Fluktuasi nilai SPL ini cenderung meningkat memasuki musim timur dan menjadi rendah memasuki musim barat dan peralihan.
Gambar 7. Fluktuasi nilai rata-rata bulanan SPL di perairan Selat Sunda dan sekitarnya tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
4.2. Variasi nilai SPL di perairan laut Selat Sunda
Gambar 8. Nilai rata-rata SPL di perairan Selat Sunda dari tahun 2007 sampai
2010
Grafik di atas menunjukan variasi SPL di perairan Selat Sunda selama periode tahun 2007 sampai 2010. Terlihat pada grafik bahwa musim timur
25.00 26.00
27.00 28.00
29.00 30.00
31.00
S P
L C
2007 2008
2009 2010
26.50 27.00
27.50 28.00
28.50 29.00
29.50 30.00
jan feb
mar apr
mei juni
juli ags
sept okt
nov des
S P
L C
Bulan
memiliki kisaran nilai SPL 29 °C -30 °C yang diduga merupakan suhu optimum bagi ikan pelagis. SPL cenderung meningkat pada musim timur. Adapun adanya
perbedaan SPL yang rendah pada musim timur di tahun 2008 yaitu 28 °C, diduga karena adanya pengaruh dari kondisi perairan laut yang dinamis, menurut
Manurung. et al 1998, variabilitas faktor lingkungan perairan Selat Sunda sangat tinggi, hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan ikan dan kondisi oseanografi di
perairan Selat Sunda.
4.3. Distribusi Konsentrasi Klorofil-a
Sebaran spasial distribusi konsentrasi klorofil-a di Selat Sunda mulai tinggi pada bulan Februari Musim Peralihan 1 dan mencapai maksimum pada
bulan Juni Musim Timur. Pada bulan November dan Desember konsentrasi klorofil-a rendah dan tinggi kembali pada bulan Januari sebagai akhir musim
barat. Distribusi konsentrasi klorofil tinggi pada musim Timur diduga akibat tingginya konsentrasi klorofil-a di Selatan Jawa bagian barat dan bergerak ke
Selat Sunda. Tingginya konsentrasi klorofil-a di Selatan Jawa pada musim timur diduga karena pengaruh dari pergerakan massa air yang kaya akan nutrien akibat
fenomena upwelling dan berpengaruh juga ke perairan sekitarnya dalam hal ini dapat mencapai perairan Selat Sunda, namun untuk validasi lebih akurat
diperlukan tambahan data tinggi paras muka laut. Selain itu, dari sebaran spasial diketahui bahwa Laut Jawa memberikan
pengaruh besar pada konsentrasi klorofil-a di Selat Sunda, hal ini terlihat dari tingginya konsentrasi klorofil-a pada musim timur Mei-Juli yang penyebaranya
mencapai perairan Selat Sunda. Tingginya konsentrasi klorofil-a pada musim
timur diduga akibat pengaruh dari pergerakan arus yang bergerak dari wilayah timur menuju perairan barat yang membawa serta massa air yang kaya akan
nutrien ke Selat Sunda. Sebaran spasial rata-rata bulanan konsentrasi klorofil-a selama tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Sebaran spasial bulanan konsentrasi klorofil-a tahun 2007-2010.
Mgm
3
Mgm
3
Mgm
3
Mgm
3
Januari Februari
Maret
April Mei
Juni
Juli Agustus
September
Oktober November
Desember
4.4. Variasi nilai konsentrasi klorofil di perairan Selat Sunda