Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan

(1)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

ANALISA MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA

PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I

UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK)

BELAWAN

SKRIPSI MINOR

Diajukan oleh :

DILLA NAFRIZA

NIM : 042101132 JURUSAN : KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulliah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Program Diploma III Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi minor yang berjudul ”Analisa Manajemen

Persediaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan”. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima

kritik dan saran yang membangun.

Banyak sekali bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak yang sudah sangat membantu, baik dalam hal moril dan materil serta semangat. Pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Sangat teristimewa buat orangtuaku yang tercinta Ayahanda Hanafi Siregar dan Ibunda Farida Nasution terima kasih telah memberikan semangat dan doanya, serta dorongan moril dan materil selama ini.

2. Buat adik-adik ku tersayang, Defi Mauliana dan M. Azif Siregar dan seluruh keluarga besar, terima kasih atas kasih sayang dan perhatiannya. Dan aku juga sangat menyayangi kalian.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS, selaku Ketua Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal H Situmorang, SE,MSi, selaku Sekretaris Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara sekaligus selaku dosen pembimbing


(3)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

penulis, Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu staf pengajar serta pegawai administrasi di Fakultas Universitas Sumatera Utara.

6. Pimpinan dan seluruh staf pegawai pada PT. (Persero) Pelindo I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan.

7. Kepada sobat-sobatku tercinta Edu, Yandry, Sovia, dan juga Eizky ndut, ’Makasih banget atas persahabatan yang terbaik’. Dan juga teman-teman Crup C 04’ terima kasih banyak.

8. Special thanks to Ucok atas dukungan selama ini sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi yang terunda ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih penuh kekurangan dan kelemahan, untuk itu dengan penuh kerendahan hati penulsi membuka diri terhadap kritik dan saran. Dan semoga apa yang penulis sampaikan disini, dapat bermanfaat bagi nusa dan bangsa dan keluarga. Amin ...

Medan, Maret 2009 Penulis


(4)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metodologi Penelitian ... 4

BAB II PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK) BELAWAN ... 7

A. Sejarah Singkat Perusahaan. ... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan... 12

C. Pengertian dan Jenis Persediaan ... 15

D. Metode Pencatatan,Pengawasan dan Penilaian Persediaan ... 22

BAB III ANALISA DAN EVALUASI ... 34

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

a. Kesimpulan ... 37

b. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN


(5)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 2.1. Saldo Persediaan PT. (PERSERO) PELINDO I UTPK ... 21

Tabel 2.2. Bahan Bakar pada Bulan November 2007 ... 29

Tabel 2.3 Bahan Bakar pada Bulan Desember 2007 ... 30


(6)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan laju perkembangan yang terus terjadi sekarang ini, maka semakin banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dimana tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh laba sebesar-besarnya dan mengawasi jalannya perusahaan serta perkembangan perusahaan, maka dalam hal ini yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.

Dalam suatu perusahaan pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil keputusan. Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar pada suatu perusahaan yang secara terus menerus diperoleh atau diproduksi dan dijual. Oleh karena itu manajemen persediaan itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.

Laporan persediaan yang teliti dan relevan dianggap sangat penting untuk memberikan informasi yang berguna dalam laporan keuangan perusahaan. Selain itu juga penyajian nilai persediaan dalam laporan keuangan bila mengikut i standart akuntansi keuangan akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan tersebut.


(7)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, pimpinan memiliki banyak sekali permasalahan yang berhubungan dengan persediaan, diantaranya, untuk menentukan tingkat laba dalam perusahaan dagang yang aktivitasnya membeli suatu barang untuk dijual kembali, akan mengalami kerugian bila barang dagangannya tidak tersedia pada saat dibutuhkan, dan begitu juga perusahaan jasa, jika persediaan tidak ada dalam jumlah yang dibutuhkan perusahaan tersebut terpaksa menghentikan kegiatannya dan ini akan mengalami kerugian perusahaan.

Pada umumnya sekitar 25% modal usaha ditanam dalam persediaan, dengan demikian pelaksanaannya harus dilakukan secermat mungkin karena merupakan informasi bagi para manajer dalam hal menentukan perencanaan dan pengendaliaan persediaan. Manajer sangat berkepentingan dengan persoalan seperti memutuskan kapan harus melakukan pemesanan persediaan kembali dan berapa banyak persediaan yang akan dibeli setiap kali melakukan pesanan yang ekonomis.

Pengadaan persediaan yang terlalu besar dan tidak sesuai dengan kebutuhan akan memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan gudang. Juga, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas dan keusangan, sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Begitu pula sebaliknya, pengadaan persediaan yang kecil akan dapat menyebabkan terganggunya proses produksi.

Oleh karena itu persediaan memerlukan perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan yang baik sehingga tidak menjadi penimbunan persediaan berlebihan,


(8)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

serta terjadi kekurangan persediaan yang dapat mengakibatkan terganggunya proses produksi atau aktifitas perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul :

ANALISA MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK) BELAWAN.

B. Perumusan Masalah

Melihat kembali uraian di atas yang mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi laba perusahaan di dalam laporan keuangan antara lain aktiva lancar, maka yang menjadi permasalahaan adalah : “Apakah manajemen persediaan pada PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK) BELAWAN sudah efektif ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian :

a. Mengetahui secara jelas bagaimana kebijakan perusahaan dalam mengelola persediaan dan menganalisa masalah persediaan yang ada di perusahaan serta mengembangkannya dengan biaya yang timbul.

b. Untuk mengetahui metode pencatatan persediaan barang yang dilakukan perusahaan.


(9)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

2. Manfaat penelitian :

a. Bagi penulis, untuk memperluas wawasan mengenai analisa manajemen persediaan dalam praktek yang sebenarnya dan membandingkannya dengan teori yang dipelajari.

b. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukkan bagi perusahaan-perusahaan terutama PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK) BELAWAN dalam menngambil keputusan terhadap pengadaan persediaan dan sebagai bahan pertimbangan di dalam memutuskan kebijaksaan yang diambil dimasa yang akan datang supaya dapat bekerja dengan produksi yang optimal serta tercapainya tujuan perusahaan.

c. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi yang membutuhkan.

D. Metodologi Penelitian

Dalam membahas permasalahan, tentu diperlukan data-data yang mendukung ke arah penyelesaian secara lengkap dan berhubungan dengan permasalahan. Menurut Teguh (2005), ada empat tahap pengumpulan data yaitu:

1. Lokasi Penelitian

PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK) BELAWAN terletak di Jalan Raya Pelabuhan Gabion Belawan.


