GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan secara geografis terletak antara 1 ° 08’ 07” sampai 1° 28’ 19” Lintang Utara dan 99 ° 13’ 53” sampai 99° 21’ 31” Bujur Timur, dimana
ketinggian rata-rata permukaan tanah 325 - 750 meter diatas permukaan laut. Kemiringan tanah rata berkisar antara 2 – 8 % . Secara administrasi wilayah terletak di tengah-tengah kabupaten Tapanuli Selatan, ini disebabkan oleh asal kota Padangsidimpuan merupakan ibukota kabupaten Tapanuli Selatan, dan pada tahun 2001 dimekarkan menjadi Pemerintah Kota yang berdiri sendiri atau berpisah dari kabupaten asal yaitu kabupaten Tapanuli Selatan, dimana batas wilayah kota sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Padangsidimpuan Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Padangsidimpuan Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Siais, Kabupaten Tapanuli Selatan
Kota Padangsidimpuan mempunyai luas wilayah sesuai dengan Surat Keputusan sewaktu pemekaran seluas 11.465,660 hektar yang terbagi atas 5 kecamatan, 20 kelurahan dan 58 desa.
Tabel 4.1.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Padangsidimpuan
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)
1. Padangsidimpuan Tenggara 2.975,000 25,95
2. Padangsidimpuan Selatan 686,535 5,99
3. Padangsidimpuan Batunadua 3.975,000 34,67
4. Padangsidimpuan Utara 749,125 6,53
5. Padangsidimpuan Hutaimbaru 1.782,500 15,55
6. Padangsidimpuan Angkola Julu 1.297,500 11,32 Kota Padangsidimpuan
Sumber : Propeda Kota Padangsidimpuan, 2004
Adapun data penduduk kota Padangsidimpuan yang didapatkan dari BPS kota Padangsidimpuan dan BPS Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan
No Kecamatan
Jumlah penduduk (jiwa / tahun)
2 Padangsidimpuan 44,910 50,519 48,596 54,005 53,672 61,082 Selatan
3 Padangsidimpuan -
13,782 15,245 15,522 Batunadua
4 Padangsidimpuan 52,595 48,470 51,624 53,565 52,771 70,347 Utara
6,612 6,796 6,936 Angkola Julu
Sumber : BPS Kota Padangsidempuan dan BPS Sumatera Utara, 2007
99°20'00" 99°22'
K EC.PADAN GSI DI M PU AN BARAT K AB.T APAN U LI SELAT AN
Pintu Langit Jae Pintu Langit Jae
1° 27 '3
Joring Lombang Joring Lombang
Simasom Simasom
PADAN GSI DI M PUAN
Joring Natobang Joring Natobang
ANGK OLA JULU
Huta Padang Huta Padang
Mompang Mompang
Simatohir
Simirik
Batu Layan Batu Layan
Lembah Lubuk Raya Lembah Lubuk Raya
Rimba Soping Rimba Soping
Tinjoman Lama Tinjoman Lama
Lubuk Manik Lubuk Manik
Batu Nadua Julu Batu Nadua Julu
'00" Sabungan Sipabangun Sabungan Sipabangun
25 Singali H UT AI M BARU Singali
Pal IV Maria Pal IV Maria
Sabungan Jae Sabungan Jae
Bt Ayuni Julu Bt Ayuni Julu
Gunung Hasahatan Gunung Hasahatan
Aek Najaji Aek Najaji
Bargot Topong Bargot Topong
Batu Nadua Jae Batu Nadua Jae
Purwodadi Purwodadi
K EC.PADAN GSI DI M PU AN T I M U R
Huta Imbaru Huta Imbaru
Losung Batu Losung B PADAN GSI DI M PUAN atu Bonan Dolok Bonan Dolok
Ujung Gurap Ujung Gurap
UT ARA
BAT UNADUA
K AB.T APAN U LI SELAT AN
Baruas Baruas
Sadabuan Sadabuan
Tano Bato Tano Bato
Partihaman Saroha Partihaman Saroha
Tobat Tobat
