Pengalaman Ibu Primipara Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor

(1)

PENGALAMAN IBU PRIMIPARA DALAM MELAKUKAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI KLINIK BERSALIN SURYANI

KECAMATAN MEDAN JOHOR

ISMIYATUL KHOIRIAH HASIBUAN 145102067

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Pengalaman Ibu Primipara Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor

Tahun 2015

Abstrak

Latar belakang: Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat 2500-4000 gram. Seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali disebut dengan primipara.

Tujuan penelitian: Untuk mengeksplorasi pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.

Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan 6 orang. Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2015.

Hasil: Diperoleh bahwa karakteristik pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir memiliki lima tema yaitu respon ibu dalam melakukan perawatan bayi merasa senang, terharu dan merasa sedih. Kedua perawatan bayi baru lahir yang dilakukan meliputi pemberian nutrisi yaitu ASI dan PASI, memandikan bayi, perawatan tali pusat dengan menggunakan betadin dan kasa steril, dan pemberian imunisasi HB0 dan BCG. Ketiga informasi tentang perawatan bayi baru

lahir yaitu dari orang tua, tetangga/teman, televisi/internet, koran/buku dan dari bidan. Keempat kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, yang kelima upaya yang dilakukan mengatasi kendala/kesulitan dalam perawatan bayi baru lahir adalah tetap menyusui bayinya, merubah tekhnik menyusui, menggunakan nipple dan syiringe, berobat dan memberi susu.

Kesimpulan: Pada penelitian ini bidan lebih banyak memberikan informasi tentang perawatan bayi baru lahir pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, sehingga ibu lebih terampil dalam merawat bayinya setelah lahir.


(5)

An Experience of Primipara Maternal in Caring Newborn on Suryani The Maternity Clinic Medan Johor District 2015

Abstract

Background: Newborn of a baby is defined a baby be delivered in present back of head via vagina without any aid devices in aged 37 weeks up to 42 weeks with weight of 2500-4000 grams. A maternal deliver a neonatal for the first delivery is named with primipara.

Objectives: This study is aimed at exploiting an experience of a maternal as primipara in caring newly baby.

Methodology: This study adopted pheno-menology qualitative research design. In taking the sample is with purposive sampling method with total participant of 6 patients. The research was done in Klinik Bersalin Suryani – Clinic Kecamatan Medan Johor 2015.

The Results: It is obtained a characteristic in experience of maternal as primipara in caring a newly baby, there noted at least five themes such as maternal respond in caring the baby feel so joyful, affected in emotional. Secondly, nursing the baby in newly born a maternal should provide baby nutrition with ASI and PASI – breasting, bathing the baby, umbilical cord caring using bethadine and sterile casa, provide HBO and BCG immunization. Thirdly, information about how to care a baby, still the maternal is kindly get from other maternal, neighboring, by internet, books and from midwife. Fourthly, the barriers or difficulties in caring newly baby is the condition of maternal it self and on baby. Still, the solution to some difficulties while caring the baby is persistently to breast the baby, change the method in breasting, recommended using nipple and syringes, with medicines and give milk. Conclusion: on this research more midwives, provide information on the care of newborn babies at the time of the mother’s pregnancy checks, so that mother are more skilled in taking care of her baby after birth


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengalaman Ibu Primipara Dalam Melakukan perawatan bayi baru lahir Di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2015”

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini dari awal hingga selesai.

4. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc (CM-FM) selaku penguji I 5. Nurbaiti, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku penguji II

6. Seluruh Dosen pengajar D-IV Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administrasi.

7. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar, Sembah sujud yang tidak terhingga kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya yang tak terhingga berupa do’a,


(7)

dukungan moril dan material serta nasehat sebagai penyemangat selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Terutama keluarga bapak Suyanto S.E yang telah memberikan kasih sayang, do’a, dukungan dan semangat selama proses perkuliahan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini

8. Kepada pimpinan klinik bersalin Suryani yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Dan seluruh pegawai yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian

9. Teman – teman Program DIV Bidan Pendidik USU angkatan 2014, yang telah memberikan dukungan dan semangat, terimakasih untuk semua kenangan dan pengalaman, serta kekeluargaan yang kalian berikan

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis lmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih banyak kekurangan, namun demikian besar harapan penulis kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 9 Juli 2015 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Klinik Bersalin ... 4

2. Bagi Institusi Pendidikan ... 4

3. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir... 5

B. Adaptasi BBL Terhadap Kehidupan diluar Uterus... 6

1. Periode Transisi... 6

2. Periode Pasca Transisional... 8

3. Sistem Pernapasan... 8

4. Suhu Tubuh ... 9

5. Sistem Kardiovaskular... 9

6. Metabolisme Glukosa... 11

7. Adaptasi Ginjal... 12

8. Adaptasi Gastrointestinal... 12

9. Adaptasi Hati... 13

C. Pencegahan Infeksi... 13

D. Perawatan Dasar Bayi Baru Lahir... 14

E. Study Fenomenologi... 16

F. Keabsahan Data... 17


(9)

2. Partisipan Penelitian... 18

3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 19

4. Etika Penelitian... 19

5. Alat Pengumpulan Data... 20

6. Pengumpulan Data ... 21

7. Analisa Data... 22

8. Keabsahan Data... 23

BAB IV HASIL PENELITITIAN DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Partisipan ... 24

B.Hasil Penelitian ... 25

1. Respon ibu dalam melakukan Perawatan Bayi baru Lahir ... 26

2. Perawatan Bayi Baru Lahir yang Dilakukan ... 27

3. Informasi Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir ... 32

4. Kendala atau Kesulitan Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 33

5. Upaya yang dilakukan Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 35

C. Pembahasan ... 36

1. Respon Ibu ... 37

2. Perawatan Bayi Baru Lahir yang Dilakukan ... 40

3. Informasi Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir ... 46

4. Kendala atau Kesulitan dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 51

5. Upaya yang Dilakukan Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir ... 52

D. Keterbatasan Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 57


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan ... 24 Tabel 4.2 Tema dan Sub Tema ... 25


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Penelitian

Lampiran 2 : lembar Instrumen Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Panduan Wawancara Partisipan

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 : Surat Balasan Penelitian


(12)

Pengalaman Ibu Primipara Dalam Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor

Tahun 2015

Abstrak

Latar belakang: Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat 2500-4000 gram. Seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali disebut dengan primipara.

Tujuan penelitian: Untuk mengeksplorasi pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.

Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan 6 orang. Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2015.

Hasil: Diperoleh bahwa karakteristik pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir memiliki lima tema yaitu respon ibu dalam melakukan perawatan bayi merasa senang, terharu dan merasa sedih. Kedua perawatan bayi baru lahir yang dilakukan meliputi pemberian nutrisi yaitu ASI dan PASI, memandikan bayi, perawatan tali pusat dengan menggunakan betadin dan kasa steril, dan pemberian imunisasi HB0 dan BCG. Ketiga informasi tentang perawatan bayi baru

lahir yaitu dari orang tua, tetangga/teman, televisi/internet, koran/buku dan dari bidan. Keempat kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, yang kelima upaya yang dilakukan mengatasi kendala/kesulitan dalam perawatan bayi baru lahir adalah tetap menyusui bayinya, merubah tekhnik menyusui, menggunakan nipple dan syiringe, berobat dan memberi susu.

Kesimpulan: Pada penelitian ini bidan lebih banyak memberikan informasi tentang perawatan bayi baru lahir pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, sehingga ibu lebih terampil dalam merawat bayinya setelah lahir.


(13)

An Experience of Primipara Maternal in Caring Newborn on Suryani The Maternity Clinic Medan Johor District 2015

Abstract

Background: Newborn of a baby is defined a baby be delivered in present back of head via vagina without any aid devices in aged 37 weeks up to 42 weeks with weight of 2500-4000 grams. A maternal deliver a neonatal for the first delivery is named with primipara.

Objectives: This study is aimed at exploiting an experience of a maternal as primipara in caring newly baby.

Methodology: This study adopted pheno-menology qualitative research design. In taking the sample is with purposive sampling method with total participant of 6 patients. The research was done in Klinik Bersalin Suryani – Clinic Kecamatan Medan Johor 2015.

