HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN MARKETING DI KOTA SAMARINDA

(1)

HUBUNGAN

ADVERSITY QUOTIENT

DENGAN PRODUKTIVITAS

KERJA PADA KARYAWAN

MARKETING

DI KOTA SAMARINDA

SKRIPSI

Oleh :

Praditri Sagacici Anja Santoso 201210230311132

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

HUBUNGAN

ADVERSITY QUOTIENT

DENGAN

PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN

MARKETING

DI KOTA SAMARINDA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :

Praditri Sagacici Anja Santoso 201210230311132

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(3)

i

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Praditri Sagacici Anja Santoso Nim: 201210230311132

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 03 Februari 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar Sarjana (S1)Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

SUSUNAN DEWAN PENGUJI:

Ketua/Pembimbing I, Sekertaris/Pembimbing II

Dr. Latipun, M.Kes. Dr. Nida Hasanati, M. Si.

Anggota I, Anggota II

Zakarija Achmat, S.Psi.M.Si. Tri Muji Ingarianti, S.Psi.M. Psi.

Mengesahkan Dekan,


(4)

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Praditri Sagacici Anja Santoso

NIM : 201210230311132

Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :

Hubungan adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing di kota Samarinda

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak

Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Ketua Program Studi,

Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si.

Malang, 25 Januari 2016 Yang Menyatakan,


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan Berkah, Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Adversity Quotient dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan Marketing di kota Samarinda”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak yang turut menjadi pendukung tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra.Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Bapak Dr. Latipun, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Nida Hasanati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi arahan dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

4. Muhammad Shohib, S.Psi, M.Si. selaku dosen wali yang telah mendukung dan membimbing penulis sejak awal perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Para Bapak dan Ibu pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengajarkan banyak ilmu yang dapat bermanfaat bagi penulis.

6. Kedua orang tua penulis Budi Santoso dan Ainun Jariah yang telah memberikan dukungan dalam segala aspek mulai awal perkuliahan sampai teselesaikannya skripsi ini. 7. Saudara-saudari penulis, Kak Galang Racidapi A.S., Ade Refons Cikafadupuri A.S, Ade

Gradias Bahtera Putra A.S. yang telah menjadi salah satu motivasi terbesar penulis agar dapat dengan segera menyelesaikan skripsi.

8. Muhammad Ridhani Muslim yang telah memberikan dukungan dalam bentuk doa, bimbingan, dan motivasi sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

9. Para Keluarga yang turut mendukung penulis dari berbagai aspek yaitu nenek mulia (Alm), mba Aslikah (Alm), Kak Supriyadi, mama Fitriah sekeluarga, mama Jumiah sekeluarga, amang ahmad sekeluarga, Alm.amang Tamrin sekeluarga dan para keluarga lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis.

10.Sahabat di perantauan Dewi Suhartini, Puspita Fadillah, dan Muhim Atin Ainiyah serta Mbak Miftakhul Jannah Saka yang telah banyak memberikan dukungan dari berbagai aspek selama perkuliahan berawal hingga terselesaikannya skripsi ini.

11.UPT. Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Malang yang membantu doa, dukungan pengalaman, dan bantuan-bantuan lain dalam proses penyelesaian skripsi, terkhusus teman-teman part time di sirkulasi perpustakaan yaitu Visa Zamhariro, Niki Cahyani, dan Nino Dwi A.P.

12.PT. Victory International Future Malang, Bank BPD Kaltim, Bank BTN, dan Bank Mandiri di kota Samarinda

13.Teman-teman Fakultas Psikologi, Khususnya Psikologi B 2012 yang telah memberikan banyak pengalaman, bantuan, suka-duka, doa, dan selaku keluarga selama perkuliahan.


(6)

Allah SWT memberikan balasan yang belipat ganda kepada semua atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan dalam skripsi ini sangat diharapkan untuk dapat membantu agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan para pembaca.

Malang, 20 Januari 2016 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

SURAT PERNYATAAN...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAK ...1

PENDAHULUAN ...2

TINJAUAN PUSTAKA ...6

Produktivitas Kerja ...6

Adversity Quotient ...6

Hubungan Adversity Quotient dengan Produktivitas Kerja ...7

Hipotesa ...8

METODE PENELITIAN ...9

Rancangan Penelitian ...9

Subjek Penelitian ...9

Variabel dan Instrumen Penelitian ...9

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ...10

HASIL PENELITIAN ...10

DISKUSI ...12

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ...13


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi karakteristik subjek penelitian ...11 Tabel 2. Indetifikasi skor skala pada adversity quotient dan produktivitas kerja ...11


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Dan Blue Print Skala ...17

Lampiran 2 Hasil Try Out, Uji Validitas Dan Reliablititas ...24

Lampiran 3 Output Analisa Data ...32


(10)

HUBUNGAN

ADVERSITY QUOTIENT

DENGAN PRODUKTIVITAS

KERJA PADA KARYAWAN

MARKETING

DI KOTA SAMARINDA

Praditri Sagacici Anja Santoso

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang praditrisagacici@gmail.com

Produktivitas kerja karyawan marketing memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, khususnya dalam memasarkan produk yang sesuai dengan target dan tingkat kesulitan yang diberikan perusahaan sehingga, untuk menghadapi kesulitan tersebut karyawan marketing membutuhkan kemampuan adversity quotient yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan. Sampel penelitian ini sebanyak 200 orang karyawan marketing. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik kuota sampling. Penelitian ini menggunakan dua buah skala sebagai alat ukur, yaitu skala adversity quotient dan skala produktivitas kerja. Analisis data penelitian menggunakan uji korelasi product moment pearson. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing (r=0.825 p=0.000). Sedangkan koefisien determinasi yang menunjukkan kontribusi adversity quotient dalam pembentukan produktivitas kerja sebesar (r2)=0.681 (68.1%).

Kata kunci : Adversity quotient, Produktivitas Kerja, Karyawan Marketing

The employee's productivity marketing has an important role in a company, specifically in marketing the product corresponding to the target and level of difficulty of a given company so, to face these difficulty marketing employees require the ability adversity quotient good. This research aims at finding the realtion between adversity quotient and employees’ work productivity. Sample of the research are 200 marketing employees by using quota sampling technique. This research uses two measure scales, which are adversity quotient scale and work productivity. The data analysis using pearson product moment correlation test. Based on the results of analysis, it shows that there is a correlation between adversity quotient and work productivity of marketing employees (r=0.825 p=0.000). While the coefficient of determination shows the contribution adversity quotient in the formation of work productivity as much as (r2)=0.681 (68.1%).


(11)

Setiap perusahaan atau instansi memiliki target keberhasilan yang ingin dicapai dalam mengembangkan serta melebarkan sayap kesuksesannya baik yang bergerak dalam bidang jasa maupun produk. Dalam mencapai kesuskesannya perusahaan haruslah memiliki ukuran efisiensi produktif yaitu produktivitas kerja. Dapat kita ketahui bahwa produktivitas sendiri merupakan gabungan antara produksi dan aktivitas yang dilakukan oleh sumber daya manusia sebagai elemen terpenting dalam produktivitas kerja. Selain itu produktivitas juga dipengaruhi oleh faktor instrinsik berupa umur, tempramen, keadaan fisik individu, kelemahan, dan motivasi serta faktor ekstrinsik dari individu berupa kondisi fisik seperti suara, penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial, dan keluarga (Sutrisno, 2014). Sebagai elemen yang paling penting, sumber daya manusia yang mengelola serta menjadi penghubung antara pengeluaran baik dalam bentuk barang atau jasa dengan pemasukkan baik tenaga, bahan, atau uang.

Sumber daya manusia (SDM) yang dapat dikatakan sebagai para pekerja, pegawai, karyawan atau tenaga kerja, buruh dan apapun yang bersifat sumber daya manusia. Hal tersebut disebabkan oleh kesuksesan dari produktivitas sendiri akan bergantung pada seperti apa dan bagaimana kemampuan dari sumber dayanya dalam menyelesaikan pekerjaannya terutama kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan yang mereka temui saat bekerja.

Berikut beberapa penelitian terkait dengan produktivitas kerja yaitu untuk mencapai kesuksesan haruslah dimulai dari sumber daya manusia yang produktif pula. Ketika produktivitas kerja dari sumber daya manusianya baik maka kesempatan kerja yang tercipta dan kualifikasi angkatan kerja relatif yang sesuai dengan lingkungan kerja (Triastutik, 2013). Kemudian penelitian lainnya mendapatkan hasil berupa rewad dan punishment memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas kerja terhadap pegawai, namun diantara keduanya yang paling berpengaruh besar adalah reward. Reward dapat menjadi motivasi bagi karyawan agar lebih semangat dalam bekerja. (Jayanti, 2014). Hal tersebut menjadi salah satu faktor instrinsik dari pegawai atau karyawan dalam produktivitas kerja. Selain itu penelitian lain yang menyatakan bahwa support dari atasan atau manager dan berbagai tunjangan fasilitas juga dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. (Rahmawati, 2013). Pengaruh dukungan sosial dari lingkungan dan organisasi dapat dimasukkan kedalam kategori faktor ekstrinsik yang ada diluar individu.

