Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di PT. Pefindo

(1)

SKRIPSI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI PT PEFINDO

OLEH

ADELINA E. SITANGGANG 100502101

PROGRAM STUDI/STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI PT PEFINDO

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT. PEFINDO periode tahun 2010 hingga tahun 2012.

Data yang digunakan adalah laporan peringkat obligasi yang dipublikasikan melalui website www.pefindo.com, dan laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas, profitabilitas dan size berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas, profitabilitas dan size dapat mempengaruhi baik dan buruknya peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO. Sedangkan produktivitas, leverage, umur obligasi dan growth tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini berarti tinggi atau rendahnya variabel-variabel tersebut tidak berdampak pada baik dan buruknya peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan rujukan bagi perusahaan dalam meningkatkan peringkat obligasi yaitu dengan cara memperbaiki kinerja perusahaan dan pembayaran hutang yang tepat waktu, sedangkan bagi investor bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan investasi obligasi, serta bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan untuk memberikan acuan dan gambaran awal mengenai peringkat obligasi.

Kata kunci: peringkat obligasi, likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth


(3)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING BOND RATING OF LISTED COMPANIES IN PT PEFINDO

The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of liquidity, profitability, productivity, leverage,bond maturity, size and growth in the bond rating of listed companies in PT PEFINDO period 2010 to 2012.

Data that used in this research is rating report that published on website

financial statement that published on website

www.idx.co.id.Analysis model that used is logistic regression.

The result of this research shows that liquidity, profitability, and size positive effect on bond ratings. This shows that the liquidity, profitability, and size can affect the good and bad bond rating of listed companies in PT PEFINDO. While the productivity, leverage, bond maturity, and growth have no effect on bond ratings. This means high or low level of these variables did not affect the good and bad bond rating of listed companies in PT PEFINDO.

The results of this study is expected to be a reference for the company to increase the bond rating that is by improving corporate performance and debt payments on time, while for investors can be made as consideration for investing in bonds, and for the next researcher can be used to provide reference and initial description on bond ratings.

Keywords: bond rating, likuidity, profitability, productivity, leverage, bond maturity, size and growth.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan persembahan terindah buat orang tua tercinta Hamonangan Sitanggang dan Tiorestis Manullang, S.Ag yang senantiasa memberi dukungan, perhatian, nasehat-nasehat yang berharga serta kasih sayangnya yang tiada henti menyertai kehidupan penulis.

Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di PT PEFINDO”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTH, MSc(CTM), SpA(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MSc, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.


(5)

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Khaira Amalia F., SE, MBA, Ak selaku Dosen Pembaca yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis. 7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk

segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Abang saya Benediktus Sitanggang, ST, Paulinus Sitanggang, S.Si, Junaedi Sitanggang, SE dan adik saya Fidelia Sitanggang yang selalu ada untuk memberi dukungan dan motivasi selama masa perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat Anasthachia L.A. Nadapdap, Austin N. Sinaga, Maria Swita Sari Nainggolan, Novia L. Siahaan, Friska Simanjuntak, Hervelika Ginting, Nora Sitinjak, Susi Sihombing, dan Tinaria Bancin beserta teman-teman lainnya yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan doa selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, April 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Pasar Modal ... 10

2.2 Obligasi ... 11

2.2.1 Karakteristik Utama Obligasi ... 12

2.2.2 Jenis Obligasi ... 13

2.2.3 Risiko Obligasi ... 17

2.2.4 Peringkat Obligasi ... 19

2.2.5 Proses Pemeringkatan Obligasi ... 22

2.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi ... 26

2.3 Penelitian Terdahulu ... 31

2.4 Kerangka Konseptual ... 33

2.5 Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Definisi Operasional ... 39

3.5 Populasi dan Sampel ... 43

3.6 Jenis Data ... 43

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.8 Teknik Analisis Data ... 44

3.9 Pengujian Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 62


(7)

4.2.2 Menilai Keseluruhan Model ... 63

4.2.3 Nilai Nagel Karke ... 65

4.3 Uji Hipotesis ... 66

4.4 Pembahasan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Pendapatan Obligasi Korporasi dan Obligasi Pemerintah

Tahun 2009 sampai 2012 ... 2

1.2 Data Peringkat Obligasi, Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, dan Umur Obligasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk ... 4

2.1 Peringkat Obligasi Berdasarkan PT PEFINDO ... 25

2.2 Penelitian Terdahulu ... 32

3.1 Investment Grade dan Non Investment Grade ... 42

3.2 Sampel Penelitian ... 43

4.1 Hosmer and Lemeshow Test... 63

4.2 Nilai -2 Log Likehood (-2LL Awal) ... 64

4.3 Nilai -2 Log Likehood (-2LL Akhir) ... 64

4.4 Model Summary ... 65


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 33


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman 1 Nama Perusahaan yang Terdaftar PT PEFINDO 2010-2012……… 81 2 Data Variabel Bebas 2010-2012 ... …….. 82 3 Hasil Pengolahan SPSS ... …….. 89


(11)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI PT PEFINDO

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT. PEFINDO periode tahun 2010 hingga tahun 2012.

Data yang digunakan adalah laporan peringkat obligasi yang dipublikasikan melalui website www.pefindo.com, dan laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas, profitabilitas dan size berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas, profitabilitas dan size dapat mempengaruhi baik dan buruknya peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO. Sedangkan produktivitas, leverage, umur obligasi dan growth tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini berarti tinggi atau rendahnya variabel-variabel tersebut tidak berdampak pada baik dan buruknya peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan rujukan bagi perusahaan dalam meningkatkan peringkat obligasi yaitu dengan cara memperbaiki kinerja perusahaan dan pembayaran hutang yang tepat waktu, sedangkan bagi investor bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan investasi obligasi, serta bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan untuk memberikan acuan dan gambaran awal mengenai peringkat obligasi.

Kata kunci: peringkat obligasi, likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth


(12)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING BOND RATING OF LISTED COMPANIES IN PT PEFINDO

The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of liquidity, profitability, productivity, leverage,bond maturity, size and growth in the bond rating of listed companies in PT PEFINDO period 2010 to 2012.

Data that used in this research is rating report that published on website

financial statement that published on website

www.idx.co.id.Analysis model that used is logistic regression.

The result of this research shows that liquidity, profitability, and size positive effect on bond ratings. This shows that the liquidity, profitability, and size can affect the good and bad bond rating of listed companies in PT PEFINDO. While the productivity, leverage, bond maturity, and growth have no effect on bond ratings. This means high or low level of these variables did not affect the good and bad bond rating of listed companies in PT PEFINDO.

The results of this study is expected to be a reference for the company to increase the bond rating that is by improving corporate performance and debt payments on time, while for investors can be made as consideration for investing in bonds, and for the next researcher can be used to provide reference and initial description on bond ratings.

Keywords: bond rating, likuidity, profitability, productivity, leverage, bond maturity, size and growth.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan diterima secara periodik pada saat jatuh tempo. Penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana, baik untuk ekspansi bisnisnya maupun untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka panjang atau dalam jangka pendek.

