Tujuan Penelitian Pertanyaan Penelitian Manfaat Penelitian Desain Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian Etika Penelitian

dianjurkan untuk mulai bergerak duduk dan latihan berjalan.Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak mengalami komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan. Selama pasca persalinan setiap ibu post partum mempunyai pengalaman mengenai perawatan luka bekas episiotomi. Pengalaman inilah yang menentukan cara pandangpola pikir ibu dalam melakukan perawatan luka bekas episiotomi Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa perawatan luka episiotomi penting dilakukan karena luka bekas jahitan jalan lahir ini dapat menjadi pintu masuk kuman dan menimbulkan infeksi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengalaman Ibu terhadap Perawatan Luka Episiotomi”.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman Ibu dalam Perawatan Luka Episiotomi.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana penagalaman ibu dalam Perawatan Luka Episiotomi.

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kebidanan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi bidan dalam memberikan konseling kepada ibu tentang perawatan luka episiotomi. Universitas Sumatera Utara 2. Penelitian Kebidanan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan memperluas cara pandang, khususnya tentang perawatan luka episiotomi, sehingga dapat menerapkan pengalaman yang diperoleh untuk penelitian dimasa yang akan datang. 3. Pendidikan Kebidanan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal dan masukan bagi pendidikan kebidanan tentang pengalaman ibu terhadap perawatan luka episiotomi. Dan akhirnya nanti diharapkan, tenaga medis khususnya bidan dapat memberikan Asuhan Kebidanan tentang perawatan luka episiotomi. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

1. Pengertian Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung KBBI, 2005. Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. Daehler Bukatko, 1985 dalam Syah, 1003. Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari – harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia. Pengalaman ibu dalam perawatan Luka Episiotomi juga merupakan hal yang tidak terlupakan, karena hampir semua ibu yang merawat luka bekas episiotomi mengharapkan hal yang terbaik untuk mempercepat penyembuhan luka episiotomi.

B. Episiotomi

1. Pengertian Episiotomi

Episiotomi adalah insisi pada perinium untuk memperlebar orifisium vulva pada saat melahirkan bayi. farrer 2004. Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Episiotomi medial b. Episiotomi mediolateral

2. Pengertian Perawatan Luka Episiotomi

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan sehat Aziz, 2004. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus Danis, 2000. Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil Mochtar, 2002. Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

3. Tujuan Perawatan Luka Episiotomi

Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Hamilton 2002.

4. Lingkup Perawatan Luka Episiotomi

Menurut Hamilton 2002, lingkup perawatan perineum adalah sebagai berikut : 1. Mencegah kontaminasi dari rektum 2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma 3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau. Universitas Sumatera Utara

5. Waktu Perawatan

1. Saat mandi Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 2. Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 3. Setelah buang air besar. Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan. Feerer 2001.

6. Penatalaksanaan

1. Persiapan a. Ibu Pos Partum Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka. Universitas Sumatera Utara b. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik Fereer, 2001. 2. Penatalaksanaan Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidak nyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton 2002 adalah sebagai berikut: a. Mencuci tangannya b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik. d. Berkemih dan BAB ke toilet e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang. g. Pasang pembalut dari depan ke belakang. h. Cuci kembali tangan 3. Evaluasi Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah : a. Perineum tidak lembab b. Posisi pembalut tepat c. Ibu merasa nyaman Universitas Sumatera Utara

7. Dampak Dari Perawatan Luka Episiotomi

Perawatan lika episiotomi yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini : 1. Infeksi Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. 2. Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

