Komunikasi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

Universitas Sumatera Utara teks. Beberapa makna akan lebih mudah untuk dikonstruksi karena nilai-nilainya yang tersebar di masyarakat. Sebaliknya pemaknaan lain akan lebih sulit karena jarang disosialisasikan kepada masyarakat.

2.2 Kajian Pustaka

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan – kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup scope-nya dan banyak dimensinya. Para mahasiswa selalu mengklasifikasikan aspek – aspek komunikasi ke dalam jenis – jenis yang satu sama lain berbeda konteksnya Effendy, 2006: 52.

2.2.1 Komunikasi

Setiap sendi kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi dapat diikhtisarkan sebagai berikut Lubis, 2007: 11. 1. Komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti ‘sama’. Maksudnya bila seseorang menyampaikan pesan komunikasi kepada orang lain maka terlebih dahulu harus menyadarkan persamaan lambang dengan orang yang dituju sebagai sasaran komunikasi. 2. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan komunikasi dari seseorang atau sekelompok kepada seseorang atau sekelompok lainnya. 3. Kegiatan komunikasi meliputi komponen-komponen seperti sumber, pesan, saluran, penerima, gangguan, proses penyampaian, arus balik dan efek. 4. Kegiatan komunikasi meliputi komunikasi intra individu, antar individu, kelompok kecil, public speaking komunikasi massa atau komunikasi antar kebudayaan. Menurut Frey, Botan dan Kreps 2000, Communication is the process of managing messages for the purpose of creating meaning, bahwa komunikasi adalah suatu proses mengelola pesan dengan tujuan menciptakan makna. Pada pengertian ini terdapat 3 kata kunci, diantaranya messages pesan, managing mengelola, dan meaning makna. Messages pesan disini dinyatakan dalam bentuk simbol, yaitu simbol verbal dan nonverbal. Pesan verbal diantaranya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dinyatakan dalam kata-kata, sedangkan pesan nonverbal dinyatakan dalam simbol yang berupa tindakan dan isyarat. Managing mengelola yaitu mengelola pesan dengan cara menerima pesan untuk direspon kemudian diolah untuk menjadi pesan yang mungkin dijadikan pilihan yang dapat memengaruhi makna yang akan ditimbulkan. Meaning makna yaitu penafsiran seseorang terhadap pesan yang telah diberikan kepadanya untuk kemudian dipahami Griffin, 2006: 52. Proses komunikasi berkaitan dengan bagaimana komunikasi itu berlangsung. Menurut Daft 2006, ada dua elemen umum dalam setiap situasi komunikasi, yaitu pengirim dan penerima. Pengirim sender adalah orang yang ingin menyampaikan ide atau konsep kepada orang lain, mencari informasi, atau mengungkapkan pemikiran atau emosi. Penerima receiver adalah orang kepadasiapa pesan tersebut dikirimkan. Pengirim meng-enkode encodes ide dengan memilih simbol-simbol yang digunakan untuk menyusun sebuah pesan. Pesan message adalah perumusan yang nyata dari ide yang dikirimkan untuk penerima.Pesan tersebut dikirim lewat sebuah saluran channel. Saluran tersebut bisa berupa laporan formal, e-mail, pertemuan dengan berhadapan secara langsung, lagu bahkan film. Penerima pesan kemudian men-dekode decodes simbol-simbol untuk menginterpretasikan arti pesan tersebut. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata pesan verbal, perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Lambang mempunyai beberapa sifat seperti berikut ini. Lambang bersifat sembarang, manasuka, atau sewenang-wenang. Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata lisan atau tulisan, isyarat anggota tubuh, makanan dan cara makan, tempat tinggal, jabatan pekerjaan, olahraga, hobi, peristiwa, hewan, tumbuhan, gedung, alat artefak, angka, bunyi, waktu dan sebagainya. Semua itu bisa dijadikan lambang. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kitalah yang memberi makna pada lambang. Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri. Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa kata-kata mempunyai makna, yang ia maksudkan sebenarnya bahwa kata-kata itu mendorong orang untuk memberi makna yang telah disetujui bersama terhadap Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kata-kata itu. Persoalan akan timbul bila para peserta komunikasi tidak memberi makna yang sama pada suatu kata. Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lainnya, dari suatu tempat ke tempat lainnya, dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lainnya. Begitu juga makna yang diberikan kepada lambang tersebut. Kita hanya memerlukan kesepakatan mengenai suatu lambang. Akan tetapi, makna yang diberikan kepada suatu lambang boleh jadi berubah dalam perjalanan waktu, meskipun perubahan makna itu berjalan lambat. Menggunakan lambang, baik dalam penyandian ataupun penyandian-balik, manusia dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan, bukan hanya antara mereka yang sama-sama hadir, bahkan juga antara mereka yang tinggal berjauhan dan tidak pernah saling bertemu, atau antara pihak-pihak yang berbeda generasi. Kita tidak hanya dapat menyampaikan pengetahuan dari orang ke orang, namun juga gagasan dari satu generasi ke genarasi lainnya, meskipun generasi-generasi tersebut dipisahkan oleh waktu ratusan tahun. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita dan untuk memperngaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan Mulyana, 2007: 4. