Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

(1)

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (

Manihot esculenta

)

Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar

Kabupaten Simalungun

SKRIPSI

OLEH:

BILL CLINTON SIREGAR 100304148

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

2

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (

Manihot esculenta

)

Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar

Kabupaten Simalungun

SKRIPSI

OLEH:

BILL CLINTON SIREGAR 100304148

AGRIBISNIS

Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Meraih Gelar Sarjana.

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si ) ( Ir. M Jufri, M.Si)

NIP. 196309281998031001 NIP. 196011101988031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

BILL CLINTON SIREGAR (100304148/AGBRIBISNIS) dengan judul skripsi

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta)Studi Kasus : Desa

Marihat Bandar, Kecamatan Bandar. Kabupaten Simalungun dibawah bimbingan

Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan Ir. M Jufri, M.Si

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian, untuk menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu di daerah penelitian, serta untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi ubi kayu yang cukup potensial di Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel petani menggunakan Rumus Slovin, dengan besar populasi 37 orang. Untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis deskriptif. Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis kelayakan finansial.

Hasil penelitian menyimpulkan total biaya usahatani ubi kayu sebesar Rp. 7.606.479,- permasa tanam dalam satu masa tanam. Produktivitas tenaga kerja sebesar 45,77 HKO dan produktivitas lahan sebesar 2.727,37 kg/ha. Tingkat pendapatan dalam satu masa tanam yang diterima dari usahatani ubi kayu sebesar Rp. 13.412.440,- permasa tanam. Usahatani masa tanam di daerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan, dan secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan ditinjau dari kriteria kelayakan finansial (R/C) sebesar 2,79.

Kata Kunci : Ubi kayu, Pendapatan, Usahatani


(4)

ii

RIWAYAT HIDUP

BILL CLINTON SIREGAR, lahir di Perdagangan pada tanggal 15 April 1991. Anak kelima dari 5 bersaudara dari pasangan R. Siregar dan E. Hutagalung. Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2003 tamat dari Sekolah Dasar Methodish Perdagangan.

2. Tahun 2006 tamat dari Sekolah Menengah Pertama Yosef Arnoldi di Bagan Batu.

3. Tahun 2009 tamat dari Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bandar di Kabupaten Simalungun.

4. Tahun 2010 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Bulan Juli hingga Agustus 2013 Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Naga Raja, Kabupaten Serdang Bedagai.

6. Bulan Desember 2014 melakukan penelitian skripsi di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugrah-Nya yang senantiasa menyertai dan membimbing Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah

“ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (

Manihot esculenta

) DI DESA

MARIHAT BANDAR, KECAMATAN BANDAR. KABUPATEN SIMALUNGUN”.

Kegunaan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ucapan terima kasih Penulis ucapkan kepada Pihak Dekanat dan Dosen juga Pegawai Jurusan yang telah membantu Penulis untuk menyelesaikan skripsi Penulis, dan kepada Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengajari Penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan Bapak Ir. M Jufri, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengajari, memotivasi dan membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1) Ayahanda dan Ibunda tercinta Alm. R. Siregar dan E. Hutagalung yang dengan kasih sayangnya telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

2) Abang dan kakakku tercinta Pangihutan Siregar, Henri Siregar, Remida Siregar, dan Linda Siregar yang telah memberikan doa, perhatian,


(6)

iv

dukungan dan merupakan penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

3) Semua keluarga Siregar yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril dan materil, Secara khusus Bapauda Pardamean Siregar yang telah sangat membantu dalam perkuliahan penulis.

4) Sahabat-sahabatku Boy Sitorus, Tohar Nainggolan, Perdawira Siregar, Irwan Joshua Siregar, Putri Hutasoit, Monalisa Hasibuan, Elisabeth Napitupulu, Octa E Manurung, Restu, Dedek Sitorus, Christina Tampubolon, Kristy Saragih, Ester Pasaribu.

5) Petani sampel yang telah bersedia membantu penulis memperoleh data penelitian dalam menyelesaikan skripsi penulis.

6) Kepada Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya karya terbaru kedepannya. Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, October 2015 Penulis


(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 10

2.3 Kerangka Pemikiran ... 14

2.4 Hipotesis Penelitian ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 17

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 18

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 18

3.4 Metode Analisis Data ... 19

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 20

3.5.1 Defenisi ... 21


(8)

vi

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 22

4.1.1 Luas Dan Letak geografis ... 22

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 23

4.1.3 Sarana Dan Prasarana ... 25

4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi ... 26

4.2 Karakteristik Petani Sampel ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu ... 30

5.1.1. Biaya Tetap ... 30

5.1.2. Biaya Variabel ... 32

5.2Produtivitas Tenaga Kerja ... 36

5.3 Produktivitas Lahan ... 37

5.4 Tingkat Pendapatan Usahatani Ubi Kayu... 38

5.5 Analisis Kelayakan Usahatani Ubi Kayu ... 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...41

6.2Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel JUDUL HALAMAN

1. Data luas lahan panen ubi kayu, produksi, produktivitas, di kabupaten simalungun

perkecamatan (2013) 4

2. Data luas panen, produksi, dan rata-rata produksi ubi kayu Kecamatan Bandar, Kabupaten

Simalungun (2008-2012). 5

3. Data Produksi Ubikayu Berdasarkan Produsen Ubi kayu di kecamatan Bandar, Kabupaten

Simalungun Tahun 2014. 17

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Desa Marihat Bandar Tahun 2014 23

5. Jumlah Penduduk Menurut tingkat kemiskinan di

Desa Marihat Bandar Tahun 2014 24

6. Sarana dan Prasarana

26 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian

di Desa Marihat Bandar 2014 27

8. Karakteristik Petani Sampel Di desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten

Simalungun 2015 28

9. Rata-Rata Biaya Tetap (Penyusutan Peralatan) Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani

Per Masa tanam Produksi 32

10. Biaya Tetap Pajak Lahan Usahatani Ubi kayu

Per Petani PerMasa tanam 33

11. Rata-Rata Biaya Produksi Bibit Ubi kayu Per Petani Per Masa tanam

34 12. Rata-Rata Biaya Pupuk Dan Pestisida Usahatani

Ubi Kayu Per Petani Per Masa tanam 35 13.

14. 15. 16.

Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu Per Petani Per Masa tanam

Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Per Masa tanam Rekapitulasi Komponen Biaya Produksi Per Ha Dan Proporsinya

Rata-rata Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu PerPetani PerMasa tanam

35 36 37 17. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Lahan


(10)

viii 18.

19.

Rata-Rata Penerimaan Dan Pendapatan

Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Nilai R/C Ratio per Petani

38 39


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. JUDUL HALAMAN


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. JUDUL

1 Identitas Petani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

2 Faktor Produksi Bibit Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

3 Faktor Produksi Pupuk Usahatani Ubi Kayu Di Desa Marihat Bandar

4 Biaya Pajak Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 5 Tenaga Kerja Pembukaan Lahan Usahatani Kepiting di Desa

Marihat Bandar

6 Tenaga Kerja Penanaman Usahatani Kepiting di Desa Marihat Bandar

7 Tenaga Kerja Pemupukan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

8 Tenaga Kerja Penyemprotan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

9 Total Upah Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

10 Penyusutan Camgkul Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

11 Penyusutan Parang Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 12 Penyusutan Pompa Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 13 Biaya Pestisida Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 14 Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 15 Produktivitas Tenaga Kerja dan Produktivitas Lahan Usahatani

Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

16 Total Penerimaan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 17 Pendapatan Perpetani Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat

Bandar

18 Kelayakan R/C PerPetani Usahatani Ubi Kayu Di Desa Marihat Bandar


(13)

ABSTRAK

BILL CLINTON SIREGAR (100304148/AGBRIBISNIS) dengan judul skripsi

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta)Studi Kasus : Desa

Marihat Bandar, Kecamatan Bandar. Kabupaten Simalungun dibawah bimbingan

Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan Ir. M Jufri, M.Si

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian, untuk menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu di daerah penelitian, serta untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi ubi kayu yang cukup potensial di Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel petani menggunakan Rumus Slovin, dengan besar populasi 37 orang. Untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis deskriptif. Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis kelayakan finansial.

Hasil penelitian menyimpulkan total biaya usahatani ubi kayu sebesar Rp. 7.606.479,- permasa tanam dalam satu masa tanam. Produktivitas tenaga kerja sebesar 45,77 HKO dan produktivitas lahan sebesar 2.727,37 kg/ha. Tingkat pendapatan dalam satu masa tanam yang diterima dari usahatani ubi kayu sebesar Rp. 13.412.440,- permasa tanam. Usahatani masa tanam di daerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan, dan secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan ditinjau dari kriteria kelayakan finansial (R/C) sebesar 2,79.

Kata Kunci : Ubi kayu, Pendapatan, Usahatani


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ubi-ubian adalah sekelompok tanaman yang menghasilkan makanan cadangan dalam bentuk modifikasi dari akar atau batang. Ubi-ubian mempunyai kemampuan cadangan makanan dalam bentuk modifikasi batang dan akar, itulah sebagai tanaman ubi-ubian dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat penting, disamping tanaman serealia. Salah satu tanaman ubi-ubian yang penting adalah ubi kayu (Darjanto dan Murjati, 1980).

Ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tapi juga di dunia. Di Indonesia, ubikayu merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung. Ubi kayu merupakan salah satu komoditas yang layak dikembangkan untuk mendukung program ketahanan pangan, dikarenakan komoditi ini dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan yang dapat dikonsumsi langsung sebagai pengganti beras. Selain itu juga ubi kayu berperan sebagai bahan baku industri, baik dalam bentuk gaplek dan tepung tapioka ataupun makanan olahan.

Di bidang industri, ubi kayu menghasilkan bioethanol, yang dapat dijadikan bahan bakar nabati, karena memiliki kandungan oksigen lebih tinggi sehingga terbakar lebih sempurna, bernilai oktan lebih tinggi, dan ramah lingkungan karena mengandung emisi gas karbon monoksida lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar minyak (Anonim, 2007).


(15)

2 Potensi ubi kayu di Indonesia sangat besar baik ditinjau dari sisi sebagai sumber bahan pangan utama karbohidrat setelah padi dan jagung, maupun sebgai bahan pakan dan bahan baku industri.

Dilihat dari kontribusinya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), ubi kayu memberikan kontribusi tanaman pangan terbesar ketiga setelah padi dan jagung pada tahun 2003 sebesar 6,1 triliun (hanya dari on farm). Kontribusinya terhadap produksi ubi kayu dunia adalah sebesar 10%, dimana pada tahun 2002 produksinya sebesar 16.913.104 ton, tahun 2003 sebesar 18.523.810 ton, tahun 2004 sebesar 19.249.169 ton (ARAM II).

Seluruh produksi ubi kayu terutama di negara berkembang dan bagian terbesar berasal dari pertanian kecil yang sering memiliki lahan yang diolah seadanya. Ubi kayu sangat penting bagi penduduk pedesaan miskin sebagai tanaman tumpuan bahkan juga selama musim kemarau dikarenakan tanaman ini toleransi terhadap kekeringan dan masa tanam panen yang fleksibel menjadikan ubi kayu sebagai tanaman pangan cadangan yang sangat bernilai bagi penduduk miskin (Rubatzky, 1998 ).

Kabupaten Simalungun, keadaan agroekosistemnya hampir sama dengan daerah lainnya di wilayah Provinsi Sumatera Utara, yaitu dominasi praktek usahatani adalah lahan kering. Dari gambaran fisik, agronomi, klimatologi dan sosial ekonomi kemasyarakatan, maka masyarakat pertanian di Kabupaten Simalungun menunjukkan pola usahatani berbasis tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura. Pola usaha yang dijalankan adalah menanam tanaman pangan (monokultur tanaman pangan), menanam tanaman perkebunan (monokultur


(16)

3 perkebunan), campuran tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura. Kombinasi ini sangat tergantung pada keadaan lahan dan sistem usahatani sekeliling petani.

Pola-pola usahatani yang dinampakkan petani Simalungun dewasa ini perlu dievaluasi dari berbagai segi, misalnya keragaman pola, kelayakan usaha dan keputusan menerapkan pola tersebut. Analisa kelayakan usaha bermanfaat dalam mengevaluasi nilai manfaat biaya dari kegiatan usahatani tersebut. Informasi tentang jenis usahatani dan pola usaha yang memberikan keuntungan untuk membantu petani dalam mengambil keputusan jenis usaha yang digeluti.

Pada tahun 2010, Kabupaten Simalungun, dengan luas panen ubi kayu 12.569 ha, produksi 353.930 ton merupakan penyumbang hasil ubi kayu sebesar 39,08 % dari produksi total Propinsi Sumatera Utara dengan produksi 905.571 ton. Sementara data tahun 2011 menunjukkan bahwa terjadi penurunan produksi dan luas panen menjadi 327.185 ton dengan luas panen 11.843 ha (BPS Provinsi Sumatera Utara dalam Angka 2012).

Salah satu sentra produksi ubikayu di Sumatera Utara adalah Kabupaten Simalungun, untuk melihat produksi ubikayu di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 1.


(17)

4

Tabel 1. Data luas lahan panen ubi kayu, produksi, produktivitas Di Kabupaten Simalungun per kecamatan (2013).

Kecamatan Luas lahan

panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Kw/Ha)

Silimakuta 23 555 241,21

P. Silimakuta 27 730 270,34

Purba 210 5.094 242,57

Haranggaol Horison 35 851 243,18

Dolok Pardamean 198 4.800 242,42

Sidamanik 105 2.625 250,02

P. Sidamanik 73 1.794 245,78

Girsang Simp.Bolon 199 4.843 243,36

Tanah Jawa 637 18.148 284,9

Hatonduhan 491 14.124 287,67

Dolok Panribuan 224 5.845 260,95

Jorlang Hataran 250 6.597 263,86

Panei 418 11.027 263,81

Panombeian Panei 516 13.669 264,9

Raya 257 6.970 271,22

Dolok Silau 290 7.083 244,22

Silau Kahean 465 11.027 245,77

Raya Kahean 436 11.428 281,16

Tapian Dolok 695 19.259 284

Dolokbatu Nanggar 461 12.994 281,86

Siantar 230 6.379 277,35

Gunung Malela 77 2.088 271,21

Gunung Maligas 186 4.596 266,43

Hutabayu Raja 787 21.607 274,55

Jawa M. Bahjambi 69 1.831 265,38

Pematang Bandar 601 17.477 290,8

Bandar Huluan 1.208 34.955 289,36

Bandar 1.876 54.493 291,1

Bandar Masilam 372 10.575 284,28

Bosar Maligas 207 5.803 280,33

Ujung Padang 224 5.844 260,87

Kabupaten Simalungun

11.843 327.182 276,27

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2014

Dari Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 produksi ubikayu Kabupaten Simalungun sebesar 327.182 ton, dimana kecamatan yang menjadi sentra produksi terbesar adalah Kecamatan Bandar dan Kecamatan Bandar


(18)

5 Huluan. Dan Kecamatan yang memiliki produksi terbesar adalah kecamatan Bandar dengan produksi sebesar 54.493 ton. Hal ini menunjukan bahwa Kecamatan Bandar memiliki potensi dan minat petani yang besar untuk komoditi ubi kayu. Sedangkan Kecamatan dengan produksi terkecil adalah Kecamatan Silimakuta dengan produksi sebesar 555 ton.

Tabel 2. Data luas panen, produksi, dan rata-rata produksi ubi kayu Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun (2008-2012).

Tahun

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi (Kw/Ha)

2008 1.701 43.396 255,12

2009 1.803 50.333 279.14

2010 1.661 49.760 299.58

2011 1.872 52.399 279.91

2012 1.572 47.849 304,00

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2013

Dari Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa tahun 2008 luas panen ubi kayu sebesar 1.701 ha dan produksinya sebesar 43.396 ton, dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan luas panen menjadi 1.803 ha atau meningkat sebesar 5,6 % dan produksi menjadi 50.333 ton atau meningkat sebesar 13,7 %. Pada tahun 2010 luas panen dan produksi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya luas panen menjadi 1.661 ha atau berkurung sebesar 8,5 % dan produksi menjadi 49.760 atau menurun sebesar 1,1 %, hal ini terjadi karena alih fungsi lahan yang dilakukan di Kececamatan Bandar. Dan pada tahun 2011 luas panen dan produksi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya luas panen menjadi 1.872 ha dan produksi menjadi 52.399 ton atau meningkat sebesar 5,03 %. Hal ini terjadi karena adanya


(19)

6 dukungan pemerintah kepada petani ubi kayu untuk meningkatkan pendapatan petani dengan pembebasan lahan kosong. Dan untuk produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 304 kw/ha, hal ini disebabkan petani sudah menggunakan bibit unggul.

Dari latar belakang tersebut dimana sebelumnya ubi kayu hanya dimanfaatkan untuk konsumsi saja, saat ini dengan berkembangannya industri ubi kayu maka ubi kayu sudah menjadi usahatani atau agribisnis, maka peneliti tertarik untuk menganalisis usaha ubi kayu.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana biaya produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian? 2. Berapa besar pendapatan dari usahatani ubi kayu?

3. Apakah usahatani ubi kayu layak untuk diusahakan?

1.2Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis biaya produksi usahtani ubi kayu di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisis besar pendapatan usahatani ubi kayu di daerah

penelitian.

3. Untuk menganalisis layak atau tidaknya usahatani ubi kayu di daerah penelitian.


(20)

7

1.3Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman bagi petani/produsen ubi kayu dalam menjalankan usahatani ubi kayunya.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan guna meningkatkan pendapatan usahatani ubi kayu

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya


(21)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Tinjauan Pustaka

Ubi kayu atau Manihot esculenta termasuk familia Euphorbiaceae, genus Manihot yang terdiri dari 100 spesies. Ada dua tipe tanaman ubi kayu yaitu tegak (bercabang dan tidak), dan tipe membentang.

Menurut (Richana, 2013) Ubi kayu diklarifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida Order : Malpighales Famili : Euphorbiaceae Sub Family : Crotonodeae Genus : Manihot

Species : Manihot esculenta

Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia (per 100 gram) antara lain: Kalori 146 kal, Protein 1,2 gram, Lemak 0,3 gram, Hidrat arang 34,7 gram, Kalsium 33 mg, Fosfor 40 mg, dan Zat besi 0,7 mg. Buah ubi kayu mengandung (per 100 gram): Vitamin B1 0,06 mg, Vitamin C 30 mg, dan 75% bagian buah yang dapat dimakan. Daun ubi kayu mangandung (per 100 gram): Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal, Fosfor 54 mg, Protein 6,8 mg, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram, Zat besi 2 mg, dan 87% bagian daun dapat dimakan. Kulit batangnya mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.