Kemudian dalam penelitian lainnya terkait dengan pengaruh variabel kedisiplinan dengan produktivitas kerja karyawan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dimana kedisiplinan mempengaruhi produktivitas kerja dari karyawan di PT. Food Station Tjipinang Jaya. Penelitian selanjutnya menyatakan bahwa kinerja dari para karyawan haruslah menjadi sumber daya yang efektif dalam pengembangannya (Anumaka,2013). Dikatakan demikian karena keberhasilan dari proses pemasaran akan dapat dilihat apabila produktivitas kerja dari karyawan dalam perusahaan atau instansi tersebut dapat menunjukkan kinerja yang baik, optimal dan bergerak maju. Selain itu produktivitas kerja juga merupakan hal yang paling penting bagi pencapaian keberhasilan atau kesusksesan dalam suatu perusahaan maupun instansi. Tidak hanya sampai disitu pentingnya dampak produktivitas yang baik dapat menjadi salah satu kunci sukses di salah satu negara. Hal ini juga didukung dengan penelitian lainnya bahwa jika seluruh masyarakatnya produktif maka ekonomi menjadi sukses dan dengan sendirinya negara akan bergerak maju dari segi perekonomian dan lainnya (Ottawa, O, 1998).Pada penelitian yang dilakukan di kota samarinda Kalimantan Timur terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2013) yang menyatakan bahwa disiplin kerja memiliki hubungan dengan produktivitas kerja yang berarti disiplin kerja turut berkontribusi dalam pembentukan


(12)

produktivitas kerja. Penelitian lain terkait dengan produktivitas kerja karyawan di kota Samarinda adalah pada penelitian yag dilakukan oleh Maharlin (2013) yang menjelaskan bahwa motivasi kerja pada karyawan berpengaruh dalam pembentukan produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan penelitian di atas maka dapat kita ketahui bahwa sebenarnya terdapat banyak faktor yang memperngaruhi produktivitas kerja dari sumber daya manusia atau karyawan baik yang berasal dari faktor instrinsik dan juga ekstrinsik. Serta betapa pentingnya produktivitas kerja dalam suatu negara untuk menuju ke arah yang lebih maju. Dari berbagai penelitian mengenai produktivitas kerja di atas terkait dengan sumber daya manusia ada yang perlu kita spesifikkan kembali terkait sumber daya manusia yang terdapat dalam suatu perusahaan maupun instansi terbagi menjadi berbagai macam posisi seperti direktur, manajer, marketing, dan lainnya. Dari berbagai posisi jabatan pekerjaan karyawan yang ada menjadi hal yag menarik untuk diteliti adalah pada posisi seorang marketing, karena karyawan yang menduduki posisi ini dapat dikatakan menjadi dalah satu tombak keberhasilan dari suatu perusahaan atau instansi dalam produktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam menghasilkan produk tertentu atau yang bergerak dibidang jasa. Dikatakan demikian karena jika kita ketahui bahwa apapun bentuk produk yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau instansi mereka akan membutuhkan cara untuk memasarkan produk yang mereka miliki kepada masyarakat atau dalam kata lain karyawan dengan posisi jabatan ini berlaku sebagai bagian dari perusahaan yang bersinggungan langsung dengan konsumen mau pun calon konsumen.

Marketing atau pemasaran merupakan proses sosial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok. Biasanya individu atau kelompok menawarkan suatu produk yang dijualnya dengan memberikan penjelasan terkait produk tersebut hingga membuat orang yang ditawarkan tertarik untuk membeli. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai seni menjual produk yang ditandai oleh adanya perubahan pemikiran dari target penjualan yang semula tidak ingin menjadi ingin membeli dengan menggunakan manajemen pemasaran yaitu proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenui sasaran dari individu dan organisasi. Sedangkan orang yang menggerakkan atau menalankan pemasaran tersebut dapat dikatakan pegawai atau karyawan marketing (Kotler, 2000). Tanpa strategi yang baik dan tepat maka perusahaan akan kesulitan memasarkan produk yang dimilikinya.

Seorang yang bekerja menjadi karyawan marketing memiliki tantangan tersendiri. Dimana mereka dituntut untuk mengejar target penjualan dengan tempo waktu serta jumlah yang memaksa mereka untuk menguras pikiran serta tenaga yang mereka miliki, semakin tinggi tingkat pemasaran yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat kesulitan yang akan dihadapinya. Seperti salah satu fenomena yang terjadi pada karyawan marketing di bank bahwa mereka mengalami stress kerja yang disebabkan oleh tekanan yang cukup berat dalam mencapai target yang telah ditentukan sehingga mereka kerap mensiasatinya dengan cara meminta nasabah yang sudah dikenalnya untuk membuka rekening tabungan agar targetnya dapat tercapai (Tempo, 2014). Hal ini memang dapat membuat seorang karyawan marketing dapat memenuhi targetnya namun dengan cara seperti ini bisa saja mengurangi kualitas kerja karyawan sendiri karena hanya mementingkan tercapainya target saja. Sedangkan untuk memiliki produktivitas kerja yang baik, seorang karyawan marketing harus memenuhi kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu tidak hanya semata-mata memenuhi target tanpa memperhatikan ketiga hal tersebut (Simamora, 2004).

Fenomena di atas menjelaskan bahwa terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja seorang marketing seperti yang ada pada salah satu penelitian terkait dengan kinerja


(13)

karyawan marketing juga menyatakan bahwa motivasi instrinsik, pengembangan dan kompensasi dapat menekan arus keluar masuknya karyawan marketing (Annur, 2014). Kemudian penelitian lainnya terkait dengan faktor instrinsik, menjelaskan bahwa kecerdasan emosional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (Muta’asifah, 2013). Penelitian Laura & Sujoyo (2009) juga menjelaskan terkait dengan hubungan adversity quotient dengan kinerja karyawan dengan yang menunjukkan adanya hubungan positif antara keduanya. Kinerja yang baik akan berkaitan dengan baiknya produktivitas kerja seorang karyawan.

Berdasarkan penelitian yang ada di atas maka peneliti mencoba mengkaitkan produktivitas kerja dengan adversity quotient. Untuk mendapatkan kesuksesan kerja seperti halnya produktivitas kerja yang baik maka diperlukan adanya kecerdasan yang mampu mendorong seseorang untuk dapat lebih produktif diantara hambatan-hambatan pekerjaan yang dimilikinya. Stoltz (2005) mengemukakan terdapat kecerdasan adversity dan diprediksi lebih kuat pengaruhnya terkait dengan kesusksesan dibandingan kecerdasan yang telah ada sebelumnya. Kecerdasan ini bernama adversity quotient yaitu kecerdasan dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.

Adanya kemampuan dalam mengatasi setiap kesulitan ini kemudian didukung oleh hasil penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Deesom (2011) yang pada penelitian tersebut membuktikan bahwa orang yang menghadapi permasalahan dengan pikiran positif cenderung memiliki kemampuan menghadapi kesulitan yang baik. Individu yang memiliki adversity quotient yang tinggi cenderung berpikiran positif dalam menghadapi situasi yang dialaminya sehingga membuatnya dapat dengan mudah menemukan peluang dan solusi dalam setiap hambatan. AQ dapat berperan dalam memberikan gambaran kepada individual berkaitan dengan seberapa jauh individual mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu untuk mengatasinya; siapa yang mampu mengatasi kesulitan dan siapa yang akan hancur; siapa yang akan melampaui harapan-harapan atas kinerja dan potensi individual serta siapa yang akan gagal; serta siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan.

Selain itu individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih dalam menghadapi kesulitannya maka ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan hidup ia akan dengan penuh motivasi, dorongan, ambisi, antusiasme, semangat, serta kegigihan yang tinggi dipandang sebagai individu yang memiliki adversity quotient yang tinggi. Karena jika memiliki hal itu semua maka tidak mustakhil bagi mereka yang memiliki hal tersebut untuk dengan mudah menyelesaikan permasalahannya.

