2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada penelitian ini adalah
a. Rasio Likuiditas
Menurut Sartono 2002: 116 rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek
tepat pada waktunya. Menurut Halim 2000: 77 rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar
perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Analisis keuangan dapat menggunakan beberapa rasio likuiditas untuk menilai apakah perusahaan mempunyai kemampuan
untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo Tandelilin, 2010: 74. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah dengan
menggunakan rasio lancar current ratio. Peningkatan aktiva lancar tentu saja menyebabkan peningkatan dalam modal
kerja bersih sehingga mengurangi tingkat risiko kesulitan keuangan secara teknis. Makin tinggi tingkat rasio likuiditas tersebut, maka semakin tinggi posisi likuiditas
perusahaan. Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut Gitman, 2006:629.
b. Rasio Profitabilitas
Menurut Sartono 2002: 120 rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannya dengan tingkat penjualan, total
aktiva, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas menurut Halim 2000:
Universitas Sumatera Utara
83 adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan profit pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Investasi dalam
bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak berpengaruh oleh profitabilitas perusahaan, karena tetap menerima sebesar tingkat bunga yang telah ditentukan.
Akan tetapi para analis tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai
kesehatan keuangan perusahaan Tandelilin, 2010: 76. Rasio profitabilitas memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan
beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar
default, sehingga semakin baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan tersebut Purwaningsih, 2008:92.
c. Rasio Produktivitas
Rasio produktivitas menunjukan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut.
Perusahaan yang tingkat produktivitasnya tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat produktivitasnya rendah. Hal ini juga menunjukkan perusahaan yang tingkat produktivitasnya tinggi akan lebih mampu
memenuhi kewajibanya secara lebih baik. Rasio ini secara signifikan berpengaruh
positif terhadap peringkat obligasi.Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat obligasi perusahaan tersebut Horrigen 1966 dalam Raharja dan Sari,
2008:220.
Universitas Sumatera Utara
d. Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio ini
digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan utang dalam membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti
menggunakan modal sendiri 100. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio.
Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar resiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat obligasi
yang diberikan terhadap perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam
memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada default risk
atau peringakat obligasi yang rendah.Burton, dkk, 1998 dalam Raharja dan Sari, 2008:221.
e. Umur Obligasi maturity
Umur obligasi maturity adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5
Universitas Sumatera Utara
tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya.
Obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang peringkat obligasinya tinggi menggunakan
umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang
lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment
grade. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur anatara 1-5 tahun dan nilai 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari 5 tahun.
Mark dan David 1996 dalam Andry, 2005. f.
Ukuran Perusahaan firm size Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas. Menurut Elton 1995 dalam Magreta dan Nurmayanti
2009:146 perusahaan-perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan perusahaan- perusahaan kecil karena perusahaan memiliki risiko yang lebih besar. Apabila
semakin besar perusahaan, potensi mendiversifikasikan resiko non sistematik juga semakin besar sehingga membuat resiko obligasi perusahaan tersebut menurun.
Ogden 1997 dalam Maharti, 2011:38 menyatakan bahwa total utang dan ukuran perusahaan memiliki korelasi kuat dan positif. Ukuran perusahaan bisa juga
digunakan sebagai proksi untuk mengukur likuiditas. Pada umumnya perusahaan
Universitas Sumatera Utara
yang besar akan memberikan peringkat yang baik investment grade. Dengan kata lain firm size dapat digunakan sebagai pengukur total utang termasuk obligasi,
sehingga secara tidak langsung ukuran perusahaan berpengaruh pada peringkat obligasi.
g. Pertumbuhan Perusahaan growth
Perusahaan yang bertumbuh memerlukan dana untuk investasinya. Dana bisa bersumber dari internal perusahaan, misalnya laba, namun seringkali investasi yang
besar memerlukan banyak biaya sehingga pendanaan yang bersifat internal bisa jadi tidak mencukupi biaya investasinya.
Perusahaan yang bertumbuh akan menggunakan aliran kasnya untuk investasi, penguasaan teknologi dan mengembangkan produk, sehingga ada kemungkinan
perusahaan tidak bisa membayar bunga dan pokok obligasi sehingga risikonya tinggi yang berakibat pada rendahnya peringkat. Sedangkan perusahaan pada tahap mature,
investasi sudah berkurang dan mempunyai aliran kas yang lancar sehingga bisa membayar bunga dan pokok obligasi dengan lancar sehingga risikonya rendah yang
menyebabkan peringkat obligasi menjadi tinggi, Immaculata dan Restuti 2008 dalam Ikhsan, dkk, 2012:119
Menutur Pottler dan Sommer 1997 dalam Ikhsan, dkk, 2012:200 pertumbuhan perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan
grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi, karena pertumbuhan
mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa mendatang dan meningkatkan nilai ekonomi. Oleh karena itu investor dalam memilih investasi khususnya pada obligasi
Universitas Sumatera Utara
akan melihat pertumbuhan perusahan, apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan penerbit obligasi akan memilki peringkat obligasi investment grade.
2.3 Penelitian Terdahulu