Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III

ANALISIS ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL

PADA PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR

UMUM MEDAN

SKRIPSI MINOR

DIAJUKAN OLEH :

DWINTA RIZAL

NIM : 072101011

JURUSAN : KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Lembar Persembahan

allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang

yang mempunyai ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(Al-Mudajaadilah : 11)

Dua tangan sepuluh jari

Kususun tengadah rapi

Rasa syukur tak terhingga tuk sang pencipta

Atas karunia kesempatan dan jalan

Aku menjadi manusia seutuhnya

Dengan do’amu aku melangkah

Dengan restumu aku berjuang

Do’amu adalah kekuatan untukku

Restumu adalah kebahagiaanku

Ayah...dengan tetes keringatmu

Engkau buat aku menjadi orang yang berfikir

Ibu...dengan lentik jarimu

Engkau buat aku menjadi orang yang berguna

Ayah ...tanggung jawab yang telah engkau berikan

Menjadi bekal bagi masa depanku

Ibu...kasih sayang engkau curahkan

Menjadi kekuatan untuk mencapai cita-citaku

Terimakasih Ayahanda dan Ibunda

Kini tetes keringatmu telah berhasil kuwujudkan

Dalam untaian kata demi kata

Yang menjelma dalam skripsiku

Ku persembahkan sebagai bukti dan terimakasihku buat yang tercinta dan yang tersayang.

Ayahanda (Alm) Zalhamdan

Ibunda Hasni

Kakanda Gonti Perdana


(3)

Dwinta Rizals

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : DWINTA RIZAL

NIM : 072101011

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS ANGGARAN BIAYA

OPERASIONAL PADA PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN

Tanggal ... … … … ..2010 Dosen Pembimbing

(Drs. Firman Syarif, Msi, Ak NIP. 19670904 199403 1 004

)

Tanggal ………..2010 Ketua Program Studi D-III Kesekretariatan

(Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi NIP. 19620513 199203 2 001

)

Tanggal………..2009 Dekan


(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur alhamdulillah segala puji bagi allh SWT Tuhan semesta alam yang telah memberi rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalahnya kepada umat manusia guna dipedomani sebagai tuntutan hidup menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Papa dan Mama yang tercinta yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan dorongan semangat yang sangat berarti buat penulis serta dengan ikhlas mengasuh, membesarkan, mendidik, serta mencukupi segala keperluan penulis baik secara materi maupun moril.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis lebih banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada :

1. Terima Kasih kepada Ayahanda (Alm) Zalhamdan dan Ibunda Hasni yang telah mengasuh, membesarkan dan memberikan kasih sayang yang tulus yang takkan pernah sirna baktiku untukmu.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting SE, MS. Selaku Ketua Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang SE, MSi. Selaku Sekretaris Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Firman Syarif, MSi, AK Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan tugas akhir ini.

6. Bapak Drs. H.M Lud Lubis. Selaku wakil pimpinan PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan beserta staff-staffnya, penulis hanturkan terima kasih atas segala kesempatan dan bantuannya sehingga penulis bisa melakukan riset dan memberikan data-data dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Bapak/ Ibu staff, Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Terima kasih kepada Abangku tersayang “Gonti Perdana” atas perhatian dan dorongannya kepada penulis, dan sePupu2 Qu tercinta yang sLaLu mendukung Qu untuk cePat-cepat wisuda, hehehe.

9. Thanx to SpeCial oNe “ InDra “ yang telah memberi perhatian dan dorongannya kepada penulis sampai saat ini

10.Thanx to cohib qu “Chofie mahok” (Au emng cohib terbaek Lh wak, jgn kelamaan jombLo ya mahok, mdh2n ramalan au ntu bener ya wak biar cpt meried au, hahahaha), Rani, dima, dan anak2 keuangan ’07 group A sampai dengan group C yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang


(7)

11.selalu bersama dalam keceriaan, semoga persahabatan ini akan terus di kenang untuk selamanya.

12.Thanx to teman2 maGAnG Group 11 : Bg Adi, Maya, SuLaiman, end Hartono, atas semua dukungan dan kerja samanya dan segala kenangannya selama magang akan terukir dihati

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi minor ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulisa miliki. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan skripsi minor ini.

Akhirnya kepada allah SWT jugalah penulis kembali berserah diri, mudah-mudahan yang penulis dapat saat ini mendapat ridho dari allah SWT karena tiada kata satupun yang dapat terwujud jika tidak atas kehendak dan seizinnya.

Medan, November 2010 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR TABEL………. vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Perumusan Masalah……….. 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 2

D. Metode Penelitian………. 3

1. Lokasi Penelitian………... 3

2. Sumber Data……….. 3

3. Teknik Pengumpulan Data………... 4

4. Metode Analisis……… 4

BAB II ANALISIS ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN... 5

A. Profil Perusahaan……….. 5

1. Sejarah Singkat Perusahaan……… 5

2. Struktur Organisasi Perusahaan………. 7

B. Anggaran Biaya Operasional Perusahaan………. 13

1. Pengertian Anggaran………. 13

2. Struktur Anggaran………. 15

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penyusunan Perusahaan……….... 21

4. Fungsi Anggaran……… 22

C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Perusahaan……… 27


(9)

BAB III ANALISA DAN EVALUASI... 30

A. Analisa dan Evaluasi Anggaran Biaya Operasional……… 30 B. Analisa dan Evaluasi Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya

Operasional………….………... 31 C. Perbandingan Anggaran Operasional Dengan Realisasi…. 32

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 38

A. Kesimpulan... 38 B. Saran... 38

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel Laporan Anggaran Biaya Operasional……… 32 2. Tabel Laporan Realisasi Biaya Operasional………. 33 3. Tabel Perbandingan Anggaran Operasional Dengan Realisasi………. 34


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan mencari laba, karena dengan adanya laba, perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus mengadakan perluasan atau pengembangan usahanya. Laba tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi laba diperoleh dengan usaha yang dilakukan secara terencana, teratur dan terus menerus. Dalam pengertian yang sederhana, laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Untuk memperoleh laba, maka perusahaan harus mampu menekan biaya atau dengan kata lain perusahaan harus bekerja seefisien mungkin.

Efisien dalam setiap kegiatan merupakan faktor dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Agar perusahaan bekerja secara efisien dibutuhkan suatu rencana yang baik. Perencanaan dibuat dalam berbagai bidang. Salah satu bidang perencanaan adalah bagian keuangan atau rencana yang dinilai dengan uang atau disebut juga dengan anggaran. Anggaran merupakan rencana kegiatan yang dilakukan secara teliti, yang didasarkan atas pengalaman masa lalu dan ramalan pada masa yang akan datang. Anggaran yang disusun secara teliti dan terperinci dapat menjadi data yang sangat akurat bagi pimpinan dalam melaksanakan tugasnya.

Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan untuk menjamin bahwa aktivitas yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan direncanakan.


(12)

Pengawasan yang dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana prinsip efisiensi telah tercapai. Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pengawasan yaitu dengan cara membandingkan aktualisasi dengan yang telah dianggarkan. Dari perbandingan ini dapat dinilai apakah operasi perusahaan telah berjalan dengan efisien dan dapat ditentukan apakah ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Untuk dapat menghasilkan barang produksi dengan laba yang optimal, maka perencanaan dan pengawasan biaya operasional adalah kunci pokoknya. Mengingat perencanaan dan pengawasan biaya operasional dalam mencapai tujuan maka dirasa perlu untuk membahas masalah tersebut dalam sebuah skripsi minor dengan judul : “ANALISIS ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL

PADA PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN”.

B. Perumusan masalah

Adapun masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : “Apakah anggaran biaya operasional tahun 2006 yang telah disusun oleh PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan sesuai dengan yang direncanakan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui dan menganalisis teori yang penulis terima di bangku kuliah, menerapkan teori dan membandingkannya dengan data-data yang penulis peroleh dari penelitian.


(13)

b. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menyusun anggaran biaya operasional.

2. Manfaat a. Bagi Penulis

Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menyusun dan menganalisis anggaran biaya operasional pada suatu perusahaan. b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan penyusunan anggaran biaya operasional di masa mendatang. c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan akan melakukan penelitian yang sama dimasa mendatang.

D. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Jl. Prof H.M Yamin SH. No. 352 Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Mei 2008.

2. Sumber Data

a) Jenis Data

Jenis data yang penulis gunakan berupa data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder


(14)

1. Data Primer, data ini diperoleh dengan mengadakan peninjauan langsung pada PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang didukung data primer, berupa literatur-literatur yang berhubungan dengan perusahaan. Sejarah singkat perusahaan, Struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan tahunan serta laporan biaya-biaya.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara yaitu : a. Wawancara/Interview

Yaitu mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan atau yang bersangkutan dengan objek penelitian yang mempunyai wewenang dalam memberikan informasi tentang keadaan perusahaan.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu penulis memperoleh data dan informasi langsung dari PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan.

4. Metode Analisis Data

Penulis menggunakan merode analisis deskiptif yaitu mengumpulkan data, menganalisis, menyusun, mengklasifikasikan serta menyajikan data yang diperoleh penulis dari perusahaan tersebut.