(10)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

2. Sumber Data

Adapun jenis data yang dipergunakan adalah sebagai berikut : a. Data Primer

Merupakan data yang dikumpulkan khususnya untuk riset tertentu yang sedang dilaksanakan. Data-data yang diperoleh langsung dari objeknya mengenai data manajemen persediaan perusahaan.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperolah dari sumber lain dalam bentuk laporan atau publikasi sering disebut juga data eksternal, yang datangnya dari luar perusahaan seperti buku dan media lainnya yang ada kaitannya dengan judul paper ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknikpengumpulan data yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi (pengamatan)

Yaitu dengan cara mengamati secara langsung dalam perusahaan mengenai kegiatan operasi perusahaan di lapangan.

b. Interview (wawancara)

Yaitu dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap pegawai yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap persediaan guna untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyusun paper ini.


(11)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

4. Metode Analisa

Metode Deskriptif merupakan serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan data yang diperoleh, selanjutnya diolah kembali sehingga memperoleh ganbaran yang jelas, terarah, menyeluruh dari masalah yang dibahas secara umum


(12)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK) BELAWAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan yang secara teknis operasional berada di bawah lingkungan Departemen Perhubungan. Dalam perkembangan perusahaan ini, memiliki sejarah yang sangat panjang dimulai sejak Jaman Hindia- Belanda dengan nama “Haven Bedrijf Belawan Deli”. Haven Bedrijf memiliki pegawai lebih kurang 50 orang berstatus sebagai pegawai federal. Nama ini digunakan hingga tahun 1950.

Periode 1951-1956 Haven Bedrijf berubah menjadi “Jawatan Pelabuhan” yang dipimpin oleh seorang Direktur Pelabuhan. Jawatan Pelabuhan berubah menjadi “Perusahaan Pelabuhan Negara” pada periode 1956-1961 yang dipimpin oleh Direktur Perusahaan Pelabuhan Belawan. “Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I” menggantikan Perusahaan Pelabuhan Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 128 Tahun 1961. Selanjutnya pada tahun 1964 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1964 terjadi perubahan dalam struktur kepelabuhanan dengan diperkenalkannya istilah “Komando Pelabuhan” sebagai penguasa Pelabuhan yang membawahi Syahbandar dan Perusahaan Negara Pelabuhan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1969 Penguasa Pelabuhan berubah menjadi “Badan Pengusahaan Pelabuhan” (BPP).


(13)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Pemerintah kemudian mendirikan “Perusahaan Pelabuhan” melalui Peraturan pemerintah No. 14 Tahun 1983 sebagai respon meningkatnya kebutuhan akan sarana kepelabuhanan yang kemudian disempurnakan menjadi “Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I” yang memiliki wilayah kerja meliputi tiga propinsi Aceh, Sumatera Utara dan Riau melalui Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1985. Bentuk ini semakin disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1991 dengan Akta Notaris Imas Fatimah, Perusahaan Umum Pelabuhan I secara resmi berubah menjadi “PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I” yang selanjutnya disingkat menjadi PT. Pelabuhan I.

Pada dasarnya, maksud dan tujuan dibentuknya PT. Pelabuhan I adalah untuk menyediakan dan mengusahakan jasa kepelabuhanan guna menunjang kelancaran angkutan laut dalam rangka turut serta dalam pembangunan nasional serta membuka usaha yang lebih luas dan dapat menjadi motor penggerak perkembangan sektor swasta dan koperasi.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 tentang Kepelabuhanan, fungsi pelabuhan adalah sebagai simpul jaringan transportasi dan kegiatan alih moda transportasi darat dan laut yang merupakan pintu gerbang kegiatan perekonomian nasional dan internasional. Melihat fungsinya tersebut (sesuai dengan Pasal 29 butir 1g) maka salah satu jasa yang diusahakan oleh pelabuhan adalah penyediaan jasa terminal peti kemas, yang dalam penjabarannya PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I melaksanakan pengusahaan dan pelayanan jasa bongkar muat peti kemas.


(14)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Unit Usaha Terminal Peti Kemas (UTPK) merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I yang melaksanakan pengusahaan dan pelayanan jasa bongkar muat peti kemas yang berlokasi di daerah Gabion Belawan. Unit Usaha Terminal Peti Kemas Belawan terletak di Timur Laut Sumatera, tepatnya sekitar 30 km dari Medan merupakan Terminal Peti Kemas terbesar di Sumatera UTPK Balawan terletak di dataran rendah diantara sungai Belawan dan Sungai Deli. Alur pelayaran sepanjang 13,5 menghubungkan pelabuhan dengan perairan di Selat Malaka. UTPK Belawan memiliki hinterland yang cukup luas meliputi Sumatera Utara, Aceh, Riau dan sebagian Sumatera Barat. Wilayah hinterland yang terdiri dari daratan pantai yang mempunyai populasi penduduk dalam jumlah besar bercirikan pertanian seperti perkebunan pemerintah dan rakyat maupun industri manufaktur. Wilayah hinterland yang terpenting adalah kota Medan dengan industri manufaktur yang berada pada daerah Kawasan Industri Medan (KIM).

UTPK Balawan mulai di bangun Tahun 1980 pada areal hasil urugan seluas + 30 hektar, dan diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 17 Maret 1987. Pelayanan peti kemas di Gabion Balawan dilaksanakan secara bertahap baik organisasinya maupun tingkat pelayanannya, dimulai dengan dibentuknya organisasi Divisi UTPK dibawah Cabang Belawan pada tanggal 1 September 1984 dan mulai beroperasi melayani bongkar muat dengan crane kapal 10 Februari 1985 dan beroperasi secara penuh sebagai terminal kontainer setelah dilengkapi 2 unit container crane pada Maret 1984.


(15)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Seiring dengan perkembangan permintaan pelayanan peti kemas yang terus meningkat dan dalam rangka terus berbenah menyongsong era AFTA dan pasar bebas serta tuntutan perkembangan lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang mengharuskan manajemen lebih luwes dalam mengambil keputusan, meningkatkan efektifitas, efisiensi dan peningkatan mutu pelayanan yang diberikan terminal peti kemas, maka dirasakan sangat mendesak untuk dilakukannya perubahan struktur organisasi, memutus birokrasi, pemberian otonomi yang lebih luas.

