Mashap lingkungan – mashab Prancis

27

3. Mashap lingkungan – mashab Prancis

Mashab lingkungan Prancis, terdiri dari mashab Prancis Khusus; mashab berdasarkan perekonomian lingkungan; hasil aetiologi dalam sosiologi kriminil; dan keadaan sekelilingnya. Mashab Prancis khusus adalah mashab yang dating dari diri kalangan para dokter Prancis yang mengajuka tantangan terhadap mashab anthropologi Lombroso. Para dokter Prancis ini menganut garis-garis yang diberikan oleh J. Lamarck, E. Geoffrey St Hileire, L. Pasteur yang menekan pada arti lingkungan sebagai sumber dari bermacam-macam dan sebab dari segala penyakit. Golongan ini tidak menggabungkan pada golongan ahli sosiologi statistik yang pada dasarnya termasuk golongan ahli teori keadaan sekeliling atau teori lingkungan dengan lingkaran pelajaran yang mengajarkan bahwa kejahatan berasal dari kelahiran. Mereka adalah dokter yang bukan ahli sosiologi, biarpun mereka mempunyai penglihatan yang tajam; tentang keadaan masyarakat. 55 55 Ibid, hal 41 Ketika Lombroso dengan penganutnya memajukan ajarannya tentang kejahatan yang bercorak antropologi pada tahun 70-an dari abad ke 19, sejak permulaan dunia kedokteran, Perancis sudah menentangnya. Tokoh yang termuka ialah A. Lacassagne 1848-1924; sesudah menolak hypotesa atavisme, ia merumuskan ajarannya mashab lingkungan sebagai berikut: “ Yang penting adalah keadaan social sekeliling kita. Keadaan sekeliling kita adalah suatu pembenihan untuk kejahatan. Kuman mempunyai arti apabila menemukan pembenihannya kemudian baru dapat ia menjadi jahat. 28 Penjahat dengan cirri-ciri anthropo-metrik dan cirri-cirinya yang lain itu hanyalah mempunyai arti yang sangat terbatas. Semua cirri-ciri inipun sebenarnya dapat kita jumpai pada orang yang tak ada cacat celanya. G. Trade 1843-1904 dalam bukunya: Lacriminalite compare 1886 dengan keras menentang mashab Italia. Menurut pendapatnya kejahatan bukan suatu gejala yang anthropologis tetapi sosiologis yang seperti kejadian-kejadian masyarakat lainnya, dikuasai oleh peniru: “Semua perbuatan penting dalam kehidupan social dilakukan dibawah pengaruh peniruan”, demikian dinyatakan dalam bukunya: Philosophi panele. Harus diakui bahwa peniruan dalam masyarakat memang mempunyai pengaruh yang besar sekali. Biarpun setiap kehidupan manusia bersifat khas, namun dapat disetujui bahwa banyak orang dalam kebiasaan hidupnya dan pendapatnya sangat mengikuti keadaan lingkungannya, dimana mereka hidup. Dengan jelas hal ini terlihat dari adanya kelangsungan yang tetap dari masyarakat dan perobahan- perobahan yang lambat. 56 Peranan peniruan dalam masyarakat, biarpun memang terjadi, tetapi ole Trade sangat dilebih-lebihkan. Siapa yang menyamakan orang-orang gelandangan zaman sekarang dengan para pemain music kelilingdalam abad pertengahan, agaknyameminta cemooh. Selanjutnya gejala peniruan tentu sama sekali tidak menerangkan tentang sebab timbulnya hal yang ditiru. 57 Ahli anthropologi kriminil Jerman A. Baer 1834-1908 juga termasuk golongan mashab lingkungan, dengan bukunya ‘Der Verbrecher in anthropologischer Beziehung’ 1893 dan juga perlu disebutkan P. Naecke 1851-1913, dengan bukunya ‘Verbrechen und Wahnsinn beim Weibe’ 1894. 58 56 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit 1994, hal 37-38 57 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit, hal 98 58 Ibid, hal 98 Mashab berdasarkan perekonomian lingkungan mulai berkembang pada penghabisan abad ke 19 ketika timbul system baru dalam perekonomian dan kejahatan kelihatan bertambah. 29 Teoti baru dalam kemasyarakatan yang timbul pada pertengahan abad ke 19 yang pandangan masyarakatnya berdasarkan keadaan ekonomi historis materialisme akan mengarah ke dalam kriminologi. Menurut teori ini unsure-unsur ekonomi dalam masyarakat dipandang dari sudut dinamis adalah primair dan dipandang dari sudut statis merupakan dasarnya. Semuanya ini terdapat dalam ajaran K. Mark didalam bukunya “Zur Kritik dert Politischen Oekonomie 1895 Pengarang pertama dari aliran ini adalah F. Turrati didalam bukunya “Ildelito e la question sosiale” 1883 terutama mengeritik mashab Itali; dalam bagian positif ia juga nafsu ingin memiliki yang berhubungan erat dengan sistem ekonomi pada waktu sekarang mendorong kejahatan perekonomian. Juga dikatakan mengenai kejahatan terhadap orang kejahatan penyerangan menunjukan akan pengaruh dari keadaan materil terhadap jiwa manusia; kesengsaraan membuat jiwa menjadi tumpul, kebodohan dan keindahan juga merupakan sebab-sebab yang mengakibatkan kejahatan yang semacam. Begitu juga keadaan tempat tempat tinggal yang jelek merosotnya kesusilaan dan menyebabkan kejahatan kesusilaan. F. Turati, dalam bukunya : Il delitto e, la questione sosiale 1883 ia terutama mengeritik mashab Italia. Dalam bagian yang positif ia menyatakan bahwa tidak hanya kekurangan keksengsaraan saja, tetapi juga nafsu ingin memiliki, yang berhubungan erat dengan sistim ekonomi pada waktu sekarang, mendorong kejahatan ekonomi. Mengenai kejahatan terhadap orang kejahatan agresif, Turati menunjukan akan pengaruh dari keadaan materil terhadap jiwa manusia: “kesengsaraan membuat pikiran menjadi tumpul, kebodohan dan ketidakadaban merupakan faktor yang berkuasa dalam timbulnya kejahatan. Keadaan tempat tinggal yang buruk, merosotnya moraliteit, seksual menyebabkan kejahatan kesusilaan. N. Colajanni 1847-1921 dalam bukunya : Sosiologia Criminale 1887 yang menentang aliran anthropologi. Ia ia menunjukan adanya hubungan kritis dengan bertambahnya kejahatan ekonomi, 30 timbulnya kejahatan dengan gejala patologis-sosial seperti pelacuran yang juga berasal dari keadaan perekonomian dan kejahatan politik. 59 Beliau juga menekankan adanya hubungan antara system ekonomi dan unsur-unsur umum dalam kejahatan, yakni hak milik mendorong untuk mementingkan diri sendiri, dan oleh karyawan yang mendekatkan pada kejahatan. Untuk mencegah kejahatan adalah dengan suatu sitem ekonomi yang dapat mencapai perimbangan yang tetap dan pembagian kekayaan yang serata- ratanya. 60 Beberapa hasil aetiologi daripada sosiologi kriminil, bahwa sosiologi kriminil sudah berumur kira-kira satu abad : beberapa unsur yang turut menyebabkan terjadinya kejahatan dipelajarinya, dan penyelidikan ini tidak dapat dipungkiri, menyebabkan kita mempunyai pandangan yang lebih dalam. Dalam uraian kriminologi ini tidaklah mungkin menguraikan seluruh bahan-bahan yang didapatnya, apalagi dengan mendalam. Terpaksa cukup dengan memajukan beberapa hasil yang penting saja. Jasa dari para ahli ini ialah, bahwa mereka dalam segi tertentu, telah menyempurnakan teori lingkungan. Oleh para pengarang Prancis kebanyakan dokter teori tersebut diterangkan dengan samar- samar. Bagaimanapun besarnya jasa-jasa mereka dipandang dari sudut dynamis teristimewa mengenai penyelidikan dari Lafargue, tetapi tidaklah dapat dipertahankan bahwa mereka telah membuktikan dalil- dalilnya, paling jauh mereka hanya membuatnya dapat diterima. 61 a. Terlantarnya anak-anak Menurut Mr. W.A. Bonger, berdasarkan hasil Aetiologi daripada Sosiologi kriminil bawha terdapat beberapa unsur yang turut menyebabkan terjadinya kejahatan menurut penyelidikanya dikarennakan : Kejahatan anak-anak dan pemuda-pemuda sudah merupakan bagian yang terbesar dalam kejahatan, lagipula kebanyakan penjahat yang sudah dewasa umumnya sudah sejak kecil mudanya 59 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi Op.cit, 1994, hal 38-39 60 Chainur Arrasyid, Suatu pemikiran tentang Psikologi Kriminal, Op.cit ,hal 43 61 Prof .Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit, hal 100 31 menjadi penjahat, sudah merosot kesusilaannya sejak kecil. 