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland diatas menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum public opinion dan sikap publik public attitude yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain Effendy, 2006: 10. Komunikasi yang secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan simbol atau tanda sebagai medianya, dapat pula menjadi sebuah proses pertukaran makna. Dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sebuah tanda yang dipertukarkan akan memerlukan makna-makna yang juga dipertukarkan untuk membentuk sebuah komunikasi yang baik. Hal tersebut diatas akan mengacu pada bagaimana cara menciptakan makna. Ini yang akan memberikan penekanan yang berbeda dalam bidang komunikasi, karena dalam model tersebut tidak dilihat pada proses transmisi pesan atau proses penyampaian pesan, tetapi lebih menekankan pada relasi antar unsur-unsur dalam menciptakan makna. Menyangkut hal ini, Fiske mengklasifikasikannya dalam dua paradigma utama, yaitu: “Paradigma pertama yang disebut juga paradigma ‘proses’ yang melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Ia tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan encode dan menerjemahkannya decode, dan dengan bagaimana transmitter mengunakan saluran dan media komunikasi. Ia tertarik dengan hal-hal seperti efisiensi dan akurasi. Ia melihat komunikasi sebagai suatu proses yang dengannya seorang pribadi mempengaruhi perilaku atau state of mind pribadi yang lain. Sedangkan paradigam kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Ia berkenaan dengan bagaimana pesan atau teks berinteraksi dengan orang-orang dalam rangka menghasilkan makna, yakni ia berkenaan dengan peran teks dalam kebudayaan kita. Ia menggunakan istilah-istilah seperti pertandaan signification dan tidaak memandang kesalahpahaman sebagai bukti penting dari kegagalan komunikasi.” Fiske, 2007: 8. Dari pandangan diatas dapat diketahui pada dasarnya komunikasi merupakan proses interaksi sosial melalui pesan. Pada paradigma pertama melihat komunikasi sebagai proses penyampaian pesan transmission of message. Hal ini berhubungan dengan bagaimana pengirim sender dan penerima receiver menyampaikan serta menerima pesan. Disini komunikasi dimaknai sebagai suatu proses dimana seseorang berusaha mempengaruhi tingkah laku atau pikiran orang lain. Dengan kata lain, pandangan ini melihat interaksi sosial sebagai proses hubungan seseorang dengan yang lain, atau proses mempengaruhi sikap, tingkah laku dan respon emosional terhadap orang lain. Pada paradigma kedua lebih melihat komunikasi sebagai suatu aktifitas produksi serta pertukaran makna-makna pesan production and exchange of meaning. Ini berkaitan dengan bagaimana pesan-pesan atau teks berinteraksi dengan orang-orang dalam hal penciptaan makna. Pandangan ini melihat interaksi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sosial dengan menyatakan individu sebagai bagian dari sebuah kebudayaan atau masyarakat tertentu. Pandangan ini juga tidak mempertimbangkan kesalahpahaman yang akan menyebabkan kegagalan komunikasi, karena ini menyangkut perbedaan latar belakang budaya antara pengirim dan penerima pesan. Oleh sebab itu, dalam paradigma ini lebih menekankan pada studi komunikasi sebagai studi terhadap teks dan budaya. Makna merupaka hakekat komunikasi. Bagaimana tidak, seseorang yang terlibat dalam kondisi percakapan, ia dan lawan bicaranya terus menerus memberikan makna pada berbagai pesaninformasi yang mereka sampaikan maupun yang diterimanya. Pemaknaan yang dilakukan para pihak yang terlibat dalam komunikasi, berada dalam koridor mencari kebenaran, melalui langkah- langkah kreatif dalam memberi makna. Dalam konteks komunikasi, makna dan interpretasi selalu muncul dalam episode pembuatan pesan, penerimaan pesan dan proses yang berlangsung di dalamnya. Pembuatan dan penerimaan pesan dapat dimaknai dan terdiri dari berbagai perspektif termasuk individualis, sosialis interpretif dan kritik. Pembuatan pesan berurusan dengan bagaimana pesan-pesan dihasilkan yang bermuara pada produk pesan. Sementara itu penerimaan pesan berfokus pada bagaimana pesan diterima. Baik pembuatan maupun penerimaan pesan, berkutat di seputar bagaimana manusia memahami, mengorganisasikan dan menggunakan informasi yang terkandung dalam pesan. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi merupakan proses yang fokus pada pesan yang dibangun oleh berbagai informasi. Interpretasi didefinisikan sebagai kondisi aktif seseorang dalam proses berpikir dan kegiatan kreatif pencarian makna Littlejohn, 1999: 199. Makna pesan media tidaklah permanen, melainkan dikonstruksi oleh khalayak melalui komitmen dengan teks media dalam kegiatan rutin interpretasinya. Artinya, khalayak aktif dalam menginterpretasi dan memaknai teks media. Gambar 2.1 Ilustrasi proses Interpretasi yang berbeda pada masing-masing individu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sumber : Journal of Communication, 1990, vol. 40 no. 1, Hal 73 Proses interpretasi terjadi setelah pesan diorganisir dan individu akan mengenali bentuk dan makna dari rangsangan yang diterimanya. Dari rangsangan yang diterima, ditarik kesimpulan dan menciptakan gambaran akhir mengenai makna dari rangsangan di dalam pikiran individu. Dapat diibaratkan menafsirkan suatu hal dari sudut pandang kita sendiri. Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik. Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar, angka atau berbagai bentuk bahasa lainnya. Makna yang kompleks dapat timbul sewaktu penafsir baik secara sadar maupun tidak, melakukan rujukan silang terhadap suatu objek dengan menempatkannya pada kerangka pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.

2.2.2 Pluralisme