Pengalihan Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan PT.

BAB III PELAKSANAAN HAK PENGELOLAAN PT. PELABUHAN INDONESI I PERSERO

CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIHAK KETIGA

A. Pengalihan Penyerahan Penggunaan Bagian Tanah Hak Pengelolaan PT.

Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan Kepada Pihak Ketiga. Mengenai tata cara peralihan hak diatas tanah HPL kepada pihak ketiga dulu diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya sudah dicabut dengan Peraturan Menteri AgrariaKepada BPN Nomor 9 Tahun 1999 tetapi apa yang diatur di dalamnya belum ada ketentuannya dalam peraturan penggantinya 58 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya mengatur : ”Setiap penyerahan penggunaan tanah yang merupakan bagian dari tanah Hak Pengelolaan kepada pihak ketiga oleh pemegang Hak Pengelolaan, baik yang disertai dengan pendirian bangunan diatasnya, wajib dilakukan dengan pembuatan perjanjian tertulis antara pihak pemegang Hak Pengelolaan dengan pihak ketiga yang bersangkutan”. 59 Hubungan hukum antara lembaga, instansi, dan atau badan atau Badan Hukum milik Pemerintah pemegang Hak Pengelolaan, yang didirikan atau ditunjuk untuk menyelenggarakan 58 Stephanie Gunawan, Artikel Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan, 27 September 2008 hal.3 59 Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya Universitas Sumatera Utara penyediaan tanah untuk berbagai jenis kegiatan yang termasuk dalam bidang pengembangan pemukiman dalam bentuk perusahaan, dengan tanah Hak Pengelolaan yang telah diberikan kepadanya, tidak menjadi hapus dengan didaftarkannya hak-hak yang diberikan kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan ini pada Kantor Sub Direktorat. 60 Bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan yang diberikan kepada Pemerintah daerah, Lembaga, Instansi, Badan atau Badan Hukum Indonesia yang seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah untuk pembangunan, dan pengembangan wilayah industri dan pariwisata, dapat diserahkan kepada pihak ketiga dan diusulkan kepada Menteri Dalam Negeri atau GubernurKepala Daerah yang bersangkutan untuk diberikan dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, sesuai dengan rencana peruntukan dan penggunaan tanah yang telah dipersiapkan oleh pemegang Hak Pengelolaan yang bersangkutan. 61 Terhadap tanah untuk keperluan Lembaga, Instansi Pemerintah, atau Badan Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah yang bergerak dalam kegiatan usaha-usaha sejenis dengan perusahaan industri dan pelabuhan yang diberikan dengan Hak Pengelolaan dapat diperlakukan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 7 sampai dengan Pasal 10, yang ditegaskan di dalam surat keputusan pemberian Hak Pengelolaan yang bersangkutan. 62 60 Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya 61 Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya 62 Pasal 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya Universitas Sumatera Utara Sebagaimana dimaklumi bahwa pemberian hak pengelolaan kepada suatu badan hukum milik pemerintah merupakan suatu pelimpahan wewenang dari Negara kepada penerima hak pelaksanaan hak menguasai Negara dalam lingkup serta batas-batas yang tertuang dalam surat keputusan pemberian haknya. Hal ini tersirat dalam kewenangan-kewenangan pemegang hak pengelolaan dalam lapangan agraria. Yang terpenting adalah kewenangan untuk menyerahkan bagian-bagian dari tanah hak pengelolaannya kepada pihak ketiga yang memerlukannya. Dengan demikian di atas hak pengelolaan dapat dibebani dengan hak atas tanah lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepada Badan Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara yaitu hak guna bangunan dan hak pakai. Sebagaimana halnya dengan hak-hak atas tanah lain yang disebutkan dalam UUPA, maka atas bagian tanah diatas hak pengelolaan juga harus didaftarkan pada kantor pertanahan setempat. Pendaftaran yang dimaksudkan disini adalah pengertian pendaftaran tanah sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yaitu sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak- hak tertentu membebaninya. Keharusan tentang pendaftaran ini dimaksudkan sebagai jaminan kepastian hukum hak- hak atas tanah tersebut serta untuk mendapatkan tanda bukti hak berupa sertifikat yang berlaku Universitas Sumatera Utara sebagai