BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar Modal
Pasar modal menurut Rivai 2007:927 adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek siperdagangkan yang dikenal dengan bursa efek. Pasar modal
juga sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar
modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran, dan produk turunan atau biasa disebut derivative. Contoh produk
derivative di pasar modal adalah kontrak berjangka dan kontrak opsi. Menurut Bapepam 2003 www.bapepam.go.id pasar modal merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di
Bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun
institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dalam hal ini modal dengan yang diberi pinjaman emiten. Jadi
surat obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.
Oleh karena itu, obligasi diartikan juga sebagai jenis efek berupa surat pengakuan utang atas peminjaman uang dalam bentuk tertentu, untuk jangka sekurang-
kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayaranya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten. Obligasi merupakan
salah satu instrument keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan dalam mendapatkan dana untuk pengembangan
perusahaan Rivai, 2007:72 Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id mengartikan obligasi sebagai surat
utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Menurut Tandelilin 2001:19 obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi,
investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan pembayaran kembali nilai par pada saat jatuh
tempo.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Karakteristik Utama Obligasi
a. Nilai Pari
Nilai pari adalah nilai pokok obligasi yang ditentukan oleh emiten sekuritas pada saat obligasi tersebut ditawarkan emiten kepada investor Tandelilin, 2001:136.
b. Kupon
Kupon menunjukkan besarnya pendapatan bunga yang akan diperoleh pemegang obligasi dari perusahaan penerbit obligasi emiten selama umur obligasi
Tandelilin, 2001:136. c.
Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Jatuh Tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
menerima pembayaran kembali nilai nominal obligasi dari emiten. d.
Provisi Penebusan Provisi Penebusan adalah hak emiten untuk melunasi obligasi sebelum
tanggal jatuh tempo obligasi. Provisi penebusan umumnya menyatakan bahwa perusahaan harus melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi jumlah yang
lebih besar dari nilai pari jika emiten ingin melakukan penebusan sebelum jatuh tempo Brigham dan Houston, 2006:349.
e. Dana Pelunasan
Dana Pelunasan adalah sejumlah uang yang didepositokan emiten kepada pihak trustee, yang selanjutnya akan menginvestasikan uang tersebut dan kemudian
menggunakan jumlah yang terakumulasi untuk membayar obligasi ketika jatuh tempo Brigham dan Houston, 2006:350.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Jenis Obligasi
Menurut Rivai 2007:973-977 obligasi memiliki beberapa jenis yang
berbeda, yaitu :
1. Berdasarkan Penerbit atau Issuer
a. Obligasi Pemerintah Government Bond adalah obligasi yang diterbitkan
pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah atau skal nasional. Obligasi pemerintah biasanya memiliki tingkat kupon bunga lebih rendah
yang tentunya akan memberikan yield to maturity YTM yang lebih rendah pula. Namun, tingkat risiko boleh dikatakan hampir tidak ada. Hal ini
dikarenakan obligasi ini dijamin sepenuhnya oleh pemerintah, sehingga kecil kemungkinan terjadi gagal bayar.
b. Obligasi Pemerintah Daerah Municipal Bond adalah obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan proyek fasilitas umum di wilayah daerah tersebut. Dana dari hasil obligasi tersebut
dapat digunakan untuk kepentingan umum atau proyek wisata yang digunakan untuk kepentingan umum.
c. Obligasi Perusahaan Corporate Bond adalah merupakan obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan, baik itu perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN, atau badan usaha swasta. Corporate bond
merupakan obligasi yang paling banyak diminati oleh investor karena sering memberikan keuntungan yang sangat kompetitif dan menarik, namun
corporate bond memiliki risiko gagal bayar. Jika perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
menerbitkannya mengalami masalah, maka mungkin saja perusahaan tersebut tidak dapat membayar bunga dan pokok pinjaman yang dijanjikan.
2. Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga
a.
Obligasi dengan Bunga Tetap Fixed Rate Bond merupakan Obligasi dimana bunga pada obligasi tersebut ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan
tidak berubah sampai masa jatuh tempo.
b.
Obligasi dengan Bunga Mengambang Floating Rate Bond merupakan obligasi dengan tingkat suku bunga variabel yang tingkat penyesuaian
bunganya dilakukan secara berkala yang dapat berubah-ubah berdasarkan acuan tertentu.
c.
Obligasi dengan Bunga Campuran Mixed Rate Bond merupakan Obligasi dengan bunga campuran yaitu obligasi yang merupakan gabungan dari fixed
rate bond dengan floating rate bond. 3.
