14
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai Maret 2012 sampai Juli 2012 pengambilan data dilakukan di PT. Pembangunan Perumahan Persero.Tbk, pada proyek Apartemen Grand Emerald yang beralamat
di Jalan Pegangsaan Dua KM 3,3, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Analisis data dilakukan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB, Bogor.
3.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Software ETABS v 9.0.7 b.
Kalkulator c.
Perangkat lunak Microsof Excel Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah data-data teknis mengenai struktur atas Apartemen
Grand Emerald, antara lain : a.
Layout denah setiap jenis pelat lantai lampiran 2 b.
Shop drawing detail kolom, dan denah kolom c.
Shop drawing denah penulangan balok d.
Shop drawing denah pelat lantai, dan shop drawing potongan pelat.
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1 melakukan permodelan struktur atas, dimana permodelan dilakukan berdasarkan gambar struktur gedung berupa elemen
struktur balok, kolom, dan pelat lantai. 2 melakukan analisa pembebanan berdasarkan PBI tahun 1983, dan 3 melakukan analisis dengan program ETABS v 9.0.7. untuk mendapatkan gaya-gaya
dalam pada elemen struktur atas, dan kontrol gaya-gaya dalam maksimum berdasarkan syarat perencanaan struktur. Bagan dari metode penelitian dapat dilihat pada lampiran 14.
3.3.1 Permodelan Struktur Atas dan Spesifikasi Bahan
Tahapan penelitian ini di awali dengan tahap perancangan atau permodelan yang terdiri dari pemilihan sistem struktur, pemilihan bahan material. Memodelkan sistem struktur dan
menganalisanya untuk mendapatkan gaya-gaya dalam pada setiap elemen struktur akibat dari efek pembebanan yang diberikan pada masing-masing elemen struktur, baik kolom, balok dan pelat lantai.
Untuk lebih jelasnya contoh permodelan struktur dapat dilihat pada lampiran 1. Spesifikasi Bahan yang digunakan pada bangunan Apartemen Grand Emerald, sebagai berikut :
1. Beton untuk kolom
= f
c’
37,35 Mpa 2.
Beton untuk balok, pelat = f
c’
29,05 Mpa 3.
Beton untuk dinding geser = f
c’
37,35 Mpa 4.
Beton untuk sloof dan pile cap = f
c’
29,05 Mpa 5.
Beton untuk tiang pancang = f
c’
45 Mpa 6.
Baja tulangan = f
y
400 Mpa
15 7.
Modulus elastisitas beton Ec =
δ700 x √f
c’
Pasal 10.5n SNI-03-2847-2002 8.
Modulus elastisitas baja Es = 200000 Mpa
Pasal 10.5.2 SNI-03-2847-2002 9.
Modulus geser G = 80000 Mpa
10. Nisbah poisson µ
= 0,3 Mpa
3.3.2 Analisa Pembebanan berdasarkan PBI tahun 1983
Sebagai dasar untuk menganalisis maka harus dimasukan beban luar yang bekerja pada elemen struktur, baik struktur balok, struktur kolom, dan struktur pelat lantai, sedangkan berat sendiri
elemen struktur dianalisis secara otomatis oleh program ETABS v 9.0.7. Berat sendiri struktur dikalikan faktor pengali berat sendiri yang bernilai satu. Langkah selanjutnya memberikan beban pada
struktur gedung yang akan dianalisis sesuai dengan fungsi, tipe, dan karakter gedung tersebut yaitu
mencakup beban hidup, beban mati, beban mati tambahan karena fungsi beban dinding, beban plafond, screed dan keramik, dan beban mekanikal elektrikal, beban angin, dan beban gempa.
Analisa Pembebanan yang digunakan pada Apartemen Grand Emerald, adalah : 1. Beton
= 24 KNm
3
2. Beban dinding ½ bata = 2,5 KN m
2
3. Beban air roof tank = 20 KN m
2
4. Beban hidup LL a. Lantai hunian
= 2,5 KNm
2
b. Lantai parkir = 8,0 KNm
2
c. Lantai daerah ME = 5,0 KNm
2
6. Beban Super Dead Load SDL = 1,6 KN m
2
Lantai tipikal
a. plester tebal 5 cm = 0,05 m x 22 KNm
3
= 1,1 KNm
2
b. Finishing = 0,24 KN m
2
c. Mekanikal dan elektrikal = 0,26 KNm
2
= 1,6 KNm
2
Tangga tipikal
a. plester tebal 5 cm = 0,05 m x 22 KNm
3
= 1,1 KNm
2
b. Finishing = 0,24 KN m
2
c. Mekanikal dan elektrikal = 0,26 KNm
2
= 1,6 KNm
2
7. Beban hidup atap = 1,5 KNm
8. Beban gempa zona III tanah lunak 9. Struktur rangka sistem ganda SRPMM R
= 6,5 10. Faktor Keutamaan Struktur I
= 1 11. Beban gempa
a. Wilayah gempa = wilayah 3 DKI Jakarta
b. Analisa = respon spectrum
c. Koefisien gempa dasar C = 0,75 untuk T= 0,2-1,0 detik
d. Damping rasio = 0,05
e. Tinjauan arah gempa = 0
dan 90
16
3.3.2.1 Beban Mati
Beban mati dihitung dari berat unsur struktur sendiri dan beban-beban tetap, seperti kelengkapan bangunan, gentengatap, barang-barangn tidak bergerak, lemari, langit-langit dan lain-
lain. Beban mati dapat dikalikan dengan koefisien reduksi 0.9 apabila beban mati tersebut memberikan pengaruh yang menguntungkan terhadap pengerahan kekuatan suatu struktur atau unsur
struktur suatu gedung.
3.3.2.2 Beban Hidup
Beban hidup terdiri dari dua arah, yaitu beban hidup arah vertikal arah vertikal dan beban hidup arah horizontal. Beban hidup arah vertikal yang paling sering digunakan, tetapi untuk beban
hidup arah horizontal jarang dijumpai karena jarang sekali terjadi membebani suatu bangunan. Contoh beban hidup arah horizontal adalah beban hidup yang terjadi karena desakan gerakan sejumlah
besar manusia pada suatu gedung.
3.3.2.3 Beban Angin
Beban angin bergantung pada kecepatan angin, bentuk bangunan, ketinggian dan lokasi
bangunan, bidang permukaan dan kekakuan struktur. Dengan mengetahui kecepatan angin V, gaya yang bekerja pada bangunan dapat ditetapkan dari persamaan.
p = 0,0000473C
D
V
2
dimana : p
= tekanan proyeksi vertikal kNm
2
C
D
= koefisien bentuk V
= kecepatan angin Kmjam
3.3.2.4 Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung tersebut atau bagian dari gedung tersebut yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat dari gempa tersebut.
Beban gempa yang direncanakan berdasarkan kriteria bangunan dan jenis tanah dimana gedung tersebut di bangun. Desain beban gempa pada bangunan ini menggunakan analisa statik equivalen
berdasarkan SNI 03-1726-2002. Efek perusak dari gempa pada bangunan sudah dikenal sejak dahulu kala. Indonesia termasuk daerah dengan tingkat risiko gempa yang cukup tinggi, sebab wilayah
Indonesia berada di antara empat sistem tektonik aktif. Sering terjadi gempa dengan magnitude 7 atau lebih pada skala Richter. Pada gempa magnitude 7, terjadi kerusakan berat struktur bangunan.
Bangunan lepas dari fondasinya, tanah merekah dan pecahnya pipa-pipa bawah tanah. Analisa pembebanan akibat beban gempa dilakukan analisa gempa statik ekivalen. Analisa
gempa statik equivalen adalah gaya-gaya dalam momen dan geser elemen struktur akibat gravitasi dan gaya seismik statik ekivalen, yang kemudian di kaji kekakuan dan lendutannya. Dalam
menghitung beban gempa statik equivalen digunakan berdasarkan persamaan 1 dan gaya geser yang akan didistribusikan kemasing-masing lantai dapat di tinjau berdasarkan persamaan 3.
17
3.3.2.5 Kombinasi Pembebanan
Kombinasi beban untuk metode ultimit struktur, komponen-komponen struktur dan elemen- elemen fondasi harus dirancang sedemikian hingga kuat rencana sama atau melebihi pengaruh beban-
beban terfaktor. Berdasarkan SNI 03-1726-2002, faktor-faktor dan kombinasi beban untuk beban mati nominal, beban hidup nominal, dan beban gempa nominal. Untuk input pembebanan ke dalam
software ETABS v 9.0.6, kombinasi pembebanannya setelah dijabarkan, sebagai berikut : 1.
1,4 DL 2.
1,2 DL + 1,6 LL 3.
1,2 DL + 1 LL + 0,3 EQX + 1 EQY 4.
1,2 DL + 1 LL - 0,3 EQX - 1 EQY 5.
1,2 DL + 1 LL + 0,3 EQX - 1 EQY 6.