62 Terutama pertumbuhan perisdustrian menyebabkan adanya banyak sekali kejahatan pada anak- anak, yang dalam keadaan luar biasa, terutama waktu perang, sering hampir-hampir merupakan bencana. Kejahatan anak-anak,dapat mencari tindakan-tindakan pencegahan kejahatan, yang kemudian akan berpengaruh baik pula terhadap kejahatan orang dewasa. Jika kita meneliti bahan-bahan yang ada, akan terlihat denganjelas pentingnya keaadan lingkungannya sewaktu masih muda untuk terjadinya kejahatan, yang menimbulkan pertanyaan apakah dengan adanya keadaan lingkungan yang sangat buruk, tak dapat diakui adanya apa yang dinamakan kejahatan lingkungan yang murni. 63 Terlantarnya anak-anak merupakan suatu unsur dalam semua kejahatan, karena itu merupakan unsur umum. Di Nederland, jumlah anak-anak yang belum cukup dewasa oleh pengadilan dinyatakan bersalah menurut hukum pidana yaitu dibawah umur 18 tahun, naik dari 2.809 kejahatan pada tahun 1939 menjadi tidak kurang 6.740 kejahatan pada tahun 1943 terutama golongan yang berumur 14-17 tahun bertambah dengan pesat dan pada tahun 1947 jumlah ini turun lagi menjadi 4356. 64 b. Kesengsaraan Pengaruh kesengsaraan terhadap kejahatan ekonomi sudah sudah terbukti sangat besar, yang dinaksud dengan kesengsaraan bukan hanya ‘hampir mati karena kelaparan’. Suatu bukti mengenai hal ini dapat juga dikemukakan. Lepas dari gelombang, yang disebabkan oleh konyunktur, gerak umum trend dari kejahatan ekonomi yang paling banyak disebabkan karena kesengsaraan, yaitu pencurian biasa, yang 62 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit , hal 39 63 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit. hal 101 64 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi,Op.cit hal 40 32 berkurang sejak penghabisan abad ke-19, sesuai dengan berjurangnya kemiskinan di kalangan rakyat jelata. 65 c. Nafsu Ingin Memiliki Bahwa kesengsaraan dalam masyarakat merupakan suatu unsur yang bersifat sosiologis mengakibatkan terjadinya kejahatan. Kejahatan karena kesengsaraan harus dibedakan dengan kejahatan karena nafsu ingin memiliki. Harus diakui, bahwa antara dua golongan tersebut terdapat banyak bentuk peralihan tetapi tidaklah masuk akal, jika kita hanya berdasarkan ini lalu mengingkari dua golongan yang berlawanan itu. 66 Masyarakat sekarang dengan nafsunya yang besar untuk memiliki dan ingin hidup mewah sukar dapat memahamkan, bahwa pada waktu dulu hal yang demikian tidak terdapat. Pada waktu sekarangpun masih dapat diketahui bahwa umpamanya dalam daerah pertanian yang agak terpencil letaknya dimana para petani masih mempunyai tanah sendiri, jalan pikiran mereka dalam hal ini sangat berbeda. 67 Rupanya nafsu ingin memiliki timbul karena adanya keinginan mencapai kemakmuran yang lebih besar, dan terkadang untuk mendaptkannya harus dengan jalan kejahatan karena tidak dapat diperoleh dengan jalan yang wajar halal. Selama masyarakat masih terbagi dalam golongan kaya dan miskin, nafsu ingin memiliki dari si miskin dibandingkan dengan adanya kekayaan yang ditonjolkan disekrlilingnya. Dapat dikatakan bahwa pencurian biasa banyak dilakukan karena maksud-maksud yang berhubungan dengan faktor kesengsaraan, sedangkan kejahatan terhadap kekayaan lebih berbelit-belit bentuknya sering disebabkan karena nafsu ingin memiliki. 68 65 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit hal 106 66 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit, hal 41 67 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit hal 107 68 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit , hal 41 33 d. Demoralisai Seksuil. Lingkungan pendidikan sewaktu masih muda besar sekali pengaruhnya terhadap kelainan- kelainan seksual yang biasanya berhubungan dengan kejahatan. 69 Dalam masyarakat sekarang banyak sekali anak-anak yang hidup dilingkungan yang buruk dari segi sosial, tetapi juga terutama segi psycologis dan paedagogis. Banyak anak-anak terutama dari golongan rendah dalam masyarakat, mengenal penghidupan kesusilaan sedemikian rupa, sehingga menyebabkan mereka dapat memperoleh kerusakan dalam jiwanya, yang dapat bersifat hebat sekali. 70 Sebagai contoh dapat dikemukakan: Pada tahun 1936 di Wina oleh F. Breunlich, Enquete yang dilakukan meliputi 67.524 anak sampai umur 18 tahun, hanya 55 persen dari mereka yang mempunyai tempat tidur sendiri ; makin naik umurnya makin berkurang persentasenya, tapi tidak kurang dari 12 persen masih harus tidur dalam suatu tempat tidur dengan orang tuanya. Dari golongan ini kira-kira separuhnya sudah berumur lebih dari 5 tahun. 71 Seluruhnya menempati 35.128 rumah dengan penghuni 213.188 jiwa, dari rumah-rumah tersebut, hanya 17.915 dalam keadaan baik; 9317 gelap, 6327 basah, 5240 kurang udaranya, 5666 kotor, 1712 sama sekali tidak terpelihara. 72 e. Alkoholisme Pengaruh alkoholisme terhadap kejahatan, biarpun sudah berkurang daripada dulu, sekarang masih juga tetap besar dan banyak segi-seginya. 73 69 Ibid hal 41 70 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit hal 109 71 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit, 1994, hal 42 72 F. Breunch,’Kinder ohne.Bett : so schlafen Groszadkinder’ 1936, dalam buku Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, hal 109 73 Lihat penyelidikan statistic yang teliti oleh Th.W.vd.Woude;’Alchohol en misdaad’1935, Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, hal 109 Biarpun pendapat dulu bahwa 34 penyalahgunaanminuman keras mempunyai akibat tidak baik terhadap keturunan karena merusak benih manusia, karana tidak diterima lagi oleh umum, tapi pembahasan persoalan ini pastilah belum seslesai. 74 Makin lama makin diinsyafi bahwa masalah alkoholisme pada waktu sekarang terutama merupakan masalah psychopathologis dan baru csundair merupakan masalah sosial. Dalam cara bekerjanya Biro Konsultasi yang besar untuk alkoholisme, unsur psychiatris makin mendapat perhatian. Pengaruh langsung dari alkoholisme terhadap kejahatan dibedakan antara yang chronis dan yang akut yang tentu saja beralih dari yang satu ke yang lain dan memperoleh pengaruh atau kerusakan subjektif yang berbeda tergantung dari kebiasaan minuman-minuman keras dalam diri yang bersangkutan. 75 Golongan pengemis dan gelandangan yang penuh dengan bermacam-macam kejahatan, kebanyakan dari mereka adalah peminum yang chronis. Alkoholisme yang Chronis pada seseorang, pada perkembangannya akan merusak jiwa yang sehat hingga menyebabkan kejahatan yang beraneka ragam. 76 74 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op.cit, hal 109 75 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit hal 109 76 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit, hal 42 Alkoholisme yang atut sangat berbahaya, karena ia menyebabkan hilangnya dengan sekonyong- konyong daya menahan diri dari sipeminum. Di luar beberapa hal yang jarang terjadi, dalam mana maksud sipeminum justru untuk menimbulkan masuk akal, bahkan alcohol jika dipergunakan dengan demikian akan membahayakan manusia pertama-tama dimana jiwanya paling lemah. Begitulah seseorang yang mempunyai gangguan-gangguan dalam kehidupan seksuilnya, jika minum alkohol dengan melampaui batas, yang menyebabkan ia tak dapat menahan hawa nafsu lagi, akan mencari kepuasan seksuilnya dengan cara yang melanggar undang-undang, dan akibatnya ia akan dituntut didepan pengadilan. 35 Orang yang mempunyai sifat agresif akan mudah melakukan perbuatan kekerasan, sedangkan orang lain akan melakukan kejahatan terhadap kekayaan jika ia dalam keadaan mabuk. Dalam hal demikian, perbuatannya karena sifat dan cara melakukannya, adalah khas untuk apa yang hidup dalam lapisan-lapisan jiwa yang ‘tak disadari’. 77 f. Kurangnya Peradaban Bagaimanapun pengaruh alkoholisme sebagai sebagai faktor dari kejahatan, kekerasan tetapi juga harus ditambah dengan unsur lain. Unsur lain ini ialah peradaban dan pengetahuan yang terlalu sedikit dan kurangnya daya menahan menahan diri. Adanya kelompok-kelompok besar yanh hidup dalam keadaan kerohanian yang menyedihkan, kebudayaannya untuk mereka semata-mata merupakan kata hampa saja. Negara-negara atau daerah-daerah dan golongan-golongan penduduk yang paling terbelakang, menunjukan kejahatan kekerasan yang paling menonjol. Di Jerman kejahatan kekerasan yang dilakukan diantara para cerdik pandai kira-kira 25 dari 100.000 penduduk, dikalangan kaum buruh di daerah perindustrian kira-kira 500 dan diantaranya para buruh tak terdidik ada 1680. 