kuat lentur dari komposisi 50 : 50 ke komposisi 60 : 40. Ini diduga pencampuran yang kurang homogen antara TKKS dengan PP yang
mengakibatkan kenaikan nilai kuat lentur pada penambahan serat TKKS.
4.2.2 Hasil Pengujian Modulus Elastis MOE
Pengujian ini menggunakan alat Universal Testing Macine Type SC-2DE MFG.No 6079 Cap.2000 kgf. Modulus Elastis MOE merupakan besaran
dalam bidang teknik yang menunjukkan ukuran ketahanan material dalam hal ini papan partikel menahan beban dalam batas proporsi sebelum patah.
Hasil pengujian menunjukkan nilai MOE yang terendah pada komposisi 30:70 sebesar 6500,88 Kgfcm
2
sedangkan yang tertinggi pada komposisi 50:50 sebesar 9171,98 Kgfcm
2
. Data hasil pengujian MOE dapat dilihat pada LAMPIRAN E. Hal ini diduga karena pencampuran serat dengan
polipropilena daur ulang yang sebanding sehingga menghasilkan MOE yang paling besar.
Gambar 4.5. Grafik Nilai Modulus Elastisitas
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik dapat dilihat ada kenaikan yang sangat signifikan dari komposisi 40 : 60 sampai komposisi 50 : 50. Ini diduga pada komposisi 40 : 60 sampai
komposisi 50 : 50 partikel - partikel TKKS dan PP mulai membentuk ikatan yang sangat kuat dan kembali menurun pada komposisi 60 : 40. Nilai MOE
papan partikel yang dihasilkan masih jauh berada dibawah standar. Standar Nasional Indonesia SNI 03 -2105-2006, Papan Partikel, yang mensyaratkan
nilai MOE minimal 20.400 Kgfcm
2
. Di duga hal ini disebabkan oleh karakteristik polipropilena yang memiliki nilai MOE 1,10 X 10
4
– 1,36 X 10
4
Kgfcm
2
jauh dibawah standar SNI. Bost 1986 dalam Syarief et al 1999. Nilai MOE yang begitu rendah juga diakibatkan oleh pengaruh TKKS yang
memiliki nilai MOE yang relatif rendah sebagaimana hasil penelitian Isroi, 2009 yang nilai MOE papan partikel yang terbuat dari TKKS dengan perekat
lateks, lem kanji dan polivinil aklirik hanya sebesar 1809,66 kgfcm
2
– 4131,17 kgfcm
2
. Dengan demikian nilai MOE yang diperoleh belum memenuhi Standar SNI.
4.2.3 Hasil Pengujian Kuat Impak
Pengujian ini menggunakan alat Wolperts Type : CPSA Com. No.88031040000 diberikan perlakuan dengan pemukul godam sebesar 4
Joule. Kekuatan Impak adalah suatu kriteria untuk mengetahui kegetasan bahan. Hasil pengujian menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang signifikan
pada perlakuan komposisi yaitu berkisar antara 3,08 – 3,82 Joullecm
2
. Data hasil pengujian kuat impak dapat dilihat pada LAMPIRAN G.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Grafik Nilai Kuat Impak Dari grafik kekuatan impak pada perlakuan komposisi 70:30 lebih kecil
sebesar 3,08 Joulecm
2
dan kekuatan impak komposisi 30 : 70 lebih besar sebesar 3,82 Joulecm
2
. Ini diduga karena ikatan antar molekul setelah penambahan serat semakin lemah sehingga kekuatan impaknya semakin
kecil.
4.2.4 Hasil Pengujian Kuat Rekat Internal