Dengan memperhatikan perkembangan lingkungan eksternal dan internal perusahaan tersebut, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan I Nomor : OT.09/I/IPI-98 tanggal 16 Januari 1998 ditetapkan struktur organisasi dan tata kerja Unit Usaha Terminal Peti Kemas Belawan. Dengan demikian resmilah Divisi UTPK pada Pelabuhan Cabang Belawan berubah status menjadi unit usaha mandiri dari PT. Pelabuhan I dengan nama Unit Usaha Terminal Peti Kemas Belawan disingkat UTPK Belawan.

Berdasarkan Anggaran Dasar PT. Pelabuhan I, bidang usaha yang dilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhanan yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan meliputi :

1. Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat-tempat berlabuhnya kapal;

2. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal;


(16)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Dermaga dan fasilitas lain untuk berlambat, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang;

4. Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan;

5. Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut;

6. Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum dan instalasi limbah pembuangan;

7. Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan; 8. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

kepelabuhanan;

9. Usaha-usaha yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

UTPK Belawan sebagai salah satu unit usaha dalam lingkungan PT. Pelabuhan I bergerak dalam bidang jasa pelayanan bongkar muat peti kemas selalu berupaya memberikan pelayanan bermutu yang terintegrasi dengan perdagangan, transportasi dan industri melalui pengelolaan perusahaan secara profesional yang berorientasi kepada kepuasan pengguna jasa. Mutu pelayanan yang diberikan harus tepat waktu, aman dan dapat dipercaya serta secara terus menerus akan meningkatkan mutu pelayanan yang bertaraf internasional dengan pengelolaan sistem mutu pelayanan yang berkesinambungan. Untuk mendukung pengelolaan sistem mutu yang efektif dan efisien pada semua fungsi organisasi, terminal peti kemas menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9002 dan telah


(17)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

memperoleh sertifikat pada bulan Agustus 1998 dari badan sertifikasi internasional KEMA Registered Qualitiy.

B. Struktur Organisasi

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan jenang tanggung jawab dan wewenang orang-orang yang ada dalam perusahaan. Sehingga dengan struktur organisasi iniakan jelas bagi setiap anggota perusahaan mengenai pembagian kerja, hubungan wewenang antara orang-orang atau unit-unit didalam organisasi, berbagai tingkat aktifitas berkaitan satu sama lain bagaimana sistem komunikasinya ( hubunan pelapornya) dan span of control (jumlah orang yang dapat diawasi dengan efisien).

Pengertian struktur organisasi secara umum merupakan tata atau susunan dari suatu perusahaan mulai dari tingkatan yang paling atas sampai pada tingkat yang paling bawah, tentang jenjang pekerjaan pada perusahaan tersebut. Untuk memperjelas tanggung jawab dan wewenang tersebut disusun struktur organisasi dengan suatu bagan organisasi yang menunjukkan diaram fungsi departemen atau jabatan dalam organisasi serta menunjukkan hubungan mereka satu sama lain.

Sutarto (2002:37) memeriksa dan mendefenisikan organisasi sebagai sistem sosial sebagai berikut :

1. Suatu organisasi (perusahaan, perseroan) tersusun dari sejumlah subsistem, semua itu tergantung dan saling berhubungan.

2. Suatu organisasi (sistem) adalah terbuka dan dinamis, memiliki input, output, operasi, umpan balik, dan batas.


(18)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Suatu organisasi (sistem) berjuang mencapai keseimbangan memalui kedua macam umpan balik penyimpangan penguatan dan penyimpangan pelemahan. 4. Suatu organisasi (sistem) memiliki sejumlah besar dan bermacam-macam

tujuan, fungsi dan sasaran, beberapa darinya ada dalam konflik. Tujuan administrator adalah memperjuangkan keseimbangan optimal antara subsistem-subsistem.

Dengan adanya struktur organisasi yang telah dibuat akan lebih dahulu membantu memeriksa pengertian yang jelas bagaimana pembagian tugas yang ada dalam perusahaan dan otomatis setiap pekerjaan mengetahui darimana sumber-sumber perintah kerja yang akan diperoleh dan kepada siapa orang itu bertanggungjawab dalam perusahaan itu.

Kesatuan perintah (Unity Of Command) sangat penting dalam suatu organisasi untuk menjaga jangan sampai ada kesimpangsiuran atau kesalahan dari suatu atasan pada bawahan.

Adapun struktur organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas adalah sebagai berikut :


(19)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009. USU Repository © 2009

STRUKTUR ORGANISASI PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK) BELAWAN

DINAS PENGOPERASIAN PELAYANAN GENERAL MANAGER DIVISI STI DIVISI UMUM WAKIL MANAJEMEN MUTU DINAS TU & RT

DINAS HUKUM DINAS PERSONALIA DIVISI KEUANGAN DIVISI TEKNIK DINAS ANGGARAN DINAS AKUNTANSI DINAS PENYIAPAN FASILITAS DIANAS PENYIAPAN ALAT DINAS PENGOPERASIAN SISTEM

DINAS DATA & INFORMASI

DIVISI OPERASI

DIVISI KOMERSIL

DINAS ADM TRAFFIK PROD & PENDAPATAN

DINAS PEMBANGUNAN USAHA & PROMOSI DINAS PERNC &

PENGEND OPERASI

DINAS PELAYANAN OPERASI


(20)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

C. Pengertian dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah bagian yang sangat penting dalam suatu bisnis. Alasannya persediaan cenderung menyembunyikan persoalan. Dengan memecahkan masalah persediaan membuat permasalahan menjadi sederhana, namun demikian permasalah yang sering muncul adalah persediaan sangat mahal dikelola. Akibatnya kebijakan operasi yang bijaksana sangat diperlukan dalam mengelola persediaan, sehingga tingkat persediaan dapat ditekan sekecil mungkin.

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, hal ini akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai Opportunity cost. Demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan (stockout cost).

Persediaan (Inventory) ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi, persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk (produck output).


(21)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Istilah persediaan memberi pengertian yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya maksud dan tujuannya adalah sama. Menurut Niswonger, Fess, dan Warren (2005:440) ;

Persediaan (inventory) adalah digunakan untuk mengindikasikan :

1. Barang dagang yang tersimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. 2. Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan

perusahaan.

Menurut Standart akuntansi keuangan Indonesia (2002:141 Paragraf 35) Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud yang :

1. Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan usaha normal) 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan

3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Menurut Skousen (2001:513) ;

Persediaan adalah aktiva yang disimpan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, juga aktiva yang tersedia untuk digunakan sebagai bahan dalam proses produksi.