Berbeda halnya dengan individu yang dapat dikatakan memiliki adversity quotient rendah, individu seperti ini ketika menghadapi masalah maka ia cenderung mudah menyerah dan pasrah begitu saja pada keadaan, bersifat pesimistik, memiliki kecenderungan untuk senantiasa bersikap negatif terhadap kesulitan hidup yang dihadapinya. Seperti pada penelitian studi kasus terkait pengaruh adversity quotient dengan kinerja karyawan membuktikan bahwa hasil individu dengan hasil adversitynya rendah atau dibawah rata-rata memiliki kesulitan dalam menghadapi tekanan atau masalah yang mengunung dibandingkan dengan yang memiliki AQ rata-rata. Dimana karyawan dengan hasil AQ yang tinggi memiliki kinerja yang tinggi pula (Laura dan Sunjoyo,2009).

Respon karyawan di atas dibuktikan oleh sebuah survey yang pernah dilakukan terhadap lebih dari 1.100 karyawan Canada Life Group bahwa seperempat dari mereka menyatakan bahwa terlalu banyak bekerja dan tidak memiliki work-life-balance, yang mengejutkan 22%


(14)

dari mereka mengaku takut untuk meminta bantuan kepada rekan dan atasannya. Kemudian 48% mengakui kekhawatiran mereka itu berdampak negatif pada kehidupan kerja mereka, hasilnya 1 dari 10 responden yang ditanya memilih cuti dari pekerjaan sebagai akibatnya. Penelitian ini juga mengungkap simpati bos kepada bawahannya sebesar 17% responden mengaku bahwa mereka tidak menerima dukungan dari atasannya meskipun hal itu sudah coba disampaikan. Sedangkan hanya 20% atasan yang bisa memahami kecemasan mereka. Akibat tekanan tersebut, 31% dari mereka mengaku memiliki tingkat produktivitas dan konsentrasi yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Paul Alvis selaku marketing director dari Canada Life Group menyampaikan bahwa “Tingkat stress yang meningkat dibanding tahun lalu mengakibatkan 10 orang karyawan mengambil cuti kerja. Efek negatif lainnya adalah penurunan konsentrasi dan produktivitas kerja. Statistik ini praktis menunjukkan bahwa peran pemimpin sangat dibutuhkan disini,”(PortalHR, 2013). Fenomena ini menjelaskan bahwa hanya terdapat 20% karyawan yang mampu mengendalikan dirinya dengan memahami kecemasan yang mereka miliki. Kemampuan mengontrol yang baik dalam menghadapi sesuatu serta sifat yang selalu optimis akan menghantarkan seseorang dalam mencapai produktivitas kerja yang baik. Rendahnya adversity quotient yang dimiliki seseorang akan membuatnya kesulitan apabila mendapati tekanan kerja yang berlebih karena kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri mereka untuk tidak terfokus pada titik permasalahan serta tidak melakukan penghindaran terhadap permasalahan yang dihadapi. Mendukung pernyataan sebelumnya terkait keberhasilan produktivitas kerja terdapat dalam penelitiannya Tigchelaar, L. & Khaled E. B. (2015) menjelaskan bahwa adversity quotient (AQ), berperan sebagai prediktor keberhasilan, sangat berguna dalam memungkinkan seorang individu untuk menentukan bagaimana dia akan mengelola dalam menghadapi suatu kesulitan. Hal ini dapat membuktikan bahwa ketika seseorang memiliki AQ maka ia akan mampu memprediksi kesulitan yang dihadapinya serta dapat dengan mudah membantu dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan tersebut. Serta AQ juga membantu mengembangkan potensi kepemimpinan serta kinerja pertumbuhan organisasi dengan memiliki tingkat erosi yang dapat dikendalikan oleh sumber daya manusia (Shivaranjani , 2014). Kemudian Stoltz (2000) juga menjelaskan bahwa adversity quotient juga memiliki beberapa peran dalam kehidupan yang salah satunya merupakan peran dalam produktivitas, dimana karyawan yang memiliki adversity quotient yang baik menunjukkan produktivitas yang baik pula.

Kemampuan karyawan marketing dalam menghadapi setiap kesulitannya serta beberapa fenomena yang terjadi di atas terkait dengan karyawan marketing menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing karena untuk adveristy quotient sendiri sangat diperlukan bagi karyawan marketing yang memiliki tingkatan kesulitan kerja yang lebih dibandingkan dengan posisi jabatan lainnya, selain dari itu karyawan marketing menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan yang berperan langsung menghadapi konsumen. Sehingga memunculkan rumusah masalah berupa apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas pada karyawan marketing di kota Samarinda, Kalimantan Timur yang pada dasarnya merupakan daerah yang sedang berkembang dan menarik untuk diteliti. Dengan tujuan penelitian ialah untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing.

Adapun manfaat penelitian yaitu manfaat praktis yang didapatkan oleh perusahaan yang diteliti berupa ketika perekrutan dapat menyeleksi terlebih dahulu karyawannya dengan memperhitungkan adversity quotient para calon karyawannya, mengingat bahwa adversity quotient merupakan hal yang berperan dalam pencapaian produktivitas kerja bagi karyawan


(15)

yang akan menjadi bagian dari perusahaan. Sedangkan untuk manfaat teoritis yaitu menambah pengetahuan dalam bidang pengetahuan psikologi konsumen, industri dan organisasi. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat selain hanya menjadi bahan bacaan, juga dapat menjadi referensi dalam penelitian berikutnya.

Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja merupakan bentuk peningkatan kemampuan karyawan untuk menghasilkan laba perusahaan, yang dapat diwujudkan melalui pengoptimalan kinerja yang tercermin pada besarnya produksi, kualitas produksi, efektivitas dan efisiensi serta merealisasikan kepuasan kerja karyawan pada tingkat optimal (Muta’asifah, 2013).

Menurut Kopelmen (Purnomo, 2004) produktivitas merupakan suatu konsepsi sistem, dimana proses produktivitas dalam wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan bagaimana memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang ada secara efisien untuk menghasilkan keluaran.

Menurut Gordon K.C Chen (Purnomo, 2004) mendefinisikan produktivitas sebagai rasio antara output yang dihasilkan per unit dari sumber daya yang dikonsumsi dalam suatu proses produksi atau perbandingan antara output dan input.

Dari berapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah ukuran atau penilaian kerja dengan input sebagai masukan dan output sebaga keluaran dalam pencapaian usaha secara maksimal hingga dapat efektif serta efisien.

Menurut Simamora (2004) pengukuran produktivitas kerja dapat melalui tiga faktor meliputi kuantitas kerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan. Kemudian kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Serta yang terakhir adalah ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yangterselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

Adversity quotient

Dalam hidup, manusia tidak akan pernah lepas dari masalah saat menjalaninya. Permasalahan dan kesulitan sendiri beragam tingkatannya mulai dari yang paling mudah dihadapi sampai pada masalah yang paling sulit dihadapi untuk itu diperlukan kemampuan dalam menghadapinya. Stoltz (2005) menjelaskan bahwa adversity quotient (AQ) berasal dari kata adversity yang berarti suatu keadaan yang sulit dengan tingkatan-tingkatannya. Sedangkan quotient berarti kemampuan atau ukuran yang dimiliki seseorang dalam menghadapi masalah. Jadi adversity quotient adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai tingkatan-tingkatan kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Dengan kemampuan ini kita dapat melihat seperti apakah kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan dan hal ini juga dapat memberikan kita pengetahuan yang lebih terkait dengan mengapa ada orang yang tangguh dala menghadapi masalah yang sama dan


(16)

kenapa ada yang tidak. Hal ini juga tentunya dapat membantu perusahaan dalam menempatkan pekerjanya sesuai dengan ketahanan kerjanya.

Selain itu diketahui bahwa adversity quotient sendiri terdiri atas tiga unsur , unsur yang pertama yaitu, AQ adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Unsur yang kedua, AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui respons seseorang terhadap kesulitan. Kemudian unsur yang ketiga di mana, AQ adalah serangkaian peralatan intelektual yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respons seseorang terhadap kesulitan yang dihadapi dan akan berakibat memperbaiki efektivitas pribadi dan profesional seseorang secara keseluruhan bagi individu tersebut. Gabungan dari ketiga unsur bentuk ini merupakan sebuah paket yang lengkap untuk memahami dan memperbaiki komponen dasar kesulitan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berlangsung seumur hidup.