Perkembangan obligasi mulai menunjukan peningkatan yang berarti sebagai alat investasi dan instrumen keuangan pada periode tahun 2000. Menurut Rahardjo (2004:124) menyatakan obligasi merupakan sumber pendanaan yang lebih disukai perusahaan dibanding peminjaman di lembaga perbankan karena adanya pengetatan prosedur pinjaman di lembaga perbankan sehingga pihak perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis mulai melirik instrumen obligasi sebagai salah satu alternative penggalangan dana.

Menurut Rivai (2007:972) penerbitan obligasi lebih mudah dan fleksibel dibandingkan dengan melakukan prosedur pinjaman di bank. Selain itu, tingkat suku bunga obligasi bisa dibuat lebih menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan tingkat suku bunga pinjaman dari bank yang cenderung meningkat. Dalam melakukan pembelian obligasi, investor di pasar modal itu sendiri bisa mendapatkan keuntungan,


(14)

yakni mendapatkan suku bunga (kupon). Selain itu, investor bisa menghasilkan pendapatan atas kenaikan nilai nominal obligasi ke harga premium tersebut di pasar sekunder.

Tabel 1.1

Pendapatan Obligasi Korporasi dan Obligasi Pemerintah Tahun 2009 sampai 2012

Tahun Periode Obligasi Korporasi (Rp Triliun)

Obligasi Pemerintah (Rp Triliun)

Total Obligasi (Rp Triliun)

2009 534,46 33,8 568,26

2010 574,66 47,78 622,44

2011 641,21 62,33 703,54

2012 723,61 68,55 792,61

Sumbe(data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 pendapatan obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 pendapatan obligasi korporasi sebesar 723,61 triliun rupiah meningkat sebesar 91,4 triliun rupiah dari tahun sebelumnya. Hal serupa terjadi pada obligasi pemerintah pada tahun 2012 obligasi pemerintah mengalami peningkatan pendapatan sebesar 6,22 triliun rupiah. Ketua PT PEFINDO, Ronald (2012) pencapain peningkatan obligasi didorong oleh menurunya suku bunga (BI rate), turunnya BI rate akan mengakibatkan suku bunga deposito juga akan menurun sehingga mengalihkan para investor menginvestasikan modalnya pada obligasi. Faktor lainnya adalah permintaan masyarakat yang terus meningkat.

Namun dalam dunia investasi obligasi memiliki resiko yang perlu diperhatikan para investor antara lain, risiko gagal bayar. Agar investor memiliki


(15)

suatu gambaran tingkat risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka sebelum perusahaan mengeluarkan obligasi, akan dilakukan suatu proses pengujian terhadap obligasi tersebut, dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) selaku pengawas pasar modal dengan melakukan pengujian peringkat (rating) obligasi. Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) mewajibkan setiap obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia diperingkat oleh lembaga pemeringkat. Obligasi dianalisis dengan menggunakan peringkat obligasi (bond rating) yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya di masa depan

Pemberian peringkat terhadap obligasi dapat membantu investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Informasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat sangat membantu investor untuk memilih sekuritas obligasi mana yang paling tepat. Peringkat yang baik tidak hanya menunjukan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibanya, tetapi juga menunjukan bahwa kinerja perusahaan berlangsung secara efektif dan efisien karena mampu mengelola hutang untuk kemajuan bisnis yang dijalankan.

Menurut Fabozzi (2000:517), terdapat dua ketegori kelompok peringkat obligasi yaitu kategori kelas investasi (investment grade) dan kategori bukan kelas investasi (non investment grade). Sehingga muncul pertanyaan apakah pemeringkatan obligasi sudah tepat dan akurat sebagai pandangan para investor nantinya. Indonesia memiliki tiga pemeringkatan sekuritas hutang, yaitu Pemeringkatan Efek Indonesia


(16)

(PT PEFINDO), PT Kasnic Credit Rating Indonesia dan PT Fitch Rating Indonesia. Masing-masing lembaga rating biasanya memiliki skala rating sendiri-sendiri.

Meskipun obligasi diaanggap sebagai investasi yang aman, namun obligasi memiliki risiko. Salah satu risiko tersebut adalah ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya terhadap investor.

Tabel 1.2

Data Peringkat Obligasi, Likuiditas, Profitabilitas, Leverage dan Umur Obligasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

No Tahun Peringkat Obligasi

Likuiditas Profitabilitas Leverage Umur Obligasi

1 2009 BBB+ 2.2154 0.0134 1.765 5 tahun

2 2010 A- 2.6297 0.0137 1.142 5 tahun

3 2011 A 1,5860 0.0746 1.349 5 tahun

4 2012 A 1,8234 0.0980 1.295 5 tahun

Sumbe

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agri-food terbesar dan terintegritas di Indonesia. Unit bisnis utama perusahaan ini yakni pembuatan pakan ternak, pembibitan ayam, pengolahan unggas serta pembudidayaan pertanian. Berdasarkan Tabel 1.2, pada tahun 2012 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk likuiditas, profitabilitas mengalami peningkatan dari tahun sebelumnnya, sedangkan leverage mengalami penurunan dan dengan umur obligasi yang sama, namun peringkat obligasi tetap sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemeringkatan obligasi dengan menggunakan variabel likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth. Peneliti menggunakan variabel-variabel tersebut karena variabel- variabel tersebut sering digunakan investor


(17)

dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan. Dalam menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Salah satu alat dalam menilai laporan keuangan adalah dengan menggunakan rasio keuangan.

Menurut Sartono (2002:113) rasio dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai. Rasio keuangan merupakan cara yang nyaman untuk merangkum sejumlah besar data keuangan dan membandingkan kinerja perusahaan (Brealey dkk., 2007:72).

.Ada beberapa penelitian yang menguji faktor faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi antara lain Amalia (2013) meneliti bahwa leverage, likuiditas, dan profitabilitas berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi. Ikhsan, dkk, (2012) meneliti bahwa variabel growth, umur obligasi, dan reputasi auditor tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi. Pandutama (2012) meneliti bahwa variabel leverage, profitabilitas, size, umur obligasi, dan reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi sedangkan variabel jaminan obligasi berpengaruh signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi. Alwi dan Nurhidayati (2012) meneliti bahwa variabel likuiditas, produktivitas, reputasi auditor, dan size berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi. Sejati (2010) meneliti bahwa


(18)

variabel growth berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi sedangkan likuiditas, dan reputasi auditor tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa variabel yang mempengaruhi peringkat obligasi sangat bervariatif. Untuk itu penelitian ini akan menguji faktor faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan menggunakan variabel likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO periode tahun 2010 - 2012.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang “Faktor Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan yang Terdaftar di PT PEFINDO”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “apakah likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO?”.


(19)

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut:

a. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam obligasi.

b. Bagi Emiten

Hasil peneltian ini diharapkan mampu dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan kinerja keuangan yang semakin baik, diharapkan minat investor terhadap obligasi suatu perusahaan juga akan semakin meningkat.

c. Bagi Penulis

Memberikan manfaat pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.