Dalam suatu perusahaan terdapat manfaat memiliki persediaan antara lain : a. Dapat menghindari kerugian penjualan

Misalnya pelanggan mungkin melakukan produk kepada perusahaan lain (pesaing) karena mereka tidak mau menunggu. Kemampuan perusahaan


(22)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

untuk memberi pelayanan yang cepat dan ketepatan pengiriman sangat tergantung pada manajemen persediaan yang baik.

b. Dapat memperuleh kuantiti diskon.

Jika perusahaan ingin mempunyai jumlah persediaan yang besar untuk suatu produk tertentu, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk membeli produk dalam jumlah besar sehingga perusahaan memperoleh kuantiti diskon. Dengan memanfaatkan kuantiti diskon, perusahaan dapat meningkatkan laba sepanjang biaya untuk pengadaan persediaan lebih kecil dari diskon yang diperoleh.

c. Dapat mengurangi biaya pesanan.

Setiap perusahaan menempatkan pesanan maka akan terjadi sejumlah biaya. Biaya variabel yang berkaitan dengan pesanan dapat dikurangi daripada seringkali memesan dalam jumlah kecil.

d. Dapat mencapai biaya produksi yang efisien.

Persediaan yang cukup dapat mengurangi kemungkinan kekurangan barang dan dapat mengganggu kegiatan proses produksi sehingga dalam jangka panjang perusahaan dapat mencapai produksi yang efisien.


(23)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009 2. Jenis Persediaan

Menurut Freddy Rangkuti (2002) 1. Persediaan menurut fungsinya

Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya, seperti :

a. Batch stock / Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Adapun keuntungan yaitu :

1. Mendapat potongan harga pembelian. 2. Biaya pengangkutan yang lebih murah. 3. Efisien produksi

b. Fluctuation stock.

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diramalkan (unpredictable). Perusahaan mengadakan persediaan untuk menghadapi permintaan konsumen apabila menunjukkan keadaan yang tidak beraturan dan fluktuasi permintaan sangat besar maka persedian yang dibutuhkan sangat besar maka yang dibutuhkan sangat besar.


(24)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permitaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi pernggunaan atau penjualan / permintaan yang meningkat, disamping itu anticipation stock dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak menunggu jalannya produksi atau menghindari kemacetan produksi.

2. Persediaan menurut jenis dan persediaan barang. a. Persediaan bahan baku (raw material)

Persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, dimana barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier ataupun perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi satu perusahaan yang menggunakannya.

b. Persediaan bagian produk / komponen rakitan (purcased parts / components) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan yang lainnya, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

c. Persediaan bahan-bahan pembantu / penolong (supplies)

yaitu persediaan barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

d. Persediaan barang-barang setengah jadi / barang dalam proses (work in proses)


(25)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tatapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

e. Persediaan barang jadi (finished goods)

yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dipakai kembali didalam perusahaan demi melancarkan kegiatan operasianal perusahaan.

Jenis persediaan yang terdapat pada perusahaan PT. (PERSERO) PELINDO Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan adalah persediaan barang jadi (finished goods), dimana perusahaan ini bergerak dibidang jasa maka persediaan yang dibeli perusahaan dipakai kembali oleh perusahaan demi melancarkan operasional perusahaan. Seperti dijelaskan pada tabel berikut :


(26)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2.1

SALDO PERSEDIAAN

PT. (PERSERO) PELINDO Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan

No Uraian Saldo Awal Pembelian Pemakaian Saldo Akhir

1. Bahan Bakar 103.256.300 688.241.624 701.148.756 90.349.168

2. Pelumas 67.448.945 105.977.080 52.502.899 120.923.126

3. Persediaan PMK 29.030.600 29.030.600

4. Persediaan lengkapan 323.602.000 323.602.000

5. Suku Cadang Alat Panel

- SC. Container Crena (CC) 166.443.200 166.443.200

- SC. Transtrainer (TT) 63.925.000 63.925.000

- SC. Head Truck Isuzu USZ 441 (HT)

112.594.000 126.820.000 126.820.000 112.594.000

- SC. Head Truck Nissan CW 4550 (HT)

9.640.000 124.190.000 124.190.000 9.640.000

- SC. Head Truck Ferrary TT 2516 (HT)

564.680.000 564.680.000

- SC HT Hino 11.660.000 11.660.000

- Alat Komunikasi 91.800.000 91.800.000

- SC. Chasis 1.500.000 1.500.000

- SP. Top Loader 271.809.545 271.809.545

- SP Forklift Yale 2.5 Ton 18.040.000 97.220.000 97.220.000 18.040.000

- SP Toyota Kap 3 Ton 3.260.000 3.850.000 3.850.000 3.260.000

- SP Clark Kap. 15 Ton 1.065.000 3.300.000 3.300.000 3.715.000

- Jembatan Timbang 44.500.000 44.500.000

6. Suku Cabang Instalatasi Faspel bahan kebutuhan air

7. Bahan Kebutuhan genset 195.688.400 195.688.400

8. 84 Jaket berlogo UTPK Belawan 17.747.000 17.747.000

9. 80 Buah payung berlogo UTPK Belawan

10.300.000 10.300.000

10. 300 buah jas jinjing (paperbag) logo UTPK Belawan

9.020.000 9.020.000

11. Peralatan kantong 12. Persediaan kendaraan

13. Barang cetakan 13.298.000 176.248.000 189.546.000

14. Barang alat tulis kantor (ATK) 28.261.489 88.695.310 116.956.799

15. Lain-lain 100.374.300 100.374.300


(27)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

D. Metode Pencatatan, Pengawasan dan Penilaian Persediaan. Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Niswonger, Fess dan Warren (2005:447) dalam pencatatan tehadap persediaan dapat dilakukan dengan dua sistem umum yaitu :

1. Metode pencatatan periodik (Fhisical Inventory-Periodic Sytem)

Untuk mengetahui berapa saldo persediaan pada akhir periode, perusahaan harus melakukan perhitungan fisik langsung kegudang. Oleh sebab itu, maka metode ini disebut metode fisik.

Dengan sistem pencatatan fisik, saldo perkiraan persediaan dineraca saldo tetap merupakan saldo awal. Untuk mengetahui saldo akhir harus diadakan perhitungan fisik persediaan (stock opname). Hasil perhitungan fisik dikalikan dengan nilainya merupakan nilai persediaan akhir yang dilaporkan didalam laporan keuangan pada akhir pembukuan.

Keuntungan dari penggunaan pencatatan fisik ini adalah metode yang lebih sederhana dalam pencatatan transaksi pembelian maupun penjualan dalam kartu persediaan.