Berdasarkan Jaminan a.
Obligasi Dijamin Garansi Guaranteed Bond merupakan obligasi yang pembayaran bunga dan pokoknya dijamin oleh perusahaan atau institusi
yang bukan penerbit dari obligasi tersebut. b.
Obligasi Dijamin Property Mortgage Bond merupakan obligasi yang diterbitkan dengan jaminan property milik penerbit obligasi. Apabila terjadi
wanprestasi atau gagal bayar, pihak pemegang obligasi bisa melakukan penjualan aset properti tersebut untuk melunasi gagal bayar.
Universitas Sumatera Utara
c. Obligasi Dijamin Surat Berharga Collateral Trust Bond merupakan obligasi
yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
d. Obligasi Dijamin dengan Peralatan Equipment Trust Bond merupakan
obligasi didasarkan atas hak gadai atau hak jual atas peralatan tertentu kepada pemegang obligasi sehingga apabila terjadi gagal bayar, pemegang obligasi
bisa mengeksekusi pejualan atas peralatan tersebut. e.
Obligasi Tanpa Jaminan Debenture Bond merupakan obligasi yang dijamin hanya dengan good willintegritas dari penerbit. Obligasi ini biasanya
diterbitkan oleh pemerintah atau dikenal dengan istilah unsecured bond. 4.
Berdasarkan Pelunasan a.
Obligasi Berseri Serial Bond merupakan obligasi dengan metode pelunasan dilakukan secara bertahap sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang
dijadwlkan pada periode tertentu sampai peluasan keseluruhan obligasi. b.
Obligasi yang Dilunasi Sebelum Jatuh Tempo Cailable Bond merupakan obligasi yang diterbitkan dengan hak emiten untuk membeli
kembalimenebus obligasi sebelum masa jatuh tempo. c.
Obligasi Konversi Convertible Bond merupakan obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham emiten pada perhitungan harga yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Obligasi tanpa Jatuh Tempo Perpetual Bond merupakan obligasi yang tidak
memiliki jatuh tempo, tidak dapat ditebus, serta mempunyai kewajiban membayar pendapatan bunga tetap annuity bond.
5. Berdasarkan Lokasi Penerbitan
a. Obligasi Domestik Domestic Bond merupakan obligasi yang diterbitkan
untuk jangkauan pasar domestik dan biasanya menggunakan denominasi mata uang negara di mana obligasi diterbitkan.
b. Obligasi Internasional International Bond merupakan obligasi yang
diterbitkan untuk pasar luar negeri. 6.
Berdasarkan Segi Perhitungan Imbal Hasilnya a.
Obligasi Konvensional adalah obligasi yang perhitungannya menggunakan sistem kupon.
b. Obligasi Syariah merupakan obligasi yang perhitungan imbal hasilnya dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
1 Obligasi syariah mudharabah, merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan
emiten. 2
Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sehingga kupon fee ijarah bersifat tetap dan bisa diketahui
sejak awal obligasi diterbitkan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Risiko Obligasi
Menurut Fabozzi 2000:509-512 risiko pada obligasi adalah sebagai berikut: 1.
Risiko suku bunga Interest rate risk Harga obligasi bergerak berlawanan arah terhadap perubahan suku bunga.
Apabila suku bunga naik, harga obligasi akan turun, dan sebaliknya. Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan obligasi sampai jatuh tempo, perubahan harga
obligasi sebelum maturity tidak menarik perhatiannya akan tetapi bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, suatu kenaikan suku bunga setelah
membeli obligasi berarti adalah capital loss yang direalisasikan. Risiko tersebut disebut interest rate risk atau disebut juga price risk. Kenaikan tingkat bunga pasar
menyebabkan menurunnya harga obligasi karena sebesar apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang obligasi tetap hanya akan menerima tingkat
bunga yang sudah ditetapkan. 2.
Risiko investasi kembali Reinvestment risk Reinvestment risk yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan strategi dari
tingkat penanaman kembali investasi dimana hal tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga.
3. Risiko bangkrut Default risk
Default risk risiko bahwa emiten akan tidak mampu memenuhi pembayaran bunga dan pokok hutang, sesuai dengan kontrak. Obligasi perusahaan mempunyai
default risk yang lebih besar daripada obligasi pemerintah. Tidak bagi masyarakat umum untuk melihat besar kecilnya risiko ini. Cara terbaik untuk melihat risiko ini
Universitas Sumatera Utara
adalah dengan terus memonitor peringkat yang diberikan oleh perusahaan efek. Di Indonesia badan tersebut dikenal dengan Pemeringkat Efek Indonesia PEFINDO.