(15)

BAB II

PT.PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah / Gambaran Umum Perusahaan

Surat kabar Mimbar Umum Medan Didirikan pada tanggal 6 November 1945 beberapa bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannyapada tanggal 17 Agustus 1945. PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN, sekarang berkedudukan di Jl. Prof. H. M. Yamin No. 352 Medan - Sumatera Utara.

Pendirinya dipelopori oleh Bapak Abdul Wahab Siregar, Bapak Mohammad Saleh Umar (SURAPATI), Bapak Yunus Nasution, Bapak Udin Siregar, dan Bapak Daud Malik Batubara.

Setelah mengalami beberapa kali pembaharuan pada SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) kini surat kabar Mimbar Umum memegang izin terbit dari Departemen Penerangan dengan nomor SIUPP : 009 / Menpen / SIUPP / A / 7 / 1986 / Jakarta / 18 / 3 / 86.

Surat kabar Mimbar Umum yang terbit pada masa itu tahun 1945 merupakan surat kabar tekemuka di Sumatera bahkan di Indonesia. Dicetak di Indonesia Jl. Sei Rengas (yang sekarang menjadi Jl. Madong Lubis).

Dengan misi sebagai surat kabar perjuangan yang mengabdikan diri kepada kepentingan bangsa melawan penjajah asing yang ingin kembali


(16)

menguasai tanah air. Surat kabar Mimbar Umum telah menjadikan dirinya bagian dari kekuatan bangsa melalui berita-beritanya.

Sebagai surat kabar perjuangan pada masa revolusi fisik, surat kabar Mimbar Umum menjadikan semua pihak menjadi sasaran pasarnya. Dengan demikian semua konsumen pembaca merupakan pasar yang potensial.

Pada tanggal 6 November 1947 penerbitan surat kabar Mimbar Umum dilanjutkan Bapak Arif Lubis dibantu Bapak Bustaman dan Bapak Syamsudin Manan. Saat politik di Indonesia bergolak dekade tahun 1950 sampai 1965 surat kabar Mimbar Umum mencapai puncak kesuksesan.

Keberhasilan surat kabar Mimbar Umum mencapai kesuksesan pada zaman pergolakan politik di Indonesia tidak terlepas dari kepekaan membaca situasi pada waktu itu.

Pada tanggal 6 November 1975, Bapak Arif Lubis menyerahkan manajemen Harian Mimbar Umum kepada Bapak H. Hasbullah Lubis, Direktur FA. Percetakan Offset HASMAR. Tujuannya untuk lebih meningkatkan penampilan media cetak Harian Mimbar Umum, dari tehnik cetak letter press ke cetak offset yang lebih bersih cetakannya.

Tahun 1983, Bapak H. Hasbullah Lubis meninggal dunia dan jabatan Pimpinan Umum dipegang oleh putranya H. M. Fauzi Lubis,. Upaya untuk tetap akses di dunia pers,lalu Bapak H. M. Fauzi Lubis mengadakan Joint Manajemen dengan PT. Surya Pelindo yang dipimpin oleh Bapak Surya Paloh yang juga Pimpinan Umum Harian Media Indonesia di Jakarta. Saat itulah Harian Mimbar Umum dengan cetak offset "full colour" setiap terbit.


(17)

2. Struktur Organisasi PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan

Struktur orgasnisasi adalah susunan yang stabil dari jabatan-jabatan dan hubungannya dengan jabatan yang lain. Merupakam salah satu faktor yang mempengaruhi orang-orang yang bergabung dari organisasi itu sendiri.

Struktur organisasi yang baik adalah yang menunjukkan kerangka dan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Pimpinan perusahaan adalah manusia biasa yang mempunyai waktu/tenaga dan pengetahuan yang terbatas terpaksa mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain atau bawahannya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks dan banyak. Agar pimpinan itu dapat dengan mudah mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya yang telah ditetapkan dan meminta pertanggungjawaban dari setaip bawahannya, maka diperlukan suatu struktur organisasi.

Struktur organisasi suatu perusahaan tentu berbeda dengan struktur organisasi perusahaan lainnya, hal ini tergantung pada besar kecilnya perusahaan. PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan membutuhkan suatu struktur organisasi yang tepat agar dapat secara efektif dan efisien mengatur dan menjelaskan tugas-tugas anggotanya, hubungan dan wewenang setiap anggota organisasinya.

Struktur organisasi yang diterapkan PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan adalah struktur organisasi garis, yang mana tugas dan wewenang berjalan dari pimpinan tertinggi sampai kepada karyawan.


(18)

STRUKTUR ORGANISASI PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN

DIREKSI

PEMIMPIN UMUM

WKL PIMPINAN UMUM

RED. EXECUTIVE KABAG

PRODUKSI KABAG SIRKULASI KABAG IKLAN KABAG KEUANGAN

KABAG SDK KABAG UMUM

WAKIL RED. EXECUTIVE

RED. KHUSUS SEK.REDAKSI

RED KHUSUS RED EKONOMI RED OLAHRAGA RED DAERAH RED KOTA RED OPINI RED INTERNASIO ASS REDAKTUR REPORTER STAFF DOKUMEN TASI STAFF SETTING PENULIS NASKAH ADM PRODUK S ADM SIRKULASI DIS PENJUALAN PACKIN G IKAT HITUNG LOPER ADM IKLAN STAFF PEMASARAN KASIE PEMBUKUAN STAFF PEMBUKUAN STAFF ADM KEUANGAN KASIR KASIE PERSONALIA STAFF PEMBUKUAN STAFF PENAGIHAN STAFF BAGIAN UMUM STAFF KOREKTOR

STAFF LAY-OUT


(19)

Berikut ini diuraikan tugas dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:

1.Pimpinan Umum/ Redaksi

• Bertanggung jawab atas pencapaian proyeksi pendapatan serta pemanfaatan sumber dana perusahaan secara efektif dan efisien.

• Mendelegasikan wewenang pengelolaan keredaksian dan usaha sejauh rincian tugas yang ditentukan serta tidak terkait dengan urusan yang bersifat yuridis formal kepada Redaktur Eksekutif dan Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Berwewenang dalam menanda tangani cheque dan bilyet giro yang dikeluarkan bersama-sama dengan Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Menciptakan dan mengembangkan iklim kerja yang kooperatif, sehat dan berprestasi pada segenap jajaran usaha maupun bidang redaksi.

• Menegakkan integritas dan loyalitas seluruh karyawan pada jajaran usaha maupun bidang redaksi.

2.Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi

• Mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber dana perusahaan secara efisien dan efektif dilengkapi laporan pertanggung jawaban kepada Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Memelihara hubungan baik dengan lembaga keuangan tempat perusahaan menjadi nasabah dan segenap perusahaan periklanan serta penyalur utama yang menunjang mekanisme perusahaan.


(20)

• Berwewenang dalam menandatangani cheque dan bilyet giro yang dikeluarkan bersama-sama dengan Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Berwewenang dalam memferifikasi selurh dokumen perusahaan baik intern maupun ekstern.

• Memegang teguh kerahasiaan data perusahaan secara menyeluruh dan membantu hal-hal yang bersifat rahasia.

3. Redaktur Eksekutif

Bertanggung jawab secara struktur kepada Pimpinan Umum/ Redaksi dan membawahi Wakil Redaktur Eksekutif serta redaktur-redaktur dan staf direksi.

Tugasnya adalah bertanggung jawab atas hubungan baik atas instansi berwenang dan jajaran pers sejauh terkait dengan tugas dan tangung jawab yuridis formalnya.

4. Kepala Bagian Produksi

Bertanggung jawab secara struktur kepada Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi dan membawahi administrasi produksi beserta staf-stafnya.

Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah :

• Melaksanakan kegiatan proses sebelum percetakan dimulai yang meliputi pengetikan berita, koreksi berita, penyusunan berita dan pembuatan plat sebelum cetak.

• Mengadakan pengawasan percetakan surat kabar di percetakan.


(21)

5. Kepala Bagian Sirkulasi

Bertanggung jawab secara struktur kepada Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi dan membawahi administrasi, sirkulasi, staf distribusi dan penjualan.

Tugas dan tanggung jawab bagian sirkulasi adalah :

• Bertanggung jawab terhadap penjualan dan pendistribusian koran, sehingga sedapat mungkin mencaopai jumlah proyeksi.

• Bertanggung jawab atas kredibilitas dan piutang yang tertunggak dari para agen maupun langganan serta langkah pengamanannya yangdikoordinasikan dengan penagihan.

6. Kepala Bagian Iklan

• Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kuota penjualan iklan berdasarkan target penerimaan iklan.

• Bertanggung jawab untuk mengirimkan bukti pemuatan iklan kepada biro iklan maupun kepada pemasang iklan langsung.

• Bertanggung jawab atas putang iklan yang tertunggak dan langkah-langkah penyelesaiannya.

• Mengadakan sensor terhadap materi iklan yang dapat berakibat membahayakan pihak penerbit ( disesuaikan dengan peraturan tata cara periklanan Indonesia ).


(22)

7. Kepala Bagian Keuangan

• Bertanggung jawab mempersiapkan data untuk menyusun anggaran dan laporan realisasi anggaran secara bulanan maupun tahunan.

• Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan secara bulanan/ tahunan, terdiri dari neraca, perhitungan rugi/ laba, sumber dan penggunaan dana, dan analisa ratio.

• Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembukuan dan memegang teguh kerahasiaan data keuangan perusahaan.

• Bertanggung jawab atas hal-hal yang menyangkut perpajakan.

8. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

• Bertanggung jawab atas perencanaan, pengembangan sumber daya manusia bagi kepentingan perusahaan.

• Memelihara dan mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan instansi Departemen Tenaga Kerja serta lembaga resmi terkait.

• Bertanggung jawab atas tegaknya disiplin kerja karyawan.

• Memegang teguh kerahasiaan data karyawan perusahaan.

9. Bagian Umum

• Membina, menggerakkan dan mengawasi seluruh kegiatan personalia dan umum.

• Mengurus permasalahan dibidang umum.


(23)

B. Anggaran Biaya Operasional Perusahaan 1. Pengertian Anggaran

Anggaran atau Budget adalah merupakan ungkapan dari program kerja untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan anggaran perusahaan, yaitu ; business

Budget, Profit Planning and Control, Comprehensif budgeting, business Budget and Control. (Munandar, 2003)

Walaupun demikian perbedaan istilah – istilah tidaklah merupakan pengertian dari anggaran itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada defenisi yang diberikan oleh para ahli :

Anggaran adalah suatu rencana keuangan periode yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organsasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam suatu uang untuk jangka waktu tertentu. (Nafarin, 2004)

Bisnis budget atau anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu yang akan datang. (Munandar, 2001)

Istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk


(24)

perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Dari kutipan diatas dapat dirumuskan bahwa “anggaran biaya operasional adalah anggaran yang bertujuan untuk pengeluaran – pengeluaran kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas “sesuatu” yang diterima dari pihak lain atau atas jasa – jasa yang diterima dari pihak lain untuk menyusun anggaran laba / rugi” dan anggaran itu merupakan rencana kerja sistematis yang dinilai dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka – angka serta disusun dalam suatu atau beberapa periode tertentu yang dipakai sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian yang terpadu dan pengendalian tanggung jawab manajemen melalui proses tertentu.

Dari rumus ini ada beberapa segi yang perlu diperhatikan antara lain :

a) Rencana kerja sistematis yang di nilai dengan uang; ialah rencana yang disusun mengenai apa – apa yang akan dilaksanakan, selanjutnya rencana kerja tersebut dinilai dengan uang atau dengan kata lain ditentukan beberapa jumlah yang dibutuhkan / diperoleh untuk merealisasikan pekerjaan tersebut. b) Periode tertentu; ialah periode berdasarkan pada periode jangka panjang (3-5

thn) dan periode jangka pendek (1 thn).

c) Alat perencanaan; anggaran digunakan sebagai alat utuk merumuskan terlebih dahulu kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan yang diharapkan dapat memberikan hasil yang baik.


(25)

d) Pengkoordinasian yang terpadu; artinya dalam kegiatan perusahaan diperlukan koordinasi terpadu dalam mengalokasi faktor – faktor produksi dalam rangka mengalihkannya menjadi barang – barang dan jasa – jasa.

e) Pengendalian tanggung jawab; artinya kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan harus selalu diawasi dan dikendalikan agar sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

f) Proses tertentu; artinya proses pembelanjaan atau proses lainnya yang dinilai setiap kali terjadi suatu operasi perusahaan dan suatu periode anggaran.

Pengurus PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum menetapkan bahwa anggaran yang mereka susun adalah merupakan kebijakan bersama berupa anggaran biaya dan pendapatan pada tiap – tiap bagian yang ditetapkan dengan besarnya rupiah dan persentase. Biasanya persentase ini menjadi acuan yang kuat tetapi tidak statis dan kaku artinya tidak mencegah keputusan rasional.

2. Struktur Anggaran

Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut : (Nafarin, 2004)

a) Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun dan berdasarkan

interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu segi anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat – tingkat aktivitas Kegiatan) yang berbeda.


(26)

2. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu

tingkat kapasitas tertentu.

b) Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk suatu periodic

tertentu umumnya 1 tahun yang disusn setiap akhir periode anggaran. 2. Anggaran Kontinue, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat.

c) Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang

dibuat dengan jangka waktu paling lama 1 tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

2. Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran yang

dibuat untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal (Capital Budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

d) Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :

Anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila diperlukan disebut “anggaran induk (master budget)”. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan, anggaran triwulan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.


(27)

1. Anggaran Operasional, adalah anggaran untuk meyusun anggaran

laporan laba / rugi. Anggaran operasioanal terdiri dari : a. Anggaran penjualan.

b. Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya over head pabrik.

c. Anggaran beban usaha.

d. Anggararan laporan laba / rugi.

2. Anggaran Keuangan, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran

neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari : a. Anggaran kas.

b. Anggaran piutang. c. Anggaran persediaan. d. Anggaran utang. e. Anggaran neraca.

Hubungan antara anggaran operasional dengan anggaran keuangan dapat dijelaskan dengan Gambar 2.2 sebagai berikut :


(28)

Ramalan Penjualan Anggaran Penjualan Anggaran Bebab Usaha

Anggaran Piutang

Anggaran Produksi

Anggaran Persediaan

Anggaran biaya bahan baku

Anggaran biaya tenaga

kerja

Anggaran biaya over head

pabrik

Anggaran Akuntansi depresiasi Aktiva

tetap

Anggaran laporan Laba/Rugi

Anggaran utang Anggaran Modal Sendiri

Anggaran Kas Anggaran Neraca

Keterangan :

Cetak tebal = anggaran keuangan Cetak biasa = anggaran operasional


(29)

Dari Gambar 2.2 dapat dijelaskan proses hubungan anggaran operasional dengan anggaran keuangan sebagai berikut :

1. Anggaran penjualan dibuat berdasarkan ramalan penjualan.

2. Anggaran beban usaha (anggaran beban penjualan) dibuat berdasarkan anggaran penjualan.

3. Anggaran piutang dibuat berdasarkan anggaran penjualan. 4. Anggaran produksi dibuat berdasarkan persediaan.

5. Anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya over head pabrik dibuat berdasarkan anggaran produksi.

6. Anggaran laporan laba / rugi dibuat berdasarkan anggaran penjualan, anggaran beban usaha, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya over head pabrik.

7. Anggaran cadangan depresiasi aktiva tetap dibuat berdasarkan anggaran beban usaha dan anggaran biaya over head pabrik.

8. Anggaran utang dibuat berdasarkan anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya over head pabrik.

9. Anggaran modal sendiri berdasarkan anggaran laporan laba / rugi. 10.Anggaran kas dibuat berdasarkan anggaran utang, anggaran piutang,

anggaran penjualan, anggaran beban usaha, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya over head pabrik.


(30)

11.Anggaran neraca dibuat berdasarkan anggaran kas, anggaran piutag, anggaran persediaan, anggaran cadangan depresiasi aktva tetap, anggaran modal sendiri.

e) Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam

anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif perpaduan antara anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

2. Anggara Parsial, adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap,

anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional.

f) Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran apresiasi (approsiation budget), adalah anggaran yang

dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

2. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang

disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya nilai untuk menilai apakah masing – masing aktivitas tidak melampaui batas.


(31)

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Perusahaan

Anggaran dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran – taksiran

(forecost) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda

dengan realisasinya nanti. Untuk bias melakukan penafsiran secara lebih akurat, diperlukberbagai data informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor – faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran. Adapun faktor –faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

a) Faktor – faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor – faktor tersebut antara lain berupa :

1) Penjualan – penjualan tahun lalu.

2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual,syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dsb.

3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik dalam jumlahnya (kuantitatif) atau keterampilan maupun keahlian (kualitatif).

5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.

6) Fasilitas – fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.

7) Kebijakan – kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang administrasi maupun dibidang personalia.

Sampai batas tertentu perusahaan masih dapat mengatur dan menyesuaikan faktor – faktor intern ini dengan apa yang diinginkan untuk masa


(32)

yang akan dating. Oleh sebab itu faktor –faktor intern ini sering disebut faktor yang controllable (diatur), yaitu faktor – faktor dalam batas tertentu masih dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan untuk periode budget yang akan dating.

b) Faktor – faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor – faktor tersebut antara lain berupa :

1) Keadaan persaingan.

2) Tingkat pertumbuhan penduduk. 3) Tingkat penghasilan masyarakat. 4) Tingkat pendidikan masyarakat. 5) Tingkat penyebaran penduduk.

6) Agama, adat istiadat, dan kebiasaan – kebiasaan masyarakat.

7) Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, social budaya maupun keamanan.

Terhadap faktor ini perusahaan tidak mampu mengatur sesuai dengan apa yang diinginkan dalam periode budget yang akan datang. Oleh karena itu, faktor ekstern ini sering disebut dengan faktor uncontrollable (tidak dapat diatur) yaitu faktor – faktor yang tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan.

4. Fungsi Anggaran

Anggaran bermanfaat untuk membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Adapun fungsi anggaran sebagai berikut :


(33)

A. Fungsi Perencanaan. B. Fungsi koordinasi. C. Fungsi pengawasan.

A. Fungsi perencanaan.

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu yang akan dating. Jadi proses perencanaan sangat penting bagi perusahaan untuk memberitahukan kepada organisasi tetang tujuan dan penetapan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuannya.