(20)

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan referensi untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru dan berguna bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal

Pasar modal menurut Rivai (2007:927) adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek siperdagangkan (yang dikenal dengan bursa efek). Pasar modal juga sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran, dan produk turunan atau biasa disebut derivative. Contoh produk derivative di pasar modal adalah kontrak berjangka dan kontrak opsi.

Menurut Bapepam (2003) kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di Bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya.


(22)

2.2 Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (dalam hal ini modal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Oleh karena itu, obligasi diartikan juga sebagai jenis efek berupa surat pengakuan utang atas peminjaman uang dalam bentuk tertentu, untuk jangka sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayaranya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten. Obligasi merupakan salah satu instrument keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan dalam mendapatkan dana untuk pengembangan perusahaan (Rivai, 2007:72)

Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) mengartikan obligasi sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Menurut Tandelilin (2001:19) obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan pembayaran kembali nilai par pada saat jatuh tempo.


(23)

2.2.1 Karakteristik Utama Obligasi a. Nilai Pari

Nilai pari adalah nilai pokok obligasi yang ditentukan oleh emiten sekuritas pada saat obligasi tersebut ditawarkan emiten kepada investor (Tandelilin, 2001:136). b. Kupon

Kupon menunjukkan besarnya pendapatan bunga yang akan diperoleh pemegang obligasi dari perusahaan penerbit obligasi (emiten) selama umur obligasi (Tandelilin, 2001:136).

c. Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal Jatuh Tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan menerima pembayaran kembali nilai nominal obligasi dari emiten.

d. Provisi Penebusan

Provisi Penebusan adalah hak emiten untuk melunasi obligasi sebelum tanggal jatuh tempo obligasi. Provisi penebusan umumnya menyatakan bahwa perusahaan harus melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi jumlah yang lebih besar dari nilai pari jika emiten ingin melakukan penebusan sebelum jatuh tempo (Brigham dan Houston, 2006:349).

e. Dana Pelunasan

Dana Pelunasan adalah sejumlah uang yang didepositokan emiten kepada pihak trustee, yang selanjutnya akan menginvestasikan uang tersebut dan kemudian menggunakan jumlah yang terakumulasi untuk membayar obligasi ketika jatuh tempo (Brigham dan Houston, 2006:350).


(24)

2.2.2 Jenis Obligasi

Menurut Rivai (2007:973-977) obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :

1. Berdasarkan Penerbit atau Issuer

a. Obligasi Pemerintah (Government Bond) adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah atau skal nasional. Obligasi pemerintah biasanya memiliki tingkat kupon bunga lebih rendah yang tentunya akan memberikan yield to maturity (YTM) yang lebih rendah pula. Namun, tingkat risiko boleh dikatakan hampir tidak ada. Hal ini dikarenakan obligasi ini dijamin sepenuhnya oleh pemerintah, sehingga kecil kemungkinan terjadi gagal bayar.

b. Obligasi Pemerintah Daerah (Municipal Bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan proyek fasilitas umum di wilayah daerah tersebut. Dana dari hasil obligasi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan umum atau proyek wisata yang digunakan untuk kepentingan umum.

c. Obligasi Perusahaan (Corporate Bond) adalah merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik itu perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan usaha swasta. Corporate bond merupakan obligasi yang paling banyak diminati oleh investor karena sering memberikan keuntungan yang sangat kompetitif dan menarik, namun corporate bond memiliki risiko gagal bayar. Jika perusahaan yang


(25)

menerbitkannya mengalami masalah, maka mungkin saja perusahaan tersebut tidak dapat membayar bunga dan pokok pinjaman yang dijanjikan.

2. Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga

a. Obligasi dengan Bunga Tetap (Fixed Rate Bond) merupakan Obligasi dimana bunga pada obligasi tersebut ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai masa jatuh tempo.

b. Obligasi dengan Bunga Mengambang (Floating Rate Bond) merupakan obligasi dengan tingkat suku bunga variabel yang tingkat penyesuaian bunganya dilakukan secara berkala yang dapat berubah-ubah berdasarkan acuan tertentu.

c. Obligasi dengan Bunga Campuran (Mixed Rate Bond) merupakan Obligasi dengan bunga campuran yaitu obligasi yang merupakan gabungan dari fixed rate bond dengan floating rate bond.

3. Berdasarkan Jaminan

a. Obligasi Dijamin Garansi (Guaranteed Bond) merupakan obligasi yang pembayaran bunga dan pokoknya dijamin oleh perusahaan atau institusi yang bukan penerbit dari obligasi tersebut.

b. Obligasi Dijamin Property (Mortgage Bond) merupakan obligasi yang diterbitkan dengan jaminan property milik penerbit obligasi. Apabila terjadi wanprestasi atau gagal bayar, pihak pemegang obligasi bisa melakukan penjualan aset properti tersebut untuk melunasi gagal bayar.


(26)

c. Obligasi Dijamin Surat Berharga (Collateral Trust Bond) merupakan obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

d. Obligasi Dijamin dengan Peralatan (Equipment Trust Bond) merupakan obligasi didasarkan atas hak gadai atau hak jual atas peralatan tertentu kepada pemegang obligasi sehingga apabila terjadi gagal bayar, pemegang obligasi bisa mengeksekusi pejualan atas peralatan tersebut.

e. Obligasi Tanpa Jaminan (Debenture Bond) merupakan obligasi yang dijamin hanya dengan good will/integritas dari penerbit. Obligasi ini biasanya diterbitkan oleh pemerintah atau dikenal dengan istilah unsecured bond. 4. Berdasarkan Pelunasan

a. Obligasi Berseri (Serial Bond) merupakan obligasi dengan metode pelunasan dilakukan secara bertahap sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang dijadwlkan pada periode tertentu sampai peluasan keseluruhan obligasi.

b. Obligasi yang Dilunasi Sebelum Jatuh Tempo (Cailable Bond) merupakan obligasi yang diterbitkan dengan hak emiten untuk membeli kembali/menebus obligasi sebelum masa jatuh tempo.

c. Obligasi Konversi (Convertible Bond) merupakan obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham emiten pada perhitungan harga yang telah ditetapkan sebelumnya.


(27)

d. Obligasi tanpa Jatuh Tempo (Perpetual Bond) merupakan obligasi yang tidak memiliki jatuh tempo, tidak dapat ditebus, serta mempunyai kewajiban membayar pendapatan bunga tetap (annuity bond).

5. Berdasarkan Lokasi Penerbitan

a. Obligasi Domestik (Domestic Bond) merupakan obligasi yang diterbitkan untuk jangkauan pasar domestik dan biasanya menggunakan denominasi mata uang negara di mana obligasi diterbitkan.

b. Obligasi Internasional (International Bond) merupakan obligasi yang diterbitkan untuk pasar luar negeri.

6. Berdasarkan Segi Perhitungan Imbal Hasilnya

a. Obligasi Konvensional adalah obligasi yang perhitungannya menggunakan sistem kupon.

b. Obligasi Syariah merupakan obligasi yang perhitungan imbal hasilnya dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:

1) Obligasi syariah mudharabah, merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

2) Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap dan bisa diketahui sejak awal obligasi diterbitkan.


