Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan partikel yang dihasilkan termasuk dalam kategori kerapatan sedang dan kerapatan tinggi. Untuk komposisi 30:70
dikategorikan kerapatan sedang dan komposisi 40:60, 50:50, 60:40, 70:30 dikategorikan kerapatan tinggi. Kategori ini disesuaikan dengan penggolongan
menurut Tsoumis 1991 yang membagi papan partikel menjadi papan partikel dengan kerapatan rendah 0,25 grcm
3
– 0,40 grcm
3
kerapatan sedang 0,40grcm
3
-0,80grcm
3
dan kerapatan tinggi 0,80 grcm
3
– 1,20 grcm
3
. Standar Nasional Indonesia SNI 03 - 2105 – 2006, Papan Partikel,
mensyaratkan nilai kerapatan papan partikel sebesar 0,40 – 0,90 grcm
3
. Jadi semua papan partikel yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan yang di
tetapakan. Dari hasil pengujian, hampir tidak ada perbedaan nilai kerapatan setelah penambahan serat TKKS. Nilai kerapatan yang diperoleh setelah
penambahan TKKS lebih kecil dari 1,0 grcm
3
. Nilai kerapatan yang terbesar pada komposisi 60 : 40. Ini diduga karena pada komposisi 60 : 40 ikatan molekul -
molekul antar TKKS dengan PP lebih baik sehingga menghasilkan nilai kerapatan yang lebih besar.
4.1.2 Hasil Pengujian Kadar Air
Kadar air menunjukkan besarnya kandungan air di dalam suatu benda yang dinyatakan dalam persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air papan
partikel yang dihasilkan berkisar antara 0,04 untuk komposisi 30 : 70 samapai dengan 0,68 untuk komposisi 70:30.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Grafik Nilai Kadar Air
Data hasil pengujian kadar air dapat dilihat pada LAMPIRAN B. Hasil penelitian menunjukkan nilai kadar air rendah. Hal ini disebabkan plastik
polipropilena yang digunakan sebagai matrik bersifat hidropobik, sehingga papan partikel tidak mudah menyerap uap air dari lingkungannya
Berdasarkan perlakuan komposisi bahan menunjukkan bahwa semakin banyak serat Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS maka kadar air juga
semakain tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat serat TKKS sebagai salah satu bahan berlegnisellulosa yang hidrofinik. Malloney 1993
Standar Nasional Indonesia SNI 03 – 2105 – 2006, Papan Partikel, mensyaratkan nilai kadar air papan partikel 14. Dari hasil pengujian
semua papan komposit yang dihasilkan tidak mencapai kadar air minimum yang disyratkan. Rendahnya kadar air papan komposit yang dihasilkan
diduga disebabkan perlakuan panas pengempaan dengan menggunakan suhu 170
C yang membuat kadar air pada papan komposit mengalami penguapan. Hasil tersebut sangat baik untuk penggunaan interior dan eksterior karena
nilai kadar air sangat rendah.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Hasil Pengujian Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal adalah besaran yang menyatakan pertambahan tebal contoh uji dalam persen terhadap tebal awalnya setelah contoh uji direndam
dalam air pada suhu kamar selama 24 jam. Hasil rata-rata pengembangan tebal berfariasi antara 1,11 untuk komposisi 40 : 60 hingga 2,49 untuk
komposisi 70:30. Dari hasil pengamatan semakin banyak TKKS semakin besar nilai pengembangan tebal. Hal ini diduga karena sifat TKKS yang
mudah menyerap air atau hidrofinik. Data hasil pengujian pengembangan tebal selengkapnya dapat dilihat pada LAMPIRAN C.
Gambar 4.3. Grafik Nilai Pengembangan Tebal Standar Nasional Indonesia SNI 03 –2105 – 2006, Papan Partikel, nilai
pengembangan tebal yang di isyaratkan maksimum 12. Sedangakan nilai pengembangan tebal papan komposit yang dihasilkan dari pengujian dibawah
2,5, sehingga papan partikel memenuhi standar yang di isyaratkan. Dengan demikian papan partikel cenderung memiliki sifat hidrofobik sehingga lebih
tahan terhadap air.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Sifat