Rasional PENGAWAS SEKOLAH SEBAGAI

BAB IV PENGAWAS SEKOLAH SEBAGAI

SUATU PROFESI

A. Rasional

enataan profesi dalam bidang pendidikansecara serius telah dimulai dari penataan guru dan dosen dengan melalui Undang-undang Nomor 142005 tentang Guru dan Dosen. Karena pendidikan merupakan suatu sistem, maka penataan tenaga kependidikan, utamanya guru tersebut akan berdampak luas terhadap penataan tenaga kependidikan lainnya yang terkait, antara lain tenaga Bimbingan dan penyuluhan, pustakawan sekolah, kearsipan sekolah, kepala sekolah dan pengawas sekolah. . P Khusus mengenai perlunya penataan profesi pengawas sekolah dalam kaitan dengan penataan profesi kepala sekolah dan guru dapat dirasionalkan sebagai berikut. Penataan profesi guru harus diikuti dengan penataan profesi kepala sekolah, sebab kepala sekolah memiliki tugas untuk membina guru yang berada di sekolahnya. Jika penataan profesi guru tidak diikuti dengan penataan profesi kepala sekolah, maka pembaharuan pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan melalui guru tidak akan dapat berjalan dengan lancar, sebab kepala sekolah yang memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan pelaksanaan pembaharuan pendidikan dan pembelajaran serta melakukan pembinaan terhadap guru di sekolahnya tidak akan dapat melkukan tugasnya dengan baik. Demikian pula, penataan terhadap profesi guru dan kepala sekolah tersebut harus pula diikuti dengan penataan profesi pengawas sekolah. Sebab pengawas sekolah tersebut, baik secara hirarkhis, maupun secara fungsional memiliki tugas untuk menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan Keputusan MENPAN No. 118 tahun 1996. Tugas menilai dan membina bukanlah tugas yang ringan, yang sekedar datang berkunjung ke sekolah untuk berbincang-bincang sejenak dan setelah itu pulang tanpa ada tidak lanjutnya. Tugas tersebut lebih mengarah pada “quality assurance”. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut secara baik, pengawas harus memiliki kecermatan melihat kondisi sekolah, ketajaman analisis dan sintesis, ketepatan memberikan treatment yang diperlukan serta komunikasi yang baik antara pengawas sekolah dengan setiap individu di sekolah. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas tersebut secara baik dan efektif, pada pengawas sekolah memerlukan bekal kompetensi yang memadai. Kompetensi yang dibutuhkan tersebut, sesuai dengan Keputusan Mendiknas No. 12 tahun 2007 adalah mencakup 6 kompetensi pokok, yaitu meliputii: a kompetensi kepribadian, b kompetensi supervisi manajerial, c kompetensi supervisi akademik, d kompetensi evaluasi pendidikan, e kompetensi penelitian dan pengembangan, dan f kompetensi sosial. Dengan adanya penataan terhadap profesi pengawas tersebut, maka diharapkan tidak akan terjadi kepincangan dalam penataan profesi kependidikan dan dengan demikian akan dapat dicapai kemajuan pendidikan yang signifikan. Sebab selama ini, pengawas merupakan jabatan yang nyaris kurang tersentuh pembaharuan. Selama ini jabatan pengawas merupakan jabatan yang dapat dikatakan asal-asalan, bahkan nyaris merupakan “tong sampah”. Sebab selama ini umumnya seorang diangkat menjadi pengawas sekolah jika dia dianggap tidak berprestasi atau tidak produktif lagi sebagai guru atau kepala sekolah atau jika dia dianggap bermasalah di sekolahnya sehingga sulit ditempatkan di mana saja. Oleh karena itu selama ini pengawas sekolah dianggap kurang memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan.

B. Hakikat Pengawas Sekolah Sebagai Jabatan Profesional