Bt.Ayuni Jae Bt.Ayuni Jae
Sitamiang Baru Sitamiang Baru
Panyanggar Panyanggar
Kayu Ombun Kayu Ombun
Timbangan Timbangan WEK I WEK I
Bincar Bincar Sitamiang Sitamiang
PADAN GSI DI M PUAN
Siloting Siloting
WEK II WEK II
Losung Losung SELAT AN
Kantin Kantin
WEK V WEK V
Aek Tuhul Aek Tuhul
Pudun Julu Pudun Julu
Batang Bahal Batang Bahal
Hanopan Hanopan
Sidangkal Sidangkal
Ujung Padang Ujung Padang
Padang Matinggi Padang Matinggi
Aek Bayur Aek Bayur Padang Matinggi Lestari Padang Matinggi Lestari
Labuhan Labo Labuhan Labo
Aek Tampang Aek Tampang
Pudun Jae Pudun Jae
Sihitang Sihitang
Perkebunan Pijar Koling Perkebunan Pijar Koling
PAL IV Pijar Koling PAL IV Pijar Koling
PADAN GSI DI M PUAN
Huta Limbong K EC.SI AI S Huta Limbong Purba Tua Purba Tua
T ENGGA RA
Salambue Salambue
Huta Koje Huta Koje
K AB.T APAN ULI SELAT AN
Sigulang Sigulang Pijar Koling Pijar Koling
Huta Lombang Huta Lombang
Manunggang Jae Manunggang Jae
Labuhan Rasoki Labuhan Rasoki
Manunggang Julu Manunggang Julu
Tarutung Baru Tarutung Baru
Goti
K EC.AN GK OLA
Manegen Manegen
K AB.T APAN U LI SELAT AN
Ke Langsa
PROP. NAD BINJAI MEDAN
LANGKAT
DELI SERDANG T. TINGGI
KARO KABAN JAHE SIMALUNGUN
T. BALAI
SIDIKALANG P .S P. SIANTAR
M UD ER AH DAIRI
IN DIA BALIGE SAMOSIR
Danau Toba
TOBA
LABUHAN BATU
BARUS TAP. UTARA TARUTUNG
RANTAU PRAPAT
PROP. RIA U
GUNUNG SITOLI SIBOLGA
Ke R
iau
Sumber : Bappeda Kota Padangsidimpuan
NIAS
PADANG SIDEMPUAN TAP. SELATAN
Gambar 4.1 : Peta Kota Padangsidimpuan
PANYABUNGAN
MANDAILING NATAL
PROP. SUMATERA BARAT
4.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di wilayah BWK I kota Padangsidimpuan yaitu kecamatan Padangsidimpuan Utara dan kecamatan Padangsidimpuan Selatan.
99° 20'00" 99° 22'30"
K EC. PADAN GSI DI M PU AN BARAT K AB. T APAN U LI SELAT AN
K EC. H U T AI M BARU
01° 25'0 0 K EC. BAT U N ADU A
KE SIBOLG A
K EC. PADAN GSI DI M PU AN T I M U R
K AB. T APAN U LI SELAT AN
K EC. PSP U T ARA
30" 22' 0 1°
K EC. PSP SELAT AN
01° 20'0 0 "
K ECAM AT AN SI AI S K AB. T APAN U LI SELAT AN
K EC. PSP T EN GGARA
KE PANYANBUNGAN
K EC. BT G AN GK OLA
KOTA PADANGSIDIMPUAN
Sumber : Bappeda Kota Padangsidimpuan
Gambar 4.2.1 : Peta BWK Kota Padangsidimpuan
Sedangkan kelurahan yang terdapat pada kedua kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kecamatan Padangsidimpuan Utara
1. Kelurahan Losung Batu
2. Kelurahan Panyanggar
3. Kelurahan Bonan Dolok
4. Kelurahan Tano Bato
5. Kelurahan Tobat
6. Kelurahan Batang Ayumi Jae
7. Kelurahan Timbangan
8. Kelurahan Kayu Ombun
9. Kelurahan Bincar
10. Kelurahan Kantin
11. Kelurahan Sadabuan
12. Kelurahan Wek I
13. Kelurahan Wek II
14. Kelurahan Wek III
15. Kelurahan Wek IV
b. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan
1. Kelurahan Wek V
2. Kelurahan Wek VI
3. Kelurahan Ujung Padang
4. Kelurahan Sitamiang
5. Kelurahan Sitamiang Baru
6. Kelurahan Losung
7. Kelurahan Silandit
8. Kelurahan Padangmatinggi
9. Kelurahan Padangmatinggi Lestari
10. Kelurahan Aek Tampang
11. Kelurahan Sidakkal
12. Kelurahan Hanopan
M BARU
Sabungan Jae
Bt Ayuni Julu
Gunung Hasahata
