Biaya Modal Marjinal Biaya Saham Biasa Baru r ₑ

Saham preferen sebagian besar membayar dividen tetap pada interval waktu yang teratur setahun, setengah tahun, kwartalan atau bulanan. Saham preferen tidak mempunyai batasan waktu jatuh tempo dan memberi pembayaran dividen. Oleh karena itu, digunakan pendekatan dalam penilaian saham preferen. Saham preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya. Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh perusahaan. Sayangnya pembayaran Biaya saham preferen adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen atau rpKp. rpKP = Dp Pp Dimana : rpKp = biaya saham preferen Dp = dividen saham preferen Pp = harga saham preferen

2.7 Biaya Modal Marjinal

Biaya Modal Marjinal Marginal Cost of Capital=MCC Adalah biaya untuk setiap rupiahdolar tambahan modal, MCC merupakan biaya rata-rata tertimbang dari setiap rupiah dan dolar terakhir yang ditam-bahkan ke dalam modal. . Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru. Hubungan Antara WACC dan MCC Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital MCC, sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.

2.8 Contoh Kasus

1. Contoh Kasus Biaya Modal Pinjaman Jangka Panjang Cost of Debt

PT. Indrajati mengeluarkan obligasi yang berumur 4 tahun, dengan nilainominal Rp.500.000 per lembar, Bunga 20 per tahun. harga jual obligasi sebesaar Rp.460.000 per lembar dengan biaya emisi 2. Tentukan biaya hutangobligasi yang ditanggung perusahaan jika perusahaan termasuk kelompok pembayar pajak 30

