BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Epidemiologi

(1)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Epidemiologi

Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Selain definisi asal kata, banyak definisi epidemiologi yang dibuat oleh ahli kesehatan. Definisi yang dibuat tersebut terkait dengan keadaan dan waktu, dikenal ada dua definisi yaitu :

1) Definisi lama (sebelum tahun 1960) : Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau masyarakat. Dasarnya adalah sebelum tahun 1960 penyakit menular merupakan penyakit yang paling banyak dialami penduduk dunia.

2) Definisi baru (setelah tahun 1960) : Beberapa tokoh Yang terkena dalam ilmu penyakit memberi definisi mengenai epidemiologi sebagai berikut. a. Mag Mahon & Pugh (1970). Epidemiologi adalah ilmu yang

mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit terhadap manusia.

b. Last (1988). Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasinya untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Dari beberapa definisi baru tersebut dapat kita asumsikan bahwa penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak dan penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat diindentifikasi melalui penelitian (pengamatan) secara sistematik pada populasi, tempat, dan waktu.


(2)

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi manusia. Definisi ini mengisyarakatkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran sistematik tentang penyakit dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit. Epidemiologi berhubungan erat dengan ilmu yang disebut biostatistik.

Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan pada populasi. Dalam praktiknya seorang epidemiologi harus mempertanyakan siapa yang terjangkit? (manusia [man]), kapan terjadinya? (waktu [time]), dan di mana terjadinya? (tempat [place]).

Determinan adalah faktor penyebab suatu masalah kesehatan. Untuk menentukan besarnya masalah dengan tepat ada tiga langkah penting. Pertama, merumuskan hipotesis tentang penyebab masalah yang dimaksud. Kedua, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesis. Ketiga, menarik kesimpulan tentang hasil uji tersebut. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya.

Frekuensi adalah besarnya masalaj kesehatan yang ada pada sekelompok manusia. Penentuan besarnya masalah dengan tepat dengan dua langkah penting. Pertama, menentukan masalah kesehatan yang akan diamati dan telah dipastikan akan diteliti. Kedua, melakukan pengukuran atas masalah yang ditemukan tersebut.

2.1.1 Perkembangan Epidemiologi

Bila dillihat dari definisinya, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Oleh karena itu perkembangan ilmu epidemiologi tidak terlepas dari pengaruh demografi. Perkembangan ilmu epidemiologi melalui tahap transisi epidemiologi. Transisi epidemiologi adalah suatu perkembangan atau fase


(3)

peralihan zaman yang mencermati tentang penyebab, cara penanggulangan, dan dampak masalah kesehatan/penyakit. Dengan kata lain bagaimana penduduk/masyarakat dapat mencermati dan memprediksi masalah.

Selama tahap transisi epidemiologi ini, terjadi pergeseran pola penyakit dalam jangka lama. Penyakit infeksi diganti oleh penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia. Transisi epidemiologi sangat dipengaruhi oleh transisi demografi, dalam tahap transisi demografi terdapat hal-hal berikut.

1) Potensi pertumbuhan tinggi yang mengakibatkan kelahiran dan kematian tinggi atau mortalitas tinggi tanpa diiringi menurunnya fertilitas.

2) Tahap transisi mengakibatkan mortalitas mulai turun, fertilitas tetap tinggi, sehingga dicapai tingkatan yang sama.

3) Pertumbuhan rendah menghasilkan dampak mortalitas dan fertilitas relatif stabil, kadang fertilitas lebih rendah dari mortalitas sehingga pertumbuhan negatif.

