ekonomi, dan sosial. Reserse kriminal mempunyai tugas memberantas kejahatan. Polisi perairan bertugas melakukan
perondaan di perairan untuk memberantas perdagangan gelap dan penyelundupan. Brigadir mobil Brimob bertugas menjaga
keamanan secara preventif. Sedangkan, polisi lalu lintas memiliki tugas mengatur dan mengawasi lalu lintas di jalan-jalan umum, atau
polisi yang bertugas memelihara keamanan dan keselamatan lalu lintas.
Diantara aparat keamanan negara diatas, polisi lalu lintaslah yang paling sering berhubungan langsung dengan masyarakat,
terutama pengguna jalan. Polisi lalu lintas mempunyai misi sebagai mitra masyarakat. Unit Patroli lalu lintas merupakan unsur
pelaksana pada satuan lalu lintas yang bertugas melaksanakan satu atau beberapa fungsi operasional satuan lalu lintas. Dalam
pelaksanaan tugas tersebut meliputi penjagaan, pengaturan, pengawalan, dan patroli lalu lintas.
D. Kerangka Pikir Peneliti
Kinerja polisi lalu lintas saat ini menghadapi berbagai tantangan yang berkaitan dengan masalah-masalah perkotaan
seperti kepadatan lalu lintas. Tugas-tugas polisi lalu lintas antara lain untuk penjagaan, pengaturan, pengawalan, dan patroli lalu
lintas. Polisi lalu lintas sebagai bagian aparat kemanan negara diharapkan mampu merespon kebutuhan pengguna jalan dengan
memberikan pelayanan yang terbaik. Bentuk pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari tugas polisi lalu lintas, yaitu
menciptakan situasi aman terhindar dari kemacetan dan keruwetan, mengatur lalu lintas disaat
traffic lightnya tidak berfungsi maksimal, menolong orang yang menyeberang jalan, memberikan informasi
berkaitan dengan arah jalan, dan memberi bantuan bila ada orang yang mengalami kesulitan di jalan raya. Oleh karena itu setiap
personel polisi lalu lintas Polantas dituntut lebih mengedepankan segi efektivitas dan efisien saat bertugas di lapangan, begitu pula,
segi moral atau integritas. Harapannya sebagai polisi lalu lintas juga sama dengan
polisi-polisi lain, yaitu memiliki tugas melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, menegakkan hukum, memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, terutamanya kepada pengguna jalan di jalan raya. Tugas-tugas tersebut menuntutnya untuk menghindarkan
diri dari perbuatan tercela, menciptakan tertib sosial dan rasa aman publik, ikhlas dan ramah, serta meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat. 50
Seorang anggota polisi diharapkan memiliki perilaku yang positif dalam sosial kemasyarakatan. Berdasar pada Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia 2006, h.3, seorang polisi harus memiliki etika kepribadian, etika kenegaraan, etika
kelembagaan, dan etika dalam hubungan dengan masyarakat. Semua etika tersebut mengarah pada sikap moral seorang anggota
polisi. Nampaknya, peraturan-peraturan kepolisian menuntut polisi bertindak sesuai profesi dan martabatnya sebagai aparat keamanan
negara. Pelayanan polisi lalu lintas merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu dalam Sears dkk, 1994, h.73 perilaku
menolong tanpa memperhatikan motif-motif penolongnya. Kepedulian atau kesediaan berperilaku prososial tidak begitu
saja terbentuk dalam diri seseorang. Hal ini bisa diawali oleh pemahaman yang baik tentang altruisme yaitu mendahulukan
kepentingan orang lain daripada diri sendiri. Kepedulian sosial yang diberikan keluarga maupun masyarakat menjadi suatu pegangan
nilai atau norma sosial bagi seseorang untuk membantu meringankan beban orang lain yang tertimpa musibah. Mereka akan
mudah tergugah untuk melakukan sesuatu karena terdorong empati yang begitu besar terhadap suatu peristiwa bencana. Dalam
berempati seseorang berusaha memahami dan merasakan 51
penderitaan orang lain dari sudut pandang yang orang tersebut. Dengan demikian akan timbul perasaan emosional untuk melakukan
sesuatu yang dapat meringankan beban penderitaan yang dirasakan orang tersebut
Hal yang utama dalam perilaku prososial adalah adanya kesediaan dalam diri seseorang untuk memberikan apa yang
dimilikinya, misalnya kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain dalam suasana suka maupun duka, kesediaan untuk
melakukan sesuatu seperti apa adanya dan tidak berbuat curang terhadap orang lain, kesediaan memberikan bantuan atau
pertolongan kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan, kesediaan untuk memberikan secara sukarela sebagian barang
miliknya kepada orang yang membutuhkan, dan masih banyak lagi. Menurut Hurlock 2000, h.287 seseorang yang berhasil melakukan
penyesuaian sosial dengan baik mampu mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan seperti kesediaan untuk membantu
orang lain, meskipun dirinya sendiri mengalami kesulitan. Faktor kesediaan merupakan ciri khas dari perilaku prososial, karena
mengandung nilai ketulusan hati dalam memberikan sesuatu pada orang lain. Jika kita dapat melakukannya secara tulus maka semua
menjadi sangat sederhana, tidak ada rasa marah, benci, tidak puas, kecewa, khawatir maupun dendam.
Berdasar pada hasil pengamatan terhadap perilaku polisi lalu lintas, peneliti menemukan adanya perbedaan perlakuan dalam
melayani masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat prososial polisi masih banyak yang jauh dari standar yang diharapkan. Norma
penting yang harus dimiliki oleh seseorang dalam berperilaku prososial adalah adanya tanggung jawab sosial, norma timbal balik,
dan kadilan sosial Campbell dalam Sears, 1994, h.50. Ketiga norma ini merupakan dasar budaya bagi perilaku prososial. Jadi
apabila seorang polisi memiliki ketiga norma tersebut maka perlakuan terhadap masyarakat semata-mata karena adanya
tanggung jawab moral dalam memberikan pelayanan dan bukan mencari pengharapan pribadi untuk memperoleh pujian.
BAB III METODE PENELITIAN