The Results: It is obtained a characteristic in experience of maternal as primipara in caring a newly baby, there noted at least five themes such as maternal respond in caring the baby feel so joyful, affected in emotional. Secondly, nursing the baby in newly born a maternal should provide baby nutrition with ASI and PASI – breasting, bathing the baby, umbilical cord caring using bethadine and sterile casa, provide HBO and BCG immunization. Thirdly, information about how to care a baby, still the maternal is kindly get from other maternal, neighboring, by internet, books and from midwife. Fourthly, the barriers or difficulties in caring newly baby is the condition of maternal it self and on baby. Still, the solution to some difficulties while caring the baby is persistently to breast the baby, change the method in breasting, recommended using nipple and syringes, with medicines and give milk. Conclusion: on this research more midwives, provide information on the care of newborn babies at the time of the mother’s pregnancy checks, so that mother are more skilled in taking care of her baby after birth


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia 37minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin (Rukiyah, 2010.hlm.2)

Pada periode pasca partum, bayi baru lahir mengalami perubahan biofisiologis dan perilaku yang kompleks akibat transisi ke kehidupan ekstra uteri. Beberapa jam pertama setelah lahir suatu periode penyesuaian kritis bagi bayi baru lahir yaitu adaptasi pernafasan, kardiovaskuler, neurologis, gastrointestinal, ginjal, hati, sistem imun, serta perubahan termoregulasi dan metabolik (Stright, 2005.hlm.208)

Tumbuh kembang bayi pada bulan pertama, bayi akan memulai adaptasinya dengan lingkungan baru dengan memiliki gerakan refleks alami, memiliki kepekaan terhadap sentuhan, refleks kepalanya akan bergerak kebagian yang disentuh, dan komunikasi yang digunakan adalah menangis. Kemampuan dan ukuran tubuhnya mengalami perubahan yang cepat (Simkin, 2008.hlm.351)

Beberapa bayi lahir sangat dipengaruhi oleh kondisi masa prenatal, natal, dan post natal. Keadaan ini akan memberi pengaruh bagi tumbuh


(15)

kembang anak selanjutnya. Secara umum faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor genetik (stright, 2005).

Bayi baru lahir normal jika warna kulit seluruh tubuh kemerah-merahan, frekuensi jantung >100x/menit, menangis kuat dan gerakan aktif. Beberapa aspek asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu menjaga dan memastikan bayi tetap kering dan hangat, membungkus atau menyelimuti bayi, pengaturan suhu tubuh, mekanisme kehilangan panas dan pencegahan infeksi (Rukiyah, 2010).

Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan asfiksia, hipotermi dan infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksia segera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat, dibarengi dengan pencegahan hipotermi dan infeksi (Ambarwati,dkk. 2011.hlm.14).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007, 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian neonatal (AKN) 19 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita (AKABA) adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Tanpa upaya yang keras dan fokus intervensi yang tepat dikhawatirkan target MDGs 4 tidak tercapai (Hukormas. 2014.hlm.1)

Provinsi sumatera Utara melalui dinas kesehatan berhasil menekan tingkat kematian ibu dan bayi pada tahun 2013, angka kematian bayi tahun 2013 menurun 1.043 dibanding tahun 2012 sebanyak 1.971 dan pada tahun 2011 sebanyak 2.021 (Suriantini, 2014.hlm.1)


(16)

Seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali disebut dengan primipara. Pada ibu primipara masih banyak merasa sedikit bingung dan cemas untuk memandikan dan menghadapi bayi ketika menangis (Sofian, 2012.hlm.69)

Dari pengamatan penulis fenomena yang terjadi di daerah bidan praktek mandiri suryani pada ibu bersalin khususnya, ibu primipara mengeluh dalam melakukan aktivitas barunya sebagi ibu tentang merawat bayinya. Sehingga suaminya datang kembali ke Klinik untuk menanyakan bagaimana cara merawat bayinya, walaupun bidannya sudah memberi pendidikian kesehatan dan konseling sebelum ibu pulang kerumah. Ibu mengatakan masih cemas dan bingung ketika banyinya menangis, dan cara mengganti popok bayi apabila basah.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.

B. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Suryani


(17)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi Klinik Bersalin

Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi pelayanan kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan melaksanakan perawatan bayi baru lahir

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan informasi khususnya bagi mata kuliah asuhan kebidanan neonatus bayi dan balita, untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa dalam menerapkan asuhan kebidanan dan melakukan perawatan bayi baru lahir

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Data bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir

Menurut Rochmah,dkk (2012,hlm.1) Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram.

Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu atau 28 hari sesudah kelahiran. Neonatus yaitu bayi baru lahir atau berumur 0 sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Masa neonatus terdiri dari neonatus dini yaitu bayi berusia 0-7 hari, dan neonatus lanjut yaitu bayi berusia 7-28 hari (Muslihatun, 2010.hlm.2)

Menurut Maryunani (2008, hlm.15) pengertian neonatus atau bayi baru lahir adalah dari lahir sampai usia 1 bulan. Sedangkan pengertian bayi yaitu dari usia 1 bulan sampai berjalan sendiri. Periode nenoatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan.

Bayi baru lahir normal yaitu tubuh bayi mengalami sejumlah adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menajalani masa transisi dengan baik (Muslihatun, 2010.hlm.3).

Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran, beberapa aspek penting dalam asuhan ini yaitu


(19)

menjaga bayi tetap kering dan hangat, mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibu sesegera mungkin, memberikan asuhan segera setelah badan bayi lahir, mengklem dan memotong tali pusat, pemeriksaan pernapasan pada bayi, dan melakukan perawatan pada mata dengan pemberian salep antibiotik. Jika bayi tidak mengalami masalah dalam waktu 24 jam, maka bidan akan melanjutkan pengamatan pernafasan, warna kulit, aktivitas bayi, mempertahankan suhu tubuh bayi, melakukan pemeriksaan fisik, dan memberi vitamin K pada bayi (Rochmah, 2012.hlm.2)

B. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan diluar Uterus

Adaptasi neonatal atau bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan didalam uterus kekehidupan diluar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostatis, bila terdapat gangguan adaptasi maka bayi akan sakit (Muslihatun, 2010.hlm.10) 1. Periode Transisi

Periode transisi merupakan fase tidak stabil selama 6 sampai 8 jam pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi. Periode transisi dibagi mejadi tiga periode yaitu periode pertama reaktivitas atau segera setelah lahir, karakeristik pada periode ini frekuensi pernapasan cepat dan dapat mencapai 80 kali per menit, adanya retraksi, dan suara seperti mendengkur. Denyut jantung dapat mencapai 180 kali permenit selama beberapa menit pertama kehidupan (Stright, 2005.hlm.209)

Pada periode ini terjadi fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke sianosis, tidak ada bising usus dan bayi tidak berkemih. Bayi memiliki sejumlah mukus, menangis kuat refleks mengisap kuat, mata bayi terbuka


(20)

lebih lama dari hari-hari sesudahnya karena bayi dapat mempertahankan kontak mata dalam waktu lama. Pada periode ini bayi membutuhkan perawatan khusus, yaitu mengkaji dan memantau frekuensi jantung dan pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah kelahiran, menjaga bayi agar tetap hangat dengan suhu aksila 36,50C – 37,50C (Muslihatun 2010.hlm.4)

Periode kedua yaitu fase tidur atau tidur pertama, setelah respon awal bayi baru lahir menjadi tenang, relaks dan jatuh tertidur, hal ini terjadi dalam dua jam setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam (Stright, 2005.hlm.209)

Menurut Muslihatun (2010, hlm.5) fase ini dimulai dari 30 menit setelah periode pertama reaktivitas dan berakhir pada 2-4 jam. Pada fase ini frekuensi pernafasan dan denyut jantug menurun kembali kenilai dasar, warana kulit cenderung stabil dan bisa terdengar bising usus. Pada fase ini bayi tidak banyak membutuhkan asuhan, karena bayi tidak memberikan respon terhadap stimulus eksternal.

Periode ketiga transisi yaitu periode kedua reaktivitas, ini berakhir sekitar 4-6 jam setelah kelahiran, periode ini bayi memiliki tingkat sensivitas yang tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan. Frekuensi nadi sekitar 120-160 kali permenit, frekuensi pernafasan sekitar 30-60 kali per menit. Terjadi fluktuasi warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai bercak-bercak. Bayi sering berkemih dan mengeluarkan mekonium, terjadi peningkatan sekresi mukus dan bayi bisa tersedak pada saat sekresi. Refleks mengisap bayi sangat kuat dan bayi sangat aktif. Kebutuhan asuhan bayi pada periode ini memantau secara ketat kemungkinan bayi tersedak saat


(21)

mengeluarkan mukus yang berlebihan, memantau setiap kejadian apnea dan mulai melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung, memiringkan bayi serta mengkaji keinginan dan kemampuan bayi untuk mengisap dan menelan (Muslihatun, 2010.hlm.5)

2. Periode Pasca Transisional

Setelah bayi melewati periode transisi, bayi dipindahkan ke ruang rawat gabung bersama ibunya. Asuhan bayi baru lahir normal umumnya mencakup pengkajian tanda-tanda vital setiap 4 jam, pemeriksaan fisik setiap 8 jam, pemberian ASI on demand, menggganti popok serta menimbang berat badan, selain asuhan transisional dan pasca transisional asuhan bayi baru lahir juga diberikan pada bayi berusia 2-6 hari, serta bayi berusia 6 minggu pertama (Muslihatun, 2010.hlm.5)

3. Sistem Pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi dengan normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan pada rongga dada bayi melalui jalan lahir per vaginam mengakibatkan cairan paru yang jumlahnya 80-100 ml, berkurang sepertiganya sehingga volume yang hilang ini digantikan dengan udara. Paru mengembang sehingga rongga dada kembali kebentuk semula, pernapasan pada neonatus terutama pernapasan diapragmatik dan abdominal biasanya frekuensi dan kedalaman pernapasan masih belum teratur. Upaya pernapasan pertama berfugsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru utuk pertama kali, agar


(22)

alveolus dapat berfungsi harus terdapat surfaktan dalam jumlah yang cukup dan aliran darah ke paru (Rochmah. 2012.hlm.5)

4. Suhu Tubuh

Mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkungannya melalui cara pertama evaporasi yaitu kehilangan panas melalui proses penguapan atau perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap. Pencegahannya, setelah bayi lahir segera mengeringkan bayi secara seksama dan menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan kering serta menutup bagian kepala bayi. Cara kedua konduksi yaitu kehilangan panas dari tubuh bayi kebenda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi, misalnya menimbang bayi tanpa mengalasi timbangan bayi dan menggunakan stetoskop untuk pemeriksaan bayi baru lahir (Muslihatun. 2010.hlm.12)

Cara ketiga konveksi yaitu kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, misalnya aliran udara dingin dari kipas angin, dan hembusan udara dingin melalului ventilasi. Cara keempat radiasi yaitu kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi, misalnya bayi terlalu dekat ke dinding tanpa memakai penutup kepala atau topi (JNPK-KR, 2012).