alat pembuktian yang kuat sebagaimana yang menjadi tujuan pendaftaran tanah yang disebutkan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 yaitu: b Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. c Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun yang terdaftar. d Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Pelaksanaan pendaftarannya adalah tetap berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Objektif Pendaftaran Tanah sebagaimana pasal 19 ayat 2 PP nomor 24 tahun 1997 tersebut meliputi: b Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah. c Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut. d Pemberian surat-surat bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Sebelumnya pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan serta Pendaftarannya, menyebutkan bahwa penyerahan bagian-bagian tanah hak pengelolaan kepada pihak ketiga dilakukan terlebih dahulu dengan membuat permohonan tertulis yang sedikitnya harus memuat: a Identitas para pihak; b Letak, luas dan batas tanah yang dimaksud; Universitas Sumatera Utara c Jenis peruntukannya; d Hak atas tanah yang akan dimintakan untuk diberikan kepada pihak ketiga yang bersangkutan dan keterangan mengenai pemilikan bangunan-bangunan tersebut pada berakhirnya hak atas tanah yang diberikan; e Jenis-jenis bangunan yang akan didirikan di atasnya dan ketentuan mengenai pemilikan bangunan-bangunan tersebut pada berakhirnya hak atas tanah yang diberikan; f Jumlah uang pemasukan dan syarat-syarat pembayarannya; g Syarat-syarat lain yang dipandang perlu; Sedangkan dalam pasal 4 ayat 2 Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan dikatakan bahwa permohonan hak atas tanah diatas hak pengelolaan harus terlebih dahulu memperoleh penunjukan berupa perjanjian penggunaan tanah dari pemegang hak pengelolaan. Hak atas tanah tersebut tidak dapat diberikan sendiri oleh pemegang hak pengelolaan, melainkan harus diusulkan kepada instansipejabat yang berwenang menurut tata cara dan syarat- syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah dan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1999 dan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999. Universitas Sumatera Utara Dalam perjanjian antara pemegang hak pengelolaan dalam hal ini PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dengan pihak ketiga pengguna tanah telah disebutkan hak yang akan diberikan oleh pemegang hak pengelolaan, yaitu hak guna bangunan atau hak pakai. 63 Berdasarkan perjanjian tertulissurat penyerahan yang dibuat antara pemegang hak pengelolaan dengan pihak ketiga, maka pihak ketiga dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah diatas hak pengelolaan tersebut kepada kantor pertanahan setempat dengan terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari PT. Pelabuhan Indonesia I Persero. Kemudian berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1999 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1996, maka khusus untuk kawasan industri hak atas tanah yang dapat dimohonkan dan diberikan kepada pihak ketiga adalah hak guna bangunan. Hak guna bangunan sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dalam jangka waktu paling lama 30 tahun, dan dapat diperpanjang dengan waktu 20 tahun lagi, dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain, dapat dijadikan jaminan hutang dan dibebani dengan hak tanggungan, yang diberikan kepada: a. Warga Negara Indonesia b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia Sedangkan tata cara permohonan tetap mengikuti prosedur sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 63 Pasal 3 ayat 2 Perjanjian antara PT Persero Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan dengan Pihak Ketiga Universitas Sumatera Utara 1999. Pejabat yang berwenang untuk memberikan hak guna bangunan tersebut sesuai ketentuan Pasal 4 dan Pasal 9 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1999 adalah: 1. Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya apabila: a. luas tanah tidak lebih dari 2.000 meter persegi kecuali tanah bekas hak guna usaha. b. Semua pemberian hak guna bangunan atas tanah hak pengelolaan. 2. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi apabila luas tanah tidak lebih dari 150.000 meter persegi, kecuali yang kewenangan pemberiannya telah dilimpahkan kepada kantor pertanahan kabupatenkotamadya. Atas setiap permohonan yang diajukan oleh pihak ketiga, maka oleh petugas pelaksana dilakukan penilaian atas kelayakan subjek pemegang hak atas tanah berdasarkan riwayat perolehan hak atas tanah kepada yang bersangkutan secara sah dan dapat dipertanggung jawabkan. Permohonan hak yang diterima dan diseleksi oleh petugas pelaksana selanjutnya akan diproses, antara lain dengan melakukan pengukuran dan pemetaan serta penelitian lapangan. Data-data yang diperoleh kemudian akan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan melalui berita acara rapat yang akan menjadi dasar pembukuan hak atas tanah dalam buku tanah serta pemberian surat keputusan pemberian haknya. Pemohon juga diwajibkan terlebih dahulu untuk membayar uang pemasukan kepada pemegang hak pengelolaan yang jumlahnya sesuai dengan surat perjanjian penggunaan tanah yang telah ditanda tangani bersama. Disamping kewajiban menyetorkan uang pemasukan tersebut, penerima hak masih dibebani kewajiban membayar uang pemasukan kepada Negara yang besarnya sama dengan Universitas Sumatera Utara rumus uang pemasukan terhadap jenis hak atas tanah yang diberikan di atas tanah Negara lainnya sesuai dengan Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 110-170 tanggal 23 Januari 2003 tentang Pelayanan Pemeriksaan Tanah dan Pemberian Hak Atas Tanah dan Membayar Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB sesuai dengan Undang- Undang Nomor 21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan junto Undang-Undang Nomor 20 tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. B. Prosedur Tata Cara Penyerahan Bagian Tanah Hak Pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan Kepada Pihak Ketiga Prosedur Tata Cara Penyerahan Bagian Tanah Hak Pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan Kepada Pihak Ketiga adalah berdasarkan ketentuan tentang penyerahan bagian Hak Pengelolaan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 dan ketentuan-ketentuan lainnya. Namun sebagaimana disebutkan pada Bab II, khusus di lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia I Persero, prosedur penyerahan penggunaan tanah bagian Hak Pengelolaan tanah diatur dalam satu Keputusan Direksi PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Nomor: US.1515P.I-02 tanggal 08 Maret 2002 tentang Pedoman Pengelolaan Tanah dan Perairan di Lingkungan PT Persero Pelabuhan Indonesia I yaitu terlebih dahulu mengajukan permohonan penggunaan tanah sekurang- kurangnya berisi keterangan yaitu untuk pemohon badan hukum swasta dan koperasi wajib melampirkan: 64 64 Pasal 9 Keputusan Direksi PT Persero Pelabuhan Indonesia I Nomor: US.1515P.I-02 tanggal 08 Maret 2002 tentang Pedoman Pengelolaan Tanah dan Perairan di Lingkungan PT Persero Pelabuhan Indonesia I Universitas Sumatera Utara a. Akte pedirianAnggaran Dasar beserta akte perubahannya yang disyahkan oleh Menteri Kehakiman; b. Surat Keputusan Pengangkatan dalam Jabatan untuk pimpinan yang bersangkutan yang dilengkapi dengan identitas yang akan menandatangi perjanjian KTP dan jika dikuasakan wajib dilampirkan surat kuasa dan jika diwakilkan kepada cabang perusahaan wajib melampirkan surat penunjukanpengangkatan sebagai Kepala Cabang; c. Surat ijin usaha dari instansi yang berwenang; d. Nomor pokok wajib pokok; e. Refernsi Bank; f. Persyaratan lain yang diperlukan; g. Lay out bangunan dan schedule pembangunannya; h. Persyaratan lain yang diperlukan; i. Surat pernyataan bermeterai untuk tunduk dan taat terhadap peraturanketentuan yang telah dikelurkan oleh Pelabuhan I Sedangkan pemohon untuk perorangan dalam menyampaikan permohonannya wajib melampirkan identitas yang bersangkutan meliputi nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal, pekerjaan dan Kartu Tanda Penduduk dan dalam hal pemohon adalah instansi pemerintah, BUMN, BUMD wajib melampirkan Surat Keputusan pengangkatan dalam jabatan untuk pimpinan instansi pemerintah, BUMN, BUMD yang mengajukan permohonan. Prosedur permohonan penggunaan tanah, pemohon terlebih dahulu mengajukan permohonan tertulis kepada General Manager Cabang Pelabuhan Belawan dengan menggunakan bentuk permohonan yang telah disiapkan oleh PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dengan melampiri dokumen-dokumen seperti disebutkan diatas. Kemudian ditetapkan Tim Terpadu Universitas Sumatera Utara untuk melakukan evaluasi yang terdiri dari unsur