(22)

9 Perlu diketahui bahwa meskipun ubi kayu diperkirakan dari Brazilia, namun dapat tumbuh dan populer di Indonesia. Karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman lainnya karena:

1. Ubi kayu dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur. 2. Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.

3. Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi beragam makanan utama maupun makanan ringan.

4. Selain itu ubi kayu adalah penghasil kalori yang efisien. Artinya tanaman ubi kayu mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien di daerah tropis.

Analisis kelayakan secara keseluruhan menunjukkan bahwa usahatani baik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan telah memberikan nilai yang positif bagi peningkatan pendapatan petani yang ditunjukkan oleh nilai kelayakan yang menguntungkan tetapi berada pada level positif yang rendah. Hampir semua komoditas dapat ditingkatkan produktivitasnya dengan meningkatkan penggunaan input serta mengurangi biaya tenaga kerja. Peningkatan penggunaan input dapat meningkatkan produksi komoditas dan selanjutnya memberikan peningkatan pada pendapatan petani.

Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan secara ekonomi, untuk tanaman (padi sawah, padi gogo, jagung, kacang hijau, kacang tanah, bawang merah, dan ubi kayu). Indikator yang digunakan adalah rasio penerimaan dengan total biaya (R/C ratio). Suatu usahatani tanaman tertentu dikatakan layak apabila nilai R/C-nya lebih besar dari satu, dimana semakin tinggi


(23)

10 nilai R/C ratio maka usahatani tersebut semakin menguntungkan (Gray et al, 1992).

Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Simalungun khususnya di kecamatan Bandar. Tanaman ini umumnya diusahakan di lahan yang cukup luas dan hasilnya umumnya untuk dijual. Petani menjual ubi kayunya kepada Agen pengumpul ubi kayu di Kecamtan bandar dengan harga Rp 900/kg.

2.2 Landasan Teori

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang maksimal (Suratiyah, 2009)

Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut usahatani komersial. Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan/pendapatannya bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007)

Dalam usahatani biaya diklarifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan


(24)

11 sebagai biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak maupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Misalnya biaya pajak yang akan tetap dibayar walaupun usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Disisi lain biaya tidak tetap atau biaya variable biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Misalnya biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah (Soekartawi, 1995).

Beberapa faktor produksi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi meliputi; luas lahan yang dimilki, jumlah benih yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, banyaknya pupuk yang digunakan, banyaknya pestisida yang digunakan, keadaan pengairan, tingkat pengetahuan dan keterampilan, tingkat kesuburan tanah, iklim atau musim, modal yang tersedia. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi (Soekartawi, 2002).

Modal adalah syarat mutlak untuk berlansungnya suatu usaha. Modal dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, kegunaan, waktu, juga fungsi. Pembagian modal berdasarkan fungsi sangat penting dilakukan dalam memperhitungkan biya usahatani. Modal berdasarkan fungsinya dibagi atas modal tidak tetap dan modal tetap. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dipakai sekali dalam produksi, sedangkan modal tetap perlu diperhitungkan terlebih dahulu karena tidak semua


(25)

12 modal tetap dibebankan pada produksi. Salah satu kosekuensi dari penggunaan modal tetap adalah penyusutan (Suratiyah, 2009).

Penerimaan total (total revenue) adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas penjualan barang hasil produksinya. Penerimaan rata-rata (average revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang. Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah tambahan penerimaan dengan menjual suatu unit lagi hasil produksinya (Soekartawi, 1995).

Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total (penerimaan) dengan nilai total input (biaya). Selisih dinamakan pendapatan pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan adalah jumlah yang tersisa setelah biaya yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan (Soekartawi, 1995).

Menurut (Nitiseminto dan Burhan, 2000) Studi kelayakan (feabisility study) diartikan sebagai suatu metode penjajahan dari suatu gagasan usaha tentang suatu kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan karena seorang peengusaha tanpa melakukan studi kelayakan sehingga mungkin akan memahami kegagalan dengan kerugian yang sangat besar.

Kelayakan artinya menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan mereka yang diinginkan. Layak disini diartikan juga akan memberikan


(26)

13 keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas (Kasmir dan Jakfar, 2007). Dalam uji kelayakan, kriteria yang digunakan yaitu:

1. R/C (Revenue – Cost Ratio)

R/C merupakan kriteria uji kelayakan dengan membandingkan besar penerimaan (revenue) dengan besar biaya yang dikeluarkan (cost). Secara sederhana menggunakan rumus:

a = R/C

Dimana:

a = Kelayakan

R = Revenue (penerimaan) C = Cost (biaya)

Besarnya penerimaan merupakan total yang diterima perusahaan dari hasil penjualannya. Secara singkat, formula untuk menghitung besar penerimaan yaitu:

TR = P . Q

Dimana:

TR = total revenue (total penerimaan) P = price/harga jual

Q = quantity/jumlah yang terjual

Keuntungan merupakan pendapatan yang diperoleh produsen dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula pendapatannya (Teguh, 2010).


(27)

14

I = TR – TC

Dimana:

I = income (pendapatan)

TR = total revenue (total penerimaan) TC = total cost (total biaya)

(Soekartawi, 1993).

2.3 Kerangka Pemikiran

Petani dalam mengusahakan petaninya menggunakan beberapa faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, pupuk/pestisida, bibit, peralatan secara cermat, sebab pengembalian biaya yang dikorbankan akan bergantung dari keberhasilan usahatani yang dikelola. Karakteristik petani juga mempengaruhi dalam usahatani seperti umur, pendidikan, pengalaman bertani dan juga jumlah tanggungan.

Dari usahatani tersebut diperoleh produksi yang oleh petani akan dijual dengan tingkat harga tertentu. Dari hasil penjualan tersebut petani memperoleh imbalan dalam bentuk uang. Uang yang diterima petani disebut penerimaan atau pendapatan kotor.

Penerimaan atau pendapatan kotor tersebut bila dikurangi dengan biaya produksi dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dikorbankan petani tersebut, disebut dengan pendapatan bersih atau keuntungan dari usahatani ubi kayu. Keuntungan petani juga dapat diketahui dari analisis kelayakan (R/C), sehingga akan terlihat hasilnya apakah usahatani itu menguntungkan (layak) atau tidak menguntungkan (tidak layak) untuk diusahakan. Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut:


(28)

15

SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan:

: hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Biaya Produksi

Penerimaan

Menguntungkan (layak)

Tidak menguntungkan

(tidak layak) Analisis (R/C)

Pendapatan Produksi

Harga Jual Petani

Usahatani Ubi Kayu Faktor –faktor Produksi:

• Lahan

• Bibit

• Pupuk/pestisida


(29)

16

2.4 Hipotesis Penelitian

1) Biaya produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian didominasi oleh biaya bibit


(30)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja yaitu teknik penentuan suatu daerah berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap suatu objek yang sesuai dengan tujuan.Daerah penelitian yang dipilih adalah Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun karena Desa Marihat Bandar merupakan sentra produksi ubi kayu kedua terbesar di Simalungundan merupakan daerah tempat tinggal peneliti.

Tabel 3. Data Produksi Ubikayu Berdasarkan Produsen Ubi kayu di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun Tahun 2014

No Desa Luas Tanam (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

1 Pematang Kerasaan

40 1.200 30

2 Pematang Kerasaan Rejo

90 2.610 29

3 Marihat Bandar 110 3.410 31

4 Land Bau 85 2.550 30

5 Timbaan 0 0 0

6 Bandar Pulo 90 2.700 30

7 Bandar Rakyat 25 750 30

8 Nagori Bandar 20 620 31

9 Perdagangan 1 0 0 0

10 Perdagangan 2 0 0 0

11 Perdagangan 3 230 7.360 32

12 Perlanaan 15 435 29

13 Sugarang Bayu 0 0 0

14 Bandar Jawa 25 750 30

15 Sidotani 10 280 28

16 Bah Lias 0 0 0

Total 740 22.665 30,62

Sumber : BP3K Kecamatan Bandar, 2015


(31)

18

3.2 Metode Penentuan Sampel

Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di Desa Marihat Bandar didapat jumlah populasi petani ubi kayu adalah sebanyak 132 petani dengan luas panen yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria sampel yang diuji yaitu populasi petani yang mata pencaharian utamanya ubi kayu sebanyak 60 orang. Maka untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti digunakan rumus Slovin yaitu:

� = �

1 +��2

Keterangan : n = Sampel N = Populasi

e = Kesalahan pengambilan keputusan yang ditolerir 0,1

�= 60

1+60(0.12) = 37 sampel

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin didapat jumlah sebanyak 37 petani yang menjadi objek penelitian.

3.3Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu berupa kuesioner dan wawancara kepada petani ubi kayu yang sebelumnya telah disusun daftar pertanyaan. Jenis data yang dikumpulkan seperti data harga output dan harga input yang digunakan dalam usahatani ubi kayu. Data sekunder diperoleh dari literatur, instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, dan Media Online.