Batu Nadua Jae
Purwodadi
baru Bonan Dolok
Ujung Gu
Losung Batu P ADAN GSI DI M PUAN BAT U NADU A
U T ARA
Tano Bato Sadabuan
Baruas
Tobat
an Saroha Bt.Ayuni Jae
Sitamiang Baru Timbangan
Panyanggar
Kayu Ombun
WEK I Bincar
Sitamiang
PADAN GSI DI M PU AN
WEK II
Losung SELAT AN Silandit
Aek Tuhul
Hanopan
Ujung Padang
Padang Matinggi
Sidangkal
Aek Bayur
Padang Matinggi Lestari
Aek Tampang
Sumber : Bappeda Kota Padangsidimpuan
Gambar 4.2.2 : Peta Lokasi Penelitian (Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Selatan)
Tabel 4.2.1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Luas
Jumlah
Kepadatan Jumlah
Rata-rata Kepadatan
Anggota Rumah No Kecamatan
Wilayah
Penduduk Penduduk Rumah
(Ha)
(Jiwa)
(Jiwa/Ha)
Tangga
Keluarga (KK/Ha)
Sumber : RTRW Kota Padangsidimpuan, 2004
Tabel 4.2.2. Jaringan Jalan (kilometer)
No Kecamatan
Jalan
Jalan
Jalan Kab / Jumlah
1 Padangsidimpuan Utara
2 Padangsidimpuan Selatan
Sumber : RTRW Kota Padangsidimpuan, 2004
K EC. PSP U T ARA K EC. PSP SELAT AN
Sumber : RTRW Kota Padangsidimpuan, 2004
Gambar 4.2.1: Jaringan Jalan di BWK I dan Pusat Kota
4.3. Tinjauan Transportasi di Kota Padangsidimpuan
Sejak kota ini ada jaringan transportasi telah ada atau telah tersedia, dikarenakan kota ini adalah perwujudan dari tempat orang singgah sementara dalam melakukan perjalanan antar lintas sumatera atau kota ini merupakan daerah transit menuju kota lainnya. Kota ini mempunyai jaringan jalan negara sepanjang 24,21 kilometer, jalan propinsi sepanjang 6,80 kilometer dan jalan kabupaten / kota sepanjang 351,60 kilometer. Semua jaringan jalan tersebut dapat dimamfaatkan oleh mobil, motor, beca dayung barang, beca motor, sepeda dan pejalan kaki.
Moda transportasi umum yang beroperasi di kota Padangsidimpuan adalah mobil angkutan kota, beca motor, angkutan antar kota besar / kecil yang digunakan untuk penumpang dan beca dayung, mobil truck untuk mengangkut barang.
4.3.1. Angkutan Umum Daerah Perkotaan
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 1992 pasal 1 dan peraturan nomor 41 tahun 1993 pasal 1 menyebutkan bahwa kenderaan umum adalah setiap kederaan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Undang –undang tersebut juga menyebutkan bahwa angkutan adalah pemindahan orang / barang dari satu tempat ke tempat yang laindengan menggunakan kenderaan. Jenis pengangkutannya dilakukan oleh kenderaan bermotor, menggunakan sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, dan kenderaan umum.
Vuchic (1981) mengemukakan bahwa menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya angkutan umum adalah angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh operator yang digunakan oleh umum dengan persyaratan umum. Sistem pemakaian umum terbagi dua macam yaitu :
1. Sistem Sewa yaitu kenderaan dapat dioperasikan baik oleh operator maupun penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute maupun jadwal tertentu yang harus diikuti oleh pemakai, system ini disebut dengan demand responsive system, karena penggunanya tergantung pada adanya permintaan.