operasional, pengusahaan, teknik, keuangan, dan hukumadministrasi yang dikoordinir oleh Divisi Komersial. Tim Terpadu tingkat cabang tersebut meneliti dan mengevaluasi dimaksud yang meliputi: a. Aspek legalitas, menyangkut kelengkapan syarat-syarat administrasi permohonan dan kebenaran dokumen-dokumen. b. Aspek teknis, yang meliputi : 1. Luas dan letak tanah yang dibutuhkan; 2. Peruntukan tanah; 3. Rencana penggunaan tanah dan skedule pembangunan serta kegiatan usaha pemohon yang dikaitkan dengan kegiatan pelabuhan 4. kesesuaian peruntukan dan penggunaan tanah dengan rencana induk pengembangan pelabuhan. c. Aspek operasional, yang berkaitan dengan kegiatan operasional pelabuhan serta nilai tambah yang akan diperoleh terhadap kegiatan operasional berupa lalu lintas barang. d. Aspek finansial dan komersial menyangkut kelayakan proyek yang diusulkan pemohon, yang meliputi: 1. Internal Rate of Return IRR, Net Present Value NPV dan Pay Back Period. 2. Nilai tambah terhadap pendapatan yang akan diperoleh oleh Pelabuhan I dengan keberadaan proyek tersebut; 3. Prospek masa depan yang berkaitan dengan kegiatan kepentingan kepelabuhanan. 65 65 Pasal 10 Keputusan Direksi PT Persero Pelabuhan Indonesia I Nomor: US.1515P.I-02 tanggal 08 Maret 2002 tentang Pedoman Pengelolaan Tanah dan Perairan di Lingkungan PT Persero Pelabuhan Indonesia I Universitas Sumatera Utara Apabila prosedur tersebut telah dipenuhi maka dibuat perjanjian tertulis antara pemegang Hak Pengelolaan dengan pihak yang memperoleh penyerahan tanah dibuat dalam bentuk perjanjian di bawah tangan antara PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan dengan pengusaha atau Pihak Ketiga lainnya yang menginginkan penggunaan lahan di areal bagian PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan yaitu dalam bentuk Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Tanah Bagian Hak Pengelolaan Pelabuhan Belawan. Didalam Surat Perjanjian tersebut jelas disebutkan bahwa pihak ketiga hanya akan memperoleh hak atas berupa Hak Pakai dengan yang jangka sesuai dengan perjanjian dengan membayar uang pemasukan tanah sebagaimana yang ditentukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan. Biasanya besaran uang pemasukan atas penyerahan tanah bagian Hak Pengelolaan ditetapkan oleh Direksi PT. Pelabuhan Indonesia I Persero sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan pembayarannya dapat dilakukan dengan cara angsuran cicilan pertahun atau pembayaran sekaligus tunai sesuai dengan jangka waktu penggunaan tanah. Apabila nantinya harga pemasukan telah dilunasi oleh pengguna tanah tersebut, maka oleh PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan akan diberikan tanda pelunasannya. Pengguna tanah di Kawasan Pelabuhan Belawan kemudian berhak untuk mengajukan permohonan Hak Pakai kepada Kepala Kantor Pertanahan dengan membawa Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Tanah Bagian Hak Pengelolaan Pelabuhan Belawan beserta tanda pelunasan serta surat-surat terkait lainnya yang akan menjadi alas hak bagi pengajuan permohonan tersebut. Universitas Sumatera Utara PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan sendiri dalam hal ini tidak membantu proses pengurusan sertifikat Hak Pakai, seluruh proses pendaftaran haknya diserahkan kepada para pengguna tanah pihak ketiga, dan hanya melakukan monitoring tehadap terbitnya sertifikat Hak Pakai tersebut, terkecuali kepada pihak ketiga yang berkeinginan untuk melakukan pengurusan pendaftaran Hak Pakai melalui PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan. Setelah penerima hak memperoleh sertifikat Hak Pakai, maka atas dasar ketentuan Peraturan Menteri NegaraAgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 serta Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 hak tersebut tunduk pada ketentuan hak yang diatur dalam kedua peraturan tersebut dan peraturan terkait lainnya serta syarat- syarat khusus yang tercantum dalam surat perjanjian penggunaan tanahnya. Dengan didaftarkannya hak-hak atas tanah tersebut pada kantor pertanahan setempat, maka hak atas tanah dari ketiga pihak tersebut telah memperoleh jaminan kepastian hukum yang kuat dan tunduk kepada UUPA dan peraturan pelaksanaannya seperti halnya hak atas tanah yang lainnya. Walaupun demikian hubungan antara pemegang Hak Pengelolaan yang diberikan kepada pihak ketiga dengan sesuatu hak atas