Perencanaan adalah proses pembuatan tujuan perusahaan dan memilih tindakan masa datang untuk mencapainya. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Hal – hal yang dipermasalahkan dalam suatu rencana yang dibuat adalah : 1) Apa yang direncanakan.

2) Bagaimana melakukan rencana tersebut. 3) Kapan rencana tersebut dilakukan.

4) Siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut.

Rencana yang baik tentunya diharapkan akan memperoleh hasil yang baik pula. Suatu rencana dikatakan baik apabila disusun dengan fakta yang up to date dan reliable yang dapat mendukung rencana tersebut dengan asumsi yang diterima secara rasional serta melibatkan semua lapisan mamajemen.

Keikutsertaan semua lapisan manajemen dalam menyusun suatu rencana akan menghasilkan dampak positif dalam mencapai tujuan tersebut, yakni :


(34)

1) Terdapat kerja sama yang baik antara semua lapisan manajemen.

2) Terdapat penyesuaian aktivitas yang akan membantu kelancaran operasi perusahaan.

3) Rencana yang disusun akan dating berhubungan satu dengan yang lain. Sebelum melaksanakan operasi, manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum menyusun perencanaan yang sudah matang mengenai strategi operasional. Penyusunan rencana ini mengikutsertakan lapisan manajemen atas yaitu pengurus PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum dan lapisan manajemen menengah yaitu setiap head department. Kedua lapisan manajemen ini bekerja sama merumuskan kegiatan dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan didukung pula dengan data yang tepat berdasarkan pengalaman operasional setiap harinya.

B. Fungsi Koordinasi

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian – bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan terjamin.

Koordinasi mempunyai perencanan yang sangat penting dalam pelaksanaan rencana, sebuah koordinasi merupakan keterpaduan dari semua kegiatan yang ada didalam anggaran. Tanpa adanya koordinasi maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan dapat dicapai.


(35)

Koordinasi adalah proses yang mengaitkan karyawan dengan pekerjaan secara timbale balik untuk mencapai tujuan organisasi. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Dari pengertian diatas disederhanakan bahwa koordinasi itu penting dalam mengintegrasikan kegiatan-kegiatan dalam suatu perusahaan. Agar fungsi koordinasi efektif, ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan :

1) Adanya rencana / anggaran yang realities.

2) Anggaran yang disusun harus meliputi semua kegiatan.

3) Harus ada komunikasi yang baik dari semua lapisan manajemen.

Dalam hal pengkoordinasian manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum dapat mengkoordinir semua bagian yang ada sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Pengkoordinasian ini dapat dilakukan terutama karena adanya anggaran. Selain memberikan perhatian yang cukup besar terhadap koordinasi gerak setiap departmen, manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum juga menegaskan pentingnya komunikasi antar departemen untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas masing-masing.

C. Fungsi Pengawasan

Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding realisasi kegiatan perusahaan nantinya. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses atau kurang sukses bekerja dan dari


(36)

perbandingan tersebut dapat pula diketahui penyebab penyimpangan antara anggaran dan realisasi serta kelemahan dan kekuatan yang dinilai perusahaan.

Untuk menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan sebelumnya, manajemen mutlak mengadakan pengawasan. Pengawasan (control) ialah segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaannya terhadap harta benda usaha diadakan pengamanan sebaik-baiknya. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Fungsi pelaksanaan dilakukan dengan mengukur dan memperbaiki pelaksanaan dari operasi perusahaan. Proses pengukuran dilakukan dengan membandingkan anggaran sebagai patokan dengan sebenarnya. Sehubungan dengan fungsi pengawasan ini manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum menggunakan anggaran sebagai alat pengendalian pelaksanaan kegiatan. Pengendalian ini meliputi semua bidang dan department sehingga manajemen mengetahui penyimpangan yang terjadi. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi anggaran itu meliputi fungsi perencanaan, koordinasi

dan pengawasan. Ketiga fungsi ini telah dijalankan oleh manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum.

Fungsi koordinasi dijalankan dengan baik dapat dilihat dari cara kerja setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi dimana keberhasilan pekerjaan tiap-tiap bagian tergantung pada keberhasilan pekerjaan bagian lain dan adanya komunikasi yang baik sehingga kesalahpahaman dapat dihindari. Fungsi pengawasan dijalankan oleh manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum


(37)

dapat dilihat dari penggunaan-penggunaan anggaran sebagai alat untuk menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan dengan yang dianggarkan dengan cara mengadakan pemeriksaan terhadap penyimpangan baik yang bersifat negatif maupun positif.

Anggaran biaya operasional PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum disusun untuk suatu periode dimulai dari tanggal 1 januari dan berakhir 31 Desenber. Penentuan besarnya anggaran biaya operasional sebelumnya yaitu dengan memperhatikan angka-angka dari anggaran 1 tahun terakhir serta usulan-usulan dari setiap departemen. Dalam hal ini setiap departemen mengusulkan berapa besar biaya yang diperlukan departemen tersebut dalam melaksanakan operasinya dalam satu periode.

C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Pada dasarnya yang mempunyai wewenang dan yang mempunyai tanggung jawab atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Tetapi tugas menyiapkan dan menyusun serta melaksanakan kegiatan anggaran tidak harus ditangani sendiri melainkan didelegasikan kepada bagian lain. Namun partisipasinya tetap diperlukan terutamakan untuk memotivasikan dan mengarahkan manajer bawahannya dalam penyusunan anggaran. Untuk mendapatkan suatu anggaran yang baik diperlukan kerja sama antara bidang-bidang fungsional yang ada dalam perusahaan.


(38)

Dalam garis besarnya tugas menyusun dan menyiapkan anggaran dapat didelegasikan kepada :

1) Bagian Administrasi

Penysunan anggaran bagian administrasi ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang kecil. Pada umumnya perusahaan-perusahaan ini tidak mempunyai kegiatan yang lebig kompleks dan spesifik, sehingga dalam penyusunan anggaran biaya operasionalnya tidak memerlukan campur tangan dari pihak lain, dalam arti hanya satu bagian saja yang bertanggung jawab terhadap anggaran biaya operasional tersebut.

2) Panitia Anggaran

Perusahaan besar umumnya mempunyai kegiatan yang cukup kompleks dan beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, oleh sebab itu tugas tersebut perlu melibatkan semua unsur yang terkait dalam panitia anggaran. Tim tersebut membahas tentang rencana-rencana yang akan datang yang membuahkan hasil. Sebagai kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi dan fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaannya didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan dan mampu menciptakan kerja sama dengan baik.

Agar penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik dan lancer maka perlu ditetapkan suatu pedoman penyusunan anggaran. Pedoman penyusunan anggaran ini harus dibuat terperinci dan jelas. Agar setiap bagian dapat mengikut i pedoman tersebut sesuai dengan kebutuhan setiap bagian. Oleh karena itu, penyusunan anggaran harus dipersiapkan jauh sebelumnya pelaksanaan anggaran


(39)

dimulai. Dengan demikian tersedia waktu yang cukup untuk membuat pertimbangan dan penilaian atas hal-hal yang dianggap perlu.

Pedoman penyusunan anggaran perusahaan itu harus mencerminkan materi apa yang akan dicapai baik untuk jangka panjang maupun untuk jangka pendek. Perencanaan dasar mendasari perusahaan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, strategi perusahaan serta uraian dasar pemikiran perusahaan. Anggaran yang disusun akan menghasilkan rancangan anggaran (draft budget). Rancangan anggaran diserahkan pada pimpinan puncak perusahaan untuk disahkan sebagai anggaran yang defenitif. Sebelum itu ada kemungkinan perubahan berupa perbaikan-perbaikan yang dibahas oleh pimpinan dengan bagian yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran tersebut. Anggaran yang defenitif dijadikan pedoman kerja, alat pengkoordinasian dan pengawasan kerja.

Setelah rancangan anggaran disahkan, panitia anggaran tidak dibubarkan melainkan secara berkala masih perlu untuk mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif yakni membahas pelaksanaan anggaran dari waktu ke waktu sehingga mampu meningkatkan kerja sama dengan koordinasi dan merevisi anggaran yang telah disusun bilamana dianggap perlu.


(40)

BAB II

PT.PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah / Gambaran Umum Perusahaan

Surat kabar Mimbar Umum Medan Didirikan pada tanggal 6 November 1945 beberapa bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannyapada tanggal 17 Agustus 1945. PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN, sekarang berkedudukan di Jl. Prof. H. M. Yamin No. 352 Medan - Sumatera Utara.

Pendirinya dipelopori oleh Bapak Abdul Wahab Siregar, Bapak Mohammad Saleh Umar (SURAPATI), Bapak Yunus Nasution, Bapak Udin Siregar, dan Bapak Daud Malik Batubara.

Setelah mengalami beberapa kali pembaharuan pada SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) kini surat kabar Mimbar Umum memegang izin terbit dari Departemen Penerangan dengan nomor SIUPP : 009 / Menpen / SIUPP / A / 7 / 1986 / Jakarta / 18 / 3 / 86.

Surat kabar Mimbar Umum yang terbit pada masa itu tahun 1945 merupakan surat kabar tekemuka di Sumatera bahkan di Indonesia. Dicetak di Indonesia Jl. Sei Rengas (yang sekarang menjadi Jl. Madong Lubis).

