Teori Evaluasi Kognitif dari Marcia Teori Penentuan Tujuan
Kebutuhan kekuatan merupakan kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Penelitian
dan pengalaman memang menunjukkan bahwa setiap orang ingin berpengaruh terhadap orang lain dengan siapa pun orang tersebut melakukan interaksi.
Seorang dengan kebutuhan pencapaian yang besar biasanya menyukai kondisi persaingan dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatiannya pada
hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnya terhadap orang lain, antara lain dengan memperbesar ketergantungan orang lain itu padanya Robin
dan Judge, 2008. Riset telah membuktikan bahwa individu-individu yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi cendrung akan menjadi
pekerja yang superior, memiliki catatan kehadiran yang baik, dan menduduki posisi supervisor. Sebuah studi menemukan bahwa manajer-manajer cenderung
memiliki motif kekuasaan yang lebih kuat dibanding populasi umum dan bahwa manajer-manajer yang sukses cenderung memiliki motif kekuasaan yang
lebih besar dibanding manajer-manajer yang kurang sukses Griffin, 2003. Kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan nyata dari setiap manusia, terlepas
dari kedudukan, jabatan dan pekerjaan. Artinya, kebutuhan tersebut bukan hanya kebutuhan mereka yang menduduki jabatan manajerial, juga bukan
hanya merupakan kebutuhan para bawahan yang tanggung jawab utamanya hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional. Pada umumnya, kebutuhan
ini tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi Robin dan Judge, 2008.
Individu-individu yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi cenderung lebih menyukai dan berkinerja lebih baik dalam pekerjaan-pekerjaan yang meminta
banyak interaksi sosial dan menawarkan peluang untuk berteman. Kebutuhan akan kekuasaan juga telah mendapat perhatian yang substansial sebagai elemen
penting dari kesuksesan manajerial Griffin, 2003.