2. Contoh Kasus Biaya Preferen

10.6 Biaya Saham Biasa Baru r ₑ

Perusahaan biasanya menggunakan bankir investasi ketika menerbitkan saham biasa atau preferen,dan terkadang untuk menerbitkan obligasi. Dengan imbalan komisi,bankir investasi membantu perusahaan menyusun persyaratan-persyaratan dan menentukan harga emisi,kemudian menjual emisi tersebut kepada investror. Komisi bankir disebut biaya emisi,dan total biaya modal dihimpun mencerminkan pengembalian yang diminta oleh investor ditambah biaya emisi. Sering kali bagi kebanyakan perusahaan,jumlah biaya emisinya tidak terlalu tinggi untuk dicemaskan karena : 1. Sebagian besar ekuitas berasal dari laba ditahan. 2. Sebagian besar utang dihimpun dari bank dan penempatan pribadi sehingga tidak melibatkan biaya emisi. 3. Jarang digunakan saham preferen. Menambahkan Biaya Emisi dalam Biaya Proyek Jika perusahaan fasilitas umum dikeluarkan,biaya emisi akan menjadi sedikit lebih tinggi. Biaya utang juga lebih tinggi untuk utang yang dihimpun menggunakan bankir investasi. Kebanyakan utang pada kenyataannya diperoleh dari bank dan kreditor-kreditorlainnya,dan biaya emisi di sana pada umumnya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Bahwa proyek-proyek penganggaran modalbiasanya melibatkan suatu pengeluaran kas di muka yang diikuti oleh serangkaian arus kas masuk. Kita dapatmenambahkan biaya emisi yang dibutuhkan,dihitung dari jumlah biaya emisi untuk utang,saham preferen,dan saham biasa yang digunakan untuk mendanai proyek,ke dalam biaya investasi awal. Biaya investasi yang sekarang lebih tinggi,maka tingkatpengembalian yang diharapkan dan NPV proyek akan turun. Contoh Kasus Proyek satu tahun dengan biaya dimuka tidak termasuk biaya emisi sebesar 100 juta. Setelah satu tahun,proyek tersebut diperkirakan akan menghasilkan arus kas masuk sebesar 115 juta. Jadi,pengembalian yang diharapkan adalah 115100 – 1=0,15=15. Namun,jika proyek mengharuskan perusahaan menghimpun modal baru sebesar 100 juta dengan estimasi biaya emisi sebesar 2 juta,total biaya dimuka akan naik menjadi 102 juta,dan tingkat pengembalian yang diharapkan akan turun menjadi 115102 – 1=0,1275=12,75. Kenaikan Biaya Modal Jika terdapat biaya emisi,perusahaan emiten hanya menerima sebagian modal yang diberikan investor,sisanya akan diterima oleh dijamin. Untuk memberikan tingkat pengembalian yang diminta investor,mengingat jumlah uang yang tersedia bagi perusahaan lebih kecil dibandingkan jumlah yang diberikan oleh investor,maka setiap dolar yang diterima harus “bekerja lebih keras” yang artinya,perusahaan harus mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari yang diminta oleh investor atas dana yang mereka berikan. Contoh Kasus Investor meminta pengembalian 10 persen atas investasi mereka,tetapi perusahaan sebenarnya hanya menerima dan menginvestasikan 90 persen dari jumlah yang diberikan oleh investor. Dalam hal ini perusahaan hanya mendapatkan sekitar 11 persen atas dana yang tersedia agar dapat memberikan pengembalian 10 persen yang diminta oleh investor atas investasi mereka. Tingkat pengembalian yang lebih tinggi ini adalah biaya ekuitas yang disesuaikan dengan biaya emisi. Pendekan DCF dapat diadaptasi untuk memperhitungkan biaya emisi,dengan menggunakan persamaan berikut ini untuk biaya saham biasa baru r . ₑ Biaya ekuitas dari saham biasa baru = r = ₑ D P ₒ 1−F + g F adalah persentase biaya emisi yang dibutuhkan untuk menjual saham baru,sehingga P 1-F ₒ adalah harga bersih per lembar saham yang diterima oleh per lembar saham yang diterima oleh perusahaan. Dengan asumsi Allied memiliki biaya emisi sebesar 10 persen,maka biaya ekuitas biasa baru r akan dihitung sebagai berikut : ₑ r = 1,24 : 231-0,10 + 8 ₑ =124 :20,40 + 8 =6 + 8 =14 Investor meminta pengembalian sebesar r =13,4 atas saham. Namun,karena biaya emisi ˢ perusahaan harus menghasilkan lebih besar 13,4 persen atas dana bersih yang diterimanya agar dapat memberikan pengembalian kepada investor sebesar 13,4 persen yang diminta atas uang mereka. Kapan Ekuitas Eksternal Harus Digunakan? Oleh karena adanya biaya emisi,dolar yang dihimpun dengan menjual saham baru harus “bekerja lebih keras” dibandingkan dolar yang dihasilkan dari laba ditahan. Terlebih lagi,karena tidak ada biaya emisi yang terlibat,biaya laba ditahan lebih kecildibandingkan saham baru. Jadi,sebaiknya perusahaan sebisa mungkin memanfaatkan laba ditahan. Akan tetapi,jika suatu perusahaan memiliki lebih banyak peluang investasi yang baik dapat didanaidengan laba ditahan ditambah utang yang didukung oleh laba ditahan tersebut,perusahaan mungkin perlumenerbitkan saham biasa baru. Jumlah total modal yang dihimpun selanjutnya harus diterbitkan saham baru dinyatakansebagai titik puncak laba ditahan retained earnings breakpoint,dan dapat dihitung sebagai berikut : Titik puncak laba ditahan = Tambahan atas laba ditahan Pecahan Ekuitas Tambahan Allied atas laba ditahan pada tahun 2006 diperkirakan sebesar 68 juta,maka dan sasaran struktur modalnya terdiri atas 45 persen utang,2 persen saham preferen,dan 53 persen ekuitas. Jadi titik laba ditahannya adalah : Titik puncak laba ditahan = 680,53 =128 juta Jika anggaran modal Allied hanya dibutuhkan untuk jumlah sampai dengan 128 juta.,maka 0,4512857,6 jutadidanai dengan utang ,0,02128=2,6 juta dengan saham preferen,dan 0,53128=67,8 juta dengan ekuitas yang dihimpun dari laba ditahan. Akan tetapi,jika anggaran modal melebihi jumlah 128 juta,perusahaan harus mendapatkan ekuitas dengan menerbitkan saham biasa baru yang biayanya tinggi.

10.7 Gabungan Atau Rata-Rata Tertimbang Biaya Modal