Obligasi yang paling aman diberi peringkat AAA dan yang paling tidak aman atau paling banyak risikonya diberi peringkat D.
4. Risiko waktu Call risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan
mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.
5. Risiko inflasi Inflation risk
Risiko inflasi disebut pula risiko terhadap daya beli Purchasing power risk. Risiko inflasi merupakan risiko bahwa return yang direalisasikan dalam investasi
obligasi tidak akan cukup untuk menutupi kerugian menurunnya daya beli yang disebabkan inflasi. Bila inflasi meningkat dan tingkat bunga obligasi tetap, maka
terjadi penurunan daya beli yang harus ditanggung investor. 6.
Risiko kurs valuta asing Exchange-rate risk Obligasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang
tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.
7. Risiko likuiditas Liquidity risk
Risiko likuiditas yaitu risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat menjual obligasinya sedekat mungkin dengan nilai obligasi tersebut. Ukuran
Universitas Sumatera Utara
utama dari likuiditas adalah selisih antara harga permintaan dan penawaran yang ditetapkan perantara pedagang efek. Semakin besar selisih harga jual dan harga beli,
maka risiko likuiditasnya akan semakin besar. Bagi investor yang merencanakan memegang oligasi hingga tanggal jatuh tempo, risiko likuiditas ini kurang menjadi
perhatian. 8.
Volatility risk Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal
dengan volatility risk.
2.2.4 Peringkat Obligasi
Pemeringkatan obligasi merupakan opini dari lembaga pemeringkat serta sumber informatif bagi pemodal atas risiko obligasi yang diperdagangkan
Berdasarkan Keputusan BAPEPAM dan Lembaga keuangan Kep-151BL2009. Informasi peringkat tersebut diharapkan dapat membantu investor dalam mengambil
keputusan investasi. Dengan demikian investor dapat melakukan strategi apakah akan membeli obligasi atau tidak.
Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: 135BL2006 Tentang “Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang” menyatakan bahwa
emiten yang akan menerbitkan obligasi wajib memperoleh hasil pemeringkatan obligasi. Hasil pemeringkatan tersebut diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang
Universitas Sumatera Utara
telah mendapat izin usaha sebagai lembaga pemeringkat dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat
obligasi yaitu PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia dan PT Kasnic Credit Rating. Lembaga pemeringkat memberikan peringkat obligasi setiap satu tahun sekali selama
obligasi tersebut belum lunas. Pemeringkatan antara perusahaan satu dan lainnya tidak dilakukan serentak seluruh perusahaan melainkan secara terpisah sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati masing-masing perusahaan dengan lembaga rating. Menurut Brigham dan Houston 2006:373, peringkat obligasi didasarkan
pada faktor-faktor kualitatif maupun kuantitatif, yang beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Berbagai macam rasio, termasuk rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran
bunga. Semakin baik rasionya, maka semakin tinggi peringkatnya. b.
Provisi-provisi hipotek. Apakah obligasi dijamin oleh hipotek? Jika ya, dan jika properti itu memiliki nilai yang tinggi sehubungan dengan jumlah utang
yang diobligasikan, maka peringkat obligasi tersebut akan meningkat. c.
Provisi subordinasi. Apakah obligasi menjadi subordinasi dari utang yang lainnya? Jika ya, obligasi akan diberi peringkat paling sedikit satu tingkat di
bawah peringkat yang seharusnya jika tidak disubordinasikan. Sebaliknya, suatu obligasi dengan utang lain yang disubordinasikan di bawahnya akan
memiliki peringkat yang sedikit lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
d. Provisi penjaminan. Beberapa obligasi dijamin oleh perusahaan-perusahaan
lain. Jika utang sebuah perusahaan yang lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat, obligasi akan diberikan peringkat perusahaan yang kuat.
e. Dana pelunasan. Apakah obligasi memiliki dana pelunasan untuk memastikan
adanya pembayaran yang sistematis? Faktor ini adalah faktor plus bagi para agen pemeringkat.
f. Jatuh tempo. Jika hal yang lain tetap, obligasi dengan waktu jatuh tempo yang
lebih singkat akan dinilai lebih kecil risikonya jika dibandingkan dengan obligasi yang memiliki waku jatuh tempo yang panjang.
g. Stabilitas. Apakah penjualan dan keuntungan emiten stabil?
h. Regulasi. Apakah emiten berada di bawah regulasi, dan dapatkah iklim
peraturan yang kurang baik membuat posisi ekonomi perusahaan mengalami penurunan?
i. Antitrust. Apakah ada tuntutan antitrust yang masih menggantung terhadap
perusahaan sehingga dapat merusak posisinya. j.