Dengan misi sebagai surat kabar perjuangan yang mengabdikan diri kepada kepentingan bangsa melawan penjajah asing yang ingin kembali


(41)

menguasai tanah air. Surat kabar Mimbar Umum telah menjadikan dirinya bagian dari kekuatan bangsa melalui berita-beritanya.

Sebagai surat kabar perjuangan pada masa revolusi fisik, surat kabar Mimbar Umum menjadikan semua pihak menjadi sasaran pasarnya. Dengan demikian semua konsumen pembaca merupakan pasar yang potensial.

Pada tanggal 6 November 1947 penerbitan surat kabar Mimbar Umum dilanjutkan Bapak Arif Lubis dibantu Bapak Bustaman dan Bapak Syamsudin Manan. Saat politik di Indonesia bergolak dekade tahun 1950 sampai 1965 surat kabar Mimbar Umum mencapai puncak kesuksesan.

Keberhasilan surat kabar Mimbar Umum mencapai kesuksesan pada zaman pergolakan politik di Indonesia tidak terlepas dari kepekaan membaca situasi pada waktu itu.

Pada tanggal 6 November 1975, Bapak Arif Lubis menyerahkan manajemen Harian Mimbar Umum kepada Bapak H. Hasbullah Lubis, Direktur FA. Percetakan Offset HASMAR. Tujuannya untuk lebih meningkatkan penampilan media cetak Harian Mimbar Umum, dari tehnik cetak letter press ke cetak offset yang lebih bersih cetakannya.

Tahun 1983, Bapak H. Hasbullah Lubis meninggal dunia dan jabatan Pimpinan Umum dipegang oleh putranya H. M. Fauzi Lubis,. Upaya untuk tetap akses di dunia pers,lalu Bapak H. M. Fauzi Lubis mengadakan Joint Manajemen dengan PT. Surya Pelindo yang dipimpin oleh Bapak Surya Paloh yang juga Pimpinan Umum Harian Media Indonesia di Jakarta. Saat itulah Harian Mimbar Umum dengan cetak offset "full colour" setiap terbit.


(42)

2. Struktur Organisasi PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan

Struktur orgasnisasi adalah susunan yang stabil dari jabatan-jabatan dan hubungannya dengan jabatan yang lain. Merupakam salah satu faktor yang mempengaruhi orang-orang yang bergabung dari organisasi itu sendiri.

Struktur organisasi yang baik adalah yang menunjukkan kerangka dan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Pimpinan perusahaan adalah manusia biasa yang mempunyai waktu/tenaga dan pengetahuan yang terbatas terpaksa mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain atau bawahannya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks dan banyak. Agar pimpinan itu dapat dengan mudah mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya yang telah ditetapkan dan meminta pertanggungjawaban dari setaip bawahannya, maka diperlukan suatu struktur organisasi.

Struktur organisasi suatu perusahaan tentu berbeda dengan struktur organisasi perusahaan lainnya, hal ini tergantung pada besar kecilnya perusahaan. PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan membutuhkan suatu struktur organisasi yang tepat agar dapat secara efektif dan efisien mengatur dan menjelaskan tugas-tugas anggotanya, hubungan dan wewenang setiap anggota organisasinya.

Struktur organisasi yang diterapkan PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan adalah struktur organisasi garis, yang mana tugas dan wewenang berjalan dari pimpinan tertinggi sampai kepada karyawan.


(43)

STRUKTUR ORGANISASI PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN

DIREKSI

PEMIMPIN UMUM

WKL PIMPINAN UMUM

RED. EXECUTIVE KABAG

PRODUKSI KABAG SIRKULASI KABAG IKLAN KABAG KEUANGAN

KABAG SDK KABAG UMUM

WAKIL RED. EXECUTIVE

RED. KHUSUS SEK.REDAKSI

RED KHUSUS RED EKONOMI RED OLAHRAGA RED DAERAH RED KOTA RED OPINI RED INTERNASIO ASS REDAKTUR REPORTER STAFF DOKUMEN TASI STAFF SETTING PENULIS NASKAH ADM PRODUK S ADM SIRKULASI DIS PENJUALAN PACKIN G IKAT HITUNG LOPER ADM IKLAN STAFF PEMASARAN KASIE PEMBUKUAN STAFF PEMBUKUAN STAFF ADM KEUANGAN KASIR KASIE PERSONALIA STAFF PEMBUKUAN STAFF PENAGIHAN STAFF BAGIAN UMUM STAFF KOREKTOR

STAFF LAY-OUT


(44)

Berikut ini diuraikan tugas dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:

1.Pimpinan Umum/ Redaksi

• Bertanggung jawab atas pencapaian proyeksi pendapatan serta pemanfaatan sumber dana perusahaan secara efektif dan efisien.

• Mendelegasikan wewenang pengelolaan keredaksian dan usaha sejauh rincian tugas yang ditentukan serta tidak terkait dengan urusan yang bersifat yuridis formal kepada Redaktur Eksekutif dan Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Berwewenang dalam menanda tangani cheque dan bilyet giro yang dikeluarkan bersama-sama dengan Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Menciptakan dan mengembangkan iklim kerja yang kooperatif, sehat dan berprestasi pada segenap jajaran usaha maupun bidang redaksi.

• Menegakkan integritas dan loyalitas seluruh karyawan pada jajaran usaha maupun bidang redaksi.

2.Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi

• Mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber dana perusahaan secara efisien dan efektif dilengkapi laporan pertanggung jawaban kepada Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Memelihara hubungan baik dengan lembaga keuangan tempat perusahaan menjadi nasabah dan segenap perusahaan periklanan serta penyalur utama yang menunjang mekanisme perusahaan.


(45)

• Berwewenang dalam menandatangani cheque dan bilyet giro yang dikeluarkan bersama-sama dengan Pimpinan Umum/ Redaksi.

• Berwewenang dalam memferifikasi selurh dokumen perusahaan baik intern maupun ekstern.

• Memegang teguh kerahasiaan data perusahaan secara menyeluruh dan membantu hal-hal yang bersifat rahasia.

3. Redaktur Eksekutif

Bertanggung jawab secara struktur kepada Pimpinan Umum/ Redaksi dan membawahi Wakil Redaktur Eksekutif serta redaktur-redaktur dan staf direksi.

Tugasnya adalah bertanggung jawab atas hubungan baik atas instansi berwenang dan jajaran pers sejauh terkait dengan tugas dan tangung jawab yuridis formalnya.

4. Kepala Bagian Produksi

Bertanggung jawab secara struktur kepada Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi dan membawahi administrasi produksi beserta staf-stafnya.

Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah :

• Melaksanakan kegiatan proses sebelum percetakan dimulai yang meliputi pengetikan berita, koreksi berita, penyusunan berita dan pembuatan plat sebelum cetak.

• Mengadakan pengawasan percetakan surat kabar di percetakan.


(46)

5. Kepala Bagian Sirkulasi

Bertanggung jawab secara struktur kepada Wakil Pimpinan Umum/ Redaksi dan membawahi administrasi, sirkulasi, staf distribusi dan penjualan.

Tugas dan tanggung jawab bagian sirkulasi adalah :

• Bertanggung jawab terhadap penjualan dan pendistribusian koran, sehingga sedapat mungkin mencaopai jumlah proyeksi.

• Bertanggung jawab atas kredibilitas dan piutang yang tertunggak dari para agen maupun langganan serta langkah pengamanannya yangdikoordinasikan dengan penagihan.

6. Kepala Bagian Iklan

• Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kuota penjualan iklan berdasarkan target penerimaan iklan.

• Bertanggung jawab untuk mengirimkan bukti pemuatan iklan kepada biro iklan maupun kepada pemasang iklan langsung.

• Bertanggung jawab atas putang iklan yang tertunggak dan langkah-langkah penyelesaiannya.

• Mengadakan sensor terhadap materi iklan yang dapat berakibat membahayakan pihak penerbit ( disesuaikan dengan peraturan tata cara periklanan Indonesia ).


(47)

7. Kepala Bagian Keuangan

• Bertanggung jawab mempersiapkan data untuk menyusun anggaran dan laporan realisasi anggaran secara bulanan maupun tahunan.

• Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan secara bulanan/ tahunan, terdiri dari neraca, perhitungan rugi/ laba, sumber dan penggunaan dana, dan analisa ratio.

• Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembukuan dan memegang teguh kerahasiaan data keuangan perusahaan.

• Bertanggung jawab atas hal-hal yang menyangkut perpajakan.

8. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

• Bertanggung jawab atas perencanaan, pengembangan sumber daya manusia bagi kepentingan perusahaan.

• Memelihara dan mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan instansi Departemen Tenaga Kerja serta lembaga resmi terkait.

• Bertanggung jawab atas tegaknya disiplin kerja karyawan.

• Memegang teguh kerahasiaan data karyawan perusahaan.

9. Bagian Umum

• Membina, menggerakkan dan mengawasi seluruh kegiatan personalia dan umum.

• Mengurus permasalahan dibidang umum.