Dengan mencermati keadaan transisi demografi tersebut,seorang ahli kesehatan masyarakat Omran (1974) menyimpulkan tahap transisi epidemiologi sebagai berikut :

1) Masa wabah dan kelaparan

a. Nutrisi buruk dan bahaya kelaparan tinggi b. Penyakit endemik meningkat

c. Penyakit infeksi/menular merajalela d. Mortalitas meningkat

e. Dampaknya, angka harapan hidup rendah (sekitar 20-40 tahun) 2) Masa menurunya penyakit menular

a. Penyakit infeksi dan kelaparan menurun/berkurang dalam jumlah dan frekuensinya

b. Kelahiran meningkat sehingga penduduk bertambah

c. Extended family dominan dan Nuclear family mulai di perkotaan d. Wanita mulai terlibat kegiatan dirumah

e. Dampaknya, angka harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi 55 tahun

3) Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia a. Sosial ekonomi dan lingkungan membaik b. Penyakit infeksi menurun


(4)

c. Tingkat fertilitas rendah

d. Kelahiran dan kematian rendah

e. Penyakit kronis penyebab utama kematian f. Keluarga kecil meulai menjadi normal g. Emansipasi wanita meningkat

h. Dampaknya, angka harapan hidup meningkat lebih dari 70 tahun.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Epidemiologi

Bagi seorang tenaga kesehatan, khususnya bidan, yang akan diterjunkan ke masyarakat hendaknya memahami tujuan dan manfaat ilmu epidemilogi bagi kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak. Tujuan dan manfaat tersebut antara lain diuraikan dibawah ini :

a) Mempelajari Riwayat Alamiah Penyakit

Pengetahuan tentang riwayat alamiah suatu penyakit penting untuk menggambarkan perjalanan penyakit, terutama yang berkaitan dengan orang (man), waktu (time), dan tempat (place). Dengan mengetahui riwayat alamiah penyakit tersebut dapat diupayakan tindakan pencegahan atau penghentian perjalanan penyakit tersebut.

b) Menentukan Masalah Komunitas

Kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan diantaranya penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan, kelainan atau kecacatan apapun yang menyebabkan kesakitan, kematian dan masalah kesehatan yang terjadi pada komunitas atau wilayah tertentu. Dengan menjelaskan mengapa terjadi suatu masalah kesehatan tersebut dan mengetahui penyebabnya, dapat disusun langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya agar tidak meluas dan dapat dilakukan tindakan preventif serta kuratif.

c) Melihat Resiko dan Pengaruhnya

Dengan menjelaskan masalah kesehatan yang terjadi, dapat pula diketahui faktor resiko yang dapat mempengaruhi individu dan pengaruhnya pada populasi yang ada. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan penilaian kesehatan, skrining kesehatan, pemeriksaan medis, dan lain sebagainya. d) Menilai dan Meneliti


(5)

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan dan melihat perkembangan masalah tersebut melalui penilaian/evaluasi dan penelitian. Selain itu dapat diketahui kebutuhan masyarakat serta dapat mempelajari efektifitas, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, dan ketersediaan pelayanan untuk menanggulangi masalah kesehatan.

e) Menyempurnakan Gambaran Penyakit

Salah satu kegiatannya adalah identifikasi dan proses diasnostik untuk meyakinkan bahwa seseorang menderita penyakit tertentu, misalnya penyakit infeksi saluran nafas atau (ISPA) oleh kuman steptokokus yang sering menyebabkan demam reumatik.

f) Identifikasi Sindrom

Salah satu kegiatan epidemiologi juga dapat membantu memantapkan dan menyusun kriteria untuk mendefinisikan sindrom tertentu. Misalnya, AIDS, SARS, flu burung, dan lain-lain.

g) Menentukan Penyebab dan Sumber Penyakit

Temuan-temuan epidemiologi memungkinkan untuk digunakan dalam pengendalian, pencegahan, dan eliminasi penyakit, kecelakaan, kecacatan, dan kematian.

2.2 Riwayat Penyakit

Tujuan mengenali riwayat penyakit adalah untuk mengenali atau mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan dengan mengenal gejala, tanda, dan hasil pemeriksaan yang terkait atau mengenal masalah kesehatan secara umum melalui indikator dari masalah tersebut. Seseorang yang sehat kemudian menjadi sakit akan mengalami perubahan patologis di dalam tubuhnya. Pada akhir suatu perjalanan penyakit, seseorang akan berada dalam lima keadaan yaitu : sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, carrier (pembawa penuyakit), sakit kronis, atau meninggal dunia.