Operasi di luar negeri. Berapa persen penjualan, aktiva, dan laba perusahaan yang berasal dari operasi di luar negeri, dan bagaimana iklim politik di negara
tersebut? k.
Faktor lingkungan hidup. Apakah perusahaan kemungkinan akan menghadapi pengeluaran yang besar untuk peralatan pengendalian polusi?
l. Tanggung jawab produk. Apakah produk tersebut aman?
Universitas Sumatera Utara
m. Tanggung jawab pensiun. Apakah perusahaan memiliki kewajiban pensiun
yang belum didanai sehingga dapat menciptakan kemungkinan masalah di masa depan?
n. Masalah tenaga kerja. Apakah terdapat potensi terjadinya masalah tenaga
kerja di masa depan yang dapat memperlemah posisi perusahaan? o.
Kebijakan akuntansi.
2.2.5 Proses Pemeringkatan Obligasi PT PEFINDO
PT PEFINDO didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 atas ijin Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13
Agustus 1994, PT PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM No.39PM- PI1994 dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal Indonesia.
Lembaga ini berafiliasi dengan Standard Poor’s, yang merupakan agen pemeringkat internasional. www.pefindo.com.
Proses pemeringkatan berawal dari permintaan resmi dari perusahaan yang membutuhkan rating. PEFINDO akan menjawab permintaan tersebut dengan
mengirimkan draft kontrak dan daftar persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan umum terdiri dari laporan keuangan yang diaudit 3-5 tahun, pertanyaan rinci
beberapa data operasional yang tercantum dalam kuesioner standar PEFINDO, dan beberapa dokumen lainnya seperti prospektus, memo, dll. Draft kontrak mengatur hak
dan tanggung jawab kedua belah pihak, sedangkan pertanyaan kuesioner tergantung dari sektor perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Proses peringkat akan resmi dilakukan setelah PEFINDO menerima kontrak yang ditandatangani dan semua persyaratan terpenuhi. Tugas peringkat tersebut akan
selesai dalam 30 hari kerja setelah kontrak resmi kedua pihak. PEFINDO akan menetapkan tim analis yang biasanya terdiri dari 2 analis yang memiliki keahlian
sesuai dengan industri atau sektor perusahaan. Selama proses analisis, analisis situs perusahaan diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bisnis
perusahaan. Selain itu, analis juga dimungkinkan melakukan pencarian data dan informasi dari sumber-sumber lain yang terpercaya.
Setelah dilakukan analisis situs, tim analis akan mengatur “rapat manajemen” dengan manajemen perusahaan dan beberapa orang penting yang terkait untuk
mendapatkan pandangan lebih baik tentang kebijakan dan rencana strategis perusahaan. Untuk pertemuan ini tim analis akan disertai oleh satu atau beberapa
dewan direksi PEFINDO. Rapat manajemen dilakukan untuk memperoleh penilaian kualitatif terutama tentang pengetahuan manajemen, kompetensi, komitmen, dan
kebijakan yang diberlakukan pada perusahaan. Setelah proses analisis selesai, tim analis ditugaskan mengadakan “rapat
komite rating” untuk menyajikan dan mengusulkan hasil penilaian pada anggota komite rating yang terdiri dari dewan direksi PEFINDO dan sebagian besar analis.
Setiap anggota komite berhak untuk bertanya dan menentang tim analis sebelum memberikan suara rating yang diusulkan. Peringkat akhir yang diberikan perusahaan
berdasarkan mayoritas suara anggota komite.
Universitas Sumatera Utara
Hasil peringkat akan diberitahukan tim analis kepada perusahaan issuer. Peringkat yang dihasilkan dalam bentuk laporan yang berisi alasan pemberian
peringkat simbol. Simbol yang diberikan PEFINDO dapat dilihat pada Tabel 2.1. Perusahaan dapat menyatakan ketidaksetujuan hasil peringkat pada PEFINDO
dengan memberikan sejumlah data atau informasi. Peringkat dapat diubah jika perusahaan memberikan data tambahan yang mendukung.
Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: 135BL2006 Tentang “Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang” menyatakan data
diserahkan paling lambat 2 dua hari sejak adanya fakta baru. Namun tidak ada jaminan bahwa dengan informasi baru akan mengubah keputusan komite rating
sebelumnya. Peringkat akan dipublikasikan atau tidak tergantung dari perjanjian
perusahaan dengan PEFINDO. Bagi perusahaan yang setuju, peringkat akan dipublikasikan pada website PEFINDO. Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-
LK Nomor: KEP-156BL2009 tentang “Publikasi oleh Perusahaan Pemeringkat Efek” menyebutkan bahwa Publikasi tersebut wajib diselesaikan paling lambat 2
dua hari kerja setelah pemeringkatan berakhir. Purba, 2000:153-157
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Peringkat Obligasi Berdasarkan PT PEFINDO
Peringkat Keterangan
AAA Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling
rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif disbanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian.
AA Efek utang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah
peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka
panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh
perubahan keadaan.
A Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki
kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai
dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.
BBB
Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh
perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
BB
Efek utang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relative disbanding entitas
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan
bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.
B Efek utang yang menunjukkan parameter
perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial
jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan
tersebut untuk memenuhi kewajiban financialnya.
CCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban
financialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
D Efek utang yang macet atau emitennya sudahberhenti berusaha.
Sumber : www.pefindo.com
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada penelitian ini adalah
a. Rasio Likuiditas
Menurut Sartono 2002: 116 rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek
tepat pada waktunya. Menurut Halim 2000: 77 rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar
perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Analisis keuangan dapat menggunakan beberapa rasio likuiditas untuk menilai apakah perusahaan mempunyai kemampuan
untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo Tandelilin, 2010: 74. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah dengan
menggunakan rasio lancar current ratio. Peningkatan aktiva lancar tentu saja menyebabkan peningkatan dalam modal
kerja bersih sehingga mengurangi tingkat risiko kesulitan keuangan secara teknis. Makin tinggi tingkat rasio likuiditas tersebut, maka semakin tinggi posisi likuiditas
perusahaan. Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut Gitman, 2006:629.
b. Rasio Profitabilitas
Menurut Sartono 2002: 120 rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannya dengan tingkat penjualan, total
aktiva, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas menurut Halim 2000:
Universitas Sumatera Utara
83 adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan profit pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Investasi dalam
bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak berpengaruh oleh profitabilitas perusahaan, karena tetap menerima sebesar tingkat bunga yang telah ditentukan.
Akan tetapi para analis tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai
kesehatan keuangan perusahaan Tandelilin, 2010: 76. Rasio profitabilitas memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan
beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar
default, sehingga semakin baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan tersebut Purwaningsih, 2008:92.
c. Rasio Produktivitas
Rasio produktivitas menunjukan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut.
Perusahaan yang tingkat produktivitasnya tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat produktivitasnya rendah. Hal ini juga menunjukkan perusahaan yang tingkat produktivitasnya tinggi akan lebih mampu
memenuhi kewajibanya secara lebih baik. Rasio ini secara signifikan berpengaruh
positif terhadap peringkat obligasi.Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat obligasi perusahaan tersebut Horrigen 1966 dalam Raharja dan Sari,
2008:220.
Universitas Sumatera Utara
d. Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio ini
digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan utang dalam membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti
menggunakan modal sendiri 100. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio.
Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar resiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat obligasi
yang diberikan terhadap perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam
memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada default risk
atau peringakat obligasi yang rendah.Burton, dkk, 1998 dalam Raharja dan Sari, 2008:221.
e. Umur Obligasi maturity
Umur obligasi maturity adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5
Universitas Sumatera Utara
tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya.
Obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang peringkat obligasinya tinggi menggunakan
umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang
lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment
grade. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur anatara 1-5 tahun dan nilai 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari 5 tahun.
Mark dan David 1996 dalam Andry, 2005. f.
Ukuran Perusahaan firm size Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas. Menurut Elton 1995 dalam Magreta dan Nurmayanti
2009:146 perusahaan-perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan perusahaan- perusahaan kecil karena perusahaan memiliki risiko yang lebih besar. Apabila
semakin besar perusahaan, potensi mendiversifikasikan resiko non sistematik juga semakin besar sehingga membuat resiko obligasi perusahaan tersebut menurun.
