Tabel 2.3. Sifat Fisis dan Mekanis dari Papan Partikel
No. Sifat Fisik dan Mekanik
SNI 03-2105-2006
1. Kerapatan grcm
3
0,40 - 0,90 2.
Kadar Air 14
3. Pengembangan Tebal
Maks 12 4.
Kuat Lentur kgfcm
2
Min 82 5.
Modulus Elastisitas MOE kgfcm
2
Min 20.400 6.
Kuat Rekat Internal kgfcm
2
Min 1,5 7.
Kuat Impak -
Sumber : Badan Standardisasi Nasional, 2006
2.7.1 Pengujian Sifat Fisik
Untuk mengetahui sifat-sifat fisik papan partikel komposit dilakukan pengujian kerapatan
ρ, kadar air KA dan pengembangan tebal PT seperti berikut : a.
Kerapatan Pengujian kerapatan dilakukan pada kondisi kering udara dan volome
kering udara, sampel uji berukuran 10cm x 10cm x 1cm ditimbang massanya, lalu diukur rata-rata panjang, lebar dan tebalnya untuk
menentukan volumenya. Kerapatan sampel uji papan partikel komposit dihitung dengan persamaan :
ρ = 2.1
Dimana : ρ : kerapatan grcm
3
m : massa sampel uji gr
v : volume sampel uji cm
3
Universitas Sumatera Utara
b. Kadar Air
Kadar air dihitung dari massa sampel uji sebelum dan sesudah di oven dari sampel uji berukuran 5cm x 5cm x 1cm dengan persamaan :
KA = 2.2
Dimana : KA : kadar air
m
1
: massa awal sampel uji gr m
2
: massa akhir sampel uji gr
a. Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal dihitung atas tebal sebelum dan sesudah perendaman dalam air selama 24 jam pada sampel uji berukuran 5cm x
5cm x 1cm, dengan persamaan :
PT = 2.3
Dimana : PT
: pengembangan tebal T
1
: tebal sampel uji sebelum perendaman cm T
2
: tebal sampel uji sesudah perendaman cm
2.7.2 Pengujian Sifat Mekanik
Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari suatu bahan dilakukan beberapa pengujian dengan mengacu pada standar yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
a. Pengujian Kuat Lentur.
Pengujian kuat lentur dilakukan dengan Universal Testing Machine UTM dengan menggunakan jarak antara batang penyangga jarak
sangga 15 kali tebal sampel uji yaitu 15 cm, karena tebal sampel uji adalah 1 cm. Nilai kuat lentur
σ dihitung dengan persamaan :
σ = 2.4
Dimana :
σ : kuat lentur kgfcm
2
b : lebar sampel uji cm P : berat beban maksimum kgf
d : tebal sampel uji cm L : jarak sangga cm
Gambar 2.7. Alat Universal Testing Machine
b. Pengujian Modulus Elastisitas MOE. Pengujian kuat lentur Modulus of Elasticity disebut juga Modulus
Young pada lenturan E
f
dilakukan bersama-sama dengan pengujian keteguhan atau kuat patah, dengan menggunakan sampel uji yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya defleksi atau lenturan yang terjadi pada saat pengujian dicatat pada setiap selang beban tertentu, nilai MOE dihitung dengan persamaan:
E
f
= 2.5
Dimana :
E
f
: Modulus of Elasticity kgfcm
2
b : lebar sampel uji cm d : tebal sampel uji cm
P : berat beban sebelum batas proporsi kgf
L : jarak sangga cm : lenturan pada beban cm
L
Sampel Beban
Gambar 2.8. Pemasangan Sampel
c. Pengujian Kuat Rekat Internal
Kuat rekat internal dilakukan untuk sampel uji berukuran 5cm x 5cm x 1cm direkatkan pada dua buah blok aluminium dengan perekat besi atau
logam dan dibiarkan sampai mengering. Kedua blok ditarik tegak lurus terhadap permukaan sampel sampai beban maksimum, pengujian kuat
rekat internal dihitung dengan persamaan :
KRI = 2.6
Universitas Sumatera Utara
Dimana : KRI : kuat rekat internal kgf cm
2
P
maks
: berat beban maksimum kgf A : luas permukaan sampel uji cm
2
Penyiapan sampel atau contoh uji diperlihatkan seperti gambar berikut :
d. Pengujian Kuat Impak
Untuk pengujian kuat impak sampel uji berukuran 5cm x 10cm x 1cm. Pengujian kuat impak dapat dilakukan dengan menggunakan alat
model Charpy.
Gambar 2.9. Alat Uji Kuat Impak Model Charpy
Universitas Sumatera Utara
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN