dukung ikut voli, terus saya belikan bola. Terus saya berikan fasilitasi lapangan voli di kantor saya
pada waktu itu.”
“Akhirnya setiap sore latihan voli, itu kan sudah mengurangi. Dan sedikit demi sedikit kemungkinan
ada yang tertarik sepak bola, itu kan dah bisa mengurangi mbak.”
Bentuk membantu tidak hanya diberikan kepada pengguna jalan, namun bisa diberikan ke siapa saja dalam bentuk apapun asal
tujuannya mengarah pada kebaikan seperti subjek.
F. Pemetaan Konsep
Perilaku menolong kesulitan pengguna jalan
Tindakan menghadapi perilaku pelanggar
Persepsi dalam memberi
Tuntutan kerja norma sosial
Dasar pertimbangan
• Daya tarik fisik
• Internalisasi nilainorma
• Spiritual beliefs
motif
Intensi berperilaku
Perilaku menolong terhadap kesulitan penggun jalan dan tindakan menghadapi perilaku pelanggar dipengaruhi oleh persepsi
dalam melayani, dasar pertimbangan dan motif, ekspresi emosi dalam menghadapi pengguna jalan maupun saat memberikan
pertolongan, dan intensi perilakunya. Daya tarik fisik pengguna jalan, internalisasi nilai, dan
spiritual beliefs mempengaruhi proses pertimbangan sebelum memberikan bantuan. Kondisi lingkungan
mengarah pada emosinya saat menghadapi pengguna jalan maupun saat memberikan bantuan.
G. Esensi atau makna pengalaman subjek
Keseluruhan data yang dianalisis dan terangkum dalam horisonalisasi, merujuk pada sebuah makna esensial dari
pengalaman subjek dalam berperilaku prososial terhadap pengguna jalan. Perilaku yang ditunjukkan didasarkan pada pemahamannya
terhadap pelayanan dan intensinya berperilaku. Faktor-faktor yang 144
Ekspresi emosi menghadapi pengguna jalan
Ekspresi emosi saat memberikan Kondisi
lingkungan
mempengaruhi perilaku prososial antara lain adanya norma sosial bagi setiap subjek untuk melakukannya sebagai seorang polisi,
keyakinan positif subjektif dan penanaman nilai, motif subjek, dan rasa empati melihat penderitaan orang lain. Kondisi lingkungan,
seperti cuaca panas mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi pengguna jalan.
Norma sosial mempengaruhi setiap subjek untuk berperilaku prososial. Hal tersebut dipengaruhi oleh tuntutan kerja sebagi
polisi, seperti menolong korban kecelakaan, memberi informasi arah jalan, dan kesediaannya menolong kesulitan pengguna jalan.
Keyakinan subjektif menunjukkan bahwa adanya suatu nilai mengarah pada alasan dirinya bertindak prososial ataupun tidak.
Subjek yang menilai bahwa kebaikan akn dibalas dengan kebaikan, mendorongnya untuk bertindak saat melihat penderitaan pengguna
jalan terutamanya. Disisi lain keyakinannya bahwa gambaran pengguna jalan
yang sulit diatur mengarah pada perilaku tiap subjek berbeda. Ada yang menganggap bahwa itu sudah menjadi tanggung jawab polisi
lalu lintas untuk memberikan kesadaran berupa nasehat bagi pengguna jalan, namun ada juga yang menganggap bahwa
pengguna jalan yang sulit diatur itu perlu dikasari biar sadar. 145
Perilaku yang agresif sangat bertentangan dengan nilai-nilai prososial.
Adanya motif menunjukkan bahwa seseorang terdorong berperilaku prososial karena adanya pengharapan pribadi dan ada
yang murni ingin memberikan bantuan. Salah satu subjek menganggap bahwa pentingnya penilaian yang positif bagi citra
polisi mendorong subjek untuk berperilaku prososial. Harapannya supaya memperoleh pujian dan pengakuan yang positif dari
masyarakat. Motif subjek berperilaku prososial semata-mata karena bagian dari pengabdiannya pada masyarakat, meskipun pada
dasarnya banyak dipengaruhi oleh tuntutan kerja. Subjek lain memberikan bantuan terhadap masyarakat dengan tujuan positif.
Dasar pertimbangan sebelum memberikan bantuan mengarah pada keputusan tiap subjek untuk membantu atau
menolak memberikan bantuannya. Kondisi dan alasan kebutuhan pengguna jalan penting diketahui, apa permintaannya dan untuk
apa. Kondisi kemampuan subjek juga menjadi pertimbangan, apabila diluar batas kemampuan dirinya maka perilaku yang nampak subjek
menolak membari bantuan. Menolong seorang wanita cantik memberikan daya tarik tersendiri bagi subjek untuk membantunya
tanpa pikir panjang. Bagi subjek lain, rasa empatiknya terhadap 146
kondisi pengguna jalan juga mengarahkan perilakunya yang cenderung prososial terhadap pengemudi angkutan umum dan
becak, tapi tidak terhadap pengguna jalan yang lain. Empati ini didasari adanya pemahaman bahwa dirinya pernah mengalami hal
yang sama sehingga mendorong perilaku yang bertujuan mengurangi kesulitan tersebut.
H. Interpretasi