(48)

B. Anggaran Biaya Operasional Perusahaan 1. Pengertian Anggaran

Anggaran atau Budget adalah merupakan ungkapan dari program kerja untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan anggaran perusahaan, yaitu ; business

Budget, Profit Planning and Control, Comprehensif budgeting, business Budget and Control. (Munandar, 2003)

Walaupun demikian perbedaan istilah – istilah tidaklah merupakan pengertian dari anggaran itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada defenisi yang diberikan oleh para ahli :

Anggaran adalah suatu rencana keuangan periode yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organsasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam suatu uang untuk jangka waktu tertentu. (Nafarin, 2004)

Bisnis budget atau anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu yang akan datang. (Munandar, 2001)

Istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk


(49)

perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Dari kutipan diatas dapat dirumuskan bahwa “anggaran biaya operasional adalah anggaran yang bertujuan untuk pengeluaran – pengeluaran kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas “sesuatu” yang diterima dari pihak lain atau atas jasa – jasa yang diterima dari pihak lain untuk menyusun anggaran laba / rugi” dan anggaran itu merupakan rencana kerja sistematis yang dinilai dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka – angka serta disusun dalam suatu atau beberapa periode tertentu yang dipakai sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian yang terpadu dan pengendalian tanggung jawab manajemen melalui proses tertentu.

Dari rumus ini ada beberapa segi yang perlu diperhatikan antara lain :

a) Rencana kerja sistematis yang di nilai dengan uang; ialah rencana yang disusun mengenai apa – apa yang akan dilaksanakan, selanjutnya rencana kerja tersebut dinilai dengan uang atau dengan kata lain ditentukan beberapa jumlah yang dibutuhkan / diperoleh untuk merealisasikan pekerjaan tersebut. b) Periode tertentu; ialah periode berdasarkan pada periode jangka panjang (3-5

thn) dan periode jangka pendek (1 thn).

c) Alat perencanaan; anggaran digunakan sebagai alat utuk merumuskan terlebih dahulu kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan yang diharapkan dapat memberikan hasil yang baik.


(50)

d) Pengkoordinasian yang terpadu; artinya dalam kegiatan perusahaan diperlukan koordinasi terpadu dalam mengalokasi faktor – faktor produksi dalam rangka mengalihkannya menjadi barang – barang dan jasa – jasa.

e) Pengendalian tanggung jawab; artinya kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan harus selalu diawasi dan dikendalikan agar sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

f) Proses tertentu; artinya proses pembelanjaan atau proses lainnya yang dinilai setiap kali terjadi suatu operasi perusahaan dan suatu periode anggaran.

Pengurus PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum menetapkan bahwa anggaran yang mereka susun adalah merupakan kebijakan bersama berupa anggaran biaya dan pendapatan pada tiap – tiap bagian yang ditetapkan dengan besarnya rupiah dan persentase. Biasanya persentase ini menjadi acuan yang kuat tetapi tidak statis dan kaku artinya tidak mencegah keputusan rasional.

2. Struktur Anggaran

Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut : (Nafarin, 2004)

a) Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun dan berdasarkan

interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu segi anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat – tingkat aktivitas Kegiatan) yang berbeda.


(51)

2. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu

tingkat kapasitas tertentu.

b) Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk suatu periodic

tertentu umumnya 1 tahun yang disusn setiap akhir periode anggaran. 2. Anggaran Kontinue, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat.

c) Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang

dibuat dengan jangka waktu paling lama 1 tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

2. Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran yang

dibuat untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal (Capital Budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

d) Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :

Anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila diperlukan disebut “anggaran induk (master budget)”. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan, anggaran triwulan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.


(52)

1. Anggaran Operasional, adalah anggaran untuk meyusun anggaran

laporan laba / rugi. Anggaran operasioanal terdiri dari : a. Anggaran penjualan.

b. Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya over head pabrik.

c. Anggaran beban usaha.

d. Anggararan laporan laba / rugi.

2. Anggaran Keuangan, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran

neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari : a. Anggaran kas.

b. Anggaran piutang. c. Anggaran persediaan. d. Anggaran utang. e. Anggaran neraca.

Hubungan antara anggaran operasional dengan anggaran keuangan dapat dijelaskan dengan Gambar 2.2 sebagai berikut :


(53)

Ramalan Penjualan Anggaran Penjualan Anggaran Bebab Usaha

Anggaran Piutang

Anggaran Produksi

Anggaran Persediaan

Anggaran biaya bahan baku

Anggaran biaya tenaga

kerja

Anggaran biaya over head

pabrik

Anggaran Akuntansi depresiasi Aktiva

tetap

Anggaran laporan Laba/Rugi

Anggaran utang Anggaran Modal Sendiri

Anggaran Kas Anggaran Neraca

Keterangan :

Cetak tebal = anggaran keuangan Cetak biasa = anggaran operasional


(54)

Dari Gambar 2.2 dapat dijelaskan proses hubungan anggaran operasional dengan anggaran keuangan sebagai berikut :

1. Anggaran penjualan dibuat berdasarkan ramalan penjualan.

2. Anggaran beban usaha (anggaran beban penjualan) dibuat berdasarkan anggaran penjualan.

3. Anggaran piutang dibuat berdasarkan anggaran penjualan. 4. Anggaran produksi dibuat berdasarkan persediaan.

5. Anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya over head pabrik dibuat berdasarkan anggaran produksi.

6. Anggaran laporan laba / rugi dibuat berdasarkan anggaran penjualan, anggaran beban usaha, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya over head pabrik.

7. Anggaran cadangan depresiasi aktiva tetap dibuat berdasarkan anggaran beban usaha dan anggaran biaya over head pabrik.

8. Anggaran utang dibuat berdasarkan anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya over head pabrik.

9. Anggaran modal sendiri berdasarkan anggaran laporan laba / rugi. 10.Anggaran kas dibuat berdasarkan anggaran utang, anggaran piutang,

anggaran penjualan, anggaran beban usaha, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya over head pabrik.


(55)

11.Anggaran neraca dibuat berdasarkan anggaran kas, anggaran piutag, anggaran persediaan, anggaran cadangan depresiasi aktva tetap, anggaran modal sendiri.

e) Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam

anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif perpaduan antara anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

2. Anggara Parsial, adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap,

anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional.

f) Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran apresiasi (approsiation budget), adalah anggaran yang

dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

2. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang

disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya nilai untuk menilai apakah masing – masing aktivitas tidak melampaui batas.


(56)

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Perusahaan

Anggaran dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran – taksiran

(forecost) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda

dengan realisasinya nanti. Untuk bias melakukan penafsiran secara lebih akurat, diperlukberbagai data informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor – faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran. Adapun faktor –faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

a) Faktor – faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor – faktor tersebut antara lain berupa :

1) Penjualan – penjualan tahun lalu.

2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual,syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dsb.

3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik dalam jumlahnya (kuantitatif) atau keterampilan maupun keahlian (kualitatif).

5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.

6) Fasilitas – fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.

7) Kebijakan – kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang administrasi maupun dibidang personalia.

Sampai batas tertentu perusahaan masih dapat mengatur dan menyesuaikan faktor – faktor intern ini dengan apa yang diinginkan untuk masa


(57)

yang akan dating. Oleh sebab itu faktor –faktor intern ini sering disebut faktor yang controllable (diatur), yaitu faktor – faktor dalam batas tertentu masih dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan untuk periode budget yang akan dating.

b) Faktor – faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor – faktor tersebut antara lain berupa :

1) Keadaan persaingan.

2) Tingkat pertumbuhan penduduk. 3) Tingkat penghasilan masyarakat. 4) Tingkat pendidikan masyarakat. 5) Tingkat penyebaran penduduk.

6) Agama, adat istiadat, dan kebiasaan – kebiasaan masyarakat.

7) Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, social budaya maupun keamanan.

Terhadap faktor ini perusahaan tidak mampu mengatur sesuai dengan apa yang diinginkan dalam periode budget yang akan datang. Oleh karena itu, faktor ekstern ini sering disebut dengan faktor uncontrollable (tidak dapat diatur) yaitu faktor – faktor yang tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan.

4. Fungsi Anggaran

Anggaran bermanfaat untuk membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Adapun fungsi anggaran sebagai berikut :


(58)

A. Fungsi Perencanaan. B. Fungsi koordinasi. C. Fungsi pengawasan.

A. Fungsi perencanaan.

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan perusahaan diwaktu yang akan dating. Jadi proses perencanaan sangat penting bagi perusahaan untuk memberitahukan kepada organisasi tetang tujuan dan penetapan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuannya.

Perencanaan adalah proses pembuatan tujuan perusahaan dan memilih tindakan masa datang untuk mencapainya. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Hal – hal yang dipermasalahkan dalam suatu rencana yang dibuat adalah : 1) Apa yang direncanakan.

2) Bagaimana melakukan rencana tersebut. 3) Kapan rencana tersebut dilakukan.

4) Siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut.

Rencana yang baik tentunya diharapkan akan memperoleh hasil yang baik pula. Suatu rencana dikatakan baik apabila disusun dengan fakta yang up to date dan reliable yang dapat mendukung rencana tersebut dengan asumsi yang diterima secara rasional serta melibatkan semua lapisan mamajemen.

Keikutsertaan semua lapisan manajemen dalam menyusun suatu rencana akan menghasilkan dampak positif dalam mencapai tujuan tersebut, yakni :


(59)

1) Terdapat kerja sama yang baik antara semua lapisan manajemen.

