Karet Alam Karet Sintetis Plastisizer Vulkanisator Akselerator

Lateks lalu diaduk-aduk sampai rata, pengadukan yang tidak rata bisa menurunkan mutu lateks pekat. Permukaan sebelah atas yang biasa mengandung kotoran-kotoran halus dibuang. Setelah diaduk, lateks didiamkan selama 4-6 hari sampai menjadi lateks pekat. Lateks pekat yang telah jadi dikumpulkan didalam tangki. Hasil ini diaduk lagi dengan merata. Gas amonia perlu ditambahkan sebelum dilakukan pemekatan sebagian sudah menguap. Setiap liter lateks dadih yang siap diangkut perlu ditambahkan 7-10 gram gas amonia. Kadar karet kering lateks dadih yang akan dikirim juga perlu diukur Freakly, P.K.1995.

2.3 Bahan- Bahan Kompon

Secara umum karet digolongkan dalam tiga kelas utama, yaitu : 1. Tahan Umum R : Untuk tujuan dimana ketahanan khusus terhadap petroleum tidak dibutuhkan. 2. Tahan Pelarut S: Untuk tujuan dimana ketahanan khusus terhadap petroleum dibutuhkan. 3. Tahan Panas T : Untuk tujuan dimana ketahanan khusus terhadap temperatur yang abnormal, petroleum, atau keduanya dibutuhkan.

A. Karet Alam

Tingkat kualitas karet alam dan beragam jenis masing-masing terdftar dalam “Green Book Rubber”. Universitas Sumatera Utara

B. Karet Sintetis

Selama pengembangan karet alam pada perang dunia II, sejumlah sistem digunakan pemerintah untuk mengidentifikasi Styrena Butadiene Rubber SBR.

C. Plastisizer

Beberapa karet, khususnya karet alam dan karet sintetis viskositasnya tinggi, memerlukan masa perombakan awal selama pencampuran untuk melunakkan material pada proses atau meningkatkan kekuatan struktur setelah compounding. Efek pelunakan ini dapat dikatalisis dengan penambahan sejumlah kecil plastisizer yang membantu mengendalikan jumlah dan kecepatan perombakan atau membantu pendispersian bahan-bahan yang lain. Plastisizer yang normal digunakan dengan karet alam dan SBR adalah Xylil Mercaptan, Asam Sulfonat yang larut dalam minyak, Garam Seng dari Pentaklorotiofenol, 2-naftalentiol, dan garam fenilhidrazin.

D. Vulkanisator

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, zat kimia ini dibutuhkan untuk membentuk ikatan silang pada rantai karet kedalam jaringan yang memberikan sifat-sifat yang diinginkan pada produk akhir. Universitas Sumatera Utara 1. Vulkanisasi Sulfur Zat yang paling umum digunakan adalah sulfur, yang terlibat dalam reaksi dengan mayoritas karet tak jenuh untuk membentuk vulkanisat. Sebagai tambahan, dua unsur lain yaitu selenium dan tellurium dapat juga digunakan dalam vulkaniasasi. 2. Vulkanisasi Non-Sulfur Vulkanisasi Non-Sulfur terbagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1 Logam Oksida; 2 Difungsional Compound; 3 Peroksida.

E. Akselerator

Sebagaimana yang dinyatakan sebelumnya, alasan utama menggunakan akselerator untuk membantu mengendalikan waktu atau temperatur yang dibutuhkan untuk vulkanisasi sehingga dapat meningkatkan sifat dari vulkanisat. Pengurangan waktu vulkanisasi tercapai dengan mengganti jumlah atau jenis akselerator yang digunakan. Golongan akselerator yang digunakan antara lain : 1. Akselerator Primer a. Thiazol Cepat-SedangSemi-Cepat Contoh : MBT, MBTS b. Sulfenamida Cepat-Ditunda Contoh : CBS 2. Akselerator Sekunder a. Guanidine Sedang Contoh : DPG, DOTG b. Thiuram Sangat Cepat Contoh : TMT, TMTD c. Dithiokarbamat Ultra Cepat Contoh : ZDC, ZDMC d. Dithiofosfat Cepat Contoh : ZBPP Universitas Sumatera Utara

F. Aktivator