Menuru Stoltz (2000). Adversity quotient sendiri terdiri atas empat dimensi yaitu Control, O2

(Origin and Ownership), Reach dan Endurance yang masing-masing dapat menjadi patokan untuk mengukur AQ. Pertama Control (Kendali), yaitu tingkat kendali yang dirasakan terhadap peristiwa yang menimbulkan kesulitan yaitu seberapa besar ia mampu mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan, berani mengambil resiko, dan mudah bangkit dari ketidakberdayaan. Kedua Origin dan Ownership (Asal usul dan pengakuan), pertama yaitu siapa dan apa yang menybabkan kesulitan dan kedua sampai sejauhmana seseorang bersedia mengakui akibat kesulitan tersebut atau mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan dari kesulitan tersebut (kepemilikan masalah dan sebab akibat). Ketiga, Reach (jangkauan) yaitu sejauhmana seseorang dapat mengendalikan masalah yang dihadapinya agar tidak mempengaruhi aspek lain dalam kehidupannya. Keempat yaitu Endurance (daya tahan) yaitu mengenai waktu kesulitan dan penyebab kesulitan tidak berlangsung. Indikatornya ialah menilai kesulitan atau kegagalan bersifat sementara, dan mempunyai sifat optimisme. Sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi adversity quotient sendiri menurut Stoltz (2000) adalah kesehatan mental, kesehatan fisik, vitalitas, kebahagiaan, dan kegembiraan yang dimiliki oleh individu.

Hubungan Adversity quotient dengan Produktivitas pada Karyawan Marketing

Untuk memiliki produktivitas kerja yang baik maka terdapat beberapa faktor yaitu menurut Simamora (2004) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu. Selain itu dalam produktivitas kerja para karyawan khususnya karyawan marketing atau pekerja marketing dituntut untuk dapat menyelesaikan tantangannya yang berupa pekerjaan pemenuhan target dengan batasan waktu yang telah ditetapkan perusahaan dan semakin banyak target yang harus dipenuhi maka semakin besar kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan marketing dalam pemenuhan target tidak hanya mementingkan kuantitas kerja namun juga kualitas kerja. Hal ini menjadi berhubungan karena ketika karyawan mampu mencapai target dengan waktu yang telah ditentukan serta kualitas kerja dan kuantitas kerja terpenuhi dengan baik hal tersebut dapat dikatakan bahwa karyawan telah menjadi individu yang produktif atau memiliki produktivitas kerja yang baik dan begitu pula sebaliknya.

Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi maka seorang karyawan marketing harus dapat memenuhi target yang diberikan oleh perusahaan dalam setiap tingkatannya dengan tetap mengutamakan kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu. Seseorang karyawan marketing dituntut untuk dapat mencapai target dan bertahan dalam pekerjaannya dengan tingkatan kesulitan yang semakin lama semakin sulit. Kemudian untuk memenuhi setiap


(17)

tantangan pekerjaan yang semakin sulit tersebut seseorang haruslah memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi kesulitan serta mengubah kesulitan tersebut menjadi sebuah peluang untuk dapat mencapai level yang lebih tinggi lagi. Menurut Stoltz (2005) kemampuan tersebut dinamakan adversity quotient yaitu kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai tingkatan-tingkatan kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Dengan kemampuan adversity quotient yang baik maka seorang karyawan marketing akan jauh lebih baik dalam menghadapi dan bertahan pada setiap tingkatan kesulitan yang dimilikinya dalam mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan dengan tetap memenuhi ketiga faktor dari produktivitas kerja.

Keterkaitan hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja karyawan marketing tersebut didukung oleh Stoltz (2000) bahwa perbandingan yang telah ia lakukan pada tahun 1996 terhadap produktivitas kerja karyawan dari beberapa perusahaan yang menyatakan bahwa adversity quotient juga memiliki beberapa peran dalam kehidupan yang salah satunya merupakan peran dalam produktivitas, dimana karyawan yang memiliki adversity quotient yang baik menunjukkan produktivitas yang baik pula dalam kata lain semakin tinggi adversity quotient maka semakin tinggi produktivitas kerja karyawan.

Kerangka Penelitian

Hipotesa

Terdapat hubungan positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing. Semakin tinggi adversity qoutient pada karyawan marketing maka semakin tinggi produktivitas kerjanya.

1. Control

2. Origin and Ownership

3. Reach

4. Endurance

1. Kualitas Kerja

2. Kuantitas kerja

3. Ketepatan waktu

Adversity Quotient Produktivitas Kerja

Terdapat hubungan positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja

Adversity quotient yang tinggi dapat membuat individu memiliki produktivitas kerja yang tinggi


(18)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara beberapa variabel dengan beberapa variabel lain (Darmawan, 2013).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mencari tahu apakah terdapat hubungan positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing.

Subjek Penelitian

Subjek pada penelitan ini adalah sejumlah 200 orang karyawan marketing masih aktif bekerja pada perusahaan atau instansi yang bergerak dibidang jasa keuangan (bank) dan memiliki target pencapaian kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan di kota Samarinda. Dengan teknik pengambilan data adalah quota sampling.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Adversity quotient adalah respon subjek menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan dan tantangan yang dialami dalam pekerjaan berdasarkan skor yang diperoleh melalui skala adversity quotient. Berdasarkan dimensi advesity berupa Control (Kendali), yaitu seberapa besar ia mampu mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan, berani mengambil resiko, dan mudah bangkit dari ketidakberdayaan. Kedua Origin dan Ownership (Asal usul dan pengakuan), yaitu pandangan tentang siapa dan apa yang menybabkan kesulitan dan mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan dari kesulitan tersebut (kepemilikan masalah dan sebab akibat). Ketiga, Reach (jangkauan) yaitu sejauhmana seseorang dapat mengendalikan masalah yang dihadapinya agar tidak mempengaruhi aspek lain dalam kehidupannya. Keempat yaitu Endurance (daya tahan) yaitu Mengenai waktu kesulitan dan penyebab kesulitan tidak berlangsung. Indikatornya ialah menilai kesulitan atau kegagalan bersifat sementara, dan mempunyai sifat optimisme. Untuk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala adversity quotient yang disusun sendiri berdasarkan indikator atau dimensi adversity quotient yang sebelumnya telah dijelaskan serta telah di uji coba dengan hasil indeks validitas antara 0.367-0.590. Pada skala adversity quotient ini terdiri atas 20 item yang terdiri atas 6 item control, 4 item origin dan ownership, 5 item reach, dan 5 item endurance. Dari item-item per indikator terbagi atas favorable dan unfavorable. Jawaban dari setiap item terdiri dari jawaban dari tingkat sangat positif sampai sangat negatif serta setiap pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda yaitu untuk item favorable, sangat setuju dengan skor 4, Setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2, sangat tidak setuju dengan skor 1 dan sebaliknya untuk item unfavorable. Contoh dari item ini adalah “saya yakin setiap kegagalan yang saya dapatkan hanya bersifat sementara”. Dengan koefisien Cronbach's Alpha pada alat ukur ini adalah sebesar 0.876.

Sedangkan untuk variabel dependen adalah produktivitas kerja adalah respon subjek terhadap pekerjaan berupa hasil yang dicapai dan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran produktivitas kerja menggunakan alat ukur yaitu skala produktivitas kerja, disusun oleh Hayeni (2013) berdasarkan indikator Simamora (2004) yang kemudian diadaptasi kembali agar sesuai dengan subjek yang diteliti. Skala produktivitas kerja ini menggunakan model skala likert. Total item adalah 30 item dan terdiri atas 10 item kuantitas kerja, 10 item kualitas kerja dan


(19)

10 item ketepatan waktu. Dari 10 item per indikator terbagi atas favorable dan unfavorable. Jawaban dari setiap item terdiri dari jawaban dari tingkat sangat positif sampai sangat negatif serta setiap pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda yaitu sangat setuju dengan skor 4, setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2, sangat tidak setuju dengan skor 1. Contoh dari item ini adalah “Saya bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan saya dengan tepat waktu”. Untuk koefisien Cronbach's Alpha pada alat ukur ini adalah 0,938. Namun setelah dilakukan uji coba pada alat ukur ini didapatkan hasil indeks validitas antara 0.394-0.687 dengan koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0.926 dengan total item menjadi 26 yang terdiri dari 8 item kuantitas kerja, 9 item kualitas kerja dan 9 item ketepatan waktu yang terdiri atas item favorable dan unfavorable.

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Prosedur penelitian dan pengambilan dapat pada penelitian ini dilakukan menggunakan prosedur secara umum yang terdiri dari tiga tahap seperti sebagai berikut :

Pada tahapan pertama penelitan ini diawali dengan persiapan yaitu penyusunan proposal penelitian sampai melakukan perizinan dan try out. Pada try out yang dilakukan peneliti menggunakan sebanyak 34 orang karyawan marketing yang bekerja pada perusahaan jasa untuk menguji instrumen penelitian. Setelah selesai kemudian peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen yang telah di uji coba (07 Oktober 2015-24 Desember 2015).