(32)

19

3.4 Metode Analisis Data

Dari data-data yang telah diperoleh dilakukan perhitungan sederhana kemudian dianalisis dengan menggunakan alat uji yang sesuai dengan hipotesis.

a. Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan melihat jumlah biaya produksi menggunakan analisis sederhana dengan rumus:

TC = TFC + TVC

Dimana:

TC = Total cost (total biaya)

TFC = Total fixed cost (total biaya tetap)

TVC = Total variable cost (total biaya variabel)

b. Identifikasi masalah 2 (hipotesis 2) dihitung dengan analisis sederhana mencari pendapatan usaha. Untuk penerimaan dihitung dengan rumus:

TR = Y . Py

Dimana:

TR = Total revenue (total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh

Py = Harga Y

Maka pendapatan dapat diperoleh dengan rumus:

I = TR – TC

Dimana:

I = Income (pendapatan)

TR = Total revenue (total penerimaan) TC = Total cost (total biaya)


(33)

20 c. Identifikasi masalah 3 (hipotesis 3) mengenai kelayakan usaha dianalisis

dengan menggunakan kriteria R/C dengan rumus:

a = R/C

a = R/C R = Py . Y C = TFC + TVC

a = Py . Y / (TFC + TVC) Dimana:

a : R/C ratio

R = Revenue (penerimaan) C = Cost (biaya)

Py = Harga y Y = output

TFC = Total fixed cost (total biaya tetap) TVC = Total variable cost (total biaya variabel) Dengan kriteria uji:

• Apabila R/C > 1, maka usaha layak dikembangkan

• Apabila R/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak dikembangkan

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam membuat penelitian ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional dalam penelitian ini, antara lain:


(34)

21

3.5.1 Definisi

1. Usahatani ubi kayu adalah usahatani yang dilakukan dalam mengusahakan ubi kayu di daerah penelitian mulai dari penyediaan input, produksi yang menghasilkan keluaran ubi kayu.

2. Biaya input adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani.

3. Output adalah hasil dari produksi dalam usahatani.

4. Produksi adalah jumlah komoditi yang dihasilkan (ton) dalam satuan tanam (ha).

5. Penerimaan usahatani adalah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual yang diukur dengan harga.

6. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masih berlangsung.

7. Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani dikurangi biaya produksi.

8. Kelayakan usaha adalah ukuran suatu usaha dapat menghasilkan keuntungan dengan membandingkan penerimaan dengan seluruh biaya produksi.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Sampel adalah petani yang mata pencaharian utamanya ubi kayu dan mengusahakan ubi kayu sampai saat ini.

2. Daerah penelitian adalah Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.


(35)

22

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Daerah yang menjadi penelitian berada di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. Berikut deskripsi daerah penelitian Desa Marihat Bandar:

4.1.1 Luas dan Letak Geografis

Desa Marihat Bandar adalah salah satu dari 12 desa di Kecamatan Bandar dengan Luas Wilayah desa Marihat Bandar ± 80,30 km². Desa Marihat Bandar berada di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah sebesar 850 Ha. Secara administrasi Desa Marihat Bandar mempunyai batas – batas sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Land Baow

Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagori Pematang Kerasaan Rejo Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Bandar Rakyat

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Huta Bayu Raja


(36)

23

4.1.2 Keadaan Penduduk

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Marihat Bandar berjumlah 5329 orang dengan rumah tangga yang tersebar di setiap Dusun. Berdasarkan golongan umur sampel penduduk Desa Marihat Bandar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Marihat Bandar Tahun 2014

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki 2507 47,05

Perempuan 2822 52,95

Total 5329 100

Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015

Dari Tabel 4 dapat dilihat penduduk di Desa Marihat Bandar pada tahun 2014 berjumlah 5329 jiwa atau 1337 kepala keluarga. Dan berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk perempuan sebanyak 2822 jiwa (52,95%) dari total penduduk sebanyak 5329 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah 2507 jiwa (47,05)

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan tingkat kemiskinan

Dilihat dari tingkat kemiskinan ternyata tingkat kemiskinan di Desa Marihat Bandar cukup besar. Berikut gambaran jumlah penduduk menurut Dusun di Desa Marihat Bandar:


(37)

24

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut tingkat kemiskinan di Desa Marihat Bandar Tahun 2014

Uraian RTTM RTM RTSM

Dusun 1 89 83 15

Dusun 2 104 94 18

Dusun 3 69 110 23

Dusun 4 66 64 17

Dusun 5 124 45 13

Dusun 6 127 48 15

Dusun 7 118 62 33

Dusun 8 697 506 134

Total 1394 1012 268

Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015

Tabel 5 di atas menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan rumah tangga sangat miskin berjumlah 134 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga. Dan jumlah rumah tangga miskin sebesar 506 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga. Sedangkan rumah tangga tidak miskin berjumlah 697 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di suatu desa sangat dibutuhkan demi perkembangan desa tersebut. Untuk mencapai desa ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Di Desa Marihat Bandar, sarana dan prasarana yang dibutuhkan penduduk, seperti sarana ibadah, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain telah tersedia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini:


(38)

25

Tabel 6. Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Sekolah

a. SD 4

2

Kesehatan

a. Puskesmas Pembantu 1

3

Tempat Peribadahan

a. Mesjid 4

b. Gereja 5

4

Transportasi

a. Jalan 10 km

Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015

4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi

a. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian

Di Desa Desa Marihat Bandar Mata Pencaharian penduduk mayoritas adalah petani yang terdiri dari Ubi Kayu, Kelapa Sawit, Padi, dan Jagung. Sebagian lagi masyarakat di desa ini adalah swasta dan PNS. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) menurut kelompok mata pencaharian di Desa Marihat Bandar dapat dilihat pada Tabel 7.


(39)

26

Tabel 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Desa Marihat Bandar 2014

No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

1. Petani 335

2. Guru 28

3. Tenaga`Kesehatan 11

4. Pegawai Tetap 58

5. Pedagang 299

6. Tukang 124

7. Pengrajin 35

8. Lainnya 654

Sumber: Kantor Kepala Desa Marihat Bandar, 2015

4.2 Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi, keadaan serta status dari petani. Karakteristik seorang responden didalam suatu penelitian akan sangat membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya.

Karakteristik petani usahatani ubi kayu pada penelitian ini, terdiri dari umur usahatani, umur petani sampel, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi, produktivitas, akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.


(40)

27

Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel Di desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun 2015

No Uraian Range Rataan

1 Umur Petani Sampel (Tahun) 36 - 62 49,11

2 Tingkat Pendidikan (Tahun) 06 – 12 10,5

3 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 0 - 5 2,14

4 Luas Lahan (Ha) 0,4 - 0.96 0,76

5 Bibit (Goni) 80 - 192 152,86

6 Produksi (Kg) 1100 - 2640 2.084,59

Sumber: Kantor Kepala Desa Marihat Bandar, 2015

Umur petani ubi kayu di Desa Marihat Bandar berkisar antara 36 - 62 tahun dengan rata-rata umur 49,11 tahun. Berdasarkan data umur yang diperoleh, pada umumnya petani ubi kayu berada pada usia produktif sehingga mempunyai kemampuan lebih baik dalam berfikir dan bertindak untuk merencanakan suatu kegiatan. Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahatani yang dikerjakannya. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sedangkan semakin tua umur petani maka kemampuan kerjanya relatif menurun, produktifitas kerja petani ubi kayu juga terbatas setelah melewati tahap jenuh dalam mengerjakan usahataninya. Sementara itu petani yang masih muda memiliki tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru yang disampaikan oleh para ahli atau penyuluh pertanian, dan cepat menerima perkembangan teknologi yang berhubungan dengan usahatani yang petani kopi kerjakan. Petani muda ini juga lebih berani mengambil resiko meskipun masih kurang memiliki pengalaman yang cukup dibanding dengan petani usia tua. Oleh karena itu, usia


(41)

28 sangat mempengaruhi kemampuan petani untuk mengambil keputusan untuk usahataninya.

Pendidikan formal merupakan salah satu factor yang penting dalam mengelola usahatani dimana respon petani terhadap teknologi yang sedang berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin mudah untuk mengadopsi teknologi dalam menjalankan usahataninya. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian berkisar 6 – 12 tahun dengan rata-rata 10,50. Dari data ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani sampel di daerrah penelitian tergolong sedang untuk mengadopsi teknologi.

Jumlah tanggungan keluarga dalam daerah penelitian akan berpengaruh terhadap distribusi pendapatan dan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga Jumlah tanggungan keluarga di daerah penelitian berkisar 0 - 5 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2 orang. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka akan semakin banyak pula tenaga kerja dalam keluarga.

Besarnya luas pengolahan lahan petani ubi kayu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usahatani. Dalam usahatani, pengusahaan lahan yang sempit sudah pasti tidak efisien dibandingkan dengan pengusahaan lahan yang luas. Luas lahan usahatani yang dikelola akan berpengaruh terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, dan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut. Besarnya produksi ubi kayu juga dipengaruhi oleh luasnya lahan yang dimiliki petani ubi kayu. Dan hal ini juga


(42)

29 akan meningkatkan besarnya biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja. Luas lahan ubi kayu berkisar antara 0,4 Ha sampai 0.96 Ha dengan rata-rata luas lahan 0,76 Ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa luas lahan yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian masih tergolong sangat kecil.

Banyaknya bibit ubi kayu yang diusahakan pada usahatani ubi kayu juga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi ubi kayu. Semakin banyak bibit yang diusahakan maka akan semakin besar pula hasil produksi yang didapat. Bibit ubi kayu petani sampel di daerah penelitian berkisar antara 80 – 192 dengan rata-rata 152,86 goni, dari data tersebut dapat dilihat bahwa benih ubi kayu yang diusahakan oleh petani masi tergolong kecil jika dibandingkan dengan luas lahan yang dipakai.


