8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Tinjauan Pustaka
Ubi kayu atau Manihot esculenta termasuk familia Euphorbiaceae, genus Manihot yang terdiri dari 100 spesies. Ada dua tipe tanaman ubi kayu yaitu tegak
bercabang dan tidak, dan tipe membentang. Menurut Richana, 2013 Ubi kayu diklarifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Order : Malpighales
Famili : Euphorbiaceae
Sub Family : Crotonodeae
Genus : Manihot
Species : Manihot esculenta
Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia per 100 gram antara lain: Kalori 146 kal, Protein 1,2 gram, Lemak 0,3 gram, Hidrat arang 34,7 gram,
Kalsium 33 mg, Fosfor 40 mg, dan Zat besi 0,7 mg. Buah ubi kayu mengandung per 100 gram: Vitamin B1 0,06 mg, Vitamin C 30 mg, dan 75 bagian buah
yang dapat dimakan. Daun ubi kayu mangandung per 100 gram: Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73
kal, Fosfor 54 mg, Protein 6,8 mg, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram, Zat besi 2 mg, dan 87 bagian daun dapat dimakan. Kulit batangnya mengandung
tanin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.
8
9
Perlu diketahui bahwa meskipun ubi kayu diperkirakan dari Brazilia, namun dapat tumbuh dan populer di Indonesia. Karena tanaman ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan tanaman lainnya karena: 1.
Ubi kayu dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur. 2.
Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi. 3.
Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi beragam makanan utama maupun makanan ringan.
4. Selain itu ubi kayu adalah penghasil kalori yang efisien. Artinya tanaman ubi
kayu mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien di daerah tropis.
Analisis kelayakan secara keseluruhan menunjukkan bahwa usahatani baik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan telah memberikan nilai yang positif
bagi peningkatan pendapatan petani yang ditunjukkan oleh nilai kelayakan yang menguntungkan tetapi berada pada level positif yang rendah. Hampir semua
komoditas dapat ditingkatkan produktivitasnya dengan meningkatkan penggunaan input serta mengurangi biaya tenaga kerja. Peningkatan penggunaan input dapat
meningkatkan produksi komoditas dan selanjutnya memberikan peningkatan pada pendapatan petani.
Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan secara ekonomi, untuk tanaman padi sawah, padi gogo, jagung, kacang hijau,
kacang tanah, bawang merah, dan ubi kayu. Indikator yang digunakan adalah rasio penerimaan dengan total biaya RC ratio. Suatu usahatani tanaman tertentu
dikatakan layak apabila nilai RC-nya lebih besar dari satu, dimana semakin tinggi
10
nilai RC ratio maka usahatani tersebut semakin menguntungkan Gray et al, 1992.
Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Simalungun khususnya di kecamatan Bandar. Tanaman
ini umumnya diusahakan di lahan yang cukup luas dan hasilnya umumnya untuk dijual. Petani menjual ubi kayunya kepada Agen pengumpul ubi kayu di
Kecamtan bandar dengan harga Rp 900kg.
2.2 Landasan Teori