5. Sistem Kardiovaskular

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan bersirkulasi keseluruh tubuh guna menghantarkan oksigen ke jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung


(23)

kehidupan diluar rahim, terjadi dua perubahan beasar yaitu penutupan foramen ovale pada atrium paru dan aorta, kemudian penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika pada tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan setelah talipusat di klem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan (Rochmah, 2012.hlm.7)

Maryanti, dkk (2011, hlm.16) mengatakan perubahan sistem kardiovaskuler yaitu oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Perubahan sistem kardiovaskuler yang terjadi tiga tahap yaitu pertama penutupan foramen ovale, dengan proses pemotongan tali pusat yang menyebabkan terjadinya penurunan sirkulasi darah. Hal ini merangsan timbulnya pernapasan pertama kali dan menyebabkan paru berkembang.

Kedua penutupan duktus arteriosus botali, ini merupakan pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta, pulmonalis menghubungkan ventrikel kanan ke paru untuk memberikan nutrisi dan pemeliharaan organ paru (pada masa janin), bukan untuk proses pernapasan. Pada proses pernapasan terjadi perubahan tekanan pada atriun kanan karena foramen ovale telah menutup, darah akan dialirkan melalui arteri pulmonalis


(24)

menuju paru proses ini berfungsi setelah janin lahir. Dan yang ketiga yaitu vena dan arteri umbilikalis, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari talipusat menutup secara fungsional dalam beberpa menit setelah lahir dan setelah tali pusat di klem.

6. Metabolisme Glukosa

Otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada saat kelahiran, setelah talipusat diklem, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir kadar glukosa darah akan turun dalam waktu 1-2 jam. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermi saat lahir, kemudian mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan dalam satu jam pertama, otak bayi akan mengalami risiko. Bayi baru lahir kurang bulan, IUGR, dan gawat janin merupakan kelompok yang paling berisiko, karena simpanan energi mereka berkuang atau digunakan sebelum lahir (Rochmah, 2012.hlm.9)


(25)

7. Adaptasi Ginjal

Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir, dan dua sampai enam kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5 sampai 20 kali dalam 24 jam. Urine dapat keruh karena lendir dan garam asam urat, noda kemerahan dapat diamati pada popok karena kristal asam urat (Stright, 2005.hlm.217)

Menurut Muslihatun (2010,hlm.18) fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus froksimal, serta renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa.

8. Adaptasi Gastrointestinal

Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan orang dewasa, membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu dan basah. Gigi tertanam didalam gusi dan sekresi ptialin sedikit. Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai mengisap dan menelan. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri sangat penting, contohnya memberikan makan sesuai keinginan bayi (ASI on demand) (Rochmah, 2012.hlm.10)

Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan neonatus cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan selain susu masih terbatas, hubungan antara esofagus


(26)

bawah dan lambung masih belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada neonatus (Maryanti. 2011.hlm.20)

9. Adaptasi Hati

Selama kehidupan janin sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus membantu pembentukan darah, dan selama periode neonatus hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai lima bulan kehidupan ekstra uterin, pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan terhadap defesiensi terhadap zat besi (Stright. 2005.hlm.217)

Menurut Maryanti, dkk (2011,hlm.21) setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan morfolofis berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Enzim hepar belum aktif benar, seperti enzim dehidrogenas dan transferase glukoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus neonatorum fisiologis.

C. Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi adalah suatu penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir, karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir pastikan melakukan tindakan pencegahan infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan penanganan pada bayi baru lahir, kemudian memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi baru lahir yang belum dimandikan, dan memastikan semua peralatan yang dipakai atau digunakan untuk menangani bayi baru lahir adalah steril, serta memastikan semua pakaian


(27)

yang digunakan bayi baru lahir dalam keadaan bersih (Maryanti.dkk. 2011.hlm.25)

Menurut Muslihatun (2010,hlm.20) ada beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir yaitu dengan cara merawat tali pusat, agar luka bekas pemotongan tali pusat tetap bersih dan tidak terkena air kencing atau kotoran bayi. Tali pusat dibungkus dengan kassa tipis yang steril dan kering, kemudian dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan pada luka talipusat karena dapat menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal.

Selanjutnya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir yaitu dengan cara membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat, dalam waktu satu jam setelah bayi lahir, kemudian berikan salep atau obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum (tetrasiklin 1%, Eritromision 0,5% atau Nitras argensi 1 %) dan biarkan obat yang ada disekitar mata jangan dihapus.

D. Perawatan Dasar Bayi Baru Lahir

Dijelaskan dalam the American Academy of Pediatrics (2005,hlm.45) Ketika bayi pertama kali lahir ibu mungkin merasa sedikit bingung memikirkan cara merawatnya, khususnya pada ibu yang memiliki bayi pertama. Bahkan tugas-tugas yang rutin seperti mengganti popok dapat membuat cemas terutama jika tidak pernah menghabiskan waktu untuk hal-hal yang berkaitan dengan perawatan bayi sebelumnya. Tetapi tidak memakan waktu lama untuk mengembangkan rasa percaya diri dan rasa tenang sebagai orangtua yang berpengalaman, dan akan mendapat bantuan


(28)

dan dukungan keluarga dalam proses perawatan bayi baru lahir. Beberapa kekhawatiran paling umum yang timbul selama bulan pertama kehidupan yang berawal dari hari perhari yaitu bayi mempunyai cara untuk memanggil bantuan ketika bayi merasa lapar atau dalam keadaan tidak nyaman dengan cara berupa tangisan, bayi mempunyai periode rewel dalam satu hari walaupun mungkin bayi tidak merasa lapar, merasa tidak enak atau lelah.

Dijelaskan dalam the American Academy of Pediatrics (2005,hlm.46) bahkan dari cara menangis ibu dapat mengidentiifikasi kebutuhan bayi, misalnya jika bayi kedinginan, lapar, dan popoknya basah, hanya dengan menangis bayi bisa memberitahu orang tuanya dan segera menghangatkan, dan mengganti popoknya, ketika bayi semakin besar tangisan juga akan mulai bervariasi seolah-olah menyampaikan kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Cara terbaik menangani tangisan adalah merespon bayi dengan segera, memberinya perhatian bukan berarti membuatnya menjadi manja, dan jika segera merespon tangisan atau memenuhi kebutuhannya tangisannya akan menjadi semakin sedikit.

Maryanti,dkk (2011,hlm.44) menguraikan dalam bukunya perencanaan asuhan dalam perawatan dasar bayi meliputi pemberian nutrisi yaitu dengan memberikan ASI sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3 jam, sampai bayi berumur 6 bulan (ASI Eksklusif). Secara alamiah menyusui bayi adalah cara yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi, hal ini menimbulkan hubungan yang sangat penting untuk pertumbuhan psikologis bayi yang sehat.

Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan makanan lunak atau padat yang disebut makanan


(29)

pendamping ASI (MPASI). Kemudian memandikan bayi, untuk meandikannya pakailah air yang cukup hangat karena suhu tubuh bayi terpengaruh dan mudah berubah, saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan bayi dan beberapa lembar kain atau selimut untuk menyelimuti bai setelah dimandikan. Mandikan bayi secara cepat dengan air yang bersih dan hangat, setelah itu segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering. Kemudian pakaikan pakaian bayi dan segera selimuti atau bedong bayi kembali, pastikan bagian kepala ditutupi dengan baik, dan tempatkan bayi dengan ibunya di tempat tidur kemudian anjurkan ibu untuk menyusui bayinya (Maryanti.dkk. 2011.hlm.44)

E. Study Fenomenologi

Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau fenomenologikal. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang. Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai persfektif filosofi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada pengalaman-pengalaman subjektif dan interpretasi dunia (Moleong. 2009.hlm.14).

Moleong (2007, dalam Husni. 2008.hlm.9) mengatakan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif


(30)

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

Denzin dan Lincoln (1987 dalam Moleong, 2006. Husni.208) mengemukakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada.

F. Keabsahan Data

Menurut Moleong (2010,hlm.324) untuk menetapkan keabsahan data diperlukan tehnik pemeriksaan. Pelaksanaan tehnik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada dua kriteria yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Kepercayaan (kredibilitas)

Pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. kriteria ini berfungsi untuk inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Kemudian dengan menunjukkan derajat kepercayaan hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti .

2. Kepastian (Confirmability)

Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak, bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu sujektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang barulah dikatakan objektif.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi yaitu untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi, dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong. 2010.hlm.6). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir di klinik bersalin Suryani kecamatan Medan Johor Tahun 2014.

B. Partisipan Penelitian

Sampel dalam penelitian kualitatif dinamakan sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang melahirkan di klinik bersalin Suryani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014.

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai kepada taraf redundancy atau datanya telah jenuh, ditambah sampel tidak memberikan informasi yang baru. Artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan


(32)

informasi baru yang berarti (Sugiyono. 2013.hlm.218). Adapun jumlah partisipan yang dalam penelitian ini adalah 6 orang.

Adapun sampel yang diambil memenuhi kriteria inklusi berikut: 1. Partisipan adalah ibu primipara yang melahirkan di klinik bersalin

Suryani dalam tahun 2014

2. Ibu primipara yang melakukan perawatan bayi secara mandiri 3. Dalam kondisi sehat

4. Mampu berkomunikasi

5. Bersedia untuk menjadi partisipan dan diwawancarai.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Klinik bersalin Suryani Jalan Luku I Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor, karena adanya sampel yang memenuhi kasus masalah dalam melakukan perawatan bayi baru lahir pada ibu primipara syarat dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai bulan Maret sampai Juni 2015

D. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian dari ketua pelaksana program studi D-IV bidan pendidik fakultas Keperawatan Universita Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin pada pimpinan klinik bersalin suryani Kecamatan Medan Johor. Setelah mendapat persetujuan izin penelitian, peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik yaitu: setelah peneliti mendapatkan calon pertisipan yang memenuhi kriteria, peneliti memperkenalkan diri dan


(33)

menyampaikan maksud dan tujuan peneliti. Peneliti menjelaskan formulir persetujuan penelitian (informed consent) kepada calon partisipan. Jika calon partisipan bersedia menjadi partisipan dalam penelitian, maka diharapkan untuk menanda tangani informed consent. Partisipan dalam penelitian ini sifatnya sukarela, jika calon partisipan menolak untuk menjadi partisipan penelitian maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya untuk mengundurkan diri dari partisipan penelitian. Peneliti menjaga kerahasiaan identitas partisipan pada lembar pengumpulan data yang digunakan, seluruh informasi yang didapat hanya digunakan pada waktu penelitian saja.

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai instrumen langsung. Peneliti berperan menggali informasi sedalam-dalamnya terkait dengan kebutuhan dan tujuan dalam penelitian ini. Untuk memperoleh data demografi peneliti menggunanakan kuesioner data demografi yang berisi pertanyaan data umum partisipan pada lembar pengumpulan data atau kuesioner, meliputi: inisial, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, suku, dan agama. Setelah itu peneliti menggunakan panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan meliputi pengalaman dalam melakukan perawatan bayi baru lahir oleh ibu primipara. Selanjutnya menggunakan Handphone sebagai alat perekam suara partisipan dan pulpen serta kertas untuk mencatat hal-hal penting terkait kata-kata kunci penting dan kejadian yang penting.


(34)

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari ketua program studi D-IV bidan pendidik Universitas Sumatera Utara dan pimpinan klinik bersalin Suryani. Kemudian peneliti melakukan pendekatan kepada calon partisipan untuk mendapat persetujuan sabagi sampel penelitian. Peneliti melakukan pilot study, sebelum melakukan wawancara terhadap partisipan pertama yang bertujuan sebagai latihan dalam melakukan teknik wawancara. Pilot study dilakukan pada 1 orang partisipan dan partisipan tersebut tidak ikut sebagai partisipan dalam penelitian ini. Peneliti melanjutkan wawancara dengan partisipan lainnya setelah mendapatkan penilaian pembimbing bahwa peneliti sudah layak untuk melakukan wawancara mendalam pada penelitian ini.

Peneliti melakukan pendekatan (prolonged engagement) kepada partisipan selama kurang lebih 30-40 menit dengan pertemuan 1-2 kali sebelum wawancara penelitian dilakukan. Pendekatan yang dilakukan peneliti bertujuan untuk meningkatkan hubungan saling percaya antara peneliti dan partisipan.

Peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan wawancara yang akan dilakukan, kemudian memberikan informed consent untuk ditanda tangani apabila bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan selama 20-50 menit dengan mengacu pada panduan wawancara yang telah dibuat dan pertanyaan lainnya yang tidak ada dalam panduan dengan teknik Probing, serta diperkuat dengan teknik silent untuk memberikan kesempatan kepada partisipan menceritakan pengalamannya. Peneliti juga berupaya tidak mengarahkan jawaban partisipan dan


(35)

mengungkapkan pengalamannya secara bebas terhadap pertanyaan yang diajukan selama proses wawancara sehingga data yang diperoleh benar-benar merupakan pengalaman partisipan.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner data demografi sebagai data dasar dan wawancara untuk mengetahui hal-hal yang mendalam tentang pengalaman partisipan. Kemudian peneliti memulai wawancara dan merekam hasil wawancara. Peneliti memindahkaan hasil wawancara dan menyusunnya dalam bentuk transkip dan line kemudian peneliti menganalisa data dan membuat tema. Selanjutanya diuraikan kedalam bentuk narasi dari semua tema dan sub tema sebagai pernyataan partisipan. pengumpulan data dihentikan setelah saturasi data diperoleh.Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang dilakukan.

G. Analisa Data

Analisa data dilakukan pada saat transkip data pertama dilakukan, dengan menggunakan metode collaizi dengan 7 tahapan proses analisa Beck, Hungler dalam Husni (2008,hlm.21). Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membaca semua deskripsi untuk mendapatkan perasaan partisipan

b. Meninjau kembali setiap prosedur dan menyaring pernyataan-pernyataan penting

c. Mengemukakan makna setiap pernyataan penting

d. Mengorganisasi makna yang sudah dirumuskan kedalam kelompok tema, dengan cara membandingkan kembali kelompok-kelopok ini pada prosedur aslinya untuk mengabsahkannya. Kemudian mencatat


(36)

penyimpangan diantara berbagai kelompok dengan menghindari pengabaian data atau tema yang tidak sesuai.

e. Mengintegrasikan hasil kedalam penjelasan luas tentang fenomena yang sedang diselidiki.

f. Merumuskan penjelasan luas dari fenomena yang sedang diselidiki sebagai pernyataan diidentifikasi sespesifik mungkin.

g. Menanyakan partisipan tentang temuan-temuan ini sejauh mugkin sebagai langkah validasi akhir.

H. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data peneliti menggunakan dua prinsip kriteria yang digunaka yaitu credibility, dan confirmability (Moleong. 2010.hlm.324).

Penerapan derajat kepercayaan (Credibility) yaitu untuk melaksanakan penelitian alamiah sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai, maka peneliti mengadakan pertemuan dengan partisipan selama 1 minggu 1 -2 kali sebelum pengumpulan data untuk meningkatkan kepercayaan partisipan terhadap peneliti. Setelah dilakukan pertemuan dengan partisipan maka timbul rasa saling percaya antara partisipan dengan peneliti. Kemudian dilanjutkan dengan triangulasi dengan wawancara mendaladam dan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti disebut juga dengan membercheck.

Confirmability yang dilakukan pada penelitian ini adalah audit trial. selama proses penelitian ini berlangsung, peneliti berusaha mempertahankan pendokumentasian dengan baik. Kemudian peneliti menyerahkan hasil temuan selama proses penelitian kepada pembimbing untuk dikonfirmasi sehingga lebih objektif. Karena pembimbing merupakan seorang yang ahli


(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Partisipan

penelitian ini melibatkan enam orang partisipan. keenam partisipan tersebut adalah wanita yang telah melahirkan anak pertama di klinik bersalin suryani, yang telah melakukan perawatan bayi secara mandiri dan bersedia diwawancarai. umur partisipan antara 20-32 tahun, partisipan berpendidikan dari SMP-S1, partisipan berasal dari suku jawa, batak dan mandailing, semua partisipan beragama Islam. Berikut adalah paparan masing-masing karakteristik partisipan:

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan

Karakteristik P1 P2 P3 P4 P5 P6

Umur

20-32 tahun Pendidikan Terakhir

SMP SMA D-III S1

31 25 20 26 32 28

D-III SMA SMP S1 SMA SMP

Suku

Jawa Batak Agama

Islam

Jawa Jawa Jawa Jawa Batak Mandailing Islam Islam Islam Islam Islam Islam


(38)

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir memiliki lima tema yaitu: 1) Respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, 2) Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan, 3) Informasi tentang perawatan bayi baru lahir, 4) Kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, 5) Upaya yang dilakukan mengatasi kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.