2. Penelitian Fenomenologi

Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang Moleong, 2005. Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum namun untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang Moleong, 2005. Polit, et al., 2001 menyatakan bahwa terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu fenomenologi deskriptif dan fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena fenomenologi Universitas Sumatera Utara deskriptif dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut fenomenologi interpretif. Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu; ruang kehidupan, kehidupan tubuh memenuhi kebutuhan badaniah, usia kesementaraan, kehidupan hubungan manusia hubungan. Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian kualitatif. Fenomenologi memiliki riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial. Selain itu penomenologi juga merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia Moleong, 2005. Ahli penomenologi percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di dunia perwujudan adalah suatu konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia Polit, et al., 2001. Penelitian dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu Moleong, 2005. Fenomenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang- orang yang sedang diteliti, yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku seseorang. Tetapi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari- Universitas Sumatera Utara hari Moleong, 2005. Percakapan yang mendalam antara peneliti dan partisipan. Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup. Selanjutnya, dalam percakapan yang mendalam, peneliti berusaha menambahkan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh tentang pengalaman hidup mereka Polit, et al., 2001. Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian fenomenologi deskriptif melibatkan empat tahap yaitu: 1 menggolongkan data, yang berarti proses mengidentifikasi dan memegang praduga kepercayaan dan pendapat yang ditangguhkan tentang fenomena yang diteliti: 2 intuisi, yang terbentuk ketika peneliti membuka arti sifat dari fenomena dari orang yang pernah mengalaminya; 3 analisa data, misalnya menyaring percakapan penting, mengkategorikan, dan membuat pengertian tentang hal-hal yang baru dari fenomena; 4 menggambarkan, yaitu tahap menggambarkan ketika peneliti mulai mengerti dan mengartikan fenomena Polit, et al., 2001

3. Tingkat Kepercayaan Data

Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang dilakukan berpegang kepada empat prinsip dan kriteria menurut Lincoln dan Guba 1985. Ke empat prinsip dan kriteria tersebut ialah; 1 credibility; 2 dependability; 3 confirmability; 4 transferability. Prinsip kredibilitas credibility merujuk pada apakah kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam makna mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini, peneliti melakukan member check dalam wawancara atau pengamatan sehingga mencapai tingkat redundancy. Universitas Sumatera Utara Prinsip dependabilitas dependability merujuk apakah hasil penelitian tersebut memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip ini dapat dipenuhi dengan peneliti mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan data, dalam menggunakan konsep, dan membuat penafsiran atas fenomena. Prinsip konfirmabilitas confirmability bermakna keyakinan atas data penelitian yang diperoleh. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti menginformasikan hasil penelitian kepada ahli penelitian kualitatif. Prinsip transferabilitas transferability mengandung makna apakah hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan atau dapat diaplikasikan pada situasi lain. Hasil penelitian kualitatif tidak secara sistematis dapat digeneralisasikan, kecuali situasi tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan situasi yang berbeda sangat mungkin memerlukan penyesuaian menurut keadaan dan asumsi-asumsi yang mendasarinya. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Fenomenologi merupakan studi yang berkaitan dengan prespektif pokok seseorang Moleong, 2005. Hal ini sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengetahui pengalaman ibu dalam perawatan luka episiotomi.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami luka episiotomi di desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit yaitu sebanyak 15 orang

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya Nursalam, 2003. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 partisipan. Menurut Cresswell 1998, pada penelitian fenomenologi ini sampel yang diambil adalah sampel yang pernah mengalami substansi yang akan diteliti. Cara pemilihan partisipan pada penelitian ini tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan pada asas kesesuaian dan kecukupan sampai mencapai saturasi data, artinya bahwa dengan menggunakan partisipan selanjutnya boleh dikatakan Universitas Sumatera Utara tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti atau mengulang data yang sudah ada Saryono, 2010. adapun sampel yang diambil memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. IbuIbu post partum yang mengalami luka episiotomi 2. Ibu dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia 3. Bersedia untuk diwawancarai atau menjadi responden

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar baru, Kecamatan Sibolangit.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September 2010 sampai bulan Mei 2011. Waktu pengumpulan data dilakukan mulai dari Februari 2011 sampai April 2011

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada Ketua D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utarara, yaitu memberi penjelasan kepada calon partisipan penelitian tentang makna dan tujuan penelitian. Apabila calon partisipan bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka partisipan dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan informed consent yang sebelumnya sudah dibaca oleh partisipan dan mengerti isinya. Peneliti tidak akan memaksa jika partisipan menolak atau diwawancarai dan tetap menghargai haknya. Penelitian juga tidak menimbulkan resiko bagi individu yang Universitas Sumatera Utara menjadi partisipan. Selanjutnya kerahasiaan identitas informasi yang diberikan tetap terjaga.

F. Alat Pengumpulan Data