(43)

30

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu

Sebagai pelaksana usahatani setiap petani mengharapkan produksi yang besar untuk menghasilkan pendapatan yang besar pula. Sama halnya dengan petani Ubi kayu di Desa Marihat Bandar Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. Sebagaimana yang disebutkan dalam metode penelitian bahwa sampel petani yang akan diteliti adalah sebanyak 37 petani Ubi kayu, mereka memiliki rata-rata lahan sebesar 0,7 Ha. Letak lahan yang diusahakan petani umumnya tidak mengelompok dalam satu tempat, tetapi terpencar-pencar di berbagai lokasi. Hal ini dikarenakan banyak lahan petani yang telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan sawit. Dalam proses produksi dikeluarkan biaya-biaya yang mendukung terjadinya proses produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dimana penggunaanya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah biaya penyusutan alat, pajak dan bangunan. Selain biaya tetap terdapat juga biaya tidak tetap (Variable Cost) dimana penggunaanya habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk ke dalam biaya tidak tetap adalah pupuk, bibit, dan tenaga kerja.

5.1.1 Biaya Tetap

Biaya tetap yang dianalisis oleh peneliti adalah biaya penyusutan alat dan pajak Lahan.


(44)

31

1. Penyusutan Peralatan

Penyusutan biaya peralatan yang dihitung meliputi penyusutan peralatan diantaranya terdiri atas Cangkul, Parang, dan Pompa. Dimana, untuk rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran, sedangkan rata-rata besarnya biaya penyusutan peralatan yang dikeluarkan oleh per petani Ubi kayu dan per hektar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Rata-Rata Biaya Tetap (Penyusutan Peralatan) Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Per Masa tanam Produksi

No. Alat Biaya per petani (Rp) Biaya per hektar (Rp)

1 Cangkul 38.358,33 49.503,25

2 Parang 16.663,89 22.063,54

3 Pompa 31.945,95 38.581,64

Total 86.968 110.148

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 10,11,12

Berdasarkan tabel 9 di atas diketahui bahwa rata-rata biaya tetap penyusutan peralatan usahatani ubi kayu sebesar Rp. 86.968 per petani. Untuk cangkul sebesar Rp. 38.358,33 per petani per masa tanam. Untuk parang sebesar Rp. 16663,89 per petani dalam sekali masa tanam. Pompa sebesar Rp. 31.945,95 per petani dalam sekali masa tanam, total biaya penyusutan di dapat sebesar Rp. 110.148 per Ha. Dari data tersebut diketahui bahwa cangkul adalah biaya penyusutan terbesar yang harus dikeluarkan dalam usahatani ubi kayu.


(45)

32

2. Pajak Lahan

Dalam usahatani ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, para petani ubi kayu membayar pajak lahan untuk usahatani ubi kayu. Petani membayar pajak lahan selama satu tahun untuk produksi usahatani ubi kayu.

Berdasarkan rincian besarnya komponen masing-masing biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha ubi kayu untuk penyusutan peralatan dan pajak lahan diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 10. Biaya Tetap Pajak Lahan Usahatani Ubi kayu Per Petani dan Per Ha Permasa tanam

No Komponen Biaya Tetap Biaya Per Petani (Rp) Biaya Per Hektar (Rp)

1 Penyusutan Peralatan 86.968 110.148

2 Pajak Lahan Ubi kayu 88.375 115.625

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 4

Dari data tabel 10 diketahui bahwa biaya penyusutan peralatan per petani mencapai Rp. 86.968,- untuk per masa tanam. Sedangkan untuk pajak lahan ubi kayu mencapai Rp. 88.375,- untuk per masa tanam dan sebesar Rp. 115.625,- untuk perHa. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa pajak lahan ubi kayu merupakan biaya tetap terbesar yang harus dikeluarkan petani dalam berusahatani ubi kayu.


(46)

33

5.1.2 Biaya Variabel

Biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan usahatani di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, terdiri atas biaya bibit, pupuk dan tenaga kerja. Penjelasan umum untuk biaya variabel akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Bibit

Bibit ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun merupakan bibit malaysia. Untuk rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam pembelian bibit sebagai komponen biaya variabel dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 11. Rata-Rata Biaya Produksi Bibit Ubi kayu Per Petani Per Ha Per Masa tanam

No Uraian Rupiah

1 Per Petani 3.821.622

2 Per Ha 5.000.000

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 2

Berdasarkan data di tabel 11 diketahui bahwa rata-rata biaya produksi bibit ubi kayu per petani mencapai Rp. 3.821.622,- dan sebesar Rp. 5.000.000,- untuk per Ha dalam sekali masa tanam. Dari data tersebut didapat bahwa biaya produksi bibit ubi kayu merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan oleh petani ubi kayu.


(47)

34

2. Pupuk

Untuk pupuk ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun harus diberikan dengan dosis yang tepat untuk meningkatkan produksi ubi kayu pemberian pupuk ubi kayu disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki petani. Besarnya rata-rata jumlah biaya pupuk yang dikeluarkan petani dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 12. Rata-Rata Biaya Pupuk Dan Pestisida Usahatani Ubi Kayu Per Petani Per Ha Per Masa tanam

No Komponen Biaya Variabel

Biaya Per Petani (Rp)

Biaya Per Hektar (Rp)

1 Pupuk 592.351 775.000

2 Pestisida 288.922,43 376.732,31

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 3 dan 13

Berdasarkan tabel 12 diperoleh rata-rata biaya pupuk yang dikeluarkan dalam usahatani ubi kayu per petani mencapai Rp. 592,351,- untuk sekali masa tanam dan Rp. 775.000,- untuk perHa. Sedangkan biaya pestisida yang dikeluarkan sebesar Rp. 288.922,43,- dan sebesar Rp. 376.732,3,- untuk perHa.

3. Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Jenis komoditi yang diusahakan menentukan jumlah tenaga kerja. Besarnya biaya tenaga kerja didasarkan pada jumlah hari kerja yang dilakukan dan jumlah tenaga kerja yang terlibat. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani ubi kayu di daerah penelitian adalah tenaga kerja dalam dan luar keluarga. Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usahatani ubi kayu perpetani dan perHa dalam sekali masa tanam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(48)

35

Tabel 13. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu Per Petani Per Ha Per Masa tanam

No Rata-rata biaya Tenaga Kerja Rupiah

1 PerPetani 2.713.986,49

2 PerHa 3.530.537

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 5,6,7,8,9

Berdasarkan data tabel 13 diatas didapat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usahatani Ubi kayu mencapai Rp. 2.713.986,49,- untuk sekali masa tanam dan Rp. 3.530.537,- untuk perHa.

Setelah diperoleh biaya tetap dan biaya variabel, penjumlahan kedua biaya tersebutlah yang menjadi biaya produksi usahatani ubi kayu yang rata-rata biaya produksi usahatani tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 14. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Per Masa tanam

No Rata-rata Biaya Produksi Rupiah

1 PerPetani 7.606.479

2 PerHa 9.908.042,76

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 14

Dari data tabel 14 di ketahui bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam usahatani ubi kayu mencapai Rp. 7.606.479,- dalam sekali masa tanam dan Rp. 9.908.042,76,- untuk perHa


(49)

36 Berikut ini ditampilkan tabel rekapitulasi komponen biaya produksi per Ha dan proporsinya.

Tabel 15. Rekapitulasi Komponen Biaya Produksi Per Ha Dan Proporsinya

No Komponen Biaya Rp %

1 Biaya Tetap

1. Penyusutan 110.148 1,11

2. Pajak Lahan 115.625 1,17

2 Biaya Variabel

1. Bibit 5.000.000 50,47

2. Pupuk 3. Pestisida

775.000 376.732,31

7,82 3,80

4. Tenaga Kerja 3.530.537 35,63

Total 9.908.042 100

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 17

Berdasarkan tabel rekapitulasi komponen biaya produksi per Ha tersebut di dapat bahwa komponen biaya bibit ubi kayu merupakan komponen biaya terbesar yang dikeluarkan petani untuk produksi ubi kayu. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.

5.2 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja merupakan seberapa banyak produksi pertanian yang dalam hal ini adalah ubi kayu yang dapat dihasilkan dalam setiap 1 HKO yang di curahkan. Secara rata-rata produksi, produktivitas tenaga kerja yang


(50)

37 dimiliki oleh petani sampel di Desa Marihat Bandar Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 16 berikut :

Tabel 16. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu PerPetani Permasa tanam

No. Uraian Satuan Nilai

1 Rata-rata Produksi Kg 2.084,59

2 Rata-rata Curahan Tenaga Kerja HKO 45,54 3 Rata-rata Produktivitas Tenaga

Kerja Kg/HKO 45,77

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 15

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa rata-rata produktivitas tenaga kerja yang diperoleh sebesar 45,77 Kg/HKO dalam satu masa tanam dengan dengan rata-rata produksi 45,54 Kg dan rata-rata luas lahan 0,76 Ha.

