224 0.395276 1.698115 0.0975 LNINF*LNBI -0.145714 0.465159 -0.313256 0.7558 LNKURS 26.51195 13.38527 1.980681 0.0547 LNKURS^2 -1.491675 0.767764 -1.942884 0.0593 LNKURS*LNBI -0.193128 1.086910 -0.177685 0.8599 LNBI 2.060062 8.871019 0.232224 0.8176 LNBI^2 -0.002862 0.951291 -0.003008 0.9976 R-squared 0.312794 Mean dependent var 0.029843 Adjusted R-squared 0.154208 S.D. dependent var 0.026044 S.E. of regression 0.023952 Akaike info criterion -4.445663 Sum squared resid 0.022373 Schwarz criterion -4.059578 Log likelihood 118.9188 F-statistic 1.972396 Durbin-Watson stat 0.953718 Prob(F-statistic) 0.069574 Sumber: Data diolah


(3)

97 Uji Autokorelasi Sebelum Differensi Tingkat Pertama

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 107.5091 Probability 0.000000 Obs*R-squared 40.83391 Probability 0.000000

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/25/13 Time: 21:55

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.453605 1.398420 1.754555 0.0865 LNINF -0.017871 0.040291 -0.443536 0.6596 LNKURS -0.299163 0.168873 -1.771525 0.0836 LNBI 0.166228 0.152119 1.092750 0.2806 RESID(-1) 1.068327 0.148325 7.202615 0.0000 RESID(-2) -0.151974 0.154967 -0.980691 0.3322 R-squared 0.833345 Mean dependent var -1.06E-15 Adjusted R-squared 0.813967 S.D. dependent var 0.174542 S.E. of regression 0.075283 Akaike info criterion -2.220852 Sum squared resid 0.243703 Schwarz criterion -1.989201 Log likelihood 60.41088 F-statistic 43.00362 Durbin-Watson stat 1.871695 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

98 Uji Autokorelasi setelah Differensi Tingkat Pertama

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.151393 Probability 0.128969 Obs*R-squared 4.460504 Probability 0.107501

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/25/13 Time: 21:56

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.000139 0.004666 0.029845 0.9763 D(LNINF) 0.002386 0.036894 0.064679 0.9487 D(LNKURS) 0.039806 0.115957 0.343283 0.7331 D(LNBI) 0.006789 0.203966 0.033286 0.9736 RESID(-1) -0.249794 0.151314 -1.650835 0.1062 RESID(-2) -0.240062 0.152561 -1.573547 0.1231 R-squared 0.092927 Mean dependent var 9.22E-19 Adjusted R-squared -0.015058 S.D. dependent var 0.029676 S.E. of regression 0.029899 Akaike info criterion -4.065526 Sum squared resid 0.037545 Schwarz criterion -3.831626 Log likelihood 103.5726 F-statistic 0.860557 Durbin-Watson stat 1.896697 Prob(F-statistic) 0.515472 Sumber: Data diolah


(5)

99 Uji Linieritas sebelum Differensi

Ramsey RESET Test:

F-statistic 20.27785 Probability 0.000049 Log likelihood ratio 18.57225 Probability 0.000016

Test Equation:

Dependent Variable: LNTM Method: Least Squares Date: 07/03/13 Time: 23:56 Sample: 2008M08 2012M08 Included observations: 49

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -739.3160 169.3983 -4.364366 0.0001 LNINF -22.88989 5.184497 -4.415065 0.0001 LNKURS 11.01006 2.517536 4.373348 0.0001 LNBI 139.1389 31.51594 4.414875 0.0001 FITTED^2 1.532575 0.340338 4.503094 0.0000 R-squared 0.810687 Mean dependent var 16.67850 Adjusted R-squared 0.793477 S.D. dependent var 0.331899 S.E. of regression 0.150831 Akaike info criterion -0.848864 Sum squared resid 1.000998 Schwarz criterion -0.655821 Log likelihood 25.79718 F-statistic 47.10495 Durbin-Watson stat 0.241160 Prob(F-statistic) 0.000000


(6)

100 Uji Linearitas setelah Differensi

Ramsey RESET Test:

F-statistic 0.062925 Probability 0.803125 Log likelihood ratio 0.070191 Probability 0.791059

Test Equation:

Dependent Variable: D(LNTM) Method: Least Squares

Date: 07/03/13 Time: 23:58

Sample (adjusted): 2008M09 2012M08 Included observations: 48 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.019160 0.027141 0.705956 0.4840 D(LNINF) 0.010695 0.048778 0.219249 0.8275 D(LNKURS) -0.135339 0.286048 -0.473132 0.6385 D(LNBI) 0.183326 0.377046 0.486216 0.6293 FITTED^2 9.290695 37.03695 0.250849 0.8031 R-squared 0.102071 Mean dependent var 0.022873 Adjusted R-squared 0.018542 S.D. dependent var 0.031295 S.E. of regression 0.031003 Akaike info criterion -4.011123 Sum squared resid 0.041331 Schwarz criterion -3.816206 Log likelihood 101.2669 F-statistic 1.221989 Durbin-Watson stat 2.357668 Prob(F-statistic) 0.315582