2) Terdapat penyesuaian aktivitas yang akan membantu kelancaran operasi perusahaan.

3) Rencana yang disusun akan dating berhubungan satu dengan yang lain. Sebelum melaksanakan operasi, manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum menyusun perencanaan yang sudah matang mengenai strategi operasional. Penyusunan rencana ini mengikutsertakan lapisan manajemen atas yaitu pengurus PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum dan lapisan manajemen menengah yaitu setiap head department. Kedua lapisan manajemen ini bekerja sama merumuskan kegiatan dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan didukung pula dengan data yang tepat berdasarkan pengalaman operasional setiap harinya.

B. Fungsi Koordinasi

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian – bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan terjamin.

Koordinasi mempunyai perencanan yang sangat penting dalam pelaksanaan rencana, sebuah koordinasi merupakan keterpaduan dari semua kegiatan yang ada didalam anggaran. Tanpa adanya koordinasi maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan dapat dicapai.


(60)

Koordinasi adalah proses yang mengaitkan karyawan dengan pekerjaan secara timbale balik untuk mencapai tujuan organisasi. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Dari pengertian diatas disederhanakan bahwa koordinasi itu penting dalam mengintegrasikan kegiatan-kegiatan dalam suatu perusahaan. Agar fungsi koordinasi efektif, ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan :

1) Adanya rencana / anggaran yang realities.

2) Anggaran yang disusun harus meliputi semua kegiatan.

3) Harus ada komunikasi yang baik dari semua lapisan manajemen.

Dalam hal pengkoordinasian manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum dapat mengkoordinir semua bagian yang ada sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Pengkoordinasian ini dapat dilakukan terutama karena adanya anggaran. Selain memberikan perhatian yang cukup besar terhadap koordinasi gerak setiap departmen, manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum juga menegaskan pentingnya komunikasi antar departemen untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas masing-masing.

C. Fungsi Pengawasan

Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding realisasi kegiatan perusahaan nantinya. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses atau kurang sukses bekerja dan dari


(61)

perbandingan tersebut dapat pula diketahui penyebab penyimpangan antara anggaran dan realisasi serta kelemahan dan kekuatan yang dinilai perusahaan.

Untuk menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan sebelumnya, manajemen mutlak mengadakan pengawasan. Pengawasan (control) ialah segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaannya terhadap harta benda usaha diadakan pengamanan sebaik-baiknya. (Welsch, Hilton dan Gordon, 2002)

Fungsi pelaksanaan dilakukan dengan mengukur dan memperbaiki pelaksanaan dari operasi perusahaan. Proses pengukuran dilakukan dengan membandingkan anggaran sebagai patokan dengan sebenarnya. Sehubungan dengan fungsi pengawasan ini manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum menggunakan anggaran sebagai alat pengendalian pelaksanaan kegiatan. Pengendalian ini meliputi semua bidang dan department sehingga manajemen mengetahui penyimpangan yang terjadi. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi anggaran itu meliputi fungsi perencanaan, koordinasi

dan pengawasan. Ketiga fungsi ini telah dijalankan oleh manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum.

Fungsi koordinasi dijalankan dengan baik dapat dilihat dari cara kerja setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi dimana keberhasilan pekerjaan tiap-tiap bagian tergantung pada keberhasilan pekerjaan bagian lain dan adanya komunikasi yang baik sehingga kesalahpahaman dapat dihindari. Fungsi pengawasan dijalankan oleh manajemen PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum


(62)

dapat dilihat dari penggunaan-penggunaan anggaran sebagai alat untuk menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan dengan yang dianggarkan dengan cara mengadakan pemeriksaan terhadap penyimpangan baik yang bersifat negatif maupun positif.

Anggaran biaya operasional PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum disusun untuk suatu periode dimulai dari tanggal 1 januari dan berakhir 31 Desenber. Penentuan besarnya anggaran biaya operasional sebelumnya yaitu dengan memperhatikan angka-angka dari anggaran 1 tahun terakhir serta usulan-usulan dari setiap departemen. Dalam hal ini setiap departemen mengusulkan berapa besar biaya yang diperlukan departemen tersebut dalam melaksanakan operasinya dalam satu periode.

C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Pada dasarnya yang mempunyai wewenang dan yang mempunyai tanggung jawab atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Tetapi tugas menyiapkan dan menyusun serta melaksanakan kegiatan anggaran tidak harus ditangani sendiri melainkan didelegasikan kepada bagian lain. Namun partisipasinya tetap diperlukan terutamakan untuk memotivasikan dan mengarahkan manajer bawahannya dalam penyusunan anggaran. Untuk mendapatkan suatu anggaran yang baik diperlukan kerja sama antara bidang-bidang fungsional yang ada dalam perusahaan.


(63)

Dalam garis besarnya tugas menyusun dan menyiapkan anggaran dapat didelegasikan kepada :

1) Bagian Administrasi

Penysunan anggaran bagian administrasi ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang kecil. Pada umumnya perusahaan-perusahaan ini tidak mempunyai kegiatan yang lebig kompleks dan spesifik, sehingga dalam penyusunan anggaran biaya operasionalnya tidak memerlukan campur tangan dari pihak lain, dalam arti hanya satu bagian saja yang bertanggung jawab terhadap anggaran biaya operasional tersebut.

2) Panitia Anggaran

Perusahaan besar umumnya mempunyai kegiatan yang cukup kompleks dan beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, oleh sebab itu tugas tersebut perlu melibatkan semua unsur yang terkait dalam panitia anggaran. Tim tersebut membahas tentang rencana-rencana yang akan datang yang membuahkan hasil. Sebagai kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi dan fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaannya didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan dan mampu menciptakan kerja sama dengan baik.

Agar penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik dan lancer maka perlu ditetapkan suatu pedoman penyusunan anggaran. Pedoman penyusunan anggaran ini harus dibuat terperinci dan jelas. Agar setiap bagian dapat mengikut i pedoman tersebut sesuai dengan kebutuhan setiap bagian. Oleh karena itu, penyusunan anggaran harus dipersiapkan jauh sebelumnya pelaksanaan anggaran


(64)

dimulai. Dengan demikian tersedia waktu yang cukup untuk membuat pertimbangan dan penilaian atas hal-hal yang dianggap perlu.

Pedoman penyusunan anggaran perusahaan itu harus mencerminkan materi apa yang akan dicapai baik untuk jangka panjang maupun untuk jangka pendek. Perencanaan dasar mendasari perusahaan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, strategi perusahaan serta uraian dasar pemikiran perusahaan. Anggaran yang disusun akan menghasilkan rancangan anggaran (draft budget). Rancangan anggaran diserahkan pada pimpinan puncak perusahaan untuk disahkan sebagai anggaran yang defenitif. Sebelum itu ada kemungkinan perubahan berupa perbaikan-perbaikan yang dibahas oleh pimpinan dengan bagian yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran tersebut. Anggaran yang defenitif dijadikan pedoman kerja, alat pengkoordinasian dan pengawasan kerja.

Setelah rancangan anggaran disahkan, panitia anggaran tidak dibubarkan melainkan secara berkala masih perlu untuk mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif yakni membahas pelaksanaan anggaran dari waktu ke waktu sehingga mampu meningkatkan kerja sama dengan koordinasi dan merevisi anggaran yang telah disusun bilamana dianggap perlu.


(65)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Analisa dan Evaluasi Anggaran Biaya Operasional

Skripsi minor ini membahas hanya sebatas pada anggaran operasional perusahaan. Anggaran operasi ini merupakan rencana kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Pada umumnya tujuan akhir perusahaan adalah untuk memperoleh laba. Oleh karena itu perusahaan harus menyusun anggaran biaya, kemudian anggaran biaya tersebut diawasi agar laba dapat direalisasikan. Pada anggaran operasi perhatian kita tujukan pada fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, sehingga memungkinkan dibuatnya penilaian terhadap tingkat efesiensi dengan cara membandingkan biaya-biaya yang terjadi dengan hasil-hasil yang dicapai.

PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum tidak memakai semua jenis anggaran tetapi beberapa diantaranya, yaitu : Anggaran Operasional merupakan anggaran biaya-biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, yang meliputi biaya tenaga kerja langsung,biaya produksi, biaya umum, dan biaya modal.


(66)

B. Analisa dan Evaluasi Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Penyusunan anggaran biasanya dilakukan dengan membentuk panitia anggaran. Pada umumnya anggaran biaya dilakukan pada rencana-rencana dan program-program tertentu. Pengalaman yang lalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang diharapkan dalam kebijakan manajemen dan dalam kondisi-kondisi umum perekonomian sangat membantu dalam penyusunan anggaran biaya operasional PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum. Catatan historis juga menjadi dasar untuk penyusunan anggaran ini.

Melihat prosedur penyusunan anggaran pada PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum yang tidak menggunakan panitia anggaran secara formal, dimana penyusunan panitia anggaran ini memerlukan biaya yang cukup besar, jadi hal ini jika dilihat dari segi biaya mungkin akan menguntungkan bagi perusahaan.