Tahap kedua adalah tahap pengambilan data, pada tahapan ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian dimana peneliti menggunakan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk di uji pada para subjek penelitian yang sebenarnya yaitu sebanyak 200 orang karyawan marketing perusahaan jasa keuangan di kota Samarinda (28 Desember 2015-10 Januari 2016).

Tahap ketiga, yaitu tahap analisa data yaitu analisis data skor dari instrumen yang telah diisi oleh subjek penelitian. Analisis pertama yang dilakukan adalah uji validitas yang menyatakan instrument telah valid dan reliabel, kemudian yang kedua uji normalitas yang menyatakan bahwa data telah berdistribusi normal dengan angka signifikansi sebesar 0.392. yang ketiga uji hipotesis dengan analisis korelasi product moment pearson dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 21, untuk mengetahui bagaimana hubungan antara 2 variabel yang diteliti yaitu variabel dependen dengan satu variabel independen (11 Januari 2016-23 Januari 2016).

HASIL PENELITIAN

Deskripsi karakteristik dari 200 subjek penelitian ditinjau dari jenis kelamin yaitu sebanyak 128 orang laki-laki (64,0%), 72 orang perempuan (36,0%). Kemudian ditinjau dari usia yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu untuk usia dengan kategori 20-25 tahun sebanyak 103 orang (51,5%), usia 26-30 sebanyak 71 orang atau 35,5% dan untuk usia di atas 30 tahun sebanyak 26 orang (13,0%). Sedangkan bila ditinjau pada lama kerja yang juga dibagi menjadi 3 kategori yaitu 0-3 tahun sebanyak 135 orang (67,5%), 4-7 tahun sebanyak 35 orang atau 17,5% dan di atas 7 tahun sebanyak 30 orang (15,0%). Dimana deskripsi karakteristik ini digambarkan pada tabel 1.


(20)

Tabel 1 : Deskripsi karakteristik subjek penelitian (N=200)

Kategori Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin

Laki-Laki 128 64,0%

Perempuan 72 36,0%

Usia

20-25 Tahun 103 51,5%

26-30 Tahun 71 35,5%

Di atas 30 Tahun 26 13,0%

Lama Kerja

0-3 Tahun 135 67,5%

4-7 Tahun 35 17,5%

Di atas 7 tahun 30 15,0%

Kemudian pada identifikasi skor skala yang telah dilakukan diketahui bahwa adversity quotient yang dimiliki subjek cukup rendah, dimana dari 200 subjek, terdapat 126 subjek (63%) berada pada kategori rendah dan 74 (37%) berada pada kategori tinggi. Selain itu diketahui bahwa terdapat perbedaan yang cukup jauh antara kategori sedang dan tinggi. Kemudian untuk Produktivitas Kerja diperoleh 124 subjek (62%) berada pada kategori rendah dan 76 subjek (38%) berada pada kategori rendah.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa adversity quotient dan produktivitas kerja karyawan marketing di kota Samarinda rendah, dikarenakan lebih dari 50% subjek memiliki adversity quotient dan produktivitas kerja subjek tergolong dalam kategori rendah. Hasil identifikasi skor skala yang telah dilakukan dapat digambarkan pada tabel 2.

Tabel 2 : Identifikasi Skor Skala Pada Adversity Quotient dan Produktivitas Kerja (N=200)

Kategori Interval Frekuensi Presentase

Adversity Quotient

Tinggi T-Score > 50 74 37%

Rendah T-Score < 50 126 63%

Produktivitas Kerja

Tinggi T-Score > 50 76 38%

Rendah T-Score < 50 124 62%

Berdasarkan hasil analisis uji korelasi product moment pearson yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja (r=0.825, p=0.000), dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima yaitu terdapat hubungan positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan Marketing. Semakin tinggi adversity qoutient pada karyawan marketing maka semakin tinggi produktivitas kerja. Hasil dari perhitungan koefisien determinan variabel (r2) diperoleh 0.681 dimana hal ini menunjukkan bahwa adversity quotient berkontribusi sebesar 68.1% dalam pembentukan produktivitas kerja.


(21)

DISKUSI

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara advesity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu terdapat hubungan yang positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing (r=0.825, p=0.000). Semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki karyawan marketing maka semakin tinggi tingkat produktivitas kerjanya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah adversity quotient yang dimiliki karyawan marketing maka semakin rendah produktivitas kerjanya.

Dengan begitu hal ini mendukung Stoltz (2005) yang menjelaskan bahwa berdasarkan perbandingan yang ia lakukan pada tahun 1996, adversity quotient juga memiliki beberapa peran dalam kehidupan yang salah satunya merupakan peran dalam produktivitas, dimana karyawan yang memiliki adversity quotient yang baik menunjukkan produktivitas yang baik pula. Selain mendukung Stoltz, penelitian ini juga mendukung pendapat Sutrisno (2041) sebagaimana kita ketahui bahwa adversity quotient yang merupakan faktor instrinsik yang memberikan pengaruh besar dalam pembentukan produktivitas kerja juga sejalan dengan Sutrisno (2014) yang menjelaskan bahwa dalam pembentukan produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik dari invidividu. Sehingga dalam penelitian ini mendukung pendapat tersebut yang menyatakan bahwa faktor instrinsik yang dimiliki individu adalah yang mempengaruhi produktivitas kerja.

Hal ini tersebut sejalan dengan penelitian Tigchelaar, L. & Khaled E. B. (2015) yang menjelaskan bahwa adversity quotient (AQ), berperan sebagai prediktor keberhasilan, sangat berguna dalam memungkinkan seorang individu untuk menentukan bagaimana dia akan mengelola dalam menghadapi suatu kesulitan dalam setiap tingkatannya. Dengan kemampuan tersebut maka individu yang memiliki adversity quotient yang tinggi ia akan dapat dengan mudah menghadapi kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaannya atau dalam kata lain individu tesebut akan memiliki produktivitas kerja yang tinggi pula. Selain itu penelitian lain yang juga mendukung adalah penelitian yang dilakukan Laura & Sunjoyo (2009) yang juga menjelaskan bahwa adanya hubungan antara advesity quotient dengan kinerja karyawan. Dalam hal ini pula dapat diketahui bahwa kinerja karyawan yang baik akan menunjukkan produktivitas kerja yang baik pula bagi karyawan tersebut. Semakin tinggi adversity quotientnya maka semakin tinggi pula produktivitas kerjanya.

Pada dasarnya individu atau karyawan marketing yang memiliki adversity quotient yang baik atau tinggi akan cenderung memiliki pemikiran yang positif dalam menghadapi kesulitan, dengan terlebih dahulu menganalisa dengan baik peluang yang dapat terjadi apabila ia menghadapi kesulitan serta optimisme yang tinggi dalam mencapai tingkatan yang lebih karena cenderung menganggap bahwa setiap kesulitan dan hambatan yang dihadapi hanya bersifat sementara dan dapat dilalui. Dengan tidak mudah terfokus pada sisi permasalahannya saja, individu dengan adversity quotient yang tinggi akan jauh lebih optimis dalam mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya disaat orang lain terfokus pada kesulitannya saja hingga sulit dalam menemukan jalan keluar. Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Deesom (2011) bahwa orang yang menghadapi permasalahan dengan pikiran positif cenderung memiliki kemampuan menghadapi kesulitan yang baik. Sehingga ketika karyawan marketing memiliki adversity quotient yang tinggi maka ia akan dengan jauh lebih baik