Ogden 1997 dalam Maharti, 2011:38 menyatakan bahwa total utang dan ukuran perusahaan memiliki korelasi kuat dan positif. Ukuran perusahaan bisa juga
digunakan sebagai proksi untuk mengukur likuiditas. Pada umumnya perusahaan
Universitas Sumatera Utara
yang besar akan memberikan peringkat yang baik investment grade. Dengan kata lain firm size dapat digunakan sebagai pengukur total utang termasuk obligasi,
sehingga secara tidak langsung ukuran perusahaan berpengaruh pada peringkat obligasi.
g. Pertumbuhan Perusahaan growth
Perusahaan yang bertumbuh memerlukan dana untuk investasinya. Dana bisa bersumber dari internal perusahaan, misalnya laba, namun seringkali investasi yang
besar memerlukan banyak biaya sehingga pendanaan yang bersifat internal bisa jadi tidak mencukupi biaya investasinya.
Perusahaan yang bertumbuh akan menggunakan aliran kasnya untuk investasi, penguasaan teknologi dan mengembangkan produk, sehingga ada kemungkinan
perusahaan tidak bisa membayar bunga dan pokok obligasi sehingga risikonya tinggi yang berakibat pada rendahnya peringkat. Sedangkan perusahaan pada tahap mature,
investasi sudah berkurang dan mempunyai aliran kas yang lancar sehingga bisa membayar bunga dan pokok obligasi dengan lancar sehingga risikonya rendah yang
menyebabkan peringkat obligasi menjadi tinggi, Immaculata dan Restuti 2008 dalam Ikhsan, dkk, 2012:119
Menutur Pottler dan Sommer 1997 dalam Ikhsan, dkk, 2012:200 pertumbuhan perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan
grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi, karena pertumbuhan
mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa mendatang dan meningkatkan nilai ekonomi. Oleh karena itu investor dalam memilih investasi khususnya pada obligasi
Universitas Sumatera Utara
akan melihat pertumbuhan perusahan, apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan penerbit obligasi akan memilki peringkat obligasi investment grade.
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan peringkat obligasi adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Peneliti Variabel
Independen X
Variabel Dependen
Y Metode
Analisis Hasil
Penelitian Pemeringkata
n Obligasi PT PEFINDO:
Berdasarkan Informasi
Keuangan Ninik Amali
2013 a.
Leverage b.
Likuiditas c.
Profitabilitas Peringkat
obligasi Regresi
Logistik a.
Leverage berpengaruh
terhadap peringkat obligasi,
sedangkan
b. Likuiditas dan
c. Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap peringkat
obligasi Peringkat
Obligasi dan Faktor yang
Mempengaruh inya
Adhisyahfitri, M.NurYahya,
Saidahturrahmi 2012
a. Growth
b. Umur obligasi
c. Reputasi
auditor Peringkat
obligasi Regeresi
logistik a.
Growth, b.
Umur obligasi, dan c.
Reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap peringkat obligsi
Faktor Faktor yang
Mempengaruh i Prediksi
Peringkat Obligasi Pada
Perusahaan Manufaktur
Di BEI Arvian
Pandutama 2012
a. Leverage
b. Size
c. Profitabilitas
d. Growth
e. Umur obligasi
f. Reputasi
auditor g.
Jaminan obligasi
Peringkat obligasi
Regresi logistik
a. Leverage,
b. Size,
c. Profitabilitas,
d. Growth,
e. Umur obligasi dan
f. Reputasi auditor
tidak berpengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi, sedangkan
g. Jaminan obligasi
berpengaruh signifikan terhadap
prediksi obligasi Analisis
Faktor Faktor yang
Mempengaruh i Peringkat
Obligasi Abdullah Alwi,
Nurhidayati 2012
a. Likuiditas
b. Produktivitas
c. Reputasi
auditor d.
Size e.
Profitabilitas Peringkat
obligasi Regresi
logistik a.
Likuiditas, b.
Produktivitas, c.
Reputasi auditor,dan
d. Size berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi,
e. Profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi
Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian
Peneliti Variabel
Independen X
Variabel Dependen
Y Metode
Analisis Hasil
Penelitian Analisis
Faktor Akuntansi dan
Non Akuntansi
dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi
Perusahaan Manufaktur
Grace Putri Sejati
2010 a.
Likuiditas b.
Growth c.
Reputasi auditor
Peringkat obligasi
Regresi Logistik
a. Growth
berpengaruh terhadap peringkat
obligasi, sedangkan
b. Likuiditas, dan
Reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap peringkat obligasi
Sumber : dari berbagai jurnal
2.4 Kerangka Konseptual