5.3 Produktivitas Lahan

Produktivitas lahan, disini kita dapat mengetahui jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu lahan usahatani dalam setiap hektar lahan yang dipakai untuk kegiatan usahatani ubi kayu. Secara rata-rata, produksi, produktivitas lahan yang dimiliki oleh petani sampel di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 17. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Lahan Usahatani Ubi Kayu Per Petani Permasa tanam

No. Uraian Satuan Nilai

1 Rata-rata Produksi Kg 2.084,59

2 Rata-Rata Luas Lahan Ha 0,76

3 Rata-rata Produktivitas Lahan Kg/Ha 2.727,37 Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 15


(51)

38 Berdasarkan Tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa produktivitas lahan yang yang di dapat hanya sebesar 2.727,37 kg/ha permasa tanam dengan rata-rata produksi 2.084,59 kg dan dengan rata-rata luas lahan 0,76 ha.

5.4 Tingkat Pendapatan Usahatani Ubi Kayu

Dalam menjalankan usahatani ubi kayu, petani ubi kayu didaerah penelitian dapat memanen hasil produksinya 1 kali dalam setahun. Hal ini dikarenakan ubi kayu sudah mulai dapat di panen saat berumur 8 bulan. Saat dipanen, pemanenan dilakukan oleh pihak yang membeli ubi kayu, sehingga harga ubi kayu di tetapkan oleh pihak pembeli ubi kayu. Dengan demikian tidak ada perlakuan pasca panen yang dilakukan terhadap ubi kayu tersebut.

Pendapatan petani dapat diketahui dengan mengurangkan hasil penerimaan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi ubi kayu. Sedangkan penerimaan adalah perkalian antara produksi ubi kayu dengan harga jual ubi kayu.

Dibawah ini akan disajikan rata-rata penerimaan dan pendapatan usahatani ubi kayu per petani dan per Ha per masa tanam di Desa Marihat Bandar.

Tabel 18. Rata-Rata Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani

No Uraian

Rata-rata

Penerimaan(Rp)

Rata-rata Biaya Produksi (Rp)

Rata-rata

Pendapatan (Rp)

1 Per Petani 21.018.919 7.606.479 13.412.440 2 Per Ha 27.500.000 9.908.042,7640 17.591.957,24 Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 14, 16, 17


(52)

39 Dari data tabel 18 diketahui bahwa rata-rata penerimaan petani dalam sekali masa tanam produksi mencapai Rp. 21.018.919 per petani dan sebesar Rp. 27.500.000,- perHa . Pendapatan yang diperoleh petani ubi kayu per petani mencapai Rp. 13.412.440,- dalam sekali masa tanam produksi dan sebesar Rp. 17.591.957,24,- perHa.

5.5 Analisis Kelayakan Usahatani Ubi kayu

Setiap petani dalam berusaha tani yang dilakukannya pasti mengharapkan keuntungan yang besar. Menganalisis kelayakan usahatani berguna untuk mengetahui apakah suatu usahatani tersebut layak di usahakan atau tidak. Kelayakan usahatani ubi kayu dapat diketahui dengan menghitung nilai R/C. Nilai R/C dari usahatani ubi kayu di Desa Marihat Bandar dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 19. Nilai R/C Ratio per Petani

No Uraian Nilai/Ha

1 R/C 2,79

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 18

Salah satu kriteria kelayakan usahatani untuk usahatani semusim atau jangka pendek adalah R/C. Usahatani dapat dikatakan layak untuk dikembangkan jika nilai R/C >1. Nilai 2,79 juga menunjukkan bahwa hasil keuntungan yang didapat dari penjualan ubi kayu mencapai 279% dari modal yang dikeluarkan. Nilai R/C yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak untuk dikembangkan.


(53)

40 Namun berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis kedua yang mengatakan bahwa usahatani ubi kayu layak dikembangkan adalah sesuai dengan hasil yang diperoleh di daerah penelitian. Dengan demikian hipotesis kedua diterima.


(54)

41

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani ubi kayu per Ha didominasi oleh biaya bibit

2. Produktivitas tenaga kerja dalam usahatani ubi kayu cukup tinggi

3. Produktivitas lahan dalam usahatani ubi kayu lebih rendah dari standart produktivitas lahan usahatani ubi kayu.

4. Usahatani ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun layak untuk diusahakan dan dikembangkan.

6.2 Saran

Kepada Petani

Untuk menggunakan dosis pupuk yang tepat guna meningkatkan produksi ubi kayu dan lebih memperhatikan kinerja tenaga kerja agar didapat produktivitas tenaga kerja yang baik.

Kepada pemerintah

Agar pemerintah dapat lebih memperhatikan petani ubi kayu dengan memberikan bantuan modal dan mengawasi harga jual ubi kayu di pasar.

Kepada peneliti selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang analisis pemasaran ubi kayu, mengingat ubi kayu memiliki prospek yang baik ke depannya.


(55)

42

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. (Diakses tanggal 05 januari 2015)

Aram II. Strategi Industri Pangan Menghadapi Pasar Global. Majalah Pangan No.33, Vol. IX. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2007-2013. Kecamatan Bandar Dalam Angka 2007-2013. Sumatera Utara : BPS Simalungun

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2012. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2012. Sumatera Utara : BPS Sumatera Utara

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Statistik Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Simalungun 2011. Sumatera Utara : BPS Simalungun

Darjanto dan Murjati. 1980. Khasiat, Racun dan Masakan Ketela Pohon. Bogor: yayasan Dewi Sri.

Gray Clive,dkk,1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta

Kasmir dan Jakfar. 2007.Studi Kelayakan Bisnis.Edisi Kedua. Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit Prenada Media group

Richana,N dkk. 2012. Budidaya Singkong. ITB . Bandung

Rubatzky, V.1998. Sayuran Dunia Prinsip Produksi, dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung.

Rismayani. 2007. Analisis Usahatani DAN Pemasaran Hasil. USU Press. Medan

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press). Jakarta.


(56)

43 Suratiyah,K. 2009.Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Penerbit Raja Grafindo. Jakarta


(57)

Lampiran 1. Identitas Petani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar No. Sampel Umur

(Tahun)

Tingkat Pendidikan (Tahun)

Jumlah Tanggungan

(Jiwa) Luas Lahan

1 50 12 3 0,66

2 49 12 3 0,48

3 62 12 2 0,64

4 50 12 1 0,40

5 49 12 3 0,72

6 45 12 3 0,80

7 48 12 2 0,72

8 37 12 2 0,88

9 56 9 1 0,84

10 47 9 2 0,84

11 37 12 0 0,76

12 59 6 2 0,68

13 46 9 3 0,76

14 47 12 2 0,72

15 49 12 4 0,92

16 39 12 1 0,84

17 46 12 2 0,80

18 50 9 3 0,88

19 58 6 2 0,84

20 47 12 5 0,76

21 48 12 4 0,72

22 46 12 3 0,72

23 37 12 2 0,76

24 56 9 1 0,64

25 57 6 1 0,80

26 46 12 3 0,72

27 48 12 2 0,68

28 58 9 2 0,96

29 62 9 0 0,76

30 56 6 1 0,68

31 46 12 4 0,84

32 47 12 3 0,82

33 55 9 1 0,80

34 57 6 1 0,96

35 44 12 3 0,92

36 36 12 1 0,72

37 48 12 2 0,84

Total 1.768 378 77 27,62


(58)

Lampiran 2. Faktor Produksi Bibit Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Jumlah Bibit

(Goni) Harga (Rp/goni)

PerMasa Tanam Harga Bibit @25000 (Goni)

PerPetani Harga Bibit @25000 (Goni) PerHa

1 0,66 132 25.000 3.300.000 5.000.000

2 0,48 96 25.000 2.400.000 5.000.000

3 0,64 128 25.000 3.200.000 5.000.000

4 0,40 80 25.000 2.000.000 5.000.000

5 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

6 0,80 160 25.000 4.000.000 5.000.000

7 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

8 0,88 176 25.000 4.400.000 5.000.000

9 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

10 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

11 0,76 152 25.000 3.800.000 5.000.000

12 0,68 136 25.000 3.400.000 5.000.000

13 0,76 152 25.000 3.800.000 5.000.000

14 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

15 0,92 184 25.000 4.600.000 5.000.000

16 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

17 0,80 160 25.000 4.000.000 5.000.000

18 0,88 176 25.000 4.400.000 5.000.000

19 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

20 0,76 152 25.000 3.800.000 5.000.000

21 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

22 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000


(59)

24 0,64 128 25.000 3.200.000 5.000.000

25 0,80 160 25.000 4.000.000 5.000.000

26 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

27 0,68 136 25.000 3.400.000 5.000.000

28 0,96 192 25.000 4.800.000 5.000.000

29 0,76 152 25.000 3.800.000 5.000.000

30 0,68 136 25.000 3.400.000 5.000.000

31 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

32 0,82 164 25.000 4.100.000 5.000.000

33 0,80 160 25.000 4.000.000 5.000.000

34 0,96 192 25.000 4.800.000 5.000.000

35 0,92 184 25.000 4.600.000 5.000.000

36 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

37 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

Total 27,62 5656 925.000 141.400.000 185.000.000


(60)

Lampiran 3. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Ubi Kayu Di Desa Marihat Bandar

