4. Analisa Kadar Lemak Metode Ether Ekstrasi : Takeuchi 1988
1. Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 110° C selama 1 jam, kemudian didinginkan selama 30 menit dalam eksikator. Panaskan kembali selama
30 menit, lalu dinginkan, kemudian timbang A gram. Proses terus diulang sampai tidak ada perbedaan bobot labu lebih dari 0,3 miligram
2. Bahan sebanyak 1-2 gram dimasukkan ke dalam tabung filter, lalu dipanaskan pada suhu 90-100° C selama 2-3 jam
3. Kemudian tabung filter ditempatkan ke dalam labu ekstraksi dari alat soxchlet, kemudian disambungkan kondensor labu ekstraksi pada no. 1
yang telah diisi 100 ml petroleum ether 4. Ether dipanaskan pada labu ekstraksi dengan menggunakan water bath
bersuhu 70° C selama 16 jam 5. Panaskan labu ekstraksi pada suhu 100° C, kemudian timbang B gram
6. Persentase kadar lemak :
[
B-A berat sampel
]
x 100
5. Analisa Kadar Serat Kasar Takeuchi 1988
1. Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 110
o
C, lalu didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang X1.
2. Sampel ditimbang 0,5 g A, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. 3. H
2
SO
4
0,3 N sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer lagi kemudian dipanaskan selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1,5 N sebanyak
25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer lagi kemudian dipanaskan selama 30 menit.
4. Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corong buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi.
5. Larutan dan bahan yang ada pada corong buchner dibilas secara berturut- turut dengan 50 ml air panas, H
2
SO
4
0,3 N, air panas 50 ml, dan 25 ml aseton.
6. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen, dikeringkan selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang X2. 7. Kemudian dipanaskan dalam tannur 600
o
C hingga berwarna putih, dinginkan dalam eksikator dan ditimbang X3.
Prosentase serat kasar =
100 A
X3 X1
X2 −
−
6.Analisa Cr
2
O
3
Pakan dan Feses Watanabe, 1988
1. Sampel sebanyak 0,1-0,2 gram dan 5 ml asam niric dimasukkan ke dalam labu kjehldahl, kemudian dipanaskan selama 30 menit sampai volume
larutan menjadi 1 ml, lalu didinginkan 2. Larutan asam perklorat sebanyak 3 ml ditambahkan ke dalam labu pada
prosedur 1, lalu dipanaskan kembali hingga menimbulkan asap putih. Larutan yang semula berwarna hijau akan berubah menjadi kuning atau
jingga 3. Kemudian dianaskan kembali selama 10 menit kemudian dinginkan
4. Larutan yang telah dingin dipindahkan ke dalam gelas ukur bervolume 100 ml, kemudian diencerkan hingga volume larutan tepat 100 ml
5. Absorban larutan diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 350 nm y
6. Persamaan hubungan Cr
2
O
3
dengan absorbansi; y = 0,2089x + 0,0032
Keterangan; x = Cr
2
O
3
y = nilai absorbansi
7. Analisis Mineral Reitz et al. 1960