2. Sistem penggunaan bersama yaitu kenderaan dioperasikan oleh operator dengan rute dan jadwal tertentu, system ini disebut system transit.
Pada system ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :
e. Paratransit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kenderaan dapat berhenti (menaikkan/menurunkan penumpang) disepanjang rutenya, contoh : taksi, beca motor, beca dayung, delman dan sebagainya.
f. Massa Transit, yaitu mempuyai jadwal dan tempat pemberhentian yang pasti, contoh : bis kota dan kereta api.
Angkutan umum yang beroperasi di kawasan perkotaan kota Padangsidimpuan berawal dari pedati kemudian tersingkir muncul sado/bendi terus berubahlagi sado/bendi tersingkir muncul beca dayung penumpang yang kemudian Angkutan umum yang beroperasi di kawasan perkotaan kota Padangsidimpuan berawal dari pedati kemudian tersingkir muncul sado/bendi terus berubahlagi sado/bendi tersingkir muncul beca dayung penumpang yang kemudian
4.3.2. Angkutan Beca Motor
Angkutan beca motor adalah salah satu angkutan umum yang beroperasi di kota Padangsidimpuan, yang mempuyai arti berupa kenderaan Vespa lama yang mempunyai bak tempat duduk penumpang yang terbuat dari plat besi yang menempel disamping kiri vespa tersebut.
Sumber : Data Penelitian, 2007
Gambar 4.3.2.1 : Beca Motor yang beroperasi di Kota Padangsidimpuan
Wilayah operasional beca motor tersebut adalah seluruh daerah kota Padangsidimpuan, baik daerah perkotaan (kecamatan Padangsidimpuan Utara dan kecamatan Padangsidimpuan Selatan) serta kecamatan lainya. Angkutan beca motor ini dioperasionalkan mempunyai ketentuan, yaitu harus mempunyai izin operasional, masa berlaku izin operasional.
Operasional angkutan beca motor diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan sebagai berikut :
a. Operasional tidak terjadwal, beca mesin akan beroperasi selama masih ada penumpang yang mau menggunakan baik di pagi, siang dan malam hari.
b. Penggerak beca motor ini adalah kenderaan vespa tua dengan bak tempat duduk penumpang disebelah kiri vespa tersebut.
c. Jenis Pelayanan dari pintu ke pintu ( door to door service ), operasional beca motor tidak punya trayek yang ditetapkan, dan bebas masuk jalan atau gang yang ada di kota ini.
d. Angkutan dapat menampung penumpang maksimal 2 orang dewasa.
e. Ongkos / bayaran disesuaikan dengan jarak tempuh, tidak ada besaran yang ditetapkan bersama antara pemerintah dengan asosiasi e. Ongkos / bayaran disesuaikan dengan jarak tempuh, tidak ada besaran yang ditetapkan bersama antara pemerintah dengan asosiasi
f. Jarak perjalanan, jarak perjalanan tidak ada ketetapan atau batasan, tetapi tambah jauh maka tambah besar ongkosnya, dan biasanya orang menggunakan beca motor untuk jarak jauh jika angkutan kota tidak beroperasi atau malam hari karena beca motor satu-satunya angkutan yang tersedia. Overgaard (1966), mengatakan dalam buku “merencanakan system perangkutan ” jarak tempuh lalulintas yang telah diteliti di Zurich dan berlaku untuk seluruh negara, yaitu makin dekat jarak tempuh perjalanan umumnya orang akan menggunakan moda yang paling praktis bahkan akan berjalan kaki, dan tergambar sebagai berikut :
berjalan, bersepeda, berbecak
100
g Berkenderaan pribadi, bermobil
an oran 50 jalan
er p
0 5 10 15 km
Jarak perjalanan
Sumber : Warpani, S, 1990 Gambar 4.3.2.2 : Pemilihan Moda berdasarkan jarak perjalanan
Sumber : RTRW Kota Padangsidimpuan, 2004 dan Data Penelitian, 2007
Gambar 4.3.2.3.: Jaringan Jalan di jadikan Parkir Beca Motor