(22)

dalam menghadapi setiap tingkatan kesulitan dalam bekerja atau dalam pekerjaannya. Seperti halnya dalam mencapai target pemasaran yang telah direncanakan oleh perusahaannya yang tentunya semakin lama semakin sulit untuk dilalui. Dengan demikian maka waktu pencapaian target yang sangat singkat bukan menjadi penghambat yang berarti dan malah menjadi sebuah tantangan yang menyenangkan untuk dihadapi oleh karyawan marketing dengan adversity quotient yang tinggi. Dengan tidak mudah berputus asa dan terus berpikir optimis karyawan marketing yang memiliki adversity quotient yang tinggi tentunya memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi pula dalam memenuhi target yang diberikan perusahaan. Dalam penelitian ini diketahui pengaruh atau kontribusi adversity quotient pada pembentukan produktivitas kerja pada karyawan marketing berdasarkan koefisien determinan variabel (r2) sebesar 0.681 (68.1%). Hal tersebut membuktikan bahwa pengaruh yang dimiliki oleh adversity quotient cukup besar dalam membentuk seorang marketing dalam memiliki produktivitas kerja yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan pada tabel 2 menggambarkan bahwa sebagian besar subjek yang merupakan karyawan marketing di kota Samarinda memiliki produktivitas kerja yang tergolong dalam kategori rendah. Hal tersebut dikarenakan rendahnya adversity quotient yang dimiliki oleh sebagian besar karyawan marketing selaku subjek yang diteliti. Rendahnya produktivitas kerja karyawan marketing ini dapat dipengaruhi beberapa faktor lain seperti motivasi kerja seperti yang dinyatakan oleh Jayanti (2014) dalam penelitiannya, kedisiplinan dalam bekerja seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Anumnaka (2013) serta pada penelitian berikut Akintayo (dalam Hayeni, 2013) berupa faktor-faktor lain yang berupa faktor ekstrinsik berupa politik, ekonomi, sosial, hukum dan teknologi merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi produktivitas kerja. Sedangkan rendahnya adversity quotient dapat dipengaruhi oleh faktor lain berupa faktor instrinsik dari individu seperti halnya yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Saidah, S & Aulia, L.A.A (2014) yang menyatakan bahwa self eficacy memiliki kontribusi positif dalam pembentukan adversity quotient, sehingga semakin tinggi self eficacy yang dimiliki individu maka semakin tinggi adversity quostient yang dimiliki. Tidak hanya itu, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi adversity quotient menurut Stoltz (2000) adalah kesehatan mental, kesehatan fisik, vitalitas, kebahagiaan, dan kegembiraan yang dimiliki oleh individu.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja karyawan marketing. Nilai korelasi yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0.825 dengan nilai p = 0.000 menandakan adanya hubungan kearah positif yang sangat signifikan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja karyawan marketing. Karyawan marketing akan memiliki produktivitas kerja yang baik ketika mereka memiliki adversity quotient yang tinggi serta sebaliknya yaitu akan memiliki produktivitas kerja yang rendah ketika memiliki adversity quotient yang rendah pula.

Adapun implikasi dari penelitian ini meliputi instansi terkait pihak perusahaan sebaiknya melaksanakan rekruitmen dengan mempertimbangkan aspek adversity quotient pada calon karyawan marketing serta meningkatkan adversity quotient para karyawan marketing yang ada dengan cara melakukan sosialisasi pada karyawan marketing untuk meningkatkan produktivitas kerja dengan peningkatan advesity quotient melalui pelatihan diskusi karyawan


(23)

yang membahas tentang karakter diri yang tangguh dan positif, mengdentifikasi masalah dan strategi memprioritaskan penanganan masalah, mengidentifikasi potensial yang dapat menggagalkan, mengidentifikasi solusi dan melakukan indentifikasi yang menghalangi solusi, dan melakukan pencegahan terhadap masalah. Kemudian untuk peneliti selanjutnya bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terhadap variabel produktivitas kerja dapat melakukan penelitian dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, serta alat ukur yang digunakan dapat dikembangkan lagi dan dapat memperluas subjek penelitian tidak hanya berfokus pada karyawan marketing saja.


(24)

REFERENSI

Anumaka, I. B & Ssemugenyi F. (2013). Gender and Work-Productivity of Academic Staff in Selected Private Universities in Kampala city, Uganda. Journal International Journal of Researchin Business Management, 1, 29-36.

Annur, Z.F. (2014). Pengaruh motivasi instrinsik, pengembangan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan marketing pada PT. Agung Automall cabang Soekarno Hatta Pekanbaru. Jurnal online mahasiswa, 1, (2), 1-12.

Astuti, P. (2013). Hubungan disiplin kerja dengan produktivitas kerja pegawai di kantor kecamatan Sambutan kota Samarinda. Jurnal Administrasi Negara, 1, (4), 1685-1699.

Darmawan, D . (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Bandung:Rosta.

Deesom, N. (2011). The Result of A Positive Thinking Program to The Adversity quotient of Matthayomsuksa VI Students. Jurnal of Education Khon Kaen University, 5.

Hayeni, T . (2013). Hubungan antara disiplin kerja dengan produktivitas kerja karyawan. Skripsi: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Jayanti, N D. (2014). Peran Reward and Punishment dalam rangka peningkatan produktivitas

kerja pegawai pada bank (Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia cabanga Malang) . Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang.

Kotler, P.(2002). Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Laura & Sunjoyo. (2009).Pengaruh Adversity quotient terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung. Jurnal Ekonomi 368-393.

Maharlin, R. (2013). Pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Robbinson Supermarket Samarinda. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 1, (4), 298-314.

Muta’asifah.(2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap produktivitas kerja karyawan (Studi pada BMT tamziz Wonosobo). Skripsi: Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Ottawa, O. (1998). Productivity: key to economic success. Centre for the study of living standards . (1998) Report prepared by the centre for the Study of Living Standards. Canada : The Atlantic Canada Opportunities Agency

PortalHR. (2013). Online web 2013. Tingkat stress karyawan meningkat. Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2015, dari http://portalhr.com/berita/tingkat-stress-karyawan-meningkat/

Purnomo, H. (2004). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Puspitasari, R. T. (2013). Adversity quotient dengan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa. Jurnal of Psikologi, 01. 299-310.


(25)

Rahmawati, Desi. (2013). Pengaruh Produktivitas Kerja Karyawan PR Fajar Berlian Tulungagung 1, (1), 1-16.

Saidah, S & Aulia, L.A.A. (2014). Hubungan self effecacy dengan adversity quotient. Jurnal Psikologi, 1, (2), 54-61.

Shivaranjani. (2014). Adversity quotient : one stop solution to combat attrition rate of women in Indian it sector.Jurnal of Management, 1, 181-189.

Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN

Stolz, P.G. (1997). The most important factor in achieving success adversity quotient turning obstacles into opportunities. Canada: United States.

Stoltz, P.G. (2000). Adversity Quotient: mengubah tantangan menjadi peluang. Terj. T. Hermaya). Jakarta: PT Grasindo.

Stolz, P. G. P.(2005). Faktor Penting dalam Meraih Sukses Adversity quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. (Terj. T. Hermaya.). Jakarta: PT. Grasindo.

Sutrisno, Edy. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.

Sutrisno, Edy. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Tempo. (2014). Tingkat stres karyawan bank tinggi. Diunduh 9 Oktober 2015, dari http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/06/03/087582224/tingkat-stres-karyawan-bank-tinggi Triastutik, A. (2013). Tingkat produktivitas kerja wanita penggiling rokok ditinjau dari

konflik peran ganda. Jurnal of Psikologi, 1, 65-76.

Tigchelaar, L & Khaled E. B. (2015). The relationship of adversity quotient and personal demographic profile of private business leaders in egypt. Journal of Sciences : Basic and Applied Research, 20, 403-421.


(26)

LAMPIRAN 1


(27)

INSTRUMEN PENELITIAN

Saya Praditri Sagacici A.S Mahasiswi fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Semester VII yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir dalam menyelesaikan program sarjana. Untuk itu dengan penuh rasa hormat, saya memohon bantuan Saudara(i) untuk mengisi skala penelitian saya. Perlu diketahui bahwa penelitian ini bersifat dan bertujuan akademis/ keilmuan semata. Sehingga Saudara(i) tidak perlu khawatir dalam mengisi skala ini karena semua hasil dan identitas yang anda berikan akan

dirahasiakan untuk kepentingan akademik saja. Mohon membaca dan mengisi setiap peryataan dengan teliti hingga tidak ada pernyataan yang terlewati. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang peneliti butuhkan hanya pendapat pribadi dari Saudara(i). Oleh karena itu kejujuran dalam pengisian skala ini sangat lah diharapkan.

Terima kasih atas kesediaan Saudara(i) meluangkan waktu mengisi lembar skala penelitian ini. Semoga partisipasi Saudara(i) bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi.

Hormat Saya Peneliti,


(28)

1. Identitas

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Lama Bekerja : Pendidikan Terakhir :

2. Petunjuk

1. Jawablah penyataan-pernyataan berikut ini yang sesuai dengan diri anda dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban.

Alternatif jawaban yang disediakan adalah :

SS : jika anda sangat setuju dengan item yang disajikan. S : jika anda setuju dengan item disajikan.

TS : jika anda tidak setuju dengan item yang disajikan. STS : jika anda sangat tidak setuju dengan item yang sajikan.