Tabel 4.2 Tema dan Sub Tema

No. Tema Sub Tema

1 Respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir

a. merasa senang b. merasa terharu c. merasa sedih 2 Perawatan bayi baru lahir yang

dilakukan

a. pemberian nutrisi - ASI

- PASI

b. memandikan bayi c. perawatan tali pusat d. pemberian imunisasi 3 Informasi tentang perawatan

bayi baru lahir

a. orang tua

b. tetangga atau teman c. TV atau internet d. koran atau buku e. bidan

4 Kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir

a. kondisi ibu

- puting susu lecet

- puting susu masuk kedalam b. kondisi bayi

- sakit - rewel 5 Upaya yang dilakukan

mengatasi kendala atau

a. tetap menyusui dan merubah tehnik menyusui


(39)

kesulitan dalam perwatan bayi baru lahir

b. menggunakan nipple dansyringe c. berobat

d. memberi susu

Paparan dari masing-masing partisipan adalah sebagai berikut:

1. Respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir

Dari hasil wawancara diperoleh respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu: merasa senang, merasa terharu dan merasa sedih.

a. Merasa senang

keenam partisipan merasa senang saat melakukan perawatan bayi baru lahir, sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“rasanya senang dapat ilmu, harus hati-hati dan telaten. Jadi seorang ibu, ternyata tidak mudah, susah sekali Susahnya mulai dari kita mengandung dia, sampai melahirkan dia dalam keadaan hidup atau tidak” (P1)

“saya merasa senang, ya senangnya sudah punya anak, sudah jadi orangtua bisa mengurus anak sendiri” (P2)

“rasanya senang dapat anak, pertama dek-dekan gak nyangka sudah punya anak, yang lain udah lama nikah belum punya anak” (P3 )

“rasanya senang sekali, saat ini saya sudah punya anak, saya sudah jadi ibu, senangnya gak bisa dikatakan lagi” (P4)

“saya merasa senang karna saya sudah punya anak dan ada

kesibukan baru” (P 5)

“Perasaanku sonang ulala, bahagia masempurna urasa jadi

adaboru namalahirkon i, abangmupe holong rohania diau rado ia

pature si butet”

(perasaannya senang karna sebagai seorang perempuan merasa sempurna sudah melahirkan anak, suami juga sangat mendukung dalam perawatannya juga pada saat kelahirannya dan sangat sayang kepada saya) (P6)


(40)

b. Merasa terharu

Satu partisipan mengatakan terharu, saat melakukan perawatan bayi baru lahir, pernyataan partisipan dibawah ini:

“saya terharu dengan kelahiran anak saya, saya tidak menyangka

saya sanggup melahirkan seorang anak apalagi mengingat proses

kelahirannya rasanya saat itu sudah putus asah” (P2) c. Merasa sedih

“sedihnya kita kan baru melahirkan, capek, butuh istirahat tapi harus melek malam, merawatnya, nyusui, kadang pipis ganti popoknya,

jadi gak bisa tidur” (P2)

“sedihnya baru semalam sekolah sudah punya anak” (P3)

“awalnya saya merasa sedih karna dua jam sekali harus bangun

ngasikan asi, jadi saya kurang tidur” (P 5)

“pertamanai sedih ulala, harana inda modom, kadang pala waktu

jam 8 abangmu ma ngoppana baru au margatti mahami jam 12

sampe manyogot, pala arian modom ia, baru disima istirahat iba”

(Pertama saya juga merasa sedih karna saya tidak bisa tidur tengah malam, dari jam 8 malam sampai jam 12 suami yang jagain, gantian dari jam 12 sampai pagi saya yang jaga) (P6)

2. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan

Dari hasil wawancara diperoleh empat tindakan tentang perawatan bayi baru lahir yang dilakukan ibu yaitu pemberian nutrisi, memandikan bayi, perawatan tali pusat dan pemberian imunisasi

a. Pemberian Nutrisi

didapatkan hasil pemberian nutrisi yang dilakukan yaitu ibu melakukan pemberian ASI dan Pendamping ASI (PASI) berupa susu formula, berikut ini adalah pernyataan partisipan


(41)

karna sedikit, saya kasih lagi susu formula takut bayinya kurang puas”(P1)

“saya cuma kasi ASI aja sampai sekarang, karna saya rasa lebih

bagus ASI dari susu yang lain, lagian ASI saya dari hari pertama sudah ada dan bayinya sudah bisa netek” (P2)

“anak saya minumnya ASI saja, pernah saya coba kasih susu botol

karna puting susunya sudah lecet jadi saya tidak kuat lagi neteki, anak saya tidak mau di kasih susu botol, sampai sekarang dia masih

netek”(P3)

“minumnya dikasi ASI, tapi cuman sebelah kanan aja karna yang

sebelah kiri putingnya masuk kedalam, namun tetap saya berikan

ASI”(P4)

“saya kasih asi walaupun tiap malam dua jam sekali harus bangun untuk neteki dia” (P5)

“pasadarion sampe opat ari inda adong aek nisusuku jaditong namanyusu ia dilehen susu formula, dung opat ari baru manyusu ia,

sampe sannri”

(hari pertama sampai hari keempat dia tidak minum asi, karna belum keluar asi saya, selama empat hari pertama diberikan susu formula, setelah itu sampai sekarang baru dia asi terus) (P6)

b. Memandikan bayi

Dari hasil wawancara diperoleh dua proses dalam memandikan bayi baru lahir yang dilakukan ibu yaitu proses memandikan bayi pertama menyiapkan perlengkapan mandi, menyiapkan pakaian, bedak dan minyak telon, kemudian tehnik memandikan bayi. semua partisipan pada minggu pertama belum berani memandikan bayi baru lahir, namun setelah putus tali pusat ada beberapa partisipan yang berani dan ada juga yang belum berani, dari masing-masing partisipan proses memandikan yang dilakukan adalah sama, berikut adalah pernyataan dari partisipan

“ yang disiapkan sebelum bayinya mandi yaitu air hangat dalam

ember mandi, sabun dan samponya juga, setelah perlengkapan mandinya disiapkan, kemudian pakaiannya juga disiapkan sesuai dengan susunannya mulai dari bedong sampai gurita dan bedaknya juga disiapkan , barulah bayinya dimandikan setelah pakaiannya


(42)

dibuka kemudian diangkat ke dalam ember mandi disapu dengan air kemudian disabuni sampai selesai dan dibilas tetap dalam ember dengan satu gayung air yang disisakan untuk bilas terakhir”

Setelah mandi rutin saya buat daun jarak yang dibakar dengan olesan minyak makan diatas perut anak saya, kata orang tua agar tidak mudah masuk angin, ini saya lakukan rutin dari lahir sampai umur tiga bulan (P1)

“Yang disiapkan sabun, baby oil dituangkan dalam ember mandi, sampo, air hangat campur air dingin kemudian pakaian dan handuknya disiapkan, bedaknya, minyak telon, setelah itu bayinya langsung diangkat kedalam ember mandi kemudian disabuni sampai selesai dan disiram dengan bilasan terakhir yang sudah disisakan ditempat lain.” (P2)

“sebelum dimandikan disiapkan sampo, air hangat, dan sabun dan dikasi baby oil ke air mandinya “sebelum mandi disiapkan popoknya,

handuknya kemudian bedak dan minyak telonnya, diambil kian airnya satu gayung untuk bilasan terakhir, kemudian bayi dimandikan dalam ember mandi, disabuni badannya kecuali bagian wajah bayi, setelah

selesai kemudian disiram dengan air yang disisakan sebelumnya”

(P3)

“menyiapkan air mandi, sabun dan samponya terlebih dahulu

disiapkan sebelum bayinya dimandikan setelah semua perlengkapan mandi disiapkan kemudian handuk dan bedongnya, bajunya, celana ,dan guritanya dibentangkan kian, setelah siap semuanya barulah bayinya dimandikan, pertama dilap dulu pakai air kemudian disabuni diluar,setelah disabuni bayi diangkat kedalam ember mandi sampai dengan selesai, kemudian bayi diangkat keatas handuk yang

disediakan dan melap badan bayi sampai kering” (P 4)

“siapkan ember, air dingn, dan air hangat dikasih baby oil ke air

mandi sabun dan pakaiannya juga disiapkan, handuk serta minyak dan bedak, kemudian dibuat susunannya agar pemakaian bajunya lebih mudah barulah bayinya dimandikan dan disabuni dalam ember mandi, setelah selesai baru diangkat langsung ke atas handuk yang

disediakan untuk melap kering badan bayi” (P 5)

“di pasiap pajolo bajuna, cawatna, lappinna, aekna diember,

sabunna, miyakna, baru diparidi ia tu aek i, sonima uida dibaen ia. perasaank pajolo paridi ia mabiar au, harana inda podo hatop, dungi

inda podo ias baenna naparjoloi dope soni”

(disiapkan air mandinyair hangat, sabun, Bajunya disusun terlebih dahulu, bedak, minyak kayu Putih, baru dimandikan, perasaan saya memandikan dia awalnya saya masih takut-takut, jadi mandikannyapun belum bersih kali) (P6)


