Tabel 2. Hasil Analisis Kandungan Fosfor Daun Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851
Tebu Transgenik PS IPB 1 Klon P
ppm
12 28.829 4 22.947
Isogenik 22.754 3 21.115
7 19.958 59 19.862
2 19.476 62 17.644
13 17.548 46 17.548
71 16.391 17 15.427
21 15.427 56 15.041
52 14.559 36 13.016
5 12.727 53 12.534
55 12.534 1 11.859
34 11.859 51 11.859
6 10.124 40 7.810
Nilai tebu isogenik pada penelitian ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan transgeniknya. Menurut Nurhasanah 2007 adanya klon tebu transgenik
yang memiliki kandungan P lebih rendah atau lebih tinggi dari isogeniknya, dikarenakan pada kemampuan masing-masing tanaman dalam menyerap P.
4.4. Kandungan Klorofil Tebu Transgenik IPB 1
Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya
hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Klorofil merupakan suatu pigmen yang penting yang terdapat dalam kloroplas dan
memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk proses fotosintesis. Penyisipan gen fitase ke dalam klon tebu, diharapkan dapat meningkatkan
kandungan klorofil yang dimiliki oleh masing-masing klon tebu transgenik, karena tanaman yang mempunyai kandungan klorofil yang tinggi akan
berpengaruh baik terhadap proses fotosintesis dan metabolisme tanaman. Ekspresi fitase di tanaman secara tidak langsung akan meningkatkan sintesis klorofil dan
produksi gula Susiyanti et al., 2006. Klorofil terbagi atas 2 macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. Data hasil
analisis kandungan klorofil a dan b klon tebu transgenik PS IPB 1 dan isogeniknya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kandungan Klorofil a dan b Daun Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851
Setelah dilakukan analisis kandungan klorofil a pada tebu transgenik, terdapat 10 klon tebu yang kandungan klorofil a-nya lebih tinggi dari isogenik PS
851, sedangkan 13 klon lainnya kandungan klorofilnya dibawah isogenik PS 851. Untuk klorofil b, hampir keseluruhan tebu transgenik mengandung klorofil b lebih
tinggi dibanding isogenik PS 851, kecuali 1 klon tebu transgenik yang kandungan klorofil b-nya masih berada di bawah isogenik PS 851. Berdasarkan nilai rata-rata
dari keselurahan tebu transgenik, nilai rata-rata kandungan klorofil a lebih rendah dari isogenik PS 851 sedangkan nilai kandungan klorofil b jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan isogenik PS 851.
Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan Klorofil a dan b serta Total Klorofil Daun Tebu Transgenik IPB 1 dan Isogenik PS 851
Nilai Klorofil Tebu Transgenik µgml Klon
Nilai Total Klorofil
Klorofil a Klorofil b
IPB 1 – 1 6.903
16.447 23.350
IPB 1 – 2 7.882
11.632 19.514
IPB 1 – 3 5.854
13.887 19.741
IPB 1 – 4 4.242
22.127 26.370
IPB 1 – 5 10.435
22.241 32.676
IPB 1 – 6 9.199
18.044 27.243
IPB 1 – 7 13.372
17.741 31.113
IPB 1 – 12 5.916
17.695 23.611
IPB 1 – 17 6.460
19.292 25.752
IPB 1 – 21 7.749
10.507 18.256
IPB 1 – 34 4.786
18.887 23.673
IPB 1 – 36 8.522
9.627 18.148
IPB 1 – 37 7.313
19.610 26.923
IPB 1 – 40 3.471
28.862 32.333
IPB 1 – 46 4.687
17.880 22.567
IPB 1 – 51 5.553
21.739 27.293
IPB 1 – 52 6.216
16.354 22.569
IPB 1 – 53 5.462
13.494 18.956
IPB 1 – 55 2.091
19.184 21.275
IPB 1 – 56 9.504
11.839 21.343
IPB 1 – 59 6.813
12.496 19.309
IPB 1 – 62 5.500
12.569 18.069
IPB 1 – 71 5.947
18.040 23.987
Kontrol PS 851 6.805
10.489 17.293
Rata-rata 23.655
Secara keseluruhan nilai total dari kandungan klorofil dari hasil analisis yang telah dilakukan lebih tinggi dibandingkan dengan isogenik PS 851. Nilai
rata-rata kandungan total klorofil tebu transgenik pada penelitian sebelumnya yang berumur 6 bulan berkisar antara 1.326 – 1.583
ȝgml dengan pemupukan 25 P – 50 P Lestari, 2009, kandungan total klorofil tersebut tergolong
rendah dibandingkan dengan klon tebu ini yang mempunyai nilai rata-rata kandungan total klorofil 23.655
ȝgml. Total kandungan klorofil ini adalah hasil penjumlahan dari klorofil a dan klorofil b Tabel 3.
Dalam pembentukan klorofil, nitrogen mempunyai peran. Menurut Lingga 1986, peran nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun, serta mendorong terbentuknya klorofil sehingga daunnya menjadi hijau, yang berguna bagi proses
fotosintesis. Total klorofil pada daun tebu transgenik ini tinggi, namun nilai kandungan N-nya cukup rendah. Hal ini diduga karena unsur N telah digunakan
dalam masa pertumbuhan vegetatif, terutama untuk fase pertunasan dan pemanjangan batang. Hara N berperan dalam pembelahan sel, sehingga
mendukung pertunasan secara horizontal terbentuknya anakan dan pertumbuhan vertikal pemanjangan batang. Unsur N banyak diserap pada umur 3 sampai 4
bulan Sudiatso, 1982. Hampir semua klon tebu transgenik memiliki keragaan yang lebih baik
dibandingkan isogeniknya yang dicerminkan oleh lingkar batang yang besar, pertumbuhan batang yang tinggi, banyaknya ruas batang dan banyaknya rumpun.
Hal ini berkolerasi dengan tingginya kandungan total klorofil. Semakin tinggi kandungan klorofil suatu tanaman, maka semakin baik fotosintesis dan
metabolisme tanaman tersebut.
4.5. Seleksi Klon Tebu Transgenik IPB 1 Berdasarkan Keragaan