1,2 DL + 1 LL + 0,3 EQX + 1 EQY 7.
1,2 DL + 1 LL + 1 EQX + 0,3 EQY 8.
1,2 DL + 1 LL - 1 EQX - 0,3 EQY 9.
1,2 DL + 1 LL + 1 EQX - 0,3 EQY 10.
1,2 DL + 1 LL - 1 EQX + 0,3 EQY 11.
0,9 DL + 0,3 EQX + 1 EQY 12.
0,9 DL - 0,3 EQX - 1 EQY 13.
0,9 DL + 0,3 EQX - 1 EQY 14.
0,9 DL - 0,3 EQX + 1 EQY 15.
0,9 DL + 1 EQX + 0,3 EQY 16.
0,9 DL - 1 EQX - 0,3 EQY 17.
0,9 DL + 1 EQX - 0,3 EQY 18.
0,9 DL - 1 EQX + 0,3 EQY dimana :
DL : Beban mati, termasuk super dead load
LL : Beban hidup
EQX : Beban gempa arah-x
EQY : Beban gempa arah-y
3.3.3 Analisis dengan Program ETABS v 9.0.7
Untuk mendapatkan gaya-gaya dalam pada elemen struktur baik kolom, balok, dan pelat lantai dilakukan dengan menggunakan program ETABS v.9.0.6. Gaya-gaya dalam yang dihasilkan
oleh elemen struktur kolom berupa beban aksial Pu, gaya geser Vu, momen torsi Tu, momen lentur Mu, sedangkan gaya-gaya dalam yang dihasilkan oleh elemen struktur balok berupa gaya
geser Vu, momen torsi Tu, momen lentur Mu. Dari gaya-gaya dalam yang dihasilkan tersebut, dicari gaya-gaya dalam maksimum pada setiap elemen struktur kolom, dan elemen sturktur Balok.
Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan manual sesuai standar perencanaan untuk menentukan gaya-gaya dalam rencana seperti Pr,Vr,Tr, dan Mr, baik pada kolom maupun balok.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung tersebut atau bagian dari gedung tersebut yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat dari gempa tersebut.
Beban gempa yang direncanakan berdasarkan kriteria bangunan dan jenis tanah dimana gedung tersebut di bangun. Desain beban gempa pada bangunan ini menggunakan analisa statik equivalen
berdasarkan SNI 03-1726-2002. Hasil dari program ETABS v 9.0.7 untuk berat total bangunan Apartemen Grand Emerald sebesar 31020,3255 KN. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4,
dibawah ini. Tabel 4 Berat w
i
struktur lantai Apartemen Grand Emerald
Group Berat w
Group Berat w
KN KN
LANTAI 35 50,3514
LANTAI 15 850,6783
LANTAI 34 426,245
LANTAI 14 857,8129
LANTAI 33 426,778
LANTAI 13 860,2493
LANTAI 32 426,715
LANTAI 12 861,8676
LANTAI 31 440,3395
LANTAI 11 880,5257
LANTAI 30 784,7314
LANTAI 10 880,5257
LANTAI 29 788,7849
LANTAI 9 880,5257
LANTAI 28 789,7775
LANTAI 8 880,5257
LANTAI 27 789,7775
LANTAI 7 1413,9128
LANTAI 26 789,7775
LANTAI P6A 701,9157
LANTAI 25 789,7775
LANTAI P6 743,6628
LANTAI 24 789,7775
LANTAI P5A 701,7057
LANTAI 23 789,7775
LANTAI P5 743,6628
LANTAI 22 789,7775
LANTAI P4A 700,3071
LANTAI 21 789,7775
LANTAI P4 742,6445
LANTAI 20 789,7775
LANTAI P3A 701,3254
LANTAI 19 804,0605
LANTAI P3 733,0842
LANTAI 18 804,0605
LANTAI P2A 761,3508
LANTAI 17 804,0605
LANTAI P2 907,7196
LANTAI 16 803,4392
LANTAI DASAR 1539,1598
w
t
31010,3255
Menurut Peraturan Gempa SNI 2002 waktu getar alami struktur dibatasi agar tidak terlalu fleksibel sehingga kenyamanan penghuni tidak terganggu khususnya untuk bangunan ini diharapkan
bangunan cukup kaku. Pembatasan yang dilakukan berdasarkan persamaan 2. Tabel 5 Perbandingan periode pendekatan dan periode ETABS SNI 03-1726-2002
Periode Pendekatan Maksimum berdasatkan persamaan 2 detik
Periode ETABS detik arah x Tx arah y Ty
6,12 3,1471
2,8773