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Pupuk

harga urea harga Phonska Rp.20.000 perkg

PerMasa Tanam Urea (Kg) Phoska (Kg) Total harga pupuk

PerPetani Total harga pupuk PerHa

1 0,66 132 99 264.000 247.500 511.500 775.000

2 0,48 96 72 192.000 180.000 372.000 775.000

3 0,64 128 96 256.000 240.000 496.000 775.000

4 0,40 80 60 160.000 150.000 310.000 775.000

5 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

6 0,80 160 120 320.000 300.000 620.000 775.000

7 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

8 0,88 176 132 352.000 330.000 682.000 775.000

9 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

10 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

11 0,76 152 114 304.000 285.000 589.000 775.000

12 0,68 136 102 272.000 255.000 527.000 775.000

13 0,76 152 114 304.000 285.000 589.000 775.000

14 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

15 0,92 184 138 368.000 345.000 713.000 775.000

16 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

17 0,80 160 120 320.000 300.000 620.000 775.000

18 0,88 176 132 352.000 330.000 682.000 775.000

19 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

20 0,76 152 114 304.000 285.000 589.000 775.000

21 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

22 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000


(61)

24 0,64 128 96 256.000 240.000 496.000 775.000

25 0,80 160 120 320.000 300.000 620.000 775.000

26 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

27 0,68 136 102 272.000 255.000 527.000 775.000

28 0,96 192 144 384.000 360.000 744.000 775.000

29 0,76 152 114 304.000 285.000 589.000 775.000

30 0,68 136 102 272.000 255.000 527.000 775.000

31 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

32 0,82 164 123 328.000 307.500 635.500 775.000

33 0,80 160 120 320.000 300.000 620.000 775.000

34 0,96 192 144 384.000 360.000 744.000 775.000

35 0,92 184 138 368.000 345.000 713.000 775.000

36 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

37 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

Total 28,28 5.656 4.242 11.312.000 10.605.000 21.917.000 28.675.000


(62)

Lampiran 4. Biaya Pajak Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

No.

Sampel Luas Lahan (Ha)

Pajak PerMasa Tanam

Pajak (Rp/Petani) Pajak (Rp/Ha)

1 0,66 76.313 115.625

2 0,48 55.500 115.625

3 0,64 74.000 115.625

4 0,40 46.250 115.625

5 0,72 83.250 115.625

6 0,80 92.500 115.625

7 0,72 83.250 115.625

8 0,88 101.750 115.625

9 0,84 97.125 115.625

10 0,84 97.125 115.625

11 0,76 87.875 115.625

12 0,68 78.625 115.625

13 0,76 87.875 115.625

14 0,72 83.250 115.625

15 0,92 106.375 115.625

16 0,84 97.125 115.625

17 0,80 92.500 115.625

18 0,88 101.750 115.625

19 0,84 97.125 115.625

20 0,76 87.875 115.625

21 0,72 83.250 115.625

22 0,72 83.250 115.625

23 0,76 87.875 115.625

24 0,64 74.000 115.625

25 0,80 92.500 115.625

26 0,72 83.250 115.625

27 0,68 78.625 115.625

28 0,96 111.000 115.625

29 0,76 87.875 115.625

30 0,68 78.625 115.625

31 0,84 97.125 115.625

32 0,82 94.813 115.625

33 0,80 92.500 115.625

34 0,96 111.000 115.625

35 0,92 106.375 115.625

36 0,72 83.250 115.625

37 0,84 97.125 115.625

Total 27,62 3.269.875 4.278.125


(63)

Lampiran 5. Tenaga Kerja Pembukaan Lahan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar No. Sampel Luas Lahan (Ha) Dalam Keluarga Luar Keluarga

HK JK JLH TK WANITA JLH TK PRIA HOK WANITA HOK PRIA UPAH HOK WANITA UPAH HOK PRIA TOTAL UPAH PER PETANI TOTAL UPAH PER Ha L P L P

1 0,66 0 0 4 0 3 6 0 4 0 9 0 540.000 540.000 818.181,82

2 0,48 0 0 6 0 1 6 0 6 0 5 0 270.000 270.000 562.500,00

3 0,64 0 0 8 0 1 6 0 8 0 6 0 360.000 360.000 562.500,00

4 0,40 1 0 2 0 1 6 0 3 0 2 0 135.000 135.000 337.500,00

5 0,72 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 937.500,00

6 0,80 2 0 6 0 2 6 0 8 0 12 0 720.000 720.000 900.000,00

7 0,72 1 1 6 0 2 6 1 7 1 11 63.000 630.000 693.000 962.500,00

8 0,88 2 0 4 0 4 6 0 6 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.227.272,73

9 0,84 1 0 5 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 964.285,71

10 0,84 2 1 4 0 3 6 1 6 2 14 94.500 810.000 904.500 1.076.785,71

11 0,76 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 888.157,89

12 0,68 1 0 4 0 1 6 0 5 0 4 0 225.000 225.000 330.882,35

13 0,76 1 1 5 0 3 6 1 6 2 14 94.500 810.000 904.500 1.190.131,58

14 0,72 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 937.500,00

15 0,92 2 0 8 0 3 6 0 10 0 23 0 1.350.000 1.350.000 1.467.391,30

16 0,84 1 0 6 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 1.125.000,00

17 0,80 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 787.500,00

18 0,88 1 0 5 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 920.454,55

19 0,84 2 0 5 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 1.125.000,00

20 0,76 1 1 6 0 2 6 1 7 1 11 63.000 630.000 693.000 911.842,11

21 0,72 1 0 5 0 2 6 0 6 0 9 0 540.000 540.000 750.000,00

22 0,72 2 0 5 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 875.000,00


(64)

24 0,64 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 984.375,00

25 0,80 1 0 6 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 1.181.250,00

26 0,72 1 1 8 0 2 6 1 9 1 14 63.000 810.000 873.000 1.212.500,00

27 0,68 1 0 5 0 2 6 0 6 0 9 0 540.000 540.000 794.117,65

28 0,96 1 0 8 0 3 6 0 9 0 20 0 1.215.000 1.215.000 1.265.625,00

29 0,76 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 1.065.789,47

30 0,68 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 926.470,59

31 0,84 1 1 6 1 3 6 2 7 3 16 189.000 945.000 1.134.000 1.350.000,00

32 0,82 0 1 6 0 3 6 1 6 2 14 94.500 810.000 904.500 1.103.048,78

33 0,80 1 0 10 0 2 6 0 11 0 17 0 990.000 990.000 1.237.500,00

34 0,96 1 0 10 0 2 6 0 11 0 17 0 990.000 990.000 1.031.250,00

35 0,92 2 0 8 0 2 6 0 10 0 15 0 900.000 900.000 978.260,87

36 0,72 1 0 6 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 1.312.500,00

37 0,84 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 964.285,71

Total 28,28 40 7 217 1 89 222 8 257 11 459 661.500 27.540.000 28.201.500 35.953.016,72


(65)

Lampiran 6. Tenaga Kerja Penanaman Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar No. Sampel Luas Lahan (Ha) Dalam Keluarga Luar

Keluarga HK JK JLH TK

WANITA JLH TK PRIA HOK WANITA HOK PRIA UPAH HOK WANITA UPAH HOK PRIA TOTAL UPAH PER PETANI TOTAL UPAH PER Ha

L P L P

1 0.66 0 0 2 0 3 6 0 2 0 5 0 270.000 270.000 409.090,91

2 0.48 0 0 4 0 1 6 0 4 0 3 0 180.000 180.000 375.000,00

3 0.64 0 0 6 0 1 6 0 6 0 5 0 270.000 270.000 421.875,00

4 0.40 2 0 0 0 1 6 0 2 0 2 0 90.000 90.000 225.000,00

5 0.72 1 0 2 0 3 6 0 3 0 7 0 405.000 405.000 562.500,00

6 0.80 2 0 4 0 2 6 0 6 0 9 0 540.000 540.000 675.000,00

7 0.72 1 1 4 0 2 6 1 5 1 8 63.000 450.000 513.000 712.500,00

8 0.88 2 0 2 0 4 6 0 4 0 12 0 720.000 720.000 818.181,82

9 0.84 1 0 3 0 3 6 0 4 0 9 0 540.000 540.000 642.857,14

10 0.84 2 1 2 0 3 6 1 4 2 9 94.500 540.000 634.500 755.357,14

11 0.76 1 0 2 0 3 6 0 3 0 7 0 405.000 405.000 532.894,74

12 0.68 1 0 2 0 1 6 0 3 0 2 0 135.000 135.000 198.529,41

13 0.76 1 1 3 0 3 6 1 4 2 9 94.500 540.000 634.500 834.868,42

14 0.72 1 0 2 0 3 6 0 3 0 7 0 405.000 405.000 562.500,00

15 0.92 2 0 6 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.173.913,04

16 0.84 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 803.571,43

17 0.80 1 0 4 0 2 6 0 5 0 8 0 450.000 450.000 562.500,00

18 0.88 1 0 3 0 3 6 0 4 0 9 0 540.000 540.000 613.636,36

19 0.84 2 0 3 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 803.571,43

20 0.76 1 1 4 0 2 6 1 5 1 8 63.000 450.000 513.000 675.000,00

21 0.72 1 0 3 0 2 6 0 4 0 6 0 360.000 360.000 500.000,00

22 0.72 2 0 3 0 2 6 0 5 0 8 0 450.000 450.000 625.000,00


(66)

