Pengumpulan Data dan Analisis Biaya Mutu

Definisi cacat nihil tradisional mengasumsikan bahwa biaya mutu tersembunyi ada hanya untuk unit-unit yang berada diluar batas-batas spesifikasi atas dan bawah. Fungsi Kerugian Mutu Taguchi mengasumsikan bahwa setiap variasi dari nilai sasaran karakteristik mutu menyebabkan biaya mutu tersembunyi. Selanjutnya biaya mutu tersembunyi meningkat secara kuadratikal ketika nilai aktual menyimpang dari nilai sasaran. Fungsi kerugian mutu Taguchi diilustrasikan dengan persamaan berikut ini : Rumus Taguchi : Ly = ky-T 2 Dimana : k = konstanta, konstanta proporsionalitas yang besarnya tergantung pada struktur biaya produk gagal eksternal y = yield, nilai aktual dari karakteristik mutu T = target, nilai target dari karakteristik mutu L = loss, rugi mutu

G. Pengumpulan Data dan Analisis Biaya Mutu

Pengumpulan data biaya mutu pada dasarnya merupakan fungsi akuntansi. Perkembangan sistem biaya mutu memerlukan interaksi yang erat antar bagian pengendalian jaminan mutu dan akuntansi. Sejak data biaya dikembangkan dengan kode-kode biaya departemental, informasi memadai dari biaya mutu dapat diperoleh dari sumber ini. Akan tetapi ada beberapa jenis data biaya pengendalian mutu terdapat pada beberapa departemen. Jenis-jenis biaya seperti ini sulit dikumpulkan. Untuk itu diperlukan format-format khusus untuk melaporkan beberapa jenis biaya mutu. Misalnya biaya pekerjaan ulang rework memerlukan analisis dari petugas jaminan mutu, berapa biaya yang betul-betul dikeluarkan. Dalam beberapa kasus, perkiraan-perkiraan dapat digunakan untuk menentukan biaya dari suatu kegiatan mutu. Sebagai suatu contoh, apabila departemen rancangan produk melakukan kegiatan mutu, dapat diperkirakan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. Biaya-biaya mutu seharusnya dikumpulkan dari seluruh departemen dalam perusahaan yang terlibat dalam manajemen mutu, antara lain departemen pengendalian mutu, produksi, pembelian, pemasaran, penelitian dan pengembangan, dan sebagainya. Dasar analisis biaya mutu diperlukan karena akan mengkaitkan biaya mutu pada beberapa aspek bisnis yang peka terhadap perubahan tenaga kerja, biaya, penjualan dan unit produksi. 1. Tenaga kerja Biaya pengendalian mutu per jam tenaga kerja langsung adalah indeks yang umum. Informasi tenaga kerja langsung tersedia dengan mudah sebab digunakan untuk penentuan indeks-indeks yang lain. Terkadang biaya tenaga kerja langsung lebih banyak dipakai dibandingkan jam tenaga kerja. Cara ini menghilangkan faktor inflasi. 2. Biaya pembuatan manufacturing cost Biaya pengendalian mutu per biaya produksi pabrik juga merupakan indeks yang umum digunakan. Biaya produksi terdiri atas biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan langsung dan over head. Informasi tentang biaya pembuatan sangat mudah diperoleh karena digunakan untuk indeks lain. 3. Penjualan Biaya pengendalian mutu per nilai penjualan merupakan indeks yang paling sering digunakan. Cara ini adalah suatu alat yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan manajemen. 4. Unit Produksi Biaya pengendalian mutu per unit produksi peti, ton, kg, dsb merupakan indeks yang sangat baik untuk membandingkan jalur-jalur produksi yang mirip. Akan tetapi jika jalur produksi tidak mirip, perbandingan sulit dibuat dan diintepretasi. Mengingat setiap indeks tersebut mempunyai kelemahan masing-masing, dalam prakteknya sering digunakan 3 tiga indeks sekaligus.

III. METODOLOGI KAJIAN A.

Lokasi dan Waktu Kajian Kajian telah dilakukan di PD. Anugerah Hero, suatu industri kecil sepatu yang beralamat di Kampung Sawah Ilir RT.02 RW.03 Mekarjaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan ditempat pemasaran produk sepatu di Jl. Nyi Raja Permas Blok F No.122-123 Pasar Anyar, Kecamatan Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Kajian dilakukan selama 3 tiga bulan, yaitu sejak 01 Desember 2007 sampai dengan 28 Februari 2008

B. Aspek Kajian

1. Tingkat penerapan sistem manajemen mutu Kajian dilakukan untuk menentukan penerapan tingkat manajemen mutu di PD. Anugerah Hero dengan acuan 6 enam tahap perkembangan 6 enam tahap perkembangan sistem jaminan mutu Muhandri dan Kadarisman, 2006 yaitu : Operator Quality Control, Foreman Quality Control, Inspection Quality Control, Statistic Quality Control, Quality Assurance , dan Total Quality Management TQM. 2. Praktek-praktek untuk menjamin mutu produk Kajian dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh PD. Anugerah Hero untuk menjamin mutu produknya. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup 3 tiga aspek manajemen mutu menurut Juran 1989, yaitu : Perencanaan Mutu, Pengendalian Mutu dan Perbaikan Mutu. 3. Evaluasi kinerja mutu Evaluasi kinerja mutu mencakup jumlah produk cacat tidak memenuhi persyaratan mutu, jumlah produk yang ditolak atau dikembalikan konsumen, keterlambatan waktu pengiriman dan analisis biaya mutu.