Kerugian dari pencatatan periodik ini adalah :

a. Tidak terdapatnya indentifikasi terhadap barang-barang yang terjual dalam periode akuntansi yang bersangkutan sehingga harga pokok penjualan tidak dapat diselenggarakan secara kontiniu.

b. Tidak dapat disusun laporan keuangan jangka pendek karena keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Apabila jenis dan jumlah persediaan cukup banyak.


(28)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

c. Tidak ada alat kontrol atas persediaan sehingga jumlah persediaan mudah diselewengkan.

2. Metode Perfectual/Pencatatan Buku (Perfectual Inventory-Book Inventory)

Sistem perfectual disebut juga metode buku, dimana setiap jenis persediaan mempunyai rekening sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Perincian dalam buku pembantu persediaan bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, pamakaian serta saldo persediaan.

Keuntungan penggunaan metode ini adalah memudahkan penyusunan laporan laba rugi dan rencana jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir dengan memeriksa perkiraan kontrol persediaan. Walaupun neraca dan laporan laba rugi dapat disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik, setidaknya selalu perlu diadakan pengecekan apakah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah rekening saldo dalam buku.

Bila terdapat perbedaan atau selisih jumlah dapat diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya selisih itu. Apakah selisih itu normal dalam arti sesuai, rusak atau diselewengkan. Selisih persediaan yang terjadi dalam pemeriksaan haruslah benar-benar diperhatikan karena diantara selisih-selisih tersebut ada yang menambah harga pokok dan ada yang menambah biaya


(29)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

perusahaan. Dalam metode ini bagian pembukuan mencatat setiap ada transaksi persediaan pada perkiraan yang bersangkutan, sehingga setiap saat dapat diketahui jumlah dana nilai persediaan yang ada.

PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan sistem pencatatan persediaan menggunakan sistem perfectual yaitu setiap ada penerimaan maupun pengeluaran persediaan dicatat dalam persediaan.

Metode Pengawasan Persediaan

Menurut Madura (2001;227) pengawasan adalah memonitor dan mengevaluasi tugas-tugas. Untuk mengevaluasi tugas, hendaknya mengukur kinerja dibandingkan dengan standart dan harapan yang ditetapkan. Artinya, fungsi pengawasan menilai apakah rencana yang ditetapkan dalam perencanaan telah tercapai.

Dengan demikian pengawasan persediaan merupakan memonotor serta mengevaluasi tugas-tugas untuk menghasilkan persediaan yang baik bagi perusahaan sesuai dengan perencanaan persediaan yang dibuat oleh perusahaan, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan.

Pengawasan persediaan sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan mengingat pentingnya pengawasan tersebut, maka AICPA memberikan pengertian tentang pengendalian intern arti yang seluas-luasnya sebagai berikut :

Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan


(30)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

kebenaran dan distribusi, memajukan efisiensi didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Masalah pengawasan dapat digolongkan pada tiga golongan, yaitu : 1. Pengawasan Fisik

Pengawasan fisik karena persediaan merupakan benda terwujud sehingga memerlukan tempat penyimpanan yang aman dari segala macam gangguan seperti pencurian, pengaru suhu dan lain-lain. Perusahaan yang baik akan menugaskan orang-orang yang dapat dipercaya untuk bertanggung jawab terhadap keamanan dan serta mengasuransikan persediaan dari resiko kebakaran dan sebagainya.

2. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan ini timbul karena adanya pemisah tigas dan wewenang serta tanggung jawab antara petugas dibidang pencatatan, penyimpanan dan pengoperasian.

Pengawasan akuntansi terhadap persediaan meliputi :

a. Perlindungan terhadap harta kekayaan perusahaan berupa persediaan, baik persediaan bahan baku maupun persediaan produksi.

b. Melakukan pencatatan yang pantas dan wajar untuk menerima dan memakai atau penjualan persediaan-persediaan serta menjaga agar arus barang berjalan dengan sebaik-baiknya, yang imulai dari proses produksi sampai menjadi barang yang jadi siap untuk dijual.


(31)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

3. Pengawasan jumlah yang dibutuhkan

Pengawasan ini penting agar perusahaan terhindar dari resiko kekurangan dan kelebihan jumlah persediaan. Kekurangan persediaan akan menyebabkan terganggunya operasi perusahaan, sedangkan persediaan yang terlampau besar menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi pula.

Pada PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan menggunakan pengawasan fisik, pengawasan akuntansi dan pengawasan jumlah yang dibutuhkan.

Dengan adanya sistem pengawasan persediaan yang baik terhadap persediaan didalam suatu perusahaan maka resiko-resiko yang dapat memakan keuntungan perusahaan dapat dihindarkan, seperti penyelewengan, pemborosan dan kehilangan dari persediaan itu sendiri. Berhubung karena hal tersebut maka pengawasan persediaan sangat diperlukan didalam suatu perusahaan.

Dari keterangan diatas dapatlah dikatakan bahwa tujuan pengawasan persediaan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas yang tepat dari bahan-bahan atau barang-barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya-biaya yang minimum untuk keuntungan perusahaan. Dengan perkataan lain pengawasan persediaan untuk menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan persediaan yang minimal. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pengawasan persediaan perlu mengadakan perencanaan bahan-bahan yang dibutuhkan baik dalam jumlah maupun kualitasnya yang sesuai dengan kebutuhan untuk perusahaan serta kapan pesanan dilakukan dan berapa besarnya yang dapat diperkenankan. Selain itu juga


(32)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

pengawasan terhadap jumlah, macam dan kualitas, komposisi dari persediaan apakah sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan.

Metode Penilaian Persediaan

Penilaian persediaan adalah menentukan persediaan yang dicantumkan dalam daftar keuangan. Penentuan harga dari persediaan akhir dan harga pembelian merupakan bagian dalam laporan keuangan, baik bagi perusahaan yang menggunakan pencatatan periodik maupun perfectual. Dalam keadaan demikian, perusahaan dapat memilih berbagai metode penilaian untuk menentukan harga pembelian.

Menurut Smith, dan Skousen (2001) adapun perusahaan dalam melakukan penilaian persediaan yang mengunakan tiga metode antara lain adalah :

1. Metode FIFO (First In First Out Method)

Cara ini didasarkan atas anggapan bahwa harga barang yang sudah terpakai dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang akhir masuk.

Kelebihan menggunakan metode FIFO ini adalah perusahaan tidak memerlukan identifikasi khusus atau waktu khusus karena asumsi yang diberikan berdasarkan nilai yang berlaku tanggal neraca saat itu juga. Hal ini juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manipulasi nilai persediaan (transaksi ditulis sesuai dengan urutan).