24 0.64 1 0 4 0 2 6 0 5 0 8 0 450.000 450.000 703.125,00

25 0.80 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 843.750,00

26 0.72 1 1 6 0 2 6 1 7 1 11 63.000 630.000 693.000 962.500,00

27 0.68 1 0 3 0 2 6 0 4 0 6 0 360.000 360.000 529.411,76

28 0.96 1 0 6 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 984.375,00

29 0.76 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 828.947,37

30 0.68 1 0 4 0 2 6 0 5 0 8 0 450.000 450.000 661.764,71

31 0.84 1 1 4 1 3 6 2 5 3 11 189.000 675.000 864.000 1.028.571,43

32 0.82 0 1 4 0 3 6 1 4 2 9 94.500 540.000 634.500 773.780,49

33 0.80 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 1.012.500,00

34 0.96 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 843.750,00

35 0.92 2 0 6 0 2 6 0 8 0 12 0 720.000 720.000 782.608,70

36 0.72 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 937.500,00

37 0.84 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 750.000,00

Total 28.28 41 7 143 1 89 222 8 184 11 326 661.500 19.575.000 20.236.500 25.658.826,03


(1)

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Biaya Produksi (Rp) Penerimaan Masa Tanam

Penerimaan PerPetani Penerimaan PerHa

1 0,66 6.139.216 18.150.000 27.500.000

2 0,48 4.668.702 13.200.000 27.500.000

3 0,64 6.229.002 17.600.000 27.500.000

4 0,40 3.673.752 11.000.000 27.500.000

5 0,72 6.810.953 19.800.000 27.500.000

6 0,80 7.841.503 22.000.000 27.500.000

7 0,72 7.190.254 19.800.000 27.500.000

8 0,88 8.603.455 24.200.000 27.500.000

9 0,84 8.022.929 23.100.000 27.500.000

10 0,84 8.001.529 23.100.000 27.500.000

11 0,76 6.935.878 20.900.000 27.500.000

12 0,68 5.731.028 18.700.000 27.500.000

13 0,76 7.567.378 20.900.000 27.500.000

14 0,72 6.391.453 19.800.000 27.500.000

15 0,92 10.283.880 25.300.000 27.500.000

16 0,84 8.644.730 23.100.000 27.500.000

17 0,80 7.444.103 22.000.000 27.500.000

18 0,88 8.337.755 24.200.000 27.500.000

19 0,84 8.647.529 23.100.000 27.500.000

20 0,76 7.346.278 20.900.000 27.500.000

21 0,72 6.571.453 19.800.000 27.500.000

22 0,72 6.749.253 19.800.000 27.500.000

23 0,76 7.087.179 20.900.000 27.500.000


(2)

25 0,80 8.342.904 22.000.000 27.500.000

26 0,72 7.921.653 19.800.000 27.500.000

27 0,68 6.334.828 18.700.000 27.500.000

28 0,96 10.579.605 26.400.000 27.500.000

29 0,76 8.022.078 20.900.000 27.500.000

30 0,68 6.738.028 18.700.000 27.500.000

31 0,84 9.122.029 23.100.000 27.500.000

32 0,82 8.431.517 22.550.000 27.500.000

33 0,80 8.795.503 22.000.000 27.500.000

34 0,96 9.952.805 26.400.000 27.500.000

35 0,92 9.421.780 25.300.000 27.500.000

36 0,72 7.780.853 19.800.000 27.500.000

37 0,84 8.641.129 23.100.000 27.500.000

Total 27,62 281.439.706 777.700.000 1.017.500.000


(3)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha) Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp)

Pendapatan Masa Tanam

Pendapatan PerPetani Pendapatan PerHa

1 0,66 6.139.216 18.150.000 12.010.784 18.198.157,58

2 0,48 4.668.702 13.200.000 8.531.298 17.773.537,50

3 0,64 6.229.002 17.600.000 11.370.998 17.767.184,38

4 0,40 3.673.752 11.000.000 7.326.248 18.315.620,00

5 0,72 6.810.953 19.800.000 12.989.047 18.040.343,06

6 0,80 7.841.503 22.000.000 14.158.497 17.698.121,25

7 0,72 7.190.254 19.800.000 12.609.746 17.513.536,11

8 0,88 8.603.455 24.200.000 15.596.545 17.723.346,59

9 0,84 8.022.929 23.100.000 15.077.071 17.948.894,05

10 0,84 8.001.529 23.100.000 15.098.471 17.974.370,24

11 0,76 6.935.878 20.900.000 13.964.122 18.373.844,74

12 0,68 5.731.028 18.700.000 12.968.972 19.072.017,65

13 0,76 7.567.378 20.900.000 13.332.622 17.542.923,68

14 0,72 6.391.453 19.800.000 13.408.547 18.622.981,94

15 0,92 10.283.880 25.300.000 15.016.120 16.321.869,57

16 0,84 8.644.730 23.100.000 14.455.270 17.208.654,76

17 0,80 7.444.103 22.000.000 14.555.897 18.194.871,25

18 0,88 8.337.755 24.200.000 15.862.245 18.025.278,41

19 0,84 8.647.529 23.100.000 14.452.471 17.205.322,62

20 0,76 7.346.278 20.900.000 13.553.722 17.833.844,74

21 0,72 6.571.453 19.800.000 13.228.547 18.372.981,94

22 0,72 6.749.253 19.800.000 13.050.747 18.126.037,50

23 0,76 7.087.179 20.900.000 13.812.821 18.174.764,47


(4)

25 0,80 8.342.904 22.000.000 13.657.096 17.071.370,00

26 0,72 7.921.653 19.800.000 11.878.347 16.497.704,17

27 0,68 6.334.828 18.700.000 12.365.172 18.184.076,47

28 0,96 10.579.605 26.400.000 15.820.395 16.479.578,13

29 0,76 8.022.078 20.900.000 12.877.922 16.944.634,21

30 0,68 6.738.028 18.700.000 11.961.972 17.591.135,29

31 0,84 9.122.029 23.100.000 13.977.971 16.640.441,67

32 0,82 8.431.517 22.550.000 14.118.483 17.217.662,20

33 0,80 8.795.503 22.000.000 13.204.497 16.505.621,25

34 0,96 9.952.805 26.400.000 16.447.195 17.132.494,79

35 0,92 9.421.780 25.300.000 15.878.220 17.258.934,78

36 0,72 7.780.853 19.800.000 12.019.147 16.693.259,72

37 0,84 8.641.129 23.100.000 14.458.871 17.212.941,67

Total 27,62 281.439.706 777.700.000 496.260.294 650.902.417,73


(5)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Biaya Produksi

(Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan

Kelayakan R/C PerMasa Tanam

Kelayakan R/C PerPetani Kelayakan R/C PerHa

1 0,66 6.139.216 18.150.000 12.010.784 2,96 4,48

2 0,48 4.668.702 13.200.000 8.531.298 2,83 5,89

3 0,64 6.229.002 17.600.000 11.370.998 2,83 4,41

4 0,40 3.673.752 11.000.000 7.326.248 2,99 7,49

5 0,72 6.810.953 19.800.000 12.989.047 2,91 4,04

6 0,80 7.841.503 22.000.000 14.158.497 2,81 3,51

7 0,72 7.190.254 19.800.000 12.609.746 2,75 3,82

8 0,88 8.603.455 24.200.000 15.596.545 2,81 3,20

9 0,84 8.022.929 23.100.000 15.077.071 2,88 3,43

10 0,84 8.001.529 23.100.000 15.098.471 2,89 3,44

11 0,76 6.935.878 20.900.000 13.964.122 3,01 3,96

12 0,68 5.731.028 18.700.000 12.968.972 3,26 4,80

13 0,76 7.567.378 20.900.000 13.332.622 2,76 3,63

14 0,72 6.391.453 19.800.000 13.408.547 3,10 4,30

15 0,92 10.283.880 25.300.000 15.016.120 2,46 2,67

16 0,84 8.644.730 23.100.000 14.455.270 2,67 3,18

17 0,80 7.444.103 22.000.000 14.555.897 2,96 3,69

18 0,88 8.337.755 24.200.000 15.862.245 2,90 3,30

19 0,84 8.647.529 23.100.000 14.452.471 2,67 3,18

20 0,76 7.346.278 20.900.000 13.553.722 2,85 3,74

21 0,72 6.571.453 19.800.000 13.228.547 3,01 4,18

22 0,72 6.749.253 19.800.000 13.050.747 2,93 4,07


(6)

24 0,64 6.435.802 17.600.000 11.164.198 2,73 4,27

25 0,80 8.342.904 22.000.000 13.657.096 2,64 3,30

26 0,72 7.921.653 19.800.000 11.878.347 2,50 3,47

27 0,68 6.334.828 18.700.000 12.365.172 2,95 4,34

28 0,96 10.579.605 26.400.000 15.820.395 2,50 2,60

29 0,76 8.022.078 20.900.000 12.877.922 2,61 3,43

30 0,68 6.738.028 18.700.000 11.961.972 2,78 4,08

31 0,84 9.122.029 23.100.000 13.977.971 2,53 3,01

32 0,82 8.431.517 22.550.000 14.118.483 2,67 3,26

33 0,80 8.795.503 22.000.000 13.204.497 2,50 3,13

34 0,96 9.952.805 26.400.000 16.447.195 2,65 2,76

35 0,92 9.421.780 25.300.000 15.878.220 2,69 2,92

36 0,72 7.780.853 19.800.000 12.019.147 2,54 3,53

37 0,84 8.641.129 23.100.000 14.458.871 2,67 3,18

Total 27,62 281.439.706 777.700.000 496.260.294 103,15 139,60