(28)

2.2.3 Risiko Obligasi

Menurut Fabozzi (2000:509-512) risiko pada obligasi adalah sebagai berikut: 1. Risiko suku bunga (Interest rate risk)

Harga obligasi bergerak berlawanan arah terhadap perubahan suku bunga. Apabila suku bunga naik, harga obligasi akan turun, dan sebaliknya. Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan obligasi sampai jatuh tempo, perubahan harga obligasi sebelum maturity tidak menarik perhatiannya akan tetapi bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, suatu kenaikan suku bunga setelah membeli obligasi berarti adalah capital loss yang direalisasikan. Risiko tersebut disebut interest rate risk atau disebut juga price risk. Kenaikan tingkat bunga pasar menyebabkan menurunnya harga obligasi karena sebesar apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang obligasi tetap hanya akan menerima tingkat bunga yang sudah ditetapkan.

2. Risiko investasi kembali (Reinvestment risk)

Reinvestment risk yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan strategi dari tingkat penanaman kembali investasi dimana hal tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga.

3. Risiko bangkrut (Default risk)

Default risk risiko bahwa emiten akan tidak mampu memenuhi pembayaran bunga dan pokok hutang, sesuai dengan kontrak. Obligasi perusahaan mempunyai default risk yang lebih besar daripada obligasi pemerintah. Tidak bagi masyarakat umum untuk melihat besar kecilnya risiko ini. Cara terbaik untuk melihat risiko ini


(29)

adalah dengan terus memonitor peringkat yang diberikan oleh perusahaan efek. Di Indonesia badan tersebut dikenal dengan Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Obligasi yang paling aman diberi peringkat AAA dan yang paling tidak aman atau paling banyak risikonya diberi peringkat D.

4. Risiko waktu (Call risk)

Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.

5. Risiko inflasi (Inflation risk)

Risiko inflasi disebut pula risiko terhadap daya beli (Purchasing power risk). Risiko inflasi merupakan risiko bahwa return yang direalisasikan dalam investasi obligasi tidak akan cukup untuk menutupi kerugian menurunnya daya beli yang disebabkan inflasi. Bila inflasi meningkat dan tingkat bunga obligasi tetap, maka terjadi penurunan daya beli yang harus ditanggung investor.

6. Risiko kurs valuta asing (Exchange-rate risk)

Obligasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.

7. Risiko likuiditas (Liquidity risk)

Risiko likuiditas yaitu risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat menjual obligasinya sedekat mungkin dengan nilai obligasi tersebut. Ukuran


(30)

utama dari likuiditas adalah selisih antara harga permintaan dan penawaran yang ditetapkan perantara pedagang efek. Semakin besar selisih harga jual dan harga beli, maka risiko likuiditasnya akan semakin besar. Bagi investor yang merencanakan memegang oligasi hingga tanggal jatuh tempo, risiko likuiditas ini kurang menjadi perhatian.

8. Volatility risk

Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal dengan volatility risk.

2.2.4 Peringkat Obligasi

Pemeringkatan obligasi merupakan opini dari lembaga pemeringkat serta sumber informatif bagi pemodal atas risiko obligasi yang diperdagangkan (Berdasarkan Keputusan BAPEPAM dan Lembaga keuangan Kep-151/BL/2009). Informasi peringkat tersebut diharapkan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Dengan demikian investor dapat melakukan strategi apakah akan membeli obligasi atau tidak.

Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: 135/BL/2006 Tentang “Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang” menyatakan bahwa emiten yang akan menerbitkan obligasi wajib memperoleh hasil pemeringkatan obligasi. Hasil pemeringkatan tersebut diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang


(31)

telah mendapat izin usaha sebagai lembaga pemeringkat dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat obligasi yaitu PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating. Lembaga pemeringkat memberikan peringkat obligasi setiap satu tahun sekali selama obligasi tersebut belum lunas. Pemeringkatan antara perusahaan satu dan lainnya tidak dilakukan serentak seluruh perusahaan melainkan secara terpisah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati masing-masing perusahaan dengan lembaga rating.

Menurut Brigham dan Houston (2006:373), peringkat obligasi didasarkan pada faktor-faktor kualitatif maupun kuantitatif, yang beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Berbagai macam rasio, termasuk rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Semakin baik rasionya, maka semakin tinggi peringkatnya.

b. Provisi-provisi hipotek. Apakah obligasi dijamin oleh hipotek? Jika ya, dan jika properti itu memiliki nilai yang tinggi sehubungan dengan jumlah utang yang diobligasikan, maka peringkat obligasi tersebut akan meningkat.

c. Provisi subordinasi. Apakah obligasi menjadi subordinasi dari utang yang lainnya? Jika ya, obligasi akan diberi peringkat paling sedikit satu tingkat di bawah peringkat yang seharusnya jika tidak disubordinasikan. Sebaliknya, suatu obligasi dengan utang lain yang disubordinasikan di bawahnya akan memiliki peringkat yang sedikit lebih tinggi.


(32)

d. Provisi penjaminan. Beberapa obligasi dijamin oleh perusahaan-perusahaan lain. Jika utang sebuah perusahaan yang lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat, obligasi akan diberikan peringkat perusahaan yang kuat.

e. Dana pelunasan. Apakah obligasi memiliki dana pelunasan untuk memastikan adanya pembayaran yang sistematis? Faktor ini adalah faktor plus bagi para agen pemeringkat.

f. Jatuh tempo. Jika hal yang lain tetap, obligasi dengan waktu jatuh tempo yang lebih singkat akan dinilai lebih kecil risikonya jika dibandingkan dengan obligasi yang memiliki waku jatuh tempo yang panjang.

g. Stabilitas. Apakah penjualan dan keuntungan emiten stabil?

h. Regulasi. Apakah emiten berada di bawah regulasi, dan dapatkah iklim peraturan yang kurang baik membuat posisi ekonomi perusahaan mengalami penurunan?

i. Antitrust. Apakah ada tuntutan antitrust yang masih menggantung terhadap perusahaan sehingga dapat merusak posisinya.

j. Operasi di luar negeri. Berapa persen penjualan, aktiva, dan laba perusahaan yang berasal dari operasi di luar negeri, dan bagaimana iklim politik di negara tersebut?

k. Faktor lingkungan hidup. Apakah perusahaan kemungkinan akan menghadapi pengeluaran yang besar untuk peralatan pengendalian polusi?


(33)

m. Tanggung jawab pensiun. Apakah perusahaan memiliki kewajiban pensiun yang belum didanai sehingga dapat menciptakan kemungkinan masalah di masa depan?

n. Masalah tenaga kerja. Apakah terdapat potensi terjadinya masalah tenaga kerja di masa depan yang dapat memperlemah posisi perusahaan?

o. Kebijakan akuntansi.

2.2.5 Proses Pemeringkatan Obligasi (PT PEFINDO)

PT PEFINDO didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 atas ijin Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994, PT PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No.39/PM-PI/1994) dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal Indonesia. Lembaga ini berafiliasi dengan Standard & Poor’s, yang merupakan agen pemeringkat internasional. (www.pefindo.com).