Perjalanan penyakit yang alami, tanpa pengobatan apapun, yang terjadi mulai dari keadaan sehat hingga timbul penyakit, disebut riwayat alamiah


(6)

penyakit. Meskipun tiap-tiap penyakit mempunyai riwayatalamiah yang berbeda, kerangka konsep yang bersifat umum perlu dibuat untuk menjelaskan riwayat perjalanan penyakit pada umumnya.

Riwayat perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu : 1) Tahap prapatogenesis : Manusia (host) masih dalam keadaan sehat, namun

pada tahap ini pula manusia telah terpajan dan berisiko terhadap penyakit yang ada di sekelilingnya, karena

a. Telah terjadi interaksi dengan bibit penyakit (agent) b. Bibit penyakit belum masuk ke manusia (host/pejamu)

c. Manusia masih dalam keadaan sehat belum ada tanda penyakit d. Belum terdeteksi baik secara klinis maupun laboratorium

2) Tahap inkubasi : Pada tahap ini bibit penyakit telah masuk ke manusia, namun gepjala belum tampak. Jika daya tahan pejamu tidak kuat akan terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh.

3) Tahap penyakit dini : Tahap ini mulai timbul gejala penyakit, sifatnya masih ringan, dan umumnya masih dapat beraktifitas.

4) Tahap penyakit lanjut : Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak dapat beraktifitas sehingga memerlukan perawatan.

5) Tahap akhir penyakit : Pada tahap akhir perjalanan penyakit ini manusia berada dalam lima keadaan yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan kecacatan, carrier, kronis, atau meninggal dunia.

2.2.1 Pencegahan Penyakit

Berdasarkan riwayat alamiah penyakit muncul usaha pencegahan terjadinya penyakit sesuai tahapan diatas. Level & Clark membagi pencegahan penyakit menjadi lima tingkatan yaitu :

1) Peningkatan kesehatan

2) Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit 3) Diagnosis dini dan pengobatan cepat dan tepat 4) Pembatasan kecacatan

5) Rehabilitasi (pemulihan kesehatan)


(7)

1) Peningkatan kesehatan

a. Melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan b. Memberi nutrisi yang sesuai dengan standar PRAPATOGENESIS

Pencegahan Primer : 1) Promosi Kesehatan

2) Perlindungan Umum dan Spesifik

PATOGENESIS Pencegahan Sekunder :

3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera Tertier :

4) Pembatasan Kecacatan dan rehabilitasi.

2.2.2 Konsep Dasar Penyakit

Konsep tentang penyakit dipengaruhi oleh budaya, umur, dan perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pada masyarakat primitif yang masih awam dari pengaruh ilmu pengetahuan, konsep penyakit tidak dapat dijelaskan secara rasional.

Penyakit/sakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh. Masalah kesehatan


(8)

massyarakat adalah rasa sakit dan masalahnya tidak dirasakan masyarakat pada saat itu, namun menurut pandangan kesehatan penyakitnya ada. Sehat adalah rasa sakit atau penyakit tidak ada.

Kajian utama epidemiologi adalah hubungan kasus klasik dengan masalah kesehatan masyarakat, karna epidemiologi tidak mempelajari tentang rasa sakit, tetapi mempelajari tentang penyakit. Jadi penyebab penyakit adalah kejadian, kondisi, sifat ataupun kombinasi dari faktor-faktor tersebut diatas yang berperan penting dalam kejadian penyakit.

2.2.3 Model Penyebab Penyakit

Tokoh yang paling berperan dalam model ini adalah Robert Koch yang berhasil menemukan hasil tubercolosis sebagai penyebab penyakit tuberkulosa sehingga terkenal dengan Postulat Henle Koch. Postulat ini mengatakan bahwa suatu agent (bibit penyakit) dapat menyebabkan penyakit apabila memenuhi 4 syarat :

1) Kuman harus ada pada setiap kasus dan dibuktikan melalui kultur (faktor yang diperlukan)

2) Kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh penyakit lain (sufficccient faktor)

3) Kuman harus dapat menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan, atau dari binatang percobaan dapat ditemukan kuman yang dimaksud (spesifitas efek)

4) Adannya faktor yang berkontribusi dan berperan dalam timbulnya penyakit, misalnya kondisi umum, daya tahan, dan lain-lain (faktor kontributor)


(9)

Dari hasil interaksi antara tiga faktor Host→ Agent→Environment itu penyakit berpeluang untuk terjadi dan kemudian berkembang dan menyebar. Model ini cocok untuk menerangkan penyakit infeksi.

Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang dikemukakan oleh Gordon dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama Host→ Agent→Environment. Gordon berpendapat bahwa :

1) Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host)

2) Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host (baik individu/kelompok)

3) Karaketeristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis).

Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpajan dan kemungkinan rentan/resisten.

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam proses kejadian penyakit pada pejamu adalah :

1) Faktor keturunan. Ada beberapa penyakit keturunan yang dapat ditularkan dari kedua orang tuanya (misalnya, penyakit asma, diabetes melitus) 2) Mekanisme kekebalan tubuh/imunitas. Daya tahan tubuh seseorang tidak

sama, namun faktor imunitas sangat berperan pentting dalam proses kejadian penyakit pada seseorang dan sebaliknya apabila host mempunyai imunitas akan terhindar dari penyakit.

3) Usia. Terdapat penyakit pada usia tertentu (penyakit difteri atau campak akan menyerang anak-anak balita)


(10)

4) Jenis kelamin. Terdapat penyakit yang menyerang jenis kelamin tertentu (misalnya, kanker prostat yang dialami oleh pria, dan kanker serviks yang dialami oleh wanita)

5) Ras (perbedaan cara, nilai sosial dan faktor genetika)

6) Sosial dan ekonomi (cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi) 7) Status perkawinan (mortalitas berkaitan dengan status perkawinan) 8) Penyakit terdahulu. Penyakit kronis lebih rentan terhadap suatu infeksi 9) Gaya hidup berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras,

atau golongan etnis.

10) Hereditas (berkaitan dengan ras)

11) Nutrisi (sistem pertahanan tubuh secara umum)

Agent atau bibit penyakit adalah suatu subtansi tertantu yang keberadaannya atau ketidakberdayaannya diiikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Macamnya berupa golongan biotis (unsur hidup) dan golongan a-biotis (unsur mati). Golongan biotis terdiri dari :

a) Mokroorganisme (virus, bakteri, dan riketsia) b) Non-mikroorganisme (protozoa, metazoa/cacing) c) Tumbuhan (fungi atau jamur)

Penyakit yang ditimbulkan oleh kelompok biotis ini disebut dengan penyakit infeksi yang sifatnya menular dan tidak menular. Golongan a-biotis terdiri dari :

a) Golongan kimiawi (pestisida, bahan pengawet makanan, obat-obatan, limbah industri).

b) Golongan fisik (panas, sinar, radiasi, suara, getaran, objek yang bergerak) c) Golongan mekanik (kecelakaan lalu lintas, pukulan).

d) Golongan nutrient (karbohidrat, protein, lemak) yang apabila manusia mengalami kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan penyakit. Masuknya agent yang dapat menimbulkan penyakit pada host atau manusia melalui beberapa macam jalur penularan sebagai berikut :

a) Inhalasi yaitu masuknya agent dengan perantaraan udara (air bone transmission), misalnya : terhirup zat-zat kimia berupa gas, uap, debu, mineral, partikel (golongan a-biotis), atau kontak dengan penderita TB (golongan biotis)


(11)

b) Ditelan yaitu masuknya agent melalui saluran pencernaan dengan cara memakan atau tertelan. Misalnya, minuman keras, obat-obatan, keracunan logam berat.

c) Melalui kulit yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit. Misalnya, keracunan oleh bahan kosmetika, tumbuh-tumbuhan dan binatang.

Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan terbangi dalam 3 macam yaitu :

1) Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berada disekitar manusia yang meliputi : kondisi udara, mesin, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang dapat mempengaruhi kerentanan host.

2) Lingkungan biologi masih merupakan lingkungan yang ebrada di sekitar manusia namun jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme)

3) Lingkungan non-fiisik adalah lingkungan sebagai akibat dari interaksi manusia yang meliputi : sosial budaya, norma, dan adat istiadat.