(43)

c. Perawatan tali pusat

dari hasil wawancara diperoleh perawatan tali pusat bayi yang dilakukan oleh ibu yaitu dengan cara diberi betadin dan dibungkus kassa steril. Dua partisipan mengatakan perawatan talipusat bayinya diberi betadin setelah selesai mandi dan empat partisipan mengatakan perawatan tali pusat yang dilakukan pada bayinya adalah dibungkus dengan kassa steril. Sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“talipusatnya dilap kering dengan kassa steril, kemudian dibungkus dengan kassa kering yang baru, setelah tali pusat lepas, maka bekas pelepasan talipusat baru ditetesi betadin dan ditutup kembali dengan

kassa”(P1)

“setelah siap mandi talipusatnya dilap sampai kering, kemudian

pangkalnya ditetesi dengan betadin dan dibungkus dengan kain kassa steril, setelah tali pusat lepas, pangkal bekas pelesan tali pusat di

tetesi dengan betadin juga, baru ditutup dengan kassa steril” (P2)

“sebelum tali pusatnya putus siap mandi dilap kering pake kassa, kemudian baru dibungkus dengan kassa steril, setelah tali pusat lepas

baru ditetesi dengan betadin, lalu ditutup kembali dengan kassa”

(P3)

“Sebelum putus diberi betadin pada pangkal talipusatnya, kemudian

dibungkus dengan kain kassa kering, dan setelah putus talipusat

dikasi betadin juga kemudian ditutup dengan kassa lagi” (P 4)

“siap mandi tali pusat yang belum putus dilap kering dengan kassa,

kemudian di bungkus kembali dengan kassa, setelah talipusatnya lepas baru di berikan betadin pada pangkal pelepasan talipusat,

kemudian ditutup menggunakan kasa yang dari bidannya.” (P 5)

“inda adong perawatan nakhususda, harana paridi ia dung

matupekdo tali nipusotnai, doppak somatupek bidannai do paridina, inda adong uida dibaen ia sanga aha, abit nabottar sogi opatdo dibaen ia pambalutna, i sajo maia. dung matupek pe talipusotnai inda

nadong dibaen ia pala di lap ia sajo mia so ulang maraek”

(tidak ada perawatan khusus yang saya ada lakukan, karna saya mandikan dia setelah putus tali pusatnya, sebelum putus yang mandikannya adalah bidannya, sebelum putuspun tali pusatnya tidak ada diberikan apapun kecuali kassa, setelah putus tidak dikasih apapun. cuman di lap aja agar tidak basah) (P6)


(44)

d. Pemberian Imunisasi

Dari hasil wawancara diperoleh bayi sudah mendapatkan imunisasi yaitu berdasarkan jenisnya. Semua partisipan mengatakan bayinya sudah mendapat imunisasi setelah pulang dari klinik bersalin Suryani, sesuai denga pernyataan partisipan berikut ini.

“imunisasi pertama sebelum pulang dari klinik bersalin sudah diberikan kepada anak saya yang disuntik di paha sebelah kanan kata bidannya imunisasi HB0, dan kunjungan beriukutnya rutin saya bawa setiap jadwal yang ditentukan, yang terakhir dapat imunisasi campak,

sekarang imunisasinya sudah lengkap” (P1)

“sekarang tinggal menunggu jadwal imunisasi berikutnya, imunisasi

pertama sudah diberikan bidannya katanya HB0, dan ayahnya juga sering mengingatkan saya tentang jadwal imunisasi jangan sampai

ketinggalan, imunisasi berikutnya adalah DPT” (P2)

“imunisasinya sudah dapat semua, dan tidak ada yang

terlewatkan,setiap jadwal yang ditentukan bidannya saya bawa

imunisasi, yang terakhir adalah dapat imunisasi campak”

(P3)

“imunisasinya sudah dapat tinggal satu lagi yang belum dapat yaitu campak, sekarang tinggal menunggu umur sembilan bulan, imunisasi

pertama sudah dikasih HB 0” (P4)

“sudah lengkap imunisasinya dari yang pertama sampai campak,

rutin setiap bulan sesuai dengan jadwal yang diberikan bidannya” (P 5)

“anggo imunisasi inda adong boto dilehen dung lahir ia sampe pitu ari, palatong dioban doma imunisasi dung marumur sabulan, nauboto sanga aha goar ni imunisasi nadilehen i, uida disuntik di tangan nia, sannri marbekas songon korengan, imaia do imunisasi pertamana” (idak ada dikasi imunisasi setelah lahir sampai umur satu minggu, palingan di bawa imunisasi setelah umur satu bulan, yang diberikan ditangan sekarang meninggalkan bekas, itu saja yang diberikan imunisasi pertama) (P6)


(45)

3. Informasi tentang perawatan bayi baru lahir

Dari hasil wawancara diperoleh lima sumber tentang informasi perawatan bayi baru lahir yang didapatkan ibu yaitu dari orangtua, tetangga atau teman, TV atau internet, koran atau buku dan dari bidan

a. Orang tua

Semua partisipan memperoleh informasi tentang perawatan bayi baru lahir dari orangtua yaitu sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini:

“Mandiinya sekitar jam 4 sore, pagi jam 8, biar supaya segar, tidak boleh potong kuku, Kalo sebelum 40 hari jangan keluar rumah dulu ya,nanti magrib jangan dibiarin anaknya harus dipangku bayinya jangan dibiarin sendiri, kalo tidur harus dibangunin, jangan dibiarin tidur magrib kita gak tau itu mitos atau fakta, ya gitu kata orangtua

ya kita ikuti aja”(P1)

“dikasih tau cara ganti popok jika basah segera diganti jangan dibiarkan terlalu lama nanti anakny masuk angin, terus membedong

itu harus betul jangan asal tertutup saja ” (P2)

“saat meneteki diajari sama mamak harus seimbang, dipindah-pindah

agar kepala anaknya gak peang katanya.” (P3)

“diajarai cara mengganti popok dan cara memandikan bayi, kemudian jika anak nangis jangan dibiarkan gitu aja pasti ada yang

tidak nyaman ” (P 4)

“dikasih tau cara menggendong, memegang dan memangku bayi,

serta memperbaiki bedongnya, jika pipis cepat diganti” (P5)

“informasi sion nenek nia adong, pala pasusuon au leng nadiparateon ia idokon ia ulang naonok tu danaki manyusu geleng naron tembal

ulu nai”

(ada dari neneknya, saat saya menyusui diperhatikannya kalau neteki jangan terlalu lama posisi tidur nanti kepalanya peang kata neneknya) (P6)

b. Tetangga/ Teman

“diajari cara jemur bayi jika ada matahari di pagi hari jam tengah delapan, tidak boleh wajahnya langsung menghadap matahari” (P3)

“dapat mengeatuhi penyebab anak jadi rewel yaitu jangan dibiarkan


(46)

maunya digendong, popok yang basah terlalu lama diganti membuat

bayi tidak nyaman sehingga dia menangis ” (P4 ) c. TV/ Internet

“jangan memberi makan pada bayi sebelum umur enam bulan,

katanya jika terlalu cepat memberi makan sebelum waktunya dapat menyebabkan kerusakan pada usus bayi dan efeknya keliahatan setelah bayi sudah besar. Kemudian cara menangani anak jika sakit jangan dibiarkan terlalu lama dirumah, segera dibawa dokter” (P2)

“informasi yang saya liat di internet adalah cara memandikan bayi

yang benar, cara ngasi minyaknya kalau dari TV dapat info tentang produk yang bagus untuk kulit bayi seperti body lotion dan minyak

telon”(P3) d. Koran/Buku

“tidak boleh memberikan bedak berlebihan ke badan bayi karna

dapat meyebabkan iritasi pada kulit bayi, kemudian cara merawat bayi yang baik, jika membersihkan telinga dan hidung harus hati-hati dan tidak boleh memakai pampers terlalu lama” (P2)

e. Bidan

“cara mandiin megangnya harus bagus, tali pusatnya jangan dibiarin basah, uda siap mandi dibersihin, perban pusatnya diganti,dibungkus kembali”(P1)

“dikasi tau cara menyusui yang baik yaitu kepala bayi lebih tinggi

dari badan agar bayi tidak tersedak saat menyusui, setelah siap menyusui bayi disendawakan, dikasi tau juga cara merawat tali pusat

sebelum dan setelah lepas ” (P2)

“saya ingat pernah diajari bidannya cara meyusui yang benar saat pertama kali menyusui di klinik, saat menyusui yang diisap bayinya tidak boleh putingnya saja, dan saya mencoba tetap menyusui anak saya dengan tehnik yang benar” (P3)

“bidannya mengajari jika siap minum susu harus disendawakan,

kemudian cara merawat tali pusat yang benar, jangan dikasi


(47)

4. Kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir dari hasil wawancara diperoleh kesulitan yang dihadapai ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu dari kondisi ibu dan kondisi bayi. dari kondisi ibu adalah ibu mengalami lecet pada puting susu dan ada ibu yang mengalami puting susu masuk kedalam, sedangkan pada kondisi bayi adalah bayi pernah sakit, rewel.

a. kondisi Ibu

Dari hasil wawancara diperoleh kendala saat menyusui yaitu ada ibu yang mengalami lecet pada puting susu dan ada ibu yang mengalami kesulitan saat menyusui karna puting susu masuk kedalam. Berikut ini adalah pernyataan partisipan.