(33)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Dari studi kasus di atas yang dilakukan pada PT. Persero Pelindo I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan diketahui bahwa pengadaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan adalah dalam waktu satu bulan sekali, oleh karena itu metode penilian terhadap persediaan didalam perusahaan juga dilakukan dalam waktu satu bulan sekali.

Berikut ini adalah tabel pemakaian dan pembelian Bahan Bakar Solar pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan :


(34)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2.2. Bulan November 2007

Tanggal Pembelian Pemakaian Sisa

November Volume

(Liter)

@ Rp. Jumlah Volume @ Rp. Jumlah Volume @ Rp. Jumlah

26.656,90 5.951,26 158.642.235,48

05/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 38.656,90 6.027,14 232.990.603,48

08/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 50.656,90 6.067,07 307.338.971,48

12.000,00 6.067,07 72.804.843,14 38.656,90 6.067,07 234.534.128,34

13/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 38,656,90 6.067,07 234.534.128,34

15/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 50,656,90 6.097,54 308.882.496,34

46.510,00 6.097,54 283.596.605,94 4.146,90 6.097,54 25.285.980,40

156,60 6.097,54 954.875,44 3,990,30 6.097,54 24.331.014,95

19/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 15,990,30 6.171,20 98.679.382,95

22/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 27.990,30 6.181,70 173.027.750,95

24/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 39.990,30 6.185,90 247.376.119,95

12.000,00 6.189,90 74.230.836,87 39.990,30 6.185,90 247.376.118,95

27/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 51.990,30 6.188,16 321.724.486,95

29/11/2007 12.000 6.196 74.348.368 63.990,30 6.189,58 396.072.854,94

47.327,00 6.189,58 292.934.085,93

16.663,30 6.189,58 103.138.769,03 16.663,30 6.189,58 103.138.769,03

108.000 6.196

669.135.312 117.993,60 6.140,34 724.521.247,32 16.663,30 6.196,63 103.256.300,16 Sumber: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas


(35)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2.3. Bulan Desember 2007

Tanggal Pembelian Pemakaian Sisa

Desember Volume (Liter)

@ Rp.

Jumlah Volume @ Rp. Jumlah Volume @ Rp. Jumlah

16.663,30 6.196,63 103.256.300,16

5 12.000 7.169 86.030.203 28.663,30 6.603,79 189.286.503,16

12 12.000 7.169 86.030.203 40.663,30 6.770,64 275.316.706,16

14 12.000 7.169 86.030.203 52.663,30 6.861,46 361.346.909,16

01-15 40.709 6.861,46 279.323.007,78 11.954,30 6.861,46 82.023.901,38

18 12.000 7.169 86.030.203 23.954,30 7.015,61 168.023.901,38

24 12.000 7.169 86.030.203 35.954,30 7.066,87 254.084.307,38

26 12.000 7.169 86.030.203 47.954,30 7.092,47 340.114.510,38

27 12.000 7.169 86.030.203 59.954,30 7.107,83 426.144.713,38

27 12.000 7.107,83 85.293.908,36 47.954,30 7.107,83 340.850.805,02

28 12.000 7.169 86.030.203 59.954,30 7.120,11 426.881.008,02

16-28 41.535 7.120,11 295.733.628,79 18.419,30 7.120,11 131.147.379,23

29-31 5.730 7.120 40.798.210,98 12.689,30 7.120,11 90.349.168,25

Sumber: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan


(36)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2.4. Bulan Januari 2008

Tanggal Pembelian Pemakaian Sisa

Desember Volume

(Literi)

@ Rp. Jumlah Volume @ Rp. Jumlah Volume @ Rp. Jumlah

16.663,30 6.196,63 103.256.300,16

05/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 28.663,30 6.603,79 189.286.503,16

12/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 40.663,30 6.770,64 275.316.706,16

14/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 52.663,30 6.861,46 361,346,909,16

40.709,00 6.861,46 279.323.007,78 11.954,30 6.861,46 82.023.901,38

18/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 23.954,30 7.015,61 168.054.104,38

24/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 35.954,30 7.066,87 254.084.307,38

26/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 47.954,30 7.092,47 340.114.510,38

27/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 59.954,30 7.107,83 426.144.713,38

27/12/2007 12.000,00 7.107,83 85.293.908,36 47.954,30 7.107,83 340.850.805,02

28/12/2007 12.000 7.169 86.030.203 59.954,30 7.120,11 426.881.008,02

41.535,00 7.120,11 295.733.628,79 18.419,30 7.120,11 131.147.379,23

18.419,30 7.120,11 131.147.379,23

5.730 7.120 40.798.210,98 12.689,30 7.120,11 90.349.168,25

96.000

7.169 688.241.624 99.974,00

7.013,31 701.148.755,91 12.689,30

7.120,11 90.349.168,25 Sumber: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas


(37)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Cara ini didasarkan anggapan bahwa barang yang telah dipakai dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada atau stock dinilai berdasarkan harga pembelian barang terdahulu.

Kelebihan penggunaan metode LIFO adalah, perusahaan dapat lebih cermat memonitor nilai persediaan perusahaan karena untuk menentukan apakah ada kenaikan ataupun penurunan perusahaan terlebih dahulu membandingkan persediaan dari dua tanggal yang berbeda.

Kelemahan menggunakan metode ini adalah perusahaan harus memberikan waktu khusus untuk mengidentifikasikan nilai persediaan perusahaan, hal ini karena proses penilaiannya memakan waktu lama. Dalam menghitung nilai persediaan dengan metode LIFO ini, perusahaan dapat menggunakan sistem periodik dan perfectual akan tetapi penggunaan masing-masing cara akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda, perbedaan ini disebabkan penghitungan secara periodik tidak dipengaruhi oleh tanggal dan waktu transaksi pemakaian dan pembelian. Sedangkan pada sistem perfectual penentuan nilai persediaan sangat dipengaruhi jumlah dan nilai yang ada setiap saat transaksi terjadi.

3. Metode Rata-Rata Tertimbang (Weight Average Method)

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dibeli harus dibebani dengan biaya rata-rata, dimana rata-rata itu dipengaruhi atau ditimbang menurut jumlah unit yang diperoleh pada masing-masing harga. Metode ini


(38)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

dipakai apabila perusahaan mencatat persediaan berdasarkan periodical inventory system.

