BAB I PENDAHULUAN
I.1. Umum
Unit Produksi Campuran Beraspal yang dikenal dengan nama AMP Aspal Mixing Plant, merupakan tempat mencampur agregat, aspal, dan tanpa atau dengan
bahan tambahan pada temperatur antara 140-160 C
[12]
. Sedangkan campuran beraspal panas adalahcampuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur
dengan aspal
[8]
.Pencampuran dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan
agregat terselimuti aspaldengan seragam .
Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya, ada beberapa jenis AMP
[3][17]
yaitu: AMP jenis takaran batch plant, AMP jenis drum pencampur drum mix dan AMP jenis menerus continuous
plant. Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran timbangan dan jenis drum pencampur
[17]
. Sedangkan apabila ditinjau dari bahan bakar yang digunakan untuk pemanas
agregat maka dikenal dua jenis AMP, yaitu: AMP yang menggunakan bahan bakar minyak solar dan AMP yang menggunakan bahan bakar batubara. Adapun yang
dimaksud dengan Unit Produksi Campuran Beraspal Panas menggunakan bahan bakar batubara untuk pemanas agregat adalah AMP yang umumnya menggunakan
bahan bakar minyak solar atau kerosene, diganti dengan bahan bakar batubara, untuk melakukan diversifikasi bahan bakar minyak dengan bahan bakar alternatif
[9]
. Hal ini mengingat harga minyak dunia yang fluktuatif.Maka diversifikasi bahan
Universitas Sumatera Utara
bakar minyak dengan bahan bakar alternatif dianggap dapat mengatasi kondisi tersebut.Diversifikasi bahan bakar minyak dengan bahan bakar alternatif, batubara
misalnya, tentu telah melalui pengkajian dan pengujian terhadap AMP berbahan bakar batubara.Maka pada prinsipnya penggunaan batubara dapat diijinkan
sepanjang memenuhi persyaratan teknis yang mencakup persyaratan bahan dan persyaratan peralatan.
Pemilihan batubara sebagai bahan bakar untuk pemanas agregat, tentu disertai dengan pengkajian kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan
dibandingkan dengan bahan bakar solar.Yang menjadi salah satu pertimbangan, dan termasuk perimbangan utama, tentu aspek ekonomi.Yang mana diketahui bahwa
harga batubara jauh lebih murah dibandingkan dengan harga solar.Namun demikian, aspek teknis juga patut dipertimbangkan.Sebab banyak hal yang harus diperhatikan
guna pengefektifan penggunaan bahan bakar batubara tersebut. Jangan sampai penggunaan bahan bakar batubara mengganggu sistem lain pada AMP. Dengan kata
lain Quality Control juga harus tetap terjaga. Di samping aspek ekonomi dan teknis, pengoperasian AMP berbahan bakar
batubara juga ditinjau dari aspek legal.Telah dikeluarkan suatu Pengaturan Teknis Unit Produksi Campuran Beraspal Panas Menggunakan Bahan Bakar Batubara untuk
Pemanas Agregat. Namun sama seperti peraturan-peraturan lainnya, implementasi peraturan ini juga belum berjalan dengan baik, perlu pengawasan lebih lanjut. Selain
itu juga terdapat masalah-masalah penggunaan batubara dalam kontrak kerja. Yang kesemuaanya itu akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini. Dan kemudian
sampai pada suatu kesimpulan mengenai perbandingan antara penggunaan bahan
Universitas Sumatera Utara
bakar minyak solar dengan penggunaan bahan bakar alternatif batubara untuk pemanas agregat pada unit produksi campuran beraspal Asphalt Mixing Plant.
I.2. Latar Belakang