Dari sudut pandang teknik, pencampuran yang banyak akan dapat menyebabkan penyusutan shrinkage dan keretakan cracking pada beton structural, dan hal ini tidak
boleh terjadi melebihi batas-batas yang telah dipersyaratkan. Pencampuran yang tidak tepat juga bisa menyebabkan perubahan panas hidrasi dalam massa beton menjadi lebih tinggi
yang bisa menyebabkan keretakan. Sehingga dengan kata lain, ada begitu banyak pengaruh tidak langsung dari perancangan campuran beton yang akan turut mempengaruhi kuat tekan
beton jadi.
Dalam tugas akhir ini penulis akan mengkaji mengenai “ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PERBEDAAN FAKTOR AIR SEMEN SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP KUAT TEKAN BENDA UJI PADA MIX DESIGN YANG SAMA”. Dimana perancangan ditetapkan memenuhi kriteria perancangan standar
yang berlaku yaitu yang sesuai dengan SNI Standar Nasional Indonesia. Adukan beton dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang sebaik-baiknya, baik dari kuat tekan yang
tinggi, maupun kemudahan pengerjaan workability.
I.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menentukan beda kuat tekan yang terjadi pada beton umur 3, 7, 14, dan 28 hari
dengan mix design yang sama dengan faktor air semen yang berbeda. 2.
Mengetahui nilai faktor air semen optimum dalam campuran beton dalam mencapai kuat tekan rencana sesuai perencanaan campuran mix design.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh umur dan faktor air semen terhadap kuat tekan
beton.
I.4. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan dan pemeriksaan untuk sebuah benda uji dan ilmu yang dimiliki oleh penulis sendiri mengenai permasalahan yang diteliti terbatas serta
dana untuk pembuatan benda uji, maka pada penelitian ini diberikan pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Mutu beton yang direncanakan adalah K-225 kuat tekan minimal 225 kgcm
2
, karena beton berkekuatan lebih rendah, lebih daktil daripada beton berkekuatan lebih
tinggi. 2.
Kekuatan tekan beton yang ditinjau adalah dengan membandingkan faktor air semen yang berbeda-beda yaitu : 0.4, 0.5, 0.6, dan 0.7 dengan menggunakan mix design
yang sama. 3.
Mix design awal yang digunakan adalah dengan faktor air semen 0.5 dapat dilihat pada Lampiran C.
4. Model yang digunakan untuk percobaan di laboratorium adalah benda uji berbentuk
silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan jumlah 4 buah pada masing- masing untuk setiap variasi faktor air semen.
Gambar 1.1 Benda Uji Silinder
5. Umur beton yang dipakai untuk percobaan kuat tekan adalah 3, 7, 14, dan 28 hari.
15 cm
30 cm
I.5. Mekanisme Pengujian
Pengujian dilakukan di Laboratorium Beton Teknik Sipil USU yang berlokasi di komplek kampus Universitas Sumatera Utara, Medan. Dengan mekanisme sebagai berikut :
Pembuatan benda uji : pembuatan beton dengan mutu beton K-225 yang
menggunakan agregat kasar berupa batu pecah dan nilai faktor air semen dibedakan dalam 4 variasi. Jumlah benda uji yang digunakan untuk penelitian berikut berjumlah
16 buah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Adapun variasi yang digunakan adalah :
Variasi I : benda uji dengan FAS 0.4
• Sampel I
: Kuat tekan umur 3 hari •
Sampel II : Kuat tekan umur 7 hari
• Sampel III
: Kuat tekan umur 14 hari •
Sampel IV : Kuat tekan umur 28 hari
Variasi II : benda uji dengan FAS 0.5
• Sampel V
: Kuat tekan umur 3 hari •
Sampel VI : Kuat tekan umur 7 hari
• Sampel VII
: Kuat tekan umur 14 hari •
Sampel VIII : Kuat tekan umur 28 hari
Variasi III : benda uji dengan FAS 0.6
• Sampel IX
: Kuat tekan umur 3 hari •
Sampel X : Kuat tekan umur 7 hari
• Sampel XI
: Kuat tekan umur 14 hari •
Sampel XII : Kuat tekan umur 28 hari
Variasi IV : benda uji dengan FAS 0.7
• Sampel XIII
: Kuat tekan umur 3 hari •
Sampel XIV : Kuat tekan umur 7 hari
• Sampel XV
: Kuat tekan umur 14 hari •
Sampel XVI : Kuat tekan umur 28 hari
Pengujian slump slump test ASTM C143-90 A, untuk mengetahui tingkat
kemudahan pengerjaan setelah pencampuran.
Pengujian kuat tekan beton ASTM C 39-86 pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari.
I.6. Metodologi Penelitian