Laju Pertumbuhan Rekayasa Lingkungan Budidaya Untuk Meningkatkan Kualitas Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Peran Salinitas

Tingkat Kerja Osmotik TKO Tingkat kerja osmotik merupakan salah satu parameter pendukung pertumbuhan. Perhitungan tingkat kerja osmotik dilakukan untuk mengetahui seberapa besar selisih antara nilai tekanan osmotik osmolaritas cairan tubuh dengan nilai tekanan osmotik pada media dan menentukan nilai selisih terendahnya untuk mengetahui kondisi iso-osmotik ikan patin siam yang dipelihara. Dari nilai tersebut juga dapat diketahui besarnya energi yang digunakan untuk osmoregulasi dan yang tersedia bagi pertumbuhan. Karakter Kuantitatif 1. Kelangsungan Hidup Ikan Kelangsungan hidup ikan diamati setiap hari, ikan yang mati segera dikeluarkan dari wadah percobaan, dicatat dan tidak dilakukan penggantian ikan yang mati. Kemudian kelangsungan hidup ikan dianalisa dengan rumus berdasarkan Effendie 1979 : SR = No Nt x 100 Dimana : SR = Survival rate kelangsungan hidup ikan Nt = Jumlah ikan pada akhir pengamatan No = Jumlah ikan pada awal pengamatan

2. Laju Pertumbuhan

Data laju pertumbuhan ikan uji diperoleh dengan melakukan pengambilan ikan uji pada awal dan akhir percobaan, kemudian ditimbang beratnya. Laju pertumbuhan harian ikan dianalisa dengan menggunakan rumus berdasarkan Huismann 1976 dalam Effendie 1979 : Wt = Wo t       + 100 1 α Dimana t W = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t o W = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 t = Waktu hari a = Laju pertumbuhan rata-rata Karakter Kualitatif Komposisi Kimiawi Tubuh Komposisi kimiawi tubuh ikan patin siam diuji dengan me lakukan uji proksimat terhadap pakan yang digunakan dan sampel ikan patin siam pada awal dan akhir percobaan. Analisis meliputi kadar protein kasar, lemak kasar, serat kasar, abu, air dan bahan ekstrak tanpa nitrogen BETN. Analisis proksimat untuk protein kasar dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldahl, lemak kasar dengan metode ekstraksi dengan Soxchlet dan Folsch, abu dengan pemanasan sampel dalam tanur bersuhu 600°C, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta pemanasan dan kadar air dengan metode pemanasan dalam oven bersuhu 105 - 110°C Takeuchi 1988. Komposisi asam lemak diuji dengan menggunakan gas chromatogaphy GC; Varian 3900, Varian, Mississauga, Canada dari fatty acid methyl esters FAME Huang 2008. Lampiran 2. Struktur Histologis Daging Sampel daging ikan patin siam masing-masing perlakuan pada akhir penelitian, diambil dan diuji struktur histologisnya kemudian dilihat gambaran lemak disekitar otot dagingnya, lalu dihubungkan secara deskriptif dengan komposisi kimiawi tubuh ikan tersebut. Semua sampel daging ikan patin siam yang diambil, diawetkan dengan formalin 10, kemudian didehidrasi dengan etanol atau alkohol bertingkat, disimpan dalam parafin dan dipotong dengan menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5µm. Hasil sayatan tersebut kemudian diwarnai dengan hematoxylin dan eosin HE lalu dilihat di bawah mikroskop Shunsei et al. 2008 dengan pembesaran 400 kali. Uji Organoleptik Uji organoleptik dilakukan terhadap ikan perlakuan pada kondisi mentah secara visual dan juga matang dikukus. Pada kondisi mentah uji yang dilakukan adalah uji warna secara visual dan dengan menggunakan metode warna CIE L a b Lampiran 3. Warna CIE L a b merupakan salah satu metode penilaian warna daging ikan yang diukur dengan menggunakan Minolta Reflectance Chroma meter CR-300 Rasey, NJ dan dilaporkan sebagai sistem CIE L kecerahan atau lightness, a kemerahan atau redness dan b kekuningan atau yellowness Fletcher 2000 dan Razali 2007 Lampiran 4. Uji ini bertujuan untuk mengukur tingkat warna daging ikan patin siam perlakuan terfokus pada nilai kekuningan daging ikan patin siam yang diuji. Pengujian terhadap warna, tekstur dan rasa daging ikan patin siam yang sudah masak dikukus pada setiap perlakuan dilakukan oleh sekelompok panelis yang berjumlah 15 orang dengan kriteria panelis adalah orang yang tidak terlatih namun mengenal dengan baik produk olahan ini. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan suka atau kebalikannya mereka juga diminta tanggapannya mengenai tingkat kesukaan skala hedonic. Untuk keperluan penganalisaan, skala hedonic ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Adapun angka skala hedonik dan skala numerik yang digunakan antara lain, sangat tidak suka 1 tidak suka 2, netral 3, suka 4, sangat suka 5 dan amat sangat suka 6 Lampiran 5. Hasil pengujian organoleptik kemudian dihubungkan secara deskriptif dengan hasil uji komposisi kimiawi tubuh ikan patin siam setiap perlakuan untuk dilihat pengaruhnya. Kualitas Fisika - Kimia Air Analisa kualitas fisika-kimia air yang meliputi pH, Oksigen terlarut dan Ammoniak diukur pada pagi hari 08.00-09.00 WIB saat awal dan akhir penelitian berdasarkan metode APHA 1998. Analisis Data Keseluruhan data yang didapat dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan bantuan program minitab versi 14.12 for windows. Ketika terdapat pengaruh yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan Steel dan Torrie 1991, kecuali untuk hasil uji organoleptik, penilaian warna daging dengan metode warna CIE L a b, struktur histologis daging dan data kualitas fisika – kimia air yang diinterpretasikan secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Osmolaritas Tekanan Osmotik

1. Osmolaritas Media