Kelebihan menggunakan metode ini adalah, penentuan harga pokok persediaan untuk pembelian terakhir yang dilakukan perusahaan. Hal ini yang memperkecil kemungkinan bagi perusahaan menderita kerugian yang amat besar

Kelemahan metode ini adalah, metode ini selalu mengikuti harga berlaku saat pembelian diperiode akhir sehingga perusahaan harus terus memantau nilai persediaan (harga rata-rata) setiap ada pemasukan atau pengeluaran. Apabila terjadi pengeluaran persediaan disaat harga rata-ratanya sedang turun maka secara otomatis harga rata-rata perusahaan juga turun walaupun saat pembelian barang tersebut harga rata-ratanya tinggi.


(39)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa manajemen persediaan adalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan kebijakan persediaan merupakan bagian dari kepentingan dari beberapa bagian dalam suatu perusahaan.

Manajemen persediaan tidak hanya berhubungan dengan bagian persediaan saja, melainkan juga berhubungan dengan bagian-bagian lainnya.

Sesuai dengan tujuan dan data yang dikumpulkan dari hasil penelitian tentang manajemen persediaan pada PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, maka dalam hal ini dilakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan, baik dari segi struktur organisasi, perencanaan, pengendalian, pencatatan, pengawasan dan penilaian persediaan.

A. Pencatatan Persediaan

Dari hasil penelitian yang diadakan pada PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, perusahaan ini menggunakan pencatatan persediaan dengan system perfectual atau metode pencatatan buku, bila perusahaan menggunakan pencatatan periodik maka jumlah persediaan tidak dapat diketahui setiap saat, jumlah persediaan hanya dapat diketahui pada akhir periode saja itu juga harus dilakukan dengan cara menghitung digudang..


(40)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

B. Pengawasan Persediaan

PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan melakukan pengawasan atas persediaan dengan beberapa cara yaitu :

1. Pengawasan akuntansi, meliputi :

a. Pengawasan atas prosedur pembelian dan penerimaan barang digudang b. Pengawasan atas prosedur pemakaian bahan

c. Pengawasan atas prosedur pengiriman barang kegudang dan pemakaian barang.

2. Pengawasan Fisik

Untuk lebih meningkatkan pengawasan fisik terhadap persediaan dan juga untuk menghindari kekurangan dan kelebihan persediaan karena kelemahan pengawasan fisik, maka perusahaan ini juga telah melakukan beberapa hal dibawah ini untuk pengawasan persediaan, antara lain :

a. Menyediakan tempat yang aman bagi barang tersebut yaitu gudang-gudang penyimpanan barang.

b. Adanya pemisahan tugas antara yang menyelenggarakan catatan pembukuan dengan mereka yang menangani penerimaan dan pengeluaran barang.

c. Melakukan survey periodik mengenai keamanan persediaan dan mengurangi kesempatan untuk berbuat curang.

d. Memindahkan barang dari satu lokasi kelokasi lain harus dengan persetujuan pihak yang berwewenang.


(41)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Demikian juga halnya dengan pengawasan terhadap persediaan barang yang rusak. Perusahaan ini juga telah melakukannya. Adanya persediaan yang rusak ini biasanya pada saat penyimpanan barang digudang atau pada saat pengangkutan.

Pengawasan ini dinilai cukup efektif karena diketahui jumlah atau nilai barang yang rusak, maka dapat dicari cara-cara untuk mengatasi atau memperkecilnya, agar pada masa yang akan datang dapat dihindari hal-hal seperti itu.

3. Pengawasan jumlah yang dibutuhkan

Pengawasan ini penting agar perusahaan terhindar dari resiko kekurangan dan kelebihan persediaan. Kekurangan persediaan akan menyebabkan terganggunya operasi perusahaan, sedangkan persediaan yang terlampau besar menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi pula.

C. Penilaian Persediaan

PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan menggunakan metode FIFO, karena metode ini relatif mudah digunakan dalam sistem pencatatan perfectual maupun periodik, juga dikarenakan bahwa biaya perolehan persediaan barang yang lama dan relatif murah. Metode FIFO biasanya melaporkan dilaporkan bila dengan metode persediaan lainnya. Tujuan dari metode FIFO ini untuk melaporkan laporan keuangan dengan memperlihatkan angka laba yang setinggi mungkin atau profitabilitas perusahaan.


(42)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Manajemen persediaan pada perusahaan ini sudah efektif terhadap pencatatan, pengawasan serta penilaian persediaan terhadap PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan maka disimpulkan bahwa manajemen perusahaan telah terorganisasi dan terlaksana dengan baik. Persediaan bahan perusahaan merupakan harta dalam operasi, baik dalam jumlah maupun perannya yang secara terus menerus diperoleh atau ditambah, yang kemudian dipakai kembali oleh perusahaan. Pembangunan terhadap persediaan kuran baik, maka akan menyebabkan kerugian pada perusahaan.

2. Struktur organisasi PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan menggunakan struktur organisasi berbentuk garis. Struktur organisasi ini memisahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas, sehingga memudahkan perusahaan dalam meminta pertanggungjawaban kepada setiap bagian masing-masing terhadap kegiatan usaha yang dijalankan selama periode tertentu. 3. Dalam pencatatan persedian PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan

menggunakan sistem pencatatan perfectual dimana setiap jenis persediaan mempunyai rekening sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. 4. Dalam menilai persediaan digunakan metode FIFO dengan melihat nilai residu

yang ada (nilai fisik barang). .


(43)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009 B. Saran

1. Karena persediaan merupakan salah satu aktiva lancer yang paling besar dari perusahaan maka perusahaan sebaiknya mengadakan pengecekan secara mendadak atas akurasi perhitungan barang yang akan memberikan hasil perhitungan yang akurat.

2. Untuk kelancaran proses persediaan yang dilakukan oleh perusahaan hendaknya selalu mengkontrol persediaan bahan pengaman sehingga aktivitas perusahaan tidak terganggu serta tujuan perusahaan dapat dicapai.

3. Disamping pengawasan yang dilakukan terhadap kegiatan PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan seperti pengawasan kegiatan operasi, teknis, financial dan social ekonomis hendaknya pengawasan ditekankan juga pada waktu kerja yang efektif, dimana pemanfaatan waktu kerja denan sebaik-baiknya akan mempengaruhi efisiensi kegiatan pencapaian tujuan pada perusahaan.


(44)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jeff Madura, 2001, Pengantar Bisnis, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, C, Rollin, Philip. E, Fress dan Carl. S, Warren, 2005, Prinsip-Prinsip

Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Skuusen, Earl. K, Stice, James. D, Stice, 2001, Akuntansi Keuangan

Menengayh, Edisi Pertama, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat.

Sutarto, 2002, Dasar-Dasar Organisasi, Cetakan Keduapuluh, Gajah Mada University Press, Yogyakarta..