2. Apabila ingin mengganti jawaban, maka beri tanda sama dengan (=) pada jawaban pertama kemudian pilih jawaban baru.

3. Jawablah semua penyataan tanpa ada yang terlewati. 4. Setelah selesai menjawab semua item harap dikumpulkan.

Skala 1

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya membuat customer tertarik dengan penawaran yang saya berikan meskipun saya baru bertemu

2 Saya lebih mengutamakan pemikiran dibanding perasaan dalam menghadapi masalah pekerjaan

3 Saya yakin apapun yang saya lalukan pasti berhasil sehingga saya harus terus berusaha

4 Saya yakin setiap kegagalan yang saya dapatkan hanya bersifat sementara

5 Saya merasa tidak yakin dapat mencapai target pekerjaan yang saya miliki

6 Saya mengorbankan waktu luang saya demi mendapatkan apa yang saya inginkan


(29)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

8 Kegagalan saya dalam mencapai target membuat hubungan saya dengan orang-orang terdekat saya ikut bermasalah

9 Saya tidak dapat memisahkan masalah pribadi dengan pekerjaan yang saya jalani

10 Rekan kerja yang tidak mampu bekerja sama dengan baik menyebabkan target pekerjaan menjadi tidak terpenuhi

11 Saya tetap dapat bekerja dengan baik meski pun banyak masalah yang sedang saya hadapi

12 Saat orang lain tidak memperhatikan presentasi saya, saya melakukan hal apa saja agar mereka tertarik untuk memperhatikan

13 Perasaan saya mudah berubah buruk ketika orang yang saya hadapi menolak apa yang saya tawarkan

14 Saya sulit membuat orang lain untuk dapat tertarik dengan apa yang saya tawarkan

15 Sekasar apa pun penolakan yang dilakukan oleh para cutomer, hal tersebut tidak akan berpengaruh pada kinerja saya dalam bekerja

16 Saya memisahkan masalah pekerjaan saya dengan kehidupan sehari-hari saya

17 Kesulitan yang saya hadapi merupakan tantangan yang dapat membuat saya lebih semangat dalam bekerja

18 Kegagalan yang saya alami dalam mencapai target dikarenakan pengetahuan yang kurang dalam memahami strategi pemasaran 19 Sering kali orang menyalahkan saya pada masalah yang tidak saya

mengerti asal-usulnya

20 Semakin banyak penolakan yang saya dapatkan semakin saya merasa bahwa saya tidak cocok bekerja di bagian pemasaran

Skala 2

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya melaksanakan pekerjaan untuk mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan

2 Pekerjaan yang saya lakukan selama ini sesuai dengan target pencapaian yang telah ditentukan oleh perusahaan

3

Saya menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah ditentukan


(30)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

4 Saya tidak mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan

5 Pencapaian target yang saya hasilkan tidak sesuai dengan yang ditentukan oleh perusahaan

6 Saya bisa menyelesaikan pekerjaan melebihi batas waktu yang ditentukan

7 Saya memenuhi pencapaian target yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekan kerja lainnya

8 Dalam bekerja saya lebih mengutamakan tercapainya target kerja sesuai dengan standart perusahaan

9 Pekerjaan yang telah saya selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan

10 Saya kadang menunda-nunda pekerjaan yang diberikan

11 Jumlah pencapaian target yang saya capai sesuai dengan yang ditentukan oleh perusahaan

12 Dalam bekerja saya menghindari terjadinya kesalahan sehingga apa yang saya pasarkan tidak dipandang sebelah mata oleh konsumen

13 Saya benar-benar menggunakan waktu secara efisien untuk menyelesaikan pekerjaan yang saya miliki

14 Pencapaian target saya kurang dari standar rata-rata yang ditentukan oleh perusahaan

15 Saya tidak memikirkan mengenai hasil kerja saya 16 Hasil kerja saya dinilai lebih baik dibanding rekan kerja

17 Saya bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu 18 Saya mengabaikan target kerja yang diberikan perusahaan

19 Saya merasa hasil kerja saya sudah cukup sehingga tidak perlu ditingkatkan lagi

20 Saya biasa istirahat sebelum waktunya

21 Saya bisa melampaui standar kuantitas perkerjaan yang ditetapkan perusahaan


(31)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

22 Saya meneliti ulang hasil kerja saya

23 Menyelesaikan taget pencapaian tepat waktu membuat saya nyaman 24 Menurut saya standar pencapaian target perusahaan terlalu tinggi 25 Hasil kerja yang saya capai antara dulu dan sekarang tidak ada

perubahan

26 Saya sering berbincang-bincang dengan rekan-rekan kerja disaat jam kerja sedang berlangsung.

“Terima Kasih banyak atas partisipasinya. Semoga Tuhan mempermudah segala urusan saudara(i)” .


(32)

Lampiran : Blueprint Skala Penelitian

Skala Aspek

Jumlah Item Valid

Favorable Unfavorable

Adversity Quotient

Control 6 9, 2, 3, 24, 26, 27

Origin dan Ownership

4

11, 33, 34 18, 35

Reach 5 22, 28, 30 14, 15,

Endurance 5 4, 5, 32 6, 38

Jumlah 20 13 8

Produktivitas Kerja

Kuantitas Kerja 8 1, 7, 13, 25 4, 16, 22, 28

Kualitas Kerja 9 2, 8, 14, 20, 26 5, 17, 23, 29

Ketepatan Waktu 9 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 24, 30


(33)

LAMPIRAN 2

Hasil Try Out , Uji Validitas dan


(34)

Lampiran : Hasil Try Out, Uji Validitas dan Reliabilitas

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA 1

(ADVERSITY QUOTIENT : Control, Origin and Ownership, Reach, Endurance)

Syarat Data dikatakan Valid Apabila :

Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > Rtabel Rtabel

Ttabel didapatkan dari angka probabilitas sebesar 5% atau = 0,975 dan df Sebesar N-1 = 34-1 = 33 Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 2,03 dan Rtabel = 0,34. Sehingga item dinyatakan valid apabila angka Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) lebih dari (>) 0,34 (Rtabel).

Syarat Data dikatakan ReliabelApabila : Rhitung (Cronbach's Alpha) > Rtabel

Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 2,03 dan Rtabel = 0,34. Sehingga item dinyatakan reliabel apabila angka Rhitung (Cronbach's Alpha) lebih dari (>) 0,34 (Rtabel).

Pada tahapan uji validitas ini, dilakukan sebanyak 3 kali pengujian untuk keseluruhan aspek yaitu sebagai berikut :

Variabel X (Aspek Control, Origin and Ownership, Reach, Endurance)

Item control : 1, 2, 3, 8, 9, 10, 24, 25, 26, 27

Item Origin and Ownership : 11, 12, 13, 18, 19, 20, 33, 34, 35, 36

Item Reach : 14, 15, 16, 17, 21, 22, 23, 28, 29, 30

Item Endurnce : 4, 5, 6, 7, 31, 32, 37, 38, 39, 4

Hasil Output Spss 21 Uji Pertama

Item-Total Statistics

c Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item1 111,35 150,963 ,113 ,846

item2 111,38 148,243 ,356 ,840


(35)

c Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item4 111,47 139,893 ,618 ,832

item5 111,09 144,083 ,512 ,836

item6 111,50 141,833 ,541 ,834

item7 111,32 147,438 ,376 ,839

item8 111,38 144,486 ,336 ,840

item9 111,44 143,830 ,506 ,835

item10 111,62 150,425 ,225 ,842

item11 111,65 146,357 ,421 ,838

item12 111,82 148,756 ,206 ,843

item13 111,12 148,774 ,301 ,841

item14 111,68 141,741 ,478 ,835

item15 111,32 145,074 ,434 ,837

item16 111,21 147,926 ,291 ,841

item17 111,18 149,968 ,193 ,843

item18 111,56 142,496 ,459 ,836

item19 111,59 148,977 ,216 ,843

item20 112,03 150,454 ,246 ,842

item21 111,71 153,971 -,015 ,848

item22 111,24 144,307 ,491 ,836

item23 111,62 155,698 -,099 ,851

item24 111,47 141,893 ,485 ,835

item25 111,56 148,133 ,275 ,841

item26 111,59 145,401 ,373 ,839

item27 111,38 142,728 ,509 ,835

item28 111,21 147,078 ,378 ,839

item29 111,24 146,670 ,327 ,840

item30 111,38 146,304 ,353 ,839

item31 111,12 151,198 ,142 ,844

item32 111,24 141,943 ,656 ,832

item33 111,76 144,307 ,427 ,837

item34 111,88 152,592 ,050 ,847

item35 111,56 145,224 ,404 ,838

item36 111,44 149,890 ,202 ,843

item37 111,85 156,917 -,165 ,851

item38 111,41 147,947 ,394 ,839

item39 111,50 153,894 -,010 ,847


(36)