Proses pemeringkatan berawal dari permintaan resmi dari perusahaan yang membutuhkan rating. PEFINDO akan menjawab permintaan tersebut dengan mengirimkan draft kontrak dan daftar persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan umum terdiri dari laporan keuangan yang diaudit 3-5 tahun, pertanyaan rinci beberapa data operasional yang tercantum dalam kuesioner standar PEFINDO, dan beberapa dokumen lainnya seperti prospektus, memo, dll. Draft kontrak mengatur hak dan tanggung jawab kedua belah pihak, sedangkan pertanyaan kuesioner tergantung dari sektor perusahaan.


(34)

Proses peringkat akan resmi dilakukan setelah PEFINDO menerima kontrak yang ditandatangani dan semua persyaratan terpenuhi. Tugas peringkat tersebut akan selesai dalam 30 hari kerja setelah kontrak resmi kedua pihak. PEFINDO akan menetapkan tim analis yang biasanya terdiri dari 2 analis yang memiliki keahlian sesuai dengan industri atau sektor perusahaan. Selama proses analisis, analisis situs perusahaan diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bisnis perusahaan. Selain itu, analis juga dimungkinkan melakukan pencarian data dan informasi dari sumber-sumber lain yang terpercaya.

Setelah dilakukan analisis situs, tim analis akan mengatur “rapat manajemen” dengan manajemen perusahaan dan beberapa orang penting yang terkait untuk mendapatkan pandangan lebih baik tentang kebijakan dan rencana strategis perusahaan. Untuk pertemuan ini tim analis akan disertai oleh satu atau beberapa dewan direksi PEFINDO. Rapat manajemen dilakukan untuk memperoleh penilaian kualitatif terutama tentang pengetahuan manajemen, kompetensi, komitmen, dan kebijakan yang diberlakukan pada perusahaan.

Setelah proses analisis selesai, tim analis ditugaskan mengadakan “rapat komite rating” untuk menyajikan dan mengusulkan hasil penilaian pada anggota komite rating yang terdiri dari dewan direksi PEFINDO dan sebagian besar analis. Setiap anggota komite berhak untuk bertanya dan menentang tim analis sebelum memberikan suara rating yang diusulkan. Peringkat akhir yang diberikan perusahaan berdasarkan mayoritas suara anggota komite.


(35)

Hasil peringkat akan diberitahukan tim analis kepada perusahaan (issuer). Peringkat yang dihasilkan dalam bentuk laporan yang berisi alasan pemberian peringkat (simbol). Simbol yang diberikan PEFINDO dapat dilihat pada Tabel 2.1. Perusahaan dapat menyatakan ketidaksetujuan hasil peringkat pada PEFINDO dengan memberikan sejumlah data atau informasi. Peringkat dapat diubah jika perusahaan memberikan data tambahan yang mendukung.

Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: 135/BL/2006 Tentang “Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang” menyatakan data diserahkan paling lambat 2 (dua) hari sejak adanya fakta baru. Namun tidak ada jaminan bahwa dengan informasi baru akan mengubah keputusan komite rating sebelumnya.

Peringkat akan dipublikasikan atau tidak tergantung dari perjanjian perusahaan dengan PEFINDO. Bagi perusahaan yang setuju, peringkat akan dipublikasikan pada website PEFINDO. Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: KEP-156/BL/2009 tentang “Publikasi oleh Perusahaan Pemeringkat Efek” menyebutkan bahwa Publikasi tersebut wajib diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pemeringkatan berakhir. (Purba, 2000:153-157)


(36)

Tabel 2.1

Peringkat Obligasi Berdasarkan PT PEFINDO

Peringkat Keterangan

AAA Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif disbanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian.

AA Efek utang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.

A Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.

BBB Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

BB Efek utang yang menunjukkan dukungan

kemampuan obligor yang agak lemah relative disbanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.

B Efek utang yang menunjukkan parameter

perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban financialnya.

CCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban financialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

D Efek utang yang macet atau emitennya sudahberhenti berusaha. Sumber :


(37)

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada penelitian ini adalah

a. Rasio Likuiditas

Menurut Sartono (2002: 116) rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Menurut Halim (2000: 77) rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Analisis keuangan dapat menggunakan beberapa rasio likuiditas untuk menilai apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo (Tandelilin, 2010: 74). Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar (current ratio).

Peningkatan aktiva lancar tentu saja menyebabkan peningkatan dalam modal kerja bersih sehingga mengurangi tingkat risiko kesulitan keuangan secara teknis. Makin tinggi tingkat rasio likuiditas tersebut, maka semakin tinggi posisi likuiditas perusahaan. Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut (Gitman, 2006:629).

b. Rasio Profitabilitas

Menurut Sartono (2002: 120) rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannya dengan tingkat penjualan, total aktiva, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas menurut Halim (2000:


(38)

83) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Investasi dalam bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak berpengaruh oleh profitabilitas perusahaan, karena tetap menerima sebesar tingkat bunga yang telah ditentukan. Akan tetapi para analis tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan (Tandelilin, 2010: 76).

Rasio profitabilitas memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default), sehingga semakin baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan tersebut (Purwaningsih, 2008:92).

c. Rasio Produktivitas

Rasio produktivitas menunjukan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang tingkat produktivitasnya tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat produktivitasnya rendah. Hal ini juga menunjukkan perusahaan yang tingkat produktivitasnya tinggi akan lebih mampu memenuhi kewajibanya secara lebih baik. Rasio ini secara signifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat obligasi perusahaan tersebut Horrigen 1966 ( dalam Raharja dan Sari, 2008:220).


(39)

d. Rasio Leverage

Rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan utang dalam membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio.

Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar resiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada default risk atau peringakat obligasi yang rendah.Burton, dkk, 1998 ( dalam Raharja dan Sari, 2008:221).

e. Umur Obligasi ( maturity)

Umur obligasi (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5


(40)

tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya.

Obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang peringkat obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur anatara 1-5 tahun dan nilai 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari 5 tahun. Mark dan David 1996 (dalam Andry, 2005).

f. Ukuran Perusahaan (firm size)

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas. Menurut Elton (1995) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009:146) perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil karena perusahaan-perusahaan memiliki risiko yang lebih besar. Apabila semakin besar perusahaan, potensi mendiversifikasikan resiko non sistematik juga semakin besar sehingga membuat resiko obligasi perusahaan tersebut menurun.

Ogden 1997 (dalam Maharti, 2011:38) menyatakan bahwa total utang dan ukuran perusahaan memiliki korelasi kuat dan positif. Ukuran perusahaan bisa juga digunakan sebagai proksi untuk mengukur likuiditas. Pada umumnya perusahaan


(41)

yang besar akan memberikan peringkat yang baik (investment grade). Dengan kata lain firm size dapat digunakan sebagai pengukur total utang (termasuk obligasi), sehingga secara tidak langsung ukuran perusahaan berpengaruh pada peringkat obligasi.

g. Pertumbuhan Perusahaan (growth)

Perusahaan yang bertumbuh memerlukan dana untuk investasinya. Dana bisa bersumber dari internal perusahaan, misalnya laba, namun seringkali investasi yang besar memerlukan banyak biaya sehingga pendanaan yang bersifat internal bisa jadi tidak mencukupi biaya investasinya.

