DESAIN WISATA JAMU BAWEN, SEMARANG ]
Lobi Kegiatan Privat:
Ruang direktur Ruang sekretaris
Ruang divisi operasional Ruang rapat
Ruang divisi keuangan Ruang OB
Kegiatan Servis: Pantry
Lavatory Ruang penyimpanan alat
kebersihan Gudang
1 1
1 1
1 1
1
1 2
1
1 12
20 9
28 16
21 6
6 22
4 9
10 Mess Pekerja Kebun
1 36
11 Fasilitas Servis Kawasan
Jumlah luas lantai: 190 m
2
Area IPAL Area TPS
Area genset 1
1 2
60 50
80
Sumber: analisa pribadi, 2016
Pada tabel di atas, ruang luar dan ruang dalam bangunan masih tergabung. Dengan demikian maka rincian luas ruang dalam bangunan dan ruang luar parkir dan
area hijau, yakni sebagai berikut. Tabel 5.2. Tabel rincian pembagian ruang luar dan dalam di Daya Tarik Wisata Jamu
Bawen.
Jenis Luas
Total luas fasilitas berupa ruang dalam 3919 m
2
Total luas fasilitas berupa ruang luar parkir dan area hijau
3480 m
2
Total keseluruhan 7399 m
2
Sumber: analisa pribadi, 2016
5.2. KONSEP DASAR PERANCANGAN
Konsep dasar perancangan terdiri dari perhitungan tapak, pendekatan aspek kinerja, dan pendekatan arsitektural.
5.2.1. PERHITUNGAN TAPAK
Peraturan bangunan berdasarkan RTRW Kabupaten Semarang Kecamatan Bawen maka disebutkan bahwa:
Tata guna lahan : Kegiatan ekonomi dan wisata
Luas tapak
: 5 hektar 50.000 m2 INTAN FINDANAVY RIDZQO | TUGAS AKHIR JURUSAN ARSITEKTUR
UNDIP 84
DESAIN WISATA JAMU BAWEN, SEMARANG ]
KDB
: 40 0.4
GSB : 20 meter
Berdasarkan tabel 5.3 maka dapat dilakukan analisis mengenai pembagian lantai bangunan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, maka total
seluruh area dalam hitungan KDB yaitu: Luas tapak tertutup lantai bangunan
= 3919 m
2
50000 m
2
x 1 = 0.07838
Luas area parkir atau area outdoor lain = 3480 m
2
50000 m
2
x 0.5 = 0.0348
Keterangan=
1 = nilai koefisien bangunan; 0,5 = nilai koefisien ruang outdoor yang lantainya ditutup bahan sejenis paving block.
Area taman jamu berupa area hijau sehingga tidak termasuk dalam hitungan karena
telah termasuk dalam KDH.
Maka total seluruh KDB perencanaan Daya Tarik Wisata Jamu adalah jumlah dari luas tapak tertutup lantai bangunan dan luas area outdoor, yaitu = 0.07838 + 0.0348 =
0.11 atau 11.
5.2.2. PENDEKATAN ASPEK KINERJA
A. SISTEM PENCAHAYAAN
Sistem pencahayaan akan menggunakan dua jenis masing-masing dengan fungsinya sebagai berikut.
a. Pencahayaan alami akan digunakan pada aktivitas siang hari yaitu untuk seluruh fasilitas dalam kawasan wisata.
Bangunan pada fasilitas taman jamu dan restoran menggunakan bukaan berupa
pintu yang lebar dan jendela lebar dan tinggi.
Pada fasilitas spa menggunakan bukaan berupa skylight pada masing-masing ruang spa sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruangan tanpa terganggu
secara visual dari luar ke dalam.
Fasilitas resort hotel dapat menggunakan bukaan yang lebar pada sisi tertentu
dan skylight, disesuaikan dengan letak dan arah pandangnya terhadap view dari luar maupun dari dalam.
b. Pencahayaan buatan digunakan untuk semua ruangan pada aktivitas sore dan malam hari, yang akan iterapkan pada:
Museum, souvenir shop, swalayan jamu, dan ruang ganti kostum pada fasilitas
taman jamu memerlukan pencahayaan khusus pada beberapa bagian untuk display produk, baik siang maupun malam hari
INTAN FINDANAVY RIDZQO | TUGAS AKHIR JURUSAN ARSITEKTUR UNDIP
85
DESAIN WISATA JAMU BAWEN, SEMARANG ]
Area makan pada restoran memerlukan pencahayaan khusus baik siang maupun
malam hari
Ruang spa memerlukan pencahayaan khusus pada siang maupun malam hari untuk memberi kesan menenangkan pada tamu
B. SISTEM PENGHAWAAN
Sistem penghawaan akan menggunakan dua jenis dengan masing-maisng fungsinya sebagai berikut.
a.
