Huruf miring Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan 2. Kata turunan Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur 4. Gabungan kata

9. Huruf pertama nama geografi tidak berlaku untuk istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri dan nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis 10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna 11. Huruf pertama kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti dan yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna 12. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Gelar akademik: Kepmendikbud 036U1993. 13. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan tidak berlaku jika tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan 14. Huruf pertama kata ganti Anda

8. Huruf miring

1. Nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan 2. Huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata yang ditegasan atau dikhususkan 3. Kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya Penulisan kata

1. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan 2. Kata turunan

1. Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: dikelola, permainan 2. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat awalan atau akhiran: bertanggung jawab, garis bawahi 3. Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus: pertanggungjawaban 4. Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi: adipati, narapidana 5. Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital: non-Indonesia 6. Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar: maha esa, maha pengasih

3. Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur 4. Gabungan kata

1. Ditulis terpisah antarunsurnya: duta besar, kambing hitam 2. Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar, anak-istri saya 3. Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam

5. Kata ganti