Perusahaan yang bertumbuh akan menggunakan aliran kasnya untuk investasi, penguasaan teknologi dan mengembangkan produk, sehingga ada kemungkinan perusahaan tidak bisa membayar bunga dan pokok obligasi sehingga risikonya tinggi yang berakibat pada rendahnya peringkat. Sedangkan perusahaan pada tahap mature, investasi sudah berkurang dan mempunyai aliran kas yang lancar sehingga bisa membayar bunga dan pokok obligasi dengan lancar sehingga risikonya rendah yang menyebabkan peringkat obligasi menjadi tinggi, Immaculata dan Restuti 2008 (dalam Ikhsan, dkk, 2012:119)

Menutur Pottler dan Sommer 1997 (dalam Ikhsan, dkk, 2012:200) pertumbuhan perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi, karena pertumbuhan mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa mendatang dan meningkatkan nilai ekonomi. Oleh karena itu investor dalam memilih investasi khususnya pada obligasi


(42)

akan melihat pertumbuhan perusahan, apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan penerbit obligasi akan memilki peringkat obligasi investment grade.

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan peringkat obligasi adalah sebagai berikut :


(43)

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Judul

Penelitian

Peneliti Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) Metode Analisis Hasil Penelitian Pemeringkata

n Obligasi PT PEFINDO: Berdasarkan Informasi Keuangan Ninik Amali (2013)

a. Leverage b. Likuiditas c. Profitabilitas

Peringkat obligasi

Regresi Logistik

a. Leverage berpengaruh

terhadap peringkat obligasi,

sedangkan b. Likuiditas dan c. Profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap peringkat obligasi Peringkat Obligasi dan Faktor yang Mempengaruh inya Adhisyahfitri, M.NurYahya, Saidahturrahmi (2012)

a. Growth b. Umur obligasi c. Reputasi

auditor Peringkat obligasi Regeresi logistik a.Growth,

b.Umur obligasi, dan c.Reputasi auditor

tidak berpengaruh terhadap peringkat obligsi Faktor Faktor yang Mempengaruh i Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Arvian Pandutama (2012)

a. Leverage b. Size

c. Profitabilitas d. Growth e. Umur obligasi f. Reputasi

auditor g. Jaminan

obligasi

Peringkat obligasi

Regresi logistik

a. Leverage, b. Size,

c. Profitabilitas, d. Growth,

e. Umur obligasi dan f. Reputasi auditor

tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan

g. Jaminan obligasi berpengaruh signifikan terhadap prediksi obligasi Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruh i Peringkat Obligasi Abdullah Alwi, Nurhidayati (2012)

a. Likuiditas b. Produktivitas c. Reputasi

auditor d. Size

e. Profitabilitas

Peringkat obligasi

Regresi logistik

a. Likuiditas, b. Produktivitas, c. Reputasi

auditor,dan

d. Size berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, e. Profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi


(44)

Judul Penelitian

Peneliti Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) Metode Analisis Hasil Penelitian Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur Grace Putri Sejati (2010)

a. Likuiditas b. Growth c. Reputasi

auditor

Peringkat obligasi

Regresi Logistik

a. Growth berpengaruh

terhadap peringkat obligasi,

sedangkan

b. Likuiditas, dan Reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi

Sumber : dari berbagai jurnal

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :


(45)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Makin tinggi tingkat rasio likuiditas tersebut, maka semakin tinggi posisi likuiditas perusahaan. Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut. (Gitman, 2006:629).

Likuiditas

Produktivitas Profitabilitas

Leverage

Umur Obligasi

Size

Peringkat Obligasi


(46)

Profitabilitas memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default), sehingga semain baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. (Purwaningsih, 2008:92).

Produktivitas perusahaan yang tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat produktivitasnya rendah. Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat obligasi perusahaan tersebut. Horrigen 1966 ( dalam Raharja dan Sari, 2008:220).

Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya. Burton, dkk, 1998 ( dalam Raharja dan Sari, 2008:221).

Umur obligasi (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur anatara 1-5


(47)

tahun dan nilai 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari 5 tahun. Mark dan David 1996 (dalam Andry, 2005).

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Menurut Ogden 1997 (dalam Maharti, 2011:38) menyatakan bahwa total utang dan ukuran perusahaan memiliki korelasi kuat dan positif. Dengan kata lain firm size dapat digunakan sebagai pengukur total utang (termasuk obligasi), sehingga secara tidak langsung ukuran perusahaan berpengaruh pada peringkat obligasi.

Growth (pertumbuhan perusahaan), menutur Pottler dan Sommer 1997 (dalam Ikhsan, dkk, 2012:200) pertumbuhan perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi, karena pertumbuhan mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa mendatang dan meningkatkan nilai ekonomi.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat mengajukan hipotesis bahwa :

1. H1 = likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

2. H2 = profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

3. H3 = produktivitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.


(48)

4. H4 = leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

5. H5 = umur obligasi berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

6. H6 = size berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

7. H7 = growth berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif angka-angka statistik ataupun kode yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT PEFINDO melalui Efek Indonesia melaui media internet dengan situs

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Nopember 2013 sampai dengan bulan Maret 2014.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(50)

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1) Variabel bebas (independent variabel), yang terdiri dari likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth.

2) Variabel terikat (dependent variabel), yaitu peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO.

b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu : 1) Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni berasal dari buku-buku

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2) Tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan mengunduh melalui situs www.pefindo.com untuk memperoleh data mengenai peringkat obligasi dan www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak bergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas atau independent variable dari penelitian ini adalah:


(51)

1. Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban terhadap hutang jangka pendek. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut.

Rasio likuiditas dirumusakan sebagai berikut: (Brealey, dkk., 2007:78) Likuiditas

=

aset lancar

kewajiban lancar 2. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut.

Rasio profitabilitas dirumusakan sebagai berikut: (Brealey, dkk., 2007:80) Profitabilitas

=

laba bersih

penjualan 3. Produktivitas

Produktivitas menunjukan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut.

Rasio produktivitas dirumusakan sebagai berikut: (Brealey, dkk., 2007:79) Produktivitas

=

penjualan


(52)

4. Leverage

Leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.

Rasio leverage dirumusakan sebagai berikut: (Brealey, dkk., 2007:76) Debt to Equity Ratio (DER)

=

Total hutang

Total ekuitas 5. Umur obligasi

Obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur anatara 1-5 tahun dan nilai 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari 5 tahun. Mark dan David 1996 (dalam Andry, 2005).

6. Size (ukuran perusahaan)

Ukuran perusahaan (size) menunjukkan tingkat besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat didasarkan pada total aktiva, penjualan, atau ekuitas.