78 g. Lingkungan Physik Alam Pengaruh alam sekelilingnya iklim, tanah dan lain-lainnya atas manusia dan masyarakat dari dulu kala sudah diketahui. Montesquieu yang menginsyafi arti dari ajaran tersebut untuk kriminologi menegaskan: “dalam daerah utara akan diketemukan orang yang mempunyai sedikit sifat-sifat jahat dan banyak sifat-sifat baik, dengan kejujuran yang besar dan sifat terus terang. 77 Prof. Mr. W.A.Bonger, pengantar tentang kriminologi, Op. cit, hal 111 78 Edi Warman, Selayang pandang tentang kriminologi, Op.cit , hal 43 36 Kalau kita mendekati daerah selatan, maka seolah-olah kita menjauhi moral itu sendiri : bahwa nafsu yang lebih bergejolak mempropagandakan kejahatan. Setiap orang mencoba dengan merugikan orang lain mencari keuntungan untuk mempermudah pemuasan nafsu. Pada daerah beriklim sedang, akan diketemukan bangsa-bangsa yang cara hidupnya bahkan dalam perbuatan-perbuatan jahat dan baiknya lebih cepat berubah-ubah. Sebagai garis besarnya jenis-jenis kejahatan tersebut dapat kita bagi kepada : 1. Kejahatan ekonomi 2. Kejahatan seksual 3. Kejahatan agresif 4. Kejahatan politik Ad.1. Kejahatan Ekonomi Kejahatan ini terjadi karena tekanan ekonomi, dimana rakyatnya berada dalam kemiskinan yang serba kekurangan dibidang pangan, apalagi sandang dan perumahan. Pencurian dimana-mana terjadi terlebih-lebih pada musim dingin atau musim rontok, kemudian menurun lagi pada musim semi dan musim panas. Ad.2. Kejahatan Seksual Bahwa kejahatan seksual di Eropa Selatan lebih menonjol dibandingkan dengan yang di Eropa Utara. Beliau tidak mengomentari apa sebabnya. Kejahatn seksual ini meningkat terjadi pada musim semi daripada dimusim dingin dan lebih banyak pula dilakukan oleh mereka yang belum kawin. Peningkatan kejahatan pada musim semi ini ada kemungkinan karena adanya kesempatan yang banyak diluar rumah sedangkan pada musim dingin kurang kesempatan keluar rumah. 37 Juga kejahatan seksual ini lebih banyak terjadi dikota-kota besar daripada dikota-kota kecil apalagi didesa-desa, karena masyarakat kota sudah merasa lebih bebas dari ikatan-ikatan kekeluargaan dan juga karena dituntut oleh kebutuhan hidup yang sangat tinggi. Ad.3. Kejahatan Agresif Kejahatan agresif di Eropa Selatan lebih banyak dari pada di Eropa Utara, tetapi ini tidak berarti bahwa kejahatan ini makin mendekati khatulistiwa makin besar. Perbedaannya juga terletak pada tingkatan peradaban yang berlainan dalam Negara-negara tersebut, dapat dilihat dari angka-angka buta huruf. Ferri menerangkan, bahwa sebab kenaikan tadi terletak dalam pengaruh physiologis hawa panas, yang mengakibatkan kelebihan kekuatan dalam diri manusia daripada hawa dingin, dan dalam makanan yang lebih baik untuk rakyat dalam musim panas dan dalam bertambah besarnya nafsu lekas marah. Sebab yang terpenting dalam naiknya kejahatan ialah bahwa orang-orang pada musim panas, lebih banyak diminum-minuman keras dengan cara bergaul satu sama lain. Ad.4. Kejahatan Politik Hubungan antara kejahatan Politik dan iklim sangat diragukan. Revolusi timbul bila pertumbuhan masyarakat bertentangan dengan badan-badan politik yang btidak dapat diikutinya. Percobaaan pembunuhan dan lain-lain timbul karena suatu kompleks kemasyarakatan yang tidak bersangkut paut dengan iklim. Pada musim panas banyak orang berada dijalan-jalan dan dengan mudah mengadakan kelompok-kelompok dengan orang banyak, sehingga juga dengan mudah dapat terjadi kejahatan. Mengingat hal-hal diatas ternyata bahwa arti alam sekeliling dalam etiologi kejahatan barangkali hanya bersifat scunder saja. 79 79 Ibid hal 44-46 38

4. Mashab bio-sosiologi