Penghawaan alami digunakan pada seluruh bangunan kecuali mini convention room. b. Penghawaan buatan berupa penggunaan AC split. AC split digunakan di fasilitas
resort hotel, mini convention room, dan sebagian ruangan di main office.
C. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
Penyediaan air bersih diperoleh dari PDAM atau sumur artesis dengan kedalaman yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keberadaan sumber mata air di sekitar tapak.
Distribusi air bersih menggunakan dua macam, yakni sebagai berikut.
Gambar 5.4. Sistem distribusi air bersih dengan sistem down feed dan up feed. Sumber: olahan pribadi, 2016
a. Down feed system digunakan untuk fasilitas pengelola dan fasilitas pelengkap b. Up feed system digunakan untuk fasilitas utama dan pendukung
D. SISTEM JARINGAN AIR KOTOR
INTAN FINDANAVY RIDZQO | TUGAS AKHIR JURUSAN ARSITEKTUR UNDIP
86
DESAIN WISATA JAMU BAWEN, SEMARANG ]
Pendistribusian air kotor ini dibagi menjadi 2 buah, yaitu: a. Kotoran padat black water, yaitu air buangan dari kloset, bidet, maupun urinoir,
terlebih dahulu dialirkan ke septic tank agar kotoran mengendap kemudian ke STP Sewage Treatment Plant. Sementara itu, air kotor grey water seperti dari floor drain
dan wastafel dialirkan langsung ke STP.
b.
Air hujan dialirkan melalui saluran yang dibuat di dalam tapak serta diarahkan menuju waduk penampungan.
E. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH
Sampah di dalam Kawasan Wisata Jamu Semarang ini dibagi menjadi sampah tanaman, organik dari pengunjung langsung maupun dari fasilitas taman jamu, restoran,
spa, resort hotel, dan main office, dan anorganik. a. Sampah berupa dedaunan kering dan batang dimasukkan dalam lubang biopori
sehingga sampah diurai secara alami dalam tanah. b. Sampah organik selain sampah dari tanaman diolah di area pengelolaan sampah
tersendiri. c. Sampah anorganik dikumpulkan dalam boks sampah di penampungan sampah
sementara untuk dibuang keluar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota ke TPA.
F. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
Untuk menghindari bahaya kebakaran, kawasan perlu dilengkapi dengan sistem pengaman terhadap kebakaran yang meliputi:
Fire hydrant diletakkan di area terbuka, seperti taman
Portable fire extinguisher di masing-masing bangunan
Sprinkler dan heat detector and smokedetector diletakkan di plafon pada bangunan
G. SISTEM JARINGAN LISTRIK
Arus listrik diperoleh dari:
Jaringan utama yang tersedia pada tapak dengan sistem penyaluran dari PLN
Genset yang diletakkan di area kawasan terutama untuk menyuplai listrik pada area wisata, yaitu seluruh fasilitas utama
H. SISTEM KEAMANAN
Sistem keamanan umum dengan menggunakan perencanaan pos jaga security service dengan penunjang CCTV Control Circuit Television.
5.2.3. PENDEKATAN ASPEK TEKNIS INTAN FINDANAVY RIDZQO | TUGAS AKHIR JURUSAN ARSITEKTUR
UNDIP 87
DESAIN WISATA JAMU BAWEN, SEMARANG ]
Sistem struktur yang digunakan adalah struktur untuk bangunan tingkat rendah, sehingga akan menggunakan:
1. Pondasi, menggunakan pondasi batu kali untuk seluruh fasilitas kecuali ruang makan saung restoran. Saung restoran menggunakan struktur pondasi beton untuk rumah
pohon karena letak saung tidak langsung berada di atas tanah. 2. Dinding, menggunakan dinding kaca pada sisi utara-selatan dan sisi-sisi bangunan
yang menghadap view, batu bata untuk keseluruhan ruang, dan pelapisan denan batu temple untuk meredam panas pada sisi timur-barat.
3. Atap, menggunakan atap pelana pada seluruh fasilitas, kecuali pada fasilitas-fasilitas yang letaknya dekat dengan kebisingan maupun kepentingan untuk memberi ikon
pada kawasan daya tarik wisata menggunakan green rooftop.
5.2.4. PENDEKATAN ARSITEKTURAL