“Aku gak ada asi, tiga hari pertama kelahiran dia”(P1)

”tetek saya lecet, sudah gak kuat saya meneteki dia lagi sampe bengkak juga pernah,” (P3)

“saya neteki sebelah kanan saja, yang sebelah kiri putingnya tidak

keluar, tapi asinya tetap keluar, diberikan yang sebelah kiri anaknya

tidak puas untuk mengisapnya dan dia nangis” (P 4)

“pala pasusuon au matcit ulala susui maniak pala manyusu ia, pala tong nasobisa modom i ma tonga borngin sampe manyogot loja boto

nabegadang i”

(saat menyusui tetek saya sakit kali sampe lecet juga, jadi pas dia netek rasanya perih. kemudian itula yang gak bisa tidur dari tengah malam sampe pagi, rasanya saat itu capek begadang) (P6)

b. Kondisi Bayi

Dari hasil wawancara diperoleh kesulitan yang dihadapi ibu selama melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu saat bayinya dalam keadaan sakit, dan rewel sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini.


(48)

“Pas mau tidur aja dia rewel, jadi kita pun tidak bisa tidur” (P 4)

“saya khawatir dan bingung pas waktu sakit, dan pernah mencret,

keadaannya sangat lemah dan tidak seperti biasanya, sudah dibawa

berobat kedokter tapi saat itu belum juga sehat”(P 5)

5. Upaya yang dilakukan mengatasi kendala atau kesulitan dalam perawatan bayi baru lahir.

dari hasil wawancara diperoleh tiga cara mengatasi kendala yang dihadapi ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu tetap menyusi bayi dengan memperbaiki tehnik menyusui, menggunakan nipple dan syringe, kemudian membawa berobat dan memberi susu.

a. Tetap menyusui dan merubah tehnik menyusui

ibu yang mengalami lecet pada puting susu dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dengan merubah tehnik menyusui yang salah dan tetap memberikan ASI pada bayinya karna bayinya tidak mau diberikan susu formula. berikut ini adalah pernyataan partisipan:

“Saya coba kasi susu botol karna saya tidak tahan lagi sudah lecet, tapi dia tidak mau, setiap dia minum susu itu dia langsung gumoh dan muncrat sampe dari hidungnya juga keluar, jadi saya takut, tidak saya kasi lagi. Tetap saya kasih aja ASI, lama-kelamaan sudah tidak sakit lagi. saya ingat pernah diajari bidannya cara meyusui yang benar saat pertama kali menyusui di klinik, saat menyusui yang diisap bayinya tidak boleh putingnya saja, dan saya mencoba tetap menyusui

anak saya dengan tehnik yang benar,” (P3)

b. Menggunakan Nipple dan Syringe.

“sudah dicoba ditarik-tarik, menggunakan alat penarik puting susu juga sudah,putingnya hanya keluar sedikit saja, kemudian ditetekkan sama bayinya ASI nya memang keluar tapi dia tidak puas, jadi saya


(49)

c. Berobat

Dua orang pertisipan membawa anaknya kedokter berobat, pernyataan dari partisipan berikut ini.

“Dikasi obat dari sana, rasanya cemas dan khawatir, kemudian di kompres biar panasnya cepat turun Jika belum juga dibawa berobat ke dokter ataupun ke bidan”(P1)

“karna keadaannya sangat lemah dan tidak seperti biasa dia juga masih kecil, dan dibawa berobat kedoktertapi saat itu belum juga sehat, akhirnya pindah kedokter lain yang disarankan orang, dan

alhamdulillah anak saya sehat” (P 5) d. Memberikan susu

pernyataan partisipan dua jam sekali bangun tengan malam untuk mengatasi kerewelan anaknya.

“jika rewel malam hari saya kasi ASI saja kemudian digendong

sampai dia tidur, barulah , saat dia tidur sayapun ikut tidur walaupun hanya sebentar sudah bangun dan nangis lagi karna dibilang tiap

malam begitu saya sudah biasa dan tidak terlalu pusing lagi” (P 4)

C. Pembahasan

Hasil pembahasan ini akan diuraikan dengan pengalaman ibu primipara dengan perawatan bayi baru lahir. Hal itu meliputi karakteristik respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, perawatan bayi baru lahir yang dilakukan, informasi tentang perawatan bayi baru lahir, kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir dan upaya yang dilakukan mengatasi kendala atau kesulitan dalam perawata bayi baru lahir.

Kelahiran telah digambarkan sebagai sebuah fase dalam siklus kehidupan keluarga. Kehadiran anak pertama mewakili transisi besar dalam kehidupan seseorang. Menjadi seorang ibu berarti mengambil sebuah identitas baru yang melibatkan pemikiran kembali dan pendefenisian kembali diri sendiri secaara


(50)

komplit. Menjadi ibu adalah sebuah tantangan kerja keras dan penuh stres, tetapi menjadi ibu juga memberi penghargaan yang tidak terhingga. Cara individu menjalani peran ini akan dipengaruhi oleh reaksi mereka sendiri, yang sebagian besar ditentukan oleh kepribadian dan respon antara individu dan disekitar mereka termasuk keluarga (Williamson, 2014)

Menurut Sofian (2012) primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali.

Pada umumnya orangtua merasa gembira dengan kelahiran pertama, mencurahkan banyak waktu dan perhatian kepada bayi barunya. Kelahiran pertama biasanya membuat orang tua memberikan perhatian yang tidak terbagi (Rahmat, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat beragam pengalaman yang melaksanakan perawatan bayi baru lahir yang terdiri dari respon ibu, perawatan yang dilakukan, informasi perawatan, kendala atau kesulitan, solusi mengani kesulitan .

1. Respon Ibu

Pada pelaksanaan perawatan bayi baru lahir, terdapat beberapa perasaan yang dirasakan oleh ibu yaitu perasaan senang, terharu dan sedih. Menurut Jean Ball dalam Williamson (2014) cara ibu merespon secara emosional terhadap kelahiran bayi akan dipengaruhi oleh kepribadian dan kualitas dukungan yang diterima dari anggota keluarga, serta dukungan sosial termasuk bidan. Disatu sisi masa ini merupakan pengalaman yang bersifat sangat personal, disisi lain ini bersifat sangat umum. Menjadi ibu merupakan peran sosial yang telah ditentukan dan proses yang terlibat


(1)

Peneliti : kendala apa yang ibu hadapi selama melakukan proses memandikan dan perawatan tali pusat?

Partisipan : tidak ada kendala

Peneliti : Bagaimana perasaan ibu pertama kali mengganti popok bayi ibu?

Partisipan : pertama kali belum pas dan tidak rapi, setelah sering saya kerjakan baru saya pandai memakekan bedongnya.

Peneliti : bagaimana masalah membedong yang ibu hadapi Partisipan : soal membedong tidak ada masalah

Peneliti : bagaimana cara ibu memberi ASI pada bayi ibu?

Partisipan : dipangku, Asinya dikasi sebelahkanan saja, sebelah kiri putingnya masuk kedalam, namun tetap saya berikan asi, yang sebelah kiri asinya tetap keluar tapi Anaknya tidak puas mengisapnya dan dia menangis Peneliti : tindakan apa yang ibu lakukan pada puting payudara sebelah kiri yang

tidak keluar?

Partisipan : Sudah dicoba di tarik-tarik, menggunakan alat penarik puting susu, pake batang suntik juga sudahdibuat, dipencet-pencet juga sudah tapi tidak keluar juga, ditetekkan sama bayinya juga sudah asinya memang keluar cuman dia tidak puas, jadi saya kasih yang sebelah kanan saja.

Peneliti : dari siapa saja ibu memperoleh informasi tentang perawatan bayi baru lahir?

Partisipan : dari mamak, kawan kerja, dari buku juga Peneliti : informasi tentang apa yang ibu peroleh?

Partisipan : mamak ngasi tau cara ganti popok dan mandikan bayi, kemudian jika anak nagis jangan dibiarkan pasti ada yang tidak nyaman. kemudian dari teman pernah bilang jika anak kebanyakan tidur siang malamnya bisa rewel dan maunya digendong aja, kemudian popok yang basah terlalu lama diganti dapat mebuat bayi jadi masuk angin sehingga dia tidak nyaman dan menangis terus.

Peneliti : bagaimana Kendala yang dihadapi ibu selama melakukan perawatan bayi dari lahir sampai 28 hari?

Partisipan : Tidak ada kendala, paling malam aja dia rewel, sakit pun tidak pernah Peneliti : Apa yang ibu lakukan jika bayi ibu rewel?


(2)

lahir?

Partisipan : sudah tau cara merawat bayi, jika rewel sudah tau cara mengatasinya, cara memandikan, dulukan belum pernah megang anak bayi, sekarang sudah tau cara mengurus bayi baru lahir

Peneliti : pengalaman apa yang paling berkesan selama ibu melakukan perawatan bayi dari lahir sampai 28 hari?