Secara sistematis ukuran perusahaan (firm size) dirumuskan sebagai berikut,Ogden 1997 (dalam Maharti, 2011:38)

����= log TA

7. Growth (pertumbuhan perusahaan)

Pertumbuhan perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi, karena pertumbuhan mengindikasikan prospek kinerja aliran kas masa mendatang dan meningkatkan nilai


(53)

ekonomi. Pertumbuhan perusahaan merupakan pertumbuhan berdasarkan kesempatan bertumbuh perusahaan yang diukur dengan menggunakan book to market ratio of equity dengan rumus: Pottler dan Sommer 1997 (dalam Ikhsan, dkk., 2012:200) �������������������������=jumlah saham beredar

total equitas x harga penutupan saham

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel ini disebut juga variabel tidak bebas. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2008:42). Penelitian ini menggunakan peringkat obligasi sebagai variabel dependen. Variabel ini dilihat dari peringkat obligasi yang dipublikasikan oleh PT. Pefindo. Peringkat obligasi pada umumnya terbagi atas dua yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non investment grade (BB, B, CCC, D). Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala nominal. Dalam skala ini pengukuran dilakukan dengan memberi nilai 1 untuk obligasi yang berperingkat investment grade dan 0 untuk obligasi yang berperingkat non investment grade karena variabel yang digunakan adalah variabel dummy.

Tabel 3.1

Investment Grade dan Non Investment Grade

Peringkat Keterangan Nilai

AAA investment grade 1

AA investment grade 1

A investment grade 1

BBB investment grade 1

BB non investment grade 0

B non investment grade 0

CCC non investment grade 0

D non investment grade 0


(54)

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada agen pemeringkat PT PEFINDO pada tahun 2010-2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO tahun 2010-2012

b. Perusahaan tersebut memiliki data laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012

Berdasarkan kriteria-kriteria tesebut terpilihlah 93 sampel obligasi perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO yang akan diteliti.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

Perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO tahun 2010-2012

105

perusahaan yang belum go public (69)

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode pengamatan

(5)

Total sampel 31

Tahun pengamatan 3

Total sampel selama periode pengamatan 93 Sumber :

3.6 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu database peringkat obligasi perusahaan yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat PT PEFINDO melalui yang secara online pada situs www.idx.co.id.


(55)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data yang diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Penelusuran ini dilakukan dengan cara:

1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa: jurnal, buku, dan skripsi.

2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data yng disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa: katalog perpustakaan, laporan-laporan Bursa Efek Indonesia, PT PEFINDO dan situs internet.

Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memberikan dasar yang memadai mengenai variabel penelitian, baik variabel independen maupun variabel dependen.

3.8 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik, karena variabel terikatnya merupakan variabel dummy. Dalam teknik analisis penelitian ini tidak memerlukan uji normalitas data karena, menurut Ghozali (2006: 225) regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Artinya, variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi normal linier maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup.


(56)

Pada penelitian ini regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth terhadap peringkat obligasi. Adapun model regresi logistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ln p

1−�= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + ε

Keterangan :

Ln p

1−� = 1, jika peringkat obligasi termasuk investment grade

Ln p

1−� = 0,jika peringkat obligasi termasuk non investment grade

X1 = likuiditas X2 = profitabilitas X3 = produktivitas

X4 = leverage

X5 = umur obligasi

X6 = size

X7 = growth

a = konstanta

β1β2β3β4 = koefisien regresi

ε = error (tingkat kesalahan)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik, yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal). Teknik analisis ini tidak menggunakan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada


(57)

variabel bebasnya (Ghozali, 2006:226). Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dasar pengambilan keputusan adalah nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chisquare pada bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow.

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima b. Menilai Keseluruhan Model

Menilai angka -2 log likelihood pada awal blok number = 0 dan angka -2log likelihood pada blok number = 1, jika terjadi penurunan angka -2 log likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik (Ghozali, 2006:232). Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared error” pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi yang baik.

c. Nilai Nagel Kerke (R2)

Nagel Kerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R² dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagel Kerke R² dapat diinterprestasikan seperti nilai R² pada multiple regression.


(58)

3.9 Pengujian Hipotesis

Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 10%. Hal ini dilandasi oleh pendapat Hartono (2008:362) yang menyatakan bahwa tingkat keyakinan yang paling rendah untuk dapat menolak hipotesis nol yaitu dengan tingkat keyakinan 90%, maka kriteria pengujianya adalah sebagai berikut :

a. Jika α < 10%, maka hipotesis penelitian diterima b. Jika α > 10%, maka hipotesis penelitian ditolak Model hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ln p

1−�= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + ε

Keterangan :

Ln p

1−� = 1, jika peringkat obligasi termasuk investment grade

Ln p

1−� = 0,jika peringkat obligasi termasuk non investment grade

X1 = likuiditas X2 = profitabilitas X3 = produktivitas

X4 = leverage

X5 = umur obligasi

X6 = size

X7 = growth


(59)

β1β2β3β4 = koefisien regresi


(60)

BAB IV

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

1. PT Adhi Karya Tbk. (ADHI)

PT Adhi Karya (Persero) Tbk didirikan tanggal 1 Juni 1974. Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam SK Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian berdasarkan PP No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perusahaan Negara Adhi Karya. Ruang lingkup bidang usaha ADHI meliputi:

a. Konstruksi,

b. Konsultasi manajemen dan rekayasa industri (Engineering Procurement and Construction/EPC),

c. Perdagangan umum, jasa pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang teknologi informasi, real estat dan agro industri.

Pada tanggal 8 Maret 2004, ADHI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADHI kepada masyarakat atas 441.320.000 saham. ADHI melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Maret 2004.

2. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF)

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang didirikan pada tanggal 13 Nopember 1990. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADMF dalam bidang pembiayaan meliputi sewa guna usaha, anjak piutang,


(61)

pembiayaan konsumen dan usaha kartu kredit serta kegiatan dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (mulai tahun 2012). Pada tanggal 23 Maret 2004, ADMF memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ADMF (IPO) kepada masyarakat melalui pasar modal sebanyak 100.000.000 saham. ADMF melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Maret 2004.

3. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL)

PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk didirikan tanggal 4 Oktober 1975. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan APOL adalah bergerak dalam bidang pengangkutan domestik dan internasional, terutama mengusahakan dan menjalankan pengangkutan barang dengan kapal laut, serta melaksanakan pembelian dan penjualan kapal-kapal. Pada tanggal 10 Juni 2005, APOL memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) APOL kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham. APOL melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juni 2005.

4. Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP)

PT Bank ICB Bumiputera Tbk didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia tanggal 31 Juli 1989. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) BABP


(62)

kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham. BABP melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Juli 2002.

5. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didirikan 16 Desember 1895. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 31 Oktober 2003, BBRI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.811.765.000 saham. BBRI melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 November 2003.

6. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

PT Bank Tabungan Negara Tbk didirikan 09 Februari 1950. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BBTN adalah menjalankan kegiatan umum perbankan, termasuk melakukan kegiatan Bank berdasarkan prinsip syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah sejak 14 Februari 2005. Pada tanggal 08 Desember 2009, BBTN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBTN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 2.360.057.000 saham. BBTN melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Desember 2009.


(63)

7. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan 16 Juli 1956. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BDMN adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. BDMN mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mulai melakukan kegiatan usaha mikro dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Pada tanggal 24 Oktober 1989, BDMN memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) BDMN kepada masyarakat sebanyak 12.000.000 saham. BDMN melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 06 Desember 1989.

8. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR)

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk didirikan tahun 1960. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BJBR adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan. Pada tanggal 29 Juni 2010, BJBR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM & LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) BJBR kepada masyarakat sebanyak 2.424.072.500 saham. BJBR melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 08 Juli 2010.

9. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan 02 Oktober 1998. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BMRI adalah melakukan usaha


(64)

di bidang perbankan. Pada tanggal 23 Juni 2003, BMRI memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BMRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 saham. BMRI melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 2003.

10.PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII)

PT Bank Internasional Indonesia Tbk didirikan 15 Mei 1959. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BNII adalah melakukan usaha di bidang perbankan, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Pada tanggal 02 Oktober 1989, BNII memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) BNII kepada masyarakat sebanyak 12.000.000 saham. BNII melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 21 Nopember 1989.

11. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

PT Bumi Serpong Damai Tbk didirikan 16 Januari 1984. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BSDE adalah berusaha dalam bidang pembangunan real estate. Pada tanggal 28 Mei 2008, BSDE memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BSDE (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.093.562.000 saham. BSDE melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 06 Juni 2008.


(65)

12.PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA)

PT Berlian Laju Tanker Tbk didirikan tanggal 12 Maret 1981. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BLTA meliputi usaha dalam bidang perkapalan dalam dan luar negeri dengan menggunakan kapal-kapal, kapal tanker, tongkang dan kapal tunda. BLTA bergerak dalam bidang jasa seperti pelayaran/angkutan laut dengan konsentrasi pada angkutan muatan bahan cair baik dalam kawasan Indonesia maupun Asia, Eropa dan Amerika. Pada tanggal 22 Januari 1990, BLTA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BLTA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 2.100.000 saham. BLTA melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 06 Juni 2008.

13.PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)

PT Bukit Uluwatu Villa Tbk didirikan tanggal 15 Desember 2000. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BUVA terutama meliputi penyediaan jasa akomodasi (cottage) yang kemudian berubah menjadi bidang jasa akomodasi (cottage) dan bidang perhotelan. Pada tanggal 30 Juni 2010, BUVA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) BUVA kepada masyarakat sebanyak 857.142.500 saham. BUVA melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juli 2010.


(66)

14.PT BW Plantation Tbk (BWPT)

PT BW Plantation Tbk didirikan 06 Nopember 2000. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel). Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 saham. BWPT melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2009.

15.PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN)

PT Clipan Finance Indonesia Tbk didirikan 15 Januari 1982. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CFIN adalah sebagai Perusahaan Pembiayaan yaitu sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen, dan anjak piutang. Pada tanggal 26 Juni 1989, CFIN memperoleh pernyataan izin dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) CFIN kepada masyarakat sebanyak 1.500.000 saham. CFIN melakukan listing saham pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 Aguastus 1990.

16.PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)

PT Bakrieland Development Tbk didirikan dengan nama PT Purilestari Indah Pratama pada tanggal 12 Juni 1990. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang


(1)

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables LIKUIDITAS .293 1 .588

PROFITABILITAS 3.828 1 .050

PRODUKTIVITAS 2.082 1 .149

LEVERAGE 1.942 1 .164

UMUR 1.051 1 .305

SIZE 2.315 1 .128

GROWTH .521 1 .470

Overall Statistics 13.329 7 .064

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


(2)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

LIKUIDI TAS

PROFITABIL ITAS

PRODUKTIV ITAS

LEVERA

GE UMUR SIZE GROWTH Step

1

1 41.104 -1.187 .796 1.032 .316 -.018 .453 .231 .076 2 29.376 -5.491 2.306 2.348 .863 -.070 .926 .683 .212 3 24.762 -11.507 4.436 3.934 1.652 -.160 1.098 1.325 .459 4 23.403 -15.761 5.830 5.016 2.348 -.226 1.116 1.800 .722 5 23.214 -17.456 6.318 5.422 2.774 -.252 1.151 1.987 .853 6 23.207 -17.734 6.379 5.478 2.903 -.256 1.166 2.016 .877 7 23.207 -17.746 6.380 5.479 2.912 -.256 1.167 2.018 .878 8 23.207 -17.746 6.380 5.479 2.912 -.256 1.167 2.018 .878 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 38.389

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 15.183 7 .034

Block 15.183 7 .034


(3)

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square Nagelkerke R Square

1 23.207a .158 .448

a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 7.693 8 .464

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

RATING = .00 RATING = 1.00

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 4 3.519 5 5.481 9

2 0 .717 9 8.283 9

3 0 .317 9 8.683 9

4 0 .181 9 8.819 9

5 1 .126 8 8.874 9

6 0 .076 9 8.924 9

7 0 .039 9 8.961 9

8 0 .020 9 8.980 9

9 0 .005 9 8.995 9


(4)

Classification Tablea

Observed

Predicted RATING

Percentage Correct

0 1

Step 1 RATING 0 2 3 40.0

1 1 82 98.8

Overall Percentage 95.5

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a LIKUIDITAS 6.380 3.782 2.845 1 .092 589.795

PROFITABILITAS 5.479 2.970 3.404 1 .065 239.697 PRODUKTIVITAS 2.912 1.832 2.526 1 .112 18.385 LEVERAGE -.256 .238 1.152 1 .283 .774 UMUR 1.167 1.615 .522 1 .470 3.212 SIZE 2.018 1.133 3.170 1 .075 7.520 GROWTH .878 .781 1.265 1 .261 2.407 Constant -17.746 8.451 4.410 1 .036 .000 a. Variable(s) entered on step 1: LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, PRODUKTIVITAS, LEVERAGE, UMUR, SIZE, GROWTH.


(5)

Correlation Matrix Constant

LIKUIDI TAS

PROFITABIL ITAS

PRODUKTIV

ITAS LEVERAGE UMUR SIZE GROWTH Step

1

Constant 1.000 -.320 -.398 -.297 .444 -.277 -.955 -.167 LIKUIDITAS -.320 1.000 .899 .067 -.704 -.187 .106 .265 PROFITABIL

ITAS -.398 .899 1.000 .055 -.815 -.090 .227 .164

PRODUKTIV

ITAS -.297 .067 .055 1.000 -.098 -.007 .223 .224

LEVERAGE .444 -.704 -.815 -.098 1.000 .105 -.345 -.137 UMUR -.277 -.187 -.090 -.007 .105 1.000 .189 -.096 SIZE -.955 .106 .227 .223 -.345 .189 1.000 .033 GROWTH -.167 .265 .164 .224 -.137 -.096 .033 1.000


(6)

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

80 ┼ ┼

│ │ │ │ F │ │ R 60 ┼ ┼

E │ │ Q │ │ U │ │ E 40 ┼ 1┼

N │ 1│

C │ 1│

Y │ 1│

20 ┼ 1┼

│ 11│

│ 111│

│ 1 1 1111│ Predicted ─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼── ───────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼ ────────── Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1

Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111 111111111111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1.00 The Cut Value is .50

Symbols: 0 - .00 1 - 1.00