Analisi Validitas

Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 19 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item 1, 8, 10, 12, 13, 16, 17,19, 20, 21, 23, 25, 29, 31, 34, 36, 37, 39, 40 = 0.113, 0.336, 0.225, 0.206, 0.301, 0.291, 0.193, 0.216, 0.246, -0.015, -0.099, 0.275, 0.327, 0.142, 0.050, 0.020, -0.165, -0.010, 0.122 < 0,34). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil Output Spss 21 Uji Kedua

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

item2 57,71 86,093 ,390 ,876

item3 57,82 81,059 ,528 ,871

item4 57,79 79,078 ,685 ,866

item5 57,41 83,583 ,491 ,873

item6 57,82 81,241 ,562 ,870

item7 57,65 86,720 ,308 ,878

item9 57,76 82,246 ,567 ,870

item11 57,97 85,484 ,386 ,876

item14 58,00 82,545 ,415 ,876

item15 57,65 84,417 ,408 ,875

item18 57,88 82,713 ,419 ,875

item22 57,56 82,557 ,557 ,871

item24 57,79 79,502 ,608 ,868

item26 57,91 84,628 ,349 ,877

item27 57,71 82,032 ,523 ,871

item28 57,53 84,560 ,456 ,874

item30 57,71 83,790 ,430 ,874

item32 57,56 82,072 ,627 ,869

item33 58,09 83,477 ,424 ,875

item35 57,88 83,865 ,422 ,875

item38 57,74 86,140 ,406 ,875

Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 1 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item 7 = 0, 308 < 0,34). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :


(37)

Hasil Output Spss 21 Uji Ketiga

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

item2 54,97 84,090 ,412 ,872

item3 55,09 79,295 ,533 ,868

item4 55,06 76,845 ,722 ,861

item5 54,68 82,286 ,460 ,870

item6 55,09 79,113 ,590 ,866

item8 54,97 81,181 ,367 ,875

item9 55,03 81,060 ,530 ,868

item14 55,26 80,564 ,431 ,872

item15 54,91 81,962 ,459 ,870

item18 55,15 81,038 ,417 ,872

item22 54,82 81,422 ,515 ,869

item24 55,06 78,239 ,583 ,866

item26 55,18 82,513 ,374 ,873

item27 54,97 80,211 ,531 ,868

item28 54,79 82,714 ,465 ,870

item30 54,97 82,514 ,400 ,872

item32 54,82 80,271 ,635 ,865

item33 55,35 82,296 ,390 ,873

item35 55,15 82,372 ,407 ,872

item38 55,00 84,545 ,393 ,873

Pada analisa ketiga, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semua item lebih besar dari (>) Rtabel (0,34).

Analisis Reliabelitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,876 20

Pada analisa ketiga, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,34).

Kesimpulan :

Terdapat 20 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 20 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur adversity quotient pada karyawan marketing. Instrumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur adversity quotient pada karyawan marketing.


(38)

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA 2

(PRODUKTIVITAS KERJA : Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja, Kerepatan Waktu)

Variabel Y (Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja dan Ketepatan Waktu) Item Kuantitas Kerja : 1, 7, 13, 19, 25, 4, 10, 16, 22, 28 Kualitas Kerja : 2, 8, 14, 20, 26, 5, 11, 17, 23, 29 Ketepatan Waktu : 3, 9, 15, 21, 27, 6, 12, 18, 24, 30

Hasil Output Spss 21 Uji Pertama

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

item1 83,32 148,589 ,644 ,911

item2 83,71 143,365 ,644 ,909

item3 83,74 142,928 ,622 ,909

item4 83,91 144,204 ,598 ,910

item5 83,76 146,731 ,416 ,913

item6 84,15 143,766 ,607 ,910

item7 83,56 148,496 ,390 ,913

item8 83,50 149,470 ,393 ,913

item9 83,68 144,347 ,641 ,909

item10 84,03 150,393 ,223 ,916

item11 83,97 148,757 ,321 ,914

item12 83,79 143,562 ,545 ,911

item13 83,44 149,345 ,509 ,912

item14 83,76 143,943 ,588 ,910

item15 83,76 144,791 ,610 ,910

item16 83,74 144,261 ,582 ,910

item17 83,79 139,805 ,733 ,907

item18 83,85 153,402 ,078 ,918

item19 83,76 151,882 ,133 ,918

item20 83,56 143,042 ,637 ,909

item21 83,53 143,045 ,593 ,910

item22 83,71 143,184 ,620 ,909

item23 83,44 146,981 ,573 ,911


(39)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

item25 83,68 148,529 ,391 ,913

item26 83,38 145,577 ,552 ,911

item27 83,38 144,304 ,591 ,910

item28 83,94 148,360 ,344 ,914

item29 83,53 148,075 ,402 ,913

item30 83,91 144,750 ,511 ,911

Analisi Validitas

Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 4 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item 10, item 11 item 18 dan item 19 = 0.223, 0.21, 0.078, 0.133 < 0,34). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil Output Spss 21 Uji Kedua

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

item1 72,59 130,613 ,638 ,923

item2 72,97 125,908 ,628 ,922

item3 73,00 125,394 ,613 ,922

item4 73,18 126,210 ,611 ,922

item5 73,03 128,514 ,430 ,925

item6 73,41 125,825 ,618 ,922

item7 72,82 129,725 ,435 ,925

item8 72,76 130,488 ,456 ,924

item9 72,94 126,239 ,662 ,921

item12 73,06 127,148 ,475 ,924

item13 72,71 130,638 ,564 ,923

item14 73,03 126,029 ,597 ,922

item15 73,03 126,454 ,644 ,922

item16 73,00 126,727 ,567 ,923

item17 73,06 123,148 ,687 ,921

item20 72,82 125,483 ,628 ,922

item21 72,79 125,562 ,580 ,923

item22 72,97 125,726 ,605 ,922

item23 72,71 128,941 ,580 ,923

item24 73,03 125,363 ,552 ,923

item25 72,94 130,421 ,394 ,925

item26 72,65 127,932 ,538 ,923


(40)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

item28 73,21 129,320 ,399 ,926

item29 72,79 129,805 ,417 ,925

item30 73,18 126,816 ,517 ,924

Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semua item lebih besar dari (>) Rtabel (0,34).

Analisis Reliabelitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,926 26

Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>) Rtabel (0,34).

Kesimpulan :

Terdapat 26 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 26 item tersebut dapat digunakan untuk mengukur produktivitas kerja pada karyawan marketing. Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat digunakan secara konsisten untuk mengukur produktivitas kerja pada karyawan marketing.

Blue Print Hasil

Skala Aspek

Jumlah Item Valid

Favorable Unfavorable

Adversity Quotient

Control 6 9, 2, 3, 24, 26, 27

Origin dan Ownership

4

11, 33, 34 18, 35

Reach 5 22, 28, 30 14, 15,

Endurance 5 4, 5, 32 6, 38

Jumlah 20 13 8

Produktivitas Kerja

Kuantitas Kerja 8 1, 7, 13, 25 4, 16, 22, 28

Kualitas Kerja 9 2, 8, 14, 20, 26 5, 17, 23, 29

Ketepatan Waktu 9 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 24, 30


(41)

LAMPIRAN 3


(42)

Lampiran 3 : Output SPSS

PK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 123 61,5 61,5 61,5

Tinggi 77 38,5 38,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

AQ

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 126 63,0 63,0 63,0

Tinggi 74 37,0 37,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Skor_AQ 200 50 74 58,02 5,164

Skor_PK 200 56 104 76,11 11,175

Valid N (listwise) 200

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,825a ,681 ,679 5,66553

a. Predictors: (Constant), T_ScoreAQ b. Dependent Variable: T_ScorePK


(43)

Correlations

T_ScoreAQ T_ScorePK

T_ScoreAQ

Pearson Correlation 1 ,825**

Sig. (2-tailed) ,000

N 200 200

T_ScorePK

Pearson Correlation ,825** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 200 200

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 200

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 5,65127431

Most Extreme Differences

Absolute ,064

Positive ,058

Negative -,064

Kolmogorov-Smirnov Z ,901

Asymp. Sig. (2-tailed) ,392

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(44)

LAMPIRAN 4

Surat Izin Penelitian


(45)

(46)

(47)

(48)

(1)

34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 200

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 5,65127431 Most Extreme Differences

Absolute ,064 Positive ,058 Negative -,064 Kolmogorov-Smirnov Z ,901 Asymp. Sig. (2-tailed) ,392 a. Test distribution is Normal.


(2)

35

LAMPIRAN 4

Surat Izin Penelitian


(3)

(4)

(5)

(6)