Di samping itu juga penyusunan anggaran biaya operasional dapat dimengerti oleh bawahan, karena penyusunan dan pelaksanaan anggaran biaya operasional pada PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum tidak begitu rumit sehingga bawahan dapat dimengerti maksud dari anggaran tersebut. Untuk itu kepala bagian dan sub-sub unitnya memberikan pengetian pada saat para bawahan membaca laporan tersebut yang mungkin tidak mereka mengerti.

Pengawasan yang dilakukan oleh kabag pembukuan dan kabag keuangan yang baik dengan melakukan pengawasan yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Dengan kedua pengawasan ini diharapkan penyimpangan-penyimpangan dan kebocoran dalam penggunaan biaya operasional dapat diminimalisir.


(67)

C. Perbandingan Anggaran Operasional Dengan Realisasi

Tabel 3.1

PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN Laporan Anggaran Biaya Operasional

Untuk Periode 2009

Uraian 2009

Biaya Operasi Produksi Rp 767.650.000

Biaya Komisi Rp 465.700.000

Biaya Gaji dan Tunjangan Rp 390.000.000

Biaya Legalisasi Rp 36.750.000

Biaya Perjalanan Dinas Rp 148.830.000

Biaya Penyusutan Rp 124.200.000

Biaya Lain-lain Rp 21.150.000

Total Biaya Rp 1.954.280.000


(68)

Tabel 3.2

PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN Laporan Realisasi Biaya Operasional

Untuk Periode 2009

Uraian 2009

Biaya Operasi Produksi Rp 1.127.230.000

Biaya Komisi Rp 620.230.000

Biaya Gaji dan Tunjangan Rp 501.000.000

Biaya Legalisasi Rp 57.870.000

Biaya Perjalanan Dinas Rp 274.150.000

Biaya Penyusutan Rp 200.050.000

Biaya Lain-lain Rp 37.023.000

Total Biaya Rp 2.817.553.000


(69)

Tabel 3.3

PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN Perbandingan Anggaran Operasional Dengan Realisasi

PERIODE 2009

Uraian

Variance

Anggaran Realisasi Rupiah %

Biaya Operasi Produksi

767.650.000 1.127.230.000 359.580.000 46,9

Biaya Komisi 465.700.000 620.230.000 154.530.000 33,1 Biaya Gaji dan

Tunjangan

390.000.000 501.000.000 111.000.000 28,5

Biaya Legalisasi 36.750.000 57.870.000 21.120.000 57,5 Biaya Perjalanan

Dinas

148.830.000 274.150.000 125.320.000 84,2

Biaya Penyusutan 124.200.000 200.050.000 75.850.000 61,1 Biaya Lain-lain 21.150.000 37.023.000 15.873.000 75

Total Biaya 1.954.280.000 2.817.553.000 863.273.000 44,2


(70)

Secara Keseluruhan pada tahun 2009 biaya operasional PT.

PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN mengalami kenaikan dari yang dianggarkan sebesar 1.954.280.000,- sementara realisasinya sebesar Rp. 2.817.553.000,- ini memiliki varians sebesar Rp. 863.276.000,- sehingga persentase kenaikannya aktivitas perusahaan disebabkan perjanjian proyek baru diperoleh dan langsung dikerjakan oleh perusahaan. Masing-masing jenis biaya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Biaya Operasi Produksi

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya karena naiknya aktifitas perusahaan, sehingga menyebabkan naiknya biaya operasi pada produksi sebesar Rp. 359.580.000,- yang persentase kenaikannya menjadi 46,8%

2. Biaya Komisi

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya komisi yang diberikan, sehingga menyebabkan naiknya biaya komisi sebesar Rp. 154.530.000,- yang persentase kenaikannya menjadi 33,1%.

3. Biaya Gaji dan Tujangan

Biaya ini mengalami perubahan dalam satu periode tersebut sebesar Rp. 111.000.000,- akibat kenaikan gaji dan tunjangan pegawai pada saat itu

sehingga persentasenya juga berubah sebesar 28,5%. 4. Biaya Legalisasi

Biaya Legalisasi juga mengalami perubahan dalam satu periode ini sebesar Rp. 21.120.000,- sehingga persentasenya juga berubah sebesar 57,5%.


(1)

5. Biaya Perjalanan Dinas

Biaya ini otomatis mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya aktifitas perusahaan, sehingga perjalanan dinas juga meningkat sebesar Rp. 125.320.000,- yang persentasenya kenaikannya menjadi 84,2%. 6. Biaya Penyusutan

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena asset dan aktiva tetap perusahaan yang terpakai. Menyebabkan dari sebagian asset dan aktiva perusahaan yang terpakai ini mengalami pengurangan nilai ekonomis,sehingga menyebabkan bertambahnya biaya penyusutan sebesar Rp. 75.850.000,- yang persentase kenaikannya menjadi 61,1%.

7. Biaya Lain-lain

Biaya Lain-lain mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya juga biaya yang dikeluarkan perusahaan seperti tagihan listrik, tagihan telpon, hutang sewa, dll. Menyebabkan besarnya kenaikan ini Rp. 15.873.000,- yang persentase kenaikannya sebesar 75%.

Berdasarkan varians antara anggaran dan realisasi diatas banyak pos-pos yang mengalami kenaikan biaya sehingga jumlah realisasi lebih besar dibanding dengan anggaran yang ditetapkan.

Meskipun demikian, pada tahun 2006 perusahaan tetap tidak mengalami kerugian karena penjualan juga mengalami peningkatan, sehingga otomatis meningkatkan laba bersih yang diterima oleh perusahaan. Laba bersih yang diterima perusahaan ini tercatat mencapai Rp. 843.579.950,- dari yang


(2)

diperkirakan sebesar Rp. 523.532.000,-. Peningkatan laba bersih ini memiliki persentase kenaikan sebesar 37,9%.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Didalam menjalankan kegiatannya perusahaan ini menggunakan analisa biaya operasional yang terdiri dari anggaran biaya pegawai dan anggaran biaya administrasi. Dengan ini berfungsi sebagai pedoman kerja sekaligus target perusahaan dalam mencapai laba yang diharapkan.

2. Dilihat dari rencana kerja tahun 2006, perusahaan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp. 2.817.533.000,- sedangkan biaya operasional yang dianggarkan adalah Rp. 1.954.280.000,- setelah dianalisis terjadi varians sebesar 44,2%. Namun demikian penjualan ikut mengalami peningkatan.

Laba bersih yang diterima dari realisasi pada tahun 2006 sebesar Rp. 843.579.950,-. Dari semula yang diperkirakan sebesar Rp. 523.532.000,-.

Pada tahun 2006 PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum menerima keuntungan laba bersih sebesar 37,9%.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.


(4)

1. Dalam analisis anggaran biaya operasional pada PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum ini perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya dengan baik dilihat dari laba bersih yang diperoleh, namun sekiranya perusahaan dapat menjalankan kegiatan perusahaannya lebih baik lagi dengan diimbangi sumber daya yang kompeten dan efektif yang dimiliki perusahaan.

2. Agar anggaran perusahaan dapat lebih memenuhi fungsinya dengan baik lagi, maka penyusunan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan masih perlu diadakan peningkatan dalam hal kegiatan dan analisis.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus, 2001, Anggaran Perusahaan, Buku II, BPFE, Yogyakarta.

Albertus Heriyanto, B. Sandjaja, 2006, Panduan Penelitian, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Bambang Prasetyo, Lina Miftahul jannah, 2005, Metode penelitian kuantitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Edward J. Blocher, Kung H. Chen, Thomas Wholin,2000, Manajemen Biaya, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hamidi, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Pertama, UMM Press, Malang.

Harahap, Sofyan Safri, 2001, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Husnan, Suad, 2000, Manajemen Keuangan, Buku 2 Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Munandar,2001, Budgetting, Edisi Kesatu, BPFE, Yogyakarta.

Nafarin,2004, Pengangaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Ekonisia, Yogyakarta. Welsch, Hilton, Gordon, Penyusunan Anggaran Perusahaan, Salemba Empat,


(6)

Lampiran

PT. PENERBITAN KELUARGA MIMBAR UMUM MEDAN Laporan Laba Rugi

Untuk Varians Anggaran dan Realisasi Periode 2009

(dalam rupiah)

Keterangan Realisasi Anggaran

PENJUALAN

HARGA POKOK PENJUAKAN

LABA KOTOR

BIAYA OPERASIONAL :

Biaya Promosi Penjualan Biaya Komisi

Biaya Gaji dan Tunjangan Biaya Legalisasi

Biaya Perjalan Dinas Biaya Penyusutan Biaya Lain-lain Total Biaya

Laba Sebelum Pajak Tax(15%) Rp 5.210.000.000 Rp 1.400.000.000 Rp 3.810.000.000 Rp 1.127.230.000 Rp 620.230.000 Rp 501.000.000 Rp 57.870.000 Rp 274.150.000 Rp 200.050.000 Rp 37.023.000

Rp 2.817.553.000

Rp 992.447.000

Rp 3.780.200.000

Rp 148.867.050

Rp 1.210.000.000 Rp 2.570.200.000 Rp 767.650.000 Rp 465.700.000 Rp 390.000.000 Rp 36.750.000 Rp 148.830.000 Rp 124.200.000 Rp 21.150.000

Rp 1.954.280.000

Rp 615.920.000 Rp 92.388.000

LABA BERSIH Rp 843.579.950 Rp 523.532.000