Partisipan : Pas lagi bab, ekspresinya dia tau cara ngedan seperti orang dewasa, trus kalo ada gatal dikepala, dia tau menggerakkan tangannya ke kepala digaruknya kepalanya, sampe antingnya lepas ditariknya.

Peneliti : Bagaimana dengan imunisasinya?

Partisipan : imunisasinya sudah dapat, tinggal menunggu jadwal imunisasi selanjutnya satu lagi yang belum dapat yaitu campak, sekarang tinggal menunggu umur9 bulan, imunisasi pertama sudah dikasih HB 0

Peneliti : apa harapan ibu selama dalam melakukan perawatan bayi baru lahir? Partisipan : Jadi anak soleh jadi anak pinter, sehat selalu, rajin belajar

Peneliti : Terimakasih banyak buk atas waktu dan kesempatannya sudah meluangkan waktu untuk memberikan informasi tentang pengalamannya dalam merawat bayi, semoga dapat membantu tugas akhir saya

Partisipan : Iya, sama-sama

Peneliti : Permisi buk, assalamualaikum Partisipan : Iya,,, Waalaikum salam


(3)

P5

Peneliti : Assalamualaikum,,, Partisipan : Waalaikumsalam,,, Peneliti : apa kabar buk? Partisipan : Sehat

Peneliti : minta waktunya ya buk, sesuai dengan janji kita Sebelumnya Partiipan : iya boleh

Peneliti : bagaimana pengalaman ibu selama melakukan perawatan bayi ibu dari lahir sampai umur 28 hari?

Partisipan : seminggu pertama dibantu sama neneknya, setelah itu baru saya yang mengganti popoknya.

Peneliti : tindakan apa saja yang ibu lakukan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir ini?

Partisipan : mengurus dialah, ngasih minum susunya, mandikan, ganti kainnya kalau sudah basah

Peneliti : Bagaimana perasaan ibu dalam mengurusnya?

Partisipan : Senang, karna sudah punya anak Sedihnya saya merasa Kurang tidur, dua jam sekali harus bangun ngasikan asi, jadi saya kurang tidur

Peneliti : Bagaimana proses memandikan yang ibu lakukan?

Partisipan : siapkan ember, air dingin dan air hangat juga, dikasih baby oil ke air mandi, sabun dan pakaiannya juga disiapkan dan dibuat susunannya agar pemakaian bajunya lebih mudah, barulah dimandikan dan sisabuni dalam ember mandi, setelah selesai baru diangkat langsung keatas handuk yang disediakan untuk melap kering seluruh badannya

Peneliti : dari siapa Informasi yang ibu peroleh dalam melakukan perawatan bayi baru lahir?

Partisipan : dari neneknya, bidannya Peneliti : Informasi apa saja?

Partisipan : Dari bidannya cara menyendawakan siap minum susu harus disendawakan, jangan dikasi ramu- ramuan apaun pada tali pusatnya. dari nenekny cara megangya, menggendong, dan memangku serta


(4)

lahir?

Partisipan : Senangla,, ada kesibukan baru

Peneliti : apa kesulitan yang ibu rasakan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir?

Partispan : Ada, pas waktu sakit, pernah juga dia mencret saya kebingungan dan khawatir.

Peneliti : bagaimana cara ibu mengatasi kesulitan yang ibu hadapi saat itu?

Partisipan : karna keadaannya sangat lemah dan tidak seperti biasanya dia juga masih kecil sudah di bawa berobat kedokter tapi saat itu belum juga sehat, akhirnya Pindah kedokter lain, alhamdulillah barulah sehat Kembali Peneliti : bagaimana dengan keadaan imunisasinya buk?

Partisipan : imunisasinya sudah lengkap, pertama dapat satu hari setelah lahir, kemudian bulan berikutnya yang ditangan dan rutin setiap bulan sesuai dengan jadwal yang diberikan bidannya, kemudian imunisasi yang terakhir waktu di umur sembilan bulan

Peneliti : bagaimana dengan perwatan tali pusat yang ibu Lakukan?

Partisipan : siap mandi tali pusat yang belum putus di dilap kering dengan kassa, kemudian di bungkus kembali dengan kassa, setelah talipusatnya lepas baru berikan betadin pada pangkal pelepasan talipusat, kemudian ditutup menggunakan kasa yang daribidannya

Peneliti : apakah masih ada informasi yang mau ibu berikan? karna informasi pengalaman ibu ini sangat Penting buk, ini dapat memberikan info bagi orang lain juga buk

Partisipan : itu saja kak,,,

Peneliti : baiklah buk, kalau tidak adalagiTerima kasih banyak atas informasi pengalaman ibu, sudah Mau berbagi kepada saya, mudah-mudahan ini bermanfaat bagi saya khususnya penyelesaian tugas akhir saya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak ya buk,,,

Partisipan : iya kak sama-sama Peneliti : saya permisi ya buk,, Partisipan : iya hati-hati,,,


(5)

P6

Peneliti : Asalamualaikum,,,, Patisipan : waalaikum salam,,, Peneliti : gimana kabar kak? Partisipan : sehat,,,

Peneliti : wawancaranya langsung kita mulai saja ya kak Partisipan : iya silahkan,,,

Peneliti : bagaimana persaan kakak dalam merawat bayinya dari lahir sampai di umur 28 hari?

Partisipan : perasaannya senang karna sebagai seorang perempuan merasa sempurna sudah melahirkan anak, suami juga sangat mendukung dalam perawatannya juga pada saat kelahirannya dan sangat sayang kepada saya pertama saya juga merasa sedih karna saya tidak bisa tidur tengah malam dari jam 8 malam sampai jam 12 suami yang jagain dari jam 12 sampai pagi saya yang jaga

Peneliti : perawatan apa saja yang kakak kerjakan selama mengurus dia dari lahir sampai 28 hari?

Partisipan : mandiin dia, ganti popok, nyuci popok, neteki

Peneliti : bagaimana proses memandikan bayi yang kakak lakukan?

Partisipan : disiapkan air mandinyair hangata, sabun, Bajunya disusun terlebih dahulu, bedak, minyak kayu Putih, baru dimandikan, awalnya saya memandikan dia masih takut-takut , jadi mandikannyapun belum bersih kali

Peneliti : bagaimana dengan perawatan tali pusat iyang? kakak lakukan setelah mandi

Partisipan : tidak ada perawatan khusus yang saya ada lakukan, karna saya mandikan dia setelah putus tali pusatnya, sebelum putus yang mandikannya adalah bidannya, sebelum putuspun tali pusatnya tidak ada diberikan apapun kecuali kassa, setelah putus tidak dikasih apapun. cuman di lap aja agar tidak basah

Peneliti : bagaimana dengan pemberian minumnya?


(6)

tidur saya tidak pande, takut ketimpa bayinya sampai sekarang saya masih duduk kalo neteki

Peneliti : bagaimana dengan imunisasi petamanya setelah lahir sampai hari ke tuju kak?

Partisipan : tidak ada dikasi imunisasi setelah lahir sampai umur satu minggu, palingan di bawa imunisasi setelah umur satu bulan, yang diberikan ditangan sekarang meninggalkan bekas, itu saja yang diberikan imunisasi pertama

Peneliti : apa saja kendala atau masalah yang kakak hadapi selama melakukan perawatan bayi sampai 28 hari?

Partisipan : saat menyusui tetek saya sakit kali sampe lecet juga, jadi pas dia netek rasanya perih. kemudian itula yang gak bisa tidur dari tengah malam sampe pagi, rasanya saat itu capek begadang

Peneliti : bagaimana kakak mengatasi masalah tersebut?

Partisipan : tidak ada tindakan yang saya lakukan, saya biarkan saja, kata orang-orang juga kalo kita neteki pertama kali memang gitu, nanti sembuh sendiri, jadi saya biarkan saja lama-kelamaan sudah tidak sakit lagi. kalo yang tidak tidur solusinya saat dia tidur siang disitulah saya bisa tidur, baru agak lumayan, tapi malamnya gitu lagi

Peneliti : selama 28 hari pertama apakah ada kesulitan atau masalah yang terjadi pada bayi kakak?

Partsipan : selama 28 hari tidak ada, palingan setelah imunisasi dia baru demam sudah umur satu bulan

Peneliti : bagaimana penangan yang kakak lakukan saat dia demam?

Partisipan : saya kasih bayak minum asi aja, tidak ada dikasi obat, demamnya Cuma satu malam itu aja.

Peneliti : selama melakukan perawatan bayi baru lahir ini apakah ada informasi yang diperoleh khususnya mengenai perawatan bayi?

Partisipan : ada dari nenknya, saat saya menyusui diperhatikannya kalau neteki jangan terlalu lama posisi tidur nanti kepalanya peang kata neneknya, Peneliti : apakah masih ada pengalaman lain yang mau kakak ceritakan? karna

pengalaman ini sangat berguna dan dapat membantu orang lain juga Partsipan : saya rasa sudah saya ceritakan semua dari lahir sampai di umur 28 hari. Peneliti : baiklah kak, terimakasih banyak ya kak sudah berbagi dengan

pengalaman merawat bayi semoga ini bermanfaat bagi saya, sekali lagi terimakasih banya ya kak,,,,