(1)

penyakit. Meskipun tiap-tiap penyakit mempunyai riwayatalamiah yang berbeda, kerangka konsep yang bersifat umum perlu dibuat untuk menjelaskan riwayat perjalanan penyakit pada umumnya.

Riwayat perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu : 1) Tahap prapatogenesis : Manusia (host) masih dalam keadaan sehat, namun

pada tahap ini pula manusia telah terpajan dan berisiko terhadap penyakit yang ada di sekelilingnya, karena

a. Telah terjadi interaksi dengan bibit penyakit (agent) b. Bibit penyakit belum masuk ke manusia (host/pejamu)

c. Manusia masih dalam keadaan sehat belum ada tanda penyakit d. Belum terdeteksi baik secara klinis maupun laboratorium

2) Tahap inkubasi : Pada tahap ini bibit penyakit telah masuk ke manusia, namun gepjala belum tampak. Jika daya tahan pejamu tidak kuat akan terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh.

3) Tahap penyakit dini : Tahap ini mulai timbul gejala penyakit, sifatnya masih ringan, dan umumnya masih dapat beraktifitas.

4) Tahap penyakit lanjut : Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak dapat beraktifitas sehingga memerlukan perawatan.

5) Tahap akhir penyakit : Pada tahap akhir perjalanan penyakit ini manusia berada dalam lima keadaan yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan kecacatan, carrier, kronis, atau meninggal dunia.

2.2.1 Pencegahan Penyakit

Berdasarkan riwayat alamiah penyakit muncul usaha pencegahan terjadinya penyakit sesuai tahapan diatas. Level & Clark membagi pencegahan penyakit menjadi lima tingkatan yaitu :

1) Peningkatan kesehatan

2) Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit 3) Diagnosis dini dan pengobatan cepat dan tepat 4) Pembatasan kecacatan

5) Rehabilitasi (pemulihan kesehatan)


(2)

1) Peningkatan kesehatan

a. Melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan b. Memberi nutrisi yang sesuai dengan standar PRAPATOGENESIS

Pencegahan Primer : 1) Promosi Kesehatan

2) Perlindungan Umum dan Spesifik

PATOGENESIS Pencegahan Sekunder :

3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera Tertier :

4) Pembatasan Kecacatan dan rehabilitasi.

2.2.2 Konsep Dasar Penyakit

Konsep tentang penyakit dipengaruhi oleh budaya, umur, dan perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pada masyarakat primitif yang masih awam dari pengaruh ilmu pengetahuan, konsep penyakit tidak dapat dijelaskan secara rasional.

Penyakit/sakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh. Masalah kesehatan


(3)

massyarakat adalah rasa sakit dan masalahnya tidak dirasakan masyarakat pada saat itu, namun menurut pandangan kesehatan penyakitnya ada. Sehat adalah rasa sakit atau penyakit tidak ada.

Kajian utama epidemiologi adalah hubungan kasus klasik dengan masalah kesehatan masyarakat, karna epidemiologi tidak mempelajari tentang rasa sakit, tetapi mempelajari tentang penyakit. Jadi penyebab penyakit adalah kejadian, kondisi, sifat ataupun kombinasi dari faktor-faktor tersebut diatas yang berperan penting dalam kejadian penyakit.

2.2.3 Model Penyebab Penyakit

Tokoh yang paling berperan dalam model ini adalah Robert Koch yang berhasil menemukan hasil tubercolosis sebagai penyebab penyakit tuberkulosa sehingga terkenal dengan Postulat Henle Koch. Postulat ini mengatakan bahwa suatu agent (bibit penyakit) dapat menyebabkan penyakit apabila memenuhi 4 syarat :

1) Kuman harus ada pada setiap kasus dan dibuktikan melalui kultur (faktor yang diperlukan)

2) Kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh penyakit lain (sufficccient faktor)

3) Kuman harus dapat menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan, atau dari binatang percobaan dapat ditemukan kuman yang dimaksud (spesifitas efek)

4) Adannya faktor yang berkontribusi dan berperan dalam timbulnya penyakit, misalnya kondisi umum, daya tahan, dan lain-lain (faktor kontributor)


(4)

Dari hasil interaksi antara tiga faktor Host→ Agent→Environment itu penyakit berpeluang untuk terjadi dan kemudian berkembang dan menyebar. Model ini cocok untuk menerangkan penyakit infeksi.

Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang dikemukakan oleh Gordon dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama Host→ Agent→Environment. Gordon berpendapat bahwa :

1) Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host)

2) Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host (baik individu/kelompok)

3) Karaketeristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis).

Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpajan dan kemungkinan rentan/resisten.

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam proses kejadian penyakit pada pejamu adalah :

1) Faktor keturunan. Ada beberapa penyakit keturunan yang dapat ditularkan dari kedua orang tuanya (misalnya, penyakit asma, diabetes melitus) 2) Mekanisme kekebalan tubuh/imunitas. Daya tahan tubuh seseorang tidak

sama, namun faktor imunitas sangat berperan pentting dalam proses kejadian penyakit pada seseorang dan sebaliknya apabila host mempunyai imunitas akan terhindar dari penyakit.

3) Usia. Terdapat penyakit pada usia tertentu (penyakit difteri atau campak akan menyerang anak-anak balita)


(5)

4) Jenis kelamin. Terdapat penyakit yang menyerang jenis kelamin tertentu (misalnya, kanker prostat yang dialami oleh pria, dan kanker serviks yang dialami oleh wanita)

5) Ras (perbedaan cara, nilai sosial dan faktor genetika)

6) Sosial dan ekonomi (cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi) 7) Status perkawinan (mortalitas berkaitan dengan status perkawinan) 8) Penyakit terdahulu. Penyakit kronis lebih rentan terhadap suatu infeksi 9) Gaya hidup berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras,

atau golongan etnis.

10) Hereditas (berkaitan dengan ras)

11) Nutrisi (sistem pertahanan tubuh secara umum)

Agent atau bibit penyakit adalah suatu subtansi tertantu yang keberadaannya atau ketidakberdayaannya diiikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Macamnya berupa golongan biotis (unsur hidup) dan golongan a-biotis (unsur mati). Golongan biotis terdiri dari :

a) Mokroorganisme (virus, bakteri, dan riketsia) b) Non-mikroorganisme (protozoa, metazoa/cacing) c) Tumbuhan (fungi atau jamur)

Penyakit yang ditimbulkan oleh kelompok biotis ini disebut dengan penyakit infeksi yang sifatnya menular dan tidak menular. Golongan a-biotis terdiri dari :

a) Golongan kimiawi (pestisida, bahan pengawet makanan, obat-obatan, limbah industri).

b) Golongan fisik (panas, sinar, radiasi, suara, getaran, objek yang bergerak) c) Golongan mekanik (kecelakaan lalu lintas, pukulan).

d) Golongan nutrient (karbohidrat, protein, lemak) yang apabila manusia mengalami kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan penyakit. Masuknya agent yang dapat menimbulkan penyakit pada host atau manusia melalui beberapa macam jalur penularan sebagai berikut :

a) Inhalasi yaitu masuknya agent dengan perantaraan udara (air bone transmission), misalnya : terhirup zat-zat kimia berupa gas, uap, debu, mineral, partikel (golongan a-biotis), atau kontak dengan penderita TB (golongan biotis)


(6)

b) Ditelan yaitu masuknya agent melalui saluran pencernaan dengan cara memakan atau tertelan. Misalnya, minuman keras, obat-obatan, keracunan logam berat.

c) Melalui kulit yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit. Misalnya, keracunan oleh bahan kosmetika, tumbuh-tumbuhan dan binatang.

Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan terbangi dalam 3 macam yaitu :

1) Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berada disekitar manusia yang meliputi : kondisi udara, mesin, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang dapat mempengaruhi kerentanan host.

2) Lingkungan biologi masih merupakan lingkungan yang ebrada di sekitar manusia namun jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme)

3) Lingkungan non-fiisik adalah lingkungan sebagai akibat dari interaksi manusia yang meliputi : sosial budaya, norma, dan adat istiadat.