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Usu Press Medan

Teguh Muhammad, 2005, Metode Penelitian Ekonomi, Edisi Satu sampai Tiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(1)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa manajemen persediaan adalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan kebijakan persediaan merupakan bagian dari kepentingan dari beberapa bagian dalam suatu perusahaan.

Manajemen persediaan tidak hanya berhubungan dengan bagian persediaan saja, melainkan juga berhubungan dengan bagian-bagian lainnya.

Sesuai dengan tujuan dan data yang dikumpulkan dari hasil penelitian tentang manajemen persediaan pada PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, maka dalam hal ini dilakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan, baik dari segi struktur organisasi, perencanaan, pengendalian, pencatatan, pengawasan dan penilaian persediaan.

A. Pencatatan Persediaan

Dari hasil penelitian yang diadakan pada PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, perusahaan ini menggunakan pencatatan persediaan dengan system perfectual atau metode pencatatan buku, bila perusahaan menggunakan pencatatan periodik maka jumlah persediaan tidak dapat diketahui setiap saat, jumlah persediaan hanya dapat diketahui pada akhir periode saja itu juga harus dilakukan dengan cara menghitung digudang..


(2)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

B. Pengawasan Persediaan

PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan melakukan pengawasan atas persediaan dengan beberapa cara yaitu :

1. Pengawasan akuntansi, meliputi :

a. Pengawasan atas prosedur pembelian dan penerimaan barang digudang b. Pengawasan atas prosedur pemakaian bahan

c. Pengawasan atas prosedur pengiriman barang kegudang dan pemakaian barang.

2. Pengawasan Fisik

Untuk lebih meningkatkan pengawasan fisik terhadap persediaan dan juga untuk menghindari kekurangan dan kelebihan persediaan karena kelemahan pengawasan fisik, maka perusahaan ini juga telah melakukan beberapa hal dibawah ini untuk pengawasan persediaan, antara lain :

a. Menyediakan tempat yang aman bagi barang tersebut yaitu gudang-gudang penyimpanan barang.

b. Adanya pemisahan tugas antara yang menyelenggarakan catatan pembukuan dengan mereka yang menangani penerimaan dan pengeluaran barang.

c. Melakukan survey periodik mengenai keamanan persediaan dan mengurangi kesempatan untuk berbuat curang.

d. Memindahkan barang dari satu lokasi kelokasi lain harus dengan persetujuan pihak yang berwewenang.


(3)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

Demikian juga halnya dengan pengawasan terhadap persediaan barang yang rusak. Perusahaan ini juga telah melakukannya. Adanya persediaan yang rusak ini biasanya pada saat penyimpanan barang digudang atau pada saat pengangkutan.

Pengawasan ini dinilai cukup efektif karena diketahui jumlah atau nilai barang yang rusak, maka dapat dicari cara-cara untuk mengatasi atau memperkecilnya, agar pada masa yang akan datang dapat dihindari hal-hal seperti itu.

3. Pengawasan jumlah yang dibutuhkan

Pengawasan ini penting agar perusahaan terhindar dari resiko kekurangan dan kelebihan persediaan. Kekurangan persediaan akan menyebabkan terganggunya operasi perusahaan, sedangkan persediaan yang terlampau besar menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi pula.

C. Penilaian Persediaan

PT. (Persero) PELINDO I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan menggunakan metode FIFO, karena metode ini relatif mudah digunakan dalam sistem pencatatan perfectual maupun periodik, juga dikarenakan bahwa biaya perolehan persediaan barang yang lama dan relatif murah. Metode FIFO biasanya melaporkan dilaporkan bila dengan metode persediaan lainnya. Tujuan dari metode FIFO ini untuk melaporkan laporan keuangan dengan memperlihatkan angka laba yang setinggi mungkin atau profitabilitas perusahaan.


(4)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Manajemen persediaan pada perusahaan ini sudah efektif terhadap pencatatan, pengawasan serta penilaian persediaan terhadap PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan maka disimpulkan bahwa manajemen perusahaan telah terorganisasi dan terlaksana dengan baik. Persediaan bahan perusahaan merupakan harta dalam operasi, baik dalam jumlah maupun perannya yang secara terus menerus diperoleh atau ditambah, yang kemudian dipakai kembali oleh perusahaan. Pembangunan terhadap persediaan kuran baik, maka akan menyebabkan kerugian pada perusahaan.

2. Struktur organisasi PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan menggunakan struktur organisasi berbentuk garis. Struktur organisasi ini memisahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas, sehingga memudahkan perusahaan dalam meminta pertanggungjawaban kepada setiap bagian masing-masing terhadap kegiatan usaha yang dijalankan selama periode tertentu. 3. Dalam pencatatan persedian PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan

menggunakan sistem pencatatan perfectual dimana setiap jenis persediaan mempunyai rekening sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. 4. Dalam menilai persediaan digunakan metode FIFO dengan melihat nilai residu

yang ada (nilai fisik barang). .


(5)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

B. Saran

1. Karena persediaan merupakan salah satu aktiva lancer yang paling besar dari perusahaan maka perusahaan sebaiknya mengadakan pengecekan secara mendadak atas akurasi perhitungan barang yang akan memberikan hasil perhitungan yang akurat.

2. Untuk kelancaran proses persediaan yang dilakukan oleh perusahaan hendaknya selalu mengkontrol persediaan bahan pengaman sehingga aktivitas perusahaan tidak terganggu serta tujuan perusahaan dapat dicapai.

3. Disamping pengawasan yang dilakukan terhadap kegiatan PT. (Persero) PELINDO I UTPK Belawan seperti pengawasan kegiatan operasi, teknis, financial dan social ekonomis hendaknya pengawasan ditekankan juga pada waktu kerja yang efektif, dimana pemanfaatan waktu kerja denan sebaik-baiknya akan mempengaruhi efisiensi kegiatan pencapaian tujuan pada perusahaan.


(6)

Dilla Nafriza : Analisa Manajemen Persediaan Pada PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Belawan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jeff Madura, 2001, Pengantar Bisnis, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, C, Rollin, Philip. E, Fress dan Carl. S, Warren, 2005, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu, Penerbit Erlangga, Jakarta. Skuusen, Earl. K, Stice, James. D, Stice, 2001, Akuntansi Keuangan

Menengayh, Edisi Pertama, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat. Sutarto, 2002, Dasar-Dasar Organisasi, Cetakan Keduapuluh, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta..

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Usu Press Medan

Teguh Muhammad, 2005, Metode Penelitian Ekonomi, Edisi Satu sampai Tiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.