tanah tidaklah menjadi hapus dengan didaftarkannya hak- hak tersebut pada Kantor Pertanahan setempat. Ketentuan ini ditemukan dalam Pasal 26 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah yang berbunyi: Universitas Sumatera Utara “Hak Guna Bangunan atas Tanah Hak Pengelolaan diperpanjang atau permohonan pemegang Hak Guna Bangunan setelah mendapat persetujuan dari Pemegang Hak Pengelolaan.” Sehingga dengan demikian maka PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan sebagai pemegang Hak Pengelolaan berhak untuk tidak memberikan persetujuan rekomendasi atas setiap permohonan perpanjangan pembaharuan Hak Pakai yang diajukan pihak ketiga yang dianggap telah melakukan tindakan atau perbuatan yang menyimpang dari surat perjanjian yang telah ditandatangani bersama. Kantor Pertanahan juga tidak akan memproses permohonan perpanjangan Hak Pakai yang diajukan oleh pihak ketiga tanpa adanya rekomendasipersetujuan dari PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan. Berdasarkan ketentuan pasal 6 Surat Perjanjian Penyerahan Penggunaan Tanah Bagian Dari Hak Pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia I Persero, Hak Pakai yang dapat diberikan, 66 namun apabila jangka waktu Penyerahan Penggunaan Tanah kepada Pihak Ketiga 20 tahun maka dapat diberikan Hak Guna Bangunan sedangkan diluar hak itu tidak diberikan sebagaimana yang telah diatur dalam Keputusan Direksi tentang Pedoman Pengelolaan Tanah dan Perairan di Lingkungan PT Persero Pelabuhan Indonesia I. 67 C. Permasalahan Dilapangan Atas Penyerahan Penggunaan Bagian Hak Pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan Kepada Pihak Ketiga 66 Perjanjian Penggunan Tanah dengan Pihak Ketiga 67 Pasal 15 Perjanjian Penggunan Tanah dengan Pihak Ketiga Universitas Sumatera Utara Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan sesuai dengan kewenangannya untuk menyerahkan bagian-bagian tanah hak pengelolaan kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang ditetapkannya yang meliputi segi- segi peruntukan, jangka waktu dan keuangannya. Bahwa pihak ketiga yang mengelola bagian Hak Pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Cabang Belawan terdiri masyarakat perorangan, badan hukum SwastaBUMN serta Instansi Pemerintah dengan jangka waktu yang bervariasi antara 2 dua sampai dengan 5 lima tahun. Dengan adanya pemberian penyerahan penggunaan bagian hak pengelolaan ini kepada pihak ketiga, muncul permasalahan diantaranya : 1. Penyerahan penggunaan tanah bagian Hak Pengelolaan kepada Instansi Pemerintah, apabila jangka waktu perjanjian penggunaan tanah dengan pemegang hak pengelolaan dan pengguna tanah dalam hal ini instansi pemerintah tidak menggunakan lagi bagian tanah tersebut, maka tanah tersebut tidak dapat langsung dikembalikan kepada pemegang hak pengelolaan atau dikuasai kembali pemegang hak pengelolaan apabila ada terdapat asset yang belum ada penghapusan asset dari Pemerintah. 2. Penyerahan penggunaan tanah bagian Hak Pengelolaan dengan berakhirnya perjanjian penggunaan bagian tanah hak pengelolaan, namun untuk perpanjangan perjanjian tidak tercapai kesepakatan sehingga pemegang hak pengelolaan tidak memberikan perpanjangan. Dengan adanya hal seperti ini, maka bagian Hak Pengelolaan yang telah pernah dikuasai oleh Pihak Ketiga tersebut, maka tanah bagian Hak Pengelolaan tersebut tidak langsung dapat dikuasai oleh karena adanya bangunan milik pengguna tanah sebelumnya, sehingga apabila akan dilakukan pembongkaran bangunan milik pihak Universitas Sumatera Utara ketiga tersebut harus dilakukan proses hukum di pengadilan yang akhirnya memakan waktu yang cukup panjang. 3. Penyerahan penggunan tanah bagian Hak Pengelolaan yang dilakukan dengan jangka waktu yang cukup singkat yaitu antara 2 s.d 5 tahun, hal ini memunculkan permasalahan dengan aturan agraria karena dengan jangka waktu seperti ini yang cukup, maka pendaftaran tanah tidak mungkin dilakukan, padahal sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, bahwa pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya serta hak-hak tertentu yang membebaninya harus didaftarkan hal ini sebagai jaminan kepastian hukum hak-hak atas tanah tersebut serta untuk mendapatkan tanda bukti hak berupa sertifikat sebagai alat bukti kuat sebagaimana disebutkan diatas. 68

D. Analisis Terhadap Masalah Penyerahan Penggunaan Tanah Bagian Hak Pengelolaan