KESENJANGAN DAN KONFLIK KEBIJAKAN

Distrik Yapen Barat, Wonawa, dan Pulau Yerui Tahun 2015-2019 I - 67 Pengorbanan finansial dari tenaga kesehatan selama pendidikan merupakan hambatan untuk menerima penempatan di DTPK karena kompensasi dan insentif yang disediakan dianggap tidak memadai dan tidak atraktifmenarik. Disamping itu juga tidak cukup menjamin tenaga kesehatan mau dan mampu memberikan pelayanan berkualitas di DTPK.

4. Ketidakjelasan Jaminan Pengembangan Karir dan Profesi Pasca Penugasan di DTPK.

Selama menjalankan tugas di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan, tenaga kesehatan telah kehilangan kesempatan mengumpulkan dana untuk biaya melanjutkan pendidikan. Selain itu tenaga kesehatan tersebut juga kehilangan akses untuk mendapatkan peningkatan keilmuan baik melalui internet, mengikuti seminar, ataupun memperoleh literaturreferensi serta ketertinggalan informasi tentang perijinan kemandirian penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Demikian juga hal yang terkait dengan kepastian pengembangan karir sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS.

4.4 KESENJANGAN DAN KONFLIK KEBIJAKAN

1. Standar Pelayanan Kesehatan Spesifik di Daerah Terpencil

Kesenjangan dan konflik yang ditemukan dalam kebijakan standar pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut: a. Tidak ada kebijakan tentang standar pelayanan kesehatan spesifik untuk daerah terpencil khususnya untuk Distrik Ampimoi dan Distrik Yapen timur, padahal permasalahan dan kebutuhan pelayanan kesehatan di daerah tersebut sangat berbeda. Kebijakan yang ada masih bersifat umum dan tidak mengatur tentang standar pelayanan, standar tenaga kesehatan dan standar kompetensi. b. Tidak ada peraturan tentang standar tenaga kesehatan strategis di daerah terpencil, karena Peraturan tentang standar tenaga kesehatan strategis secara umum yang diperlukan sebagai payung kebijakan juga tidak ada. Distrik Yapen Barat, Wonawa, dan Pulau Yerui Tahun 2015-2019 I - 68 c. Tidak ada standar kompetensi spesifik tenaga kesehatan di Distrik Ampimoi dan Distrik Yapen timur sesuai dengan kondisi geografi dan topografi wilayah. d. Tidak ada kebijakan pelimpahan kewenangan untuk melakukan tindakan medik spesialistik tertentu kepada tenaga kesehatan tertentu di Daerah Terpencil dan Kepulauan; dan tidak ada aspek legal yang memberikan perlindungan hukum terhadap penyelenggaraan kewenangan tersebut.

2. Pemenuhan Kompetensi Tenaga Kesehatan di Daerah Terpencil Tidak Spesifik

Tidak ada kebijakan Depkes untuk memberikan pembekalan khusus kepada tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di DTPK. Pembekalan khusus dapat berupa pembekalan medis teknis maupun kesiapan untuk penanggulangan kedaruratan. Kebijakan yang sekarang ada baru menyentuh pada aspek lamanya penugasan dan besaran pembiayaan gaji dan insentif serta belum menyentuh pada pemenuhan kebutuhan kompetensi minimum untuk bertugas di DTPK. Tidak ada kebijakan atau forum untuk mengkomunikasikan kebutuhan kompetensi tenaga kesehatan kepada institusi pendidikan khususnya kompetensi tenaga kesehatan di DTPK, baik kepada Depdiknas maupun kepada Badan PPSDM Kesehatan. Tidak ada kebijakan Depkes yang mengharuskan penambahan pembekalan khusus bagi tenaga kesehatan sebelum ditempatkan di daerah terpencil untuk memenuhi kompetensi minimum.

3. Manajemen Tenaga Kesehatan DTPK Tidak Spesifik

Tidak ada rencanaperencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil baik jenis, jumlah atau maupun dalam bentuk paket skill mixed. Pola perencanaan tenaga kesehatan saat ini masih bersifat blanket berdasarkan ratio normatif tenaga kesehatan terhadap populasi belum memperhatikan permasalahan spatial dan densitas tenaga kesehatan perwilayah. Tidak ada kebijakan yang mampu mengikat tenaga kesehatan secara sukarela untuk mau ditempatkan di daerah terpencil. Distrik Yapen Barat, Wonawa, dan Pulau Yerui Tahun 2015-2019 I - 69 Tidak ada kebijakan yang menetapkan ratio normatif maksimum tenaga kesehatan di satu wilayah, serta mewajibkan pemerintah daerah untuk meredistribusi tenaga kesehatan secara seimbang di wilayahnya.

4. Ketidakjelasan Jaminan Pengembangan Karir dan Profesi Pasca Penugasan di Daerah Terpencil.

Sementara itu tidak ada kebijakan yang menjamin kejelasan masa depan pasca penugasan di daerah terpencil antara lain:  Tidak ada kebijakan yang menjamin kepastian untuk menjadi PNS setelah menjalani penugasan di daerah terpencil dalam kurun waktu tertentu.  Tidak ada kebijakan yang menjamin perolehan dukungan penyesuaian keilmuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Distrik Yapen Barat, Wonawa, dan Pulau Yerui Tahun 2015-2019 I - 70

5.1. STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN