MEMANDIKAN JENAZAH

B. MEMANDIKAN JENAZAH

Setelah seseorang telah diyakini meninggal dunia, dia harus dihormati dengan segera memejamkanmatanya, mengatupkan

mulutnya, menyedekapkan tangannya, melurusakn kakinya, dan menutupinya dengan kain yang baik dan bersih. Setelah itu harus disegerak perawatannya, tidak boleh ditunda-tunda terlalu lama. Rasulullah SAW bersabda yang a rtinya, “Wahai Ali, ada tiga macam yang harus disegerakan, yaitu: melaksanakan sholat apabila sudah waktunya, menyelenggarakan jenazah apabila sudah jelas kematiannya, dan menikahkan janda jika sudah ada jodohnya

yang sekufu” (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, al Hakim, dan lainnya).

Hukum Memandikan Jenazah

Memandikan jenazah hukumnya fardhu kifayah (wajib kolektif). Maksudnya ialah kewajiban yang dibebankan kepada sekelompok orang, bukan perorang. Jika dalam satu kelompok sudah ada sebagian orang yang mengerjakannya maka sudah memadai, dan sebagian orang yang tidak mengerjakan dari kelompok tersebut tidak berdosa (sudah terbebas dari kewajiban).

Semua orang islam yang meninggal harus dimandikan selagi dapat dijumpai tubuhnya atau sebagian tubuhnya., kecuali ada beberapa orang yang tidak wajib dimandikan, yaitu:

1. Orang yang mati syahid, yaitu gugur dalam jihad membela agama Allah, perang melawan orang kafir.

2. Tubuhnya tidak memungkinkan untuk dimandikan. Seperti orang yang mati terbakar, kulitnya melepuh atau hangus, jika dimandikan akan terkelupas atau yang lainnya.

3. Bayi yang gugur sebelum sempurna masanya dalam kandungan, dan ketika keluar sudah tidak bernyawa (keguguran)

Persiapan Memandikan Jenazah

Sebelum Jenazah dimandikan, terlebih dahulu harus dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemandian tersebut, diantaranya adalah :

1. Tempat Pemandian Jenazah Tempat ini harus tertutup agar tidak terlihat oleh orang lain dari luar, dan luas supaya memudahkan proses memandikan.

2. Peralatan mandi jenazah, diantaranya:

a. Wadah air bersih, seperti drum, bak air, dan lain-lain.

b. Wadah air kecil, seperti ember untuk wadah air kapur barus, air sabun, air bedara, dan lain-lain.

c. Siduk atau gayung air.

d. Dipan atau bangku untuk meletakkan jenazah, bagian kepala lebih ditinggikan, jika ada, kalau tidak ada bisa dipangku.

e. Kapas untuk membersihkan kotoran jenazah.

f. Sarung tangan untuk menceboki jenazah.

g. Haduk untuk mengeringkan badan jenazah.

h. Kain jari untuk tutup seperlunya.

3. Orang yang akan memandikan jenazah. Orang yang paling berhak memandikan jenazah adalah keluarga dekatnya, seperti anak, orang tua, suami, istri, kakak, adik, paman, keponakan, dan seterusnya dari kalangan mahram atau kerabatnya. Kalau tidak ada keluarganya boleh orang lain.

Untuk mayat laki-laki yang memandikan harus laki-laki, begitu juga sebaliknya untuk mayat perempuan yang memandikan harus perempuan, kecuali keluarga dekatnya atau mahramnya diperbolehkan walaupun lain jenis kelaminnya. Untuk memandikan jenazah ini harus yang tahu persoalan memandikan jenazah, wara’ dan dapat dipercaya (amanah/tidak mengumbar aib jenazah).

Cara Memandikan Jenazah

Sebelum jenazah dibawa ke tempat pemandian, hendaknya

kafan dan perlengkapanya secara sempurna, sehinnga jika jenazah selesai dimandikan bisa langsung diletakkan diatas kain kafan yang sudah dibentang, dan jenazah siap dikafani.

Setelah segalanya siap, baru jenazah diangkat pelan- pelan dibawa ke tempat pemandian untuk diserahkan kepada orang yang akan memandikannya. Barulah jenazah siap dimandikan, dengan langkah-langkah sebagai beriku:

1. Baringkan jenazah di atas dipan atau bangku dengan meninggikan bagian kepalanya. Jika tidak ada dipan atau bangku, jenazah bisa dipangku oleh tiga orang, satu dibagian kepala atau punggung, satu dibagian pantat, dan satu lagi dibagian kaki.

2. Ambil kain untuk menutupi aurat jenazah, kemudian lepaskan pakaian yang semula dipakai oleh jenazah yang biasanya dalam keadaan kotor.

3. Yang memandikan hendaknya mulai dengan niat memandikan jenazah, lalu membaca Basmalah.

4. Kepala dan punggung jenazah diangkat (posisi setengah duduk) lalu perutnya diurut pelan-pelan (untuk mengeluarkan kotorannya) sambil disiram air. Setelah yakin kotorannya habis jenazah diceboki sampai bersih

(sebaiknyamenggunakan sarung tangan), kemudian masukkan jari-jari kemulutnya untuk membersihkan gigi dan mulutnya untuk membersihkan gigi dan mulutnya (juga sebaiknya menggunakan saung tangan yang bersih), selanjutnya juga bersihkan pula kotoran- kotoran yang ada di telinga, mata, dan hidungnya dengan kapas.

5. Jenazah di wudhu’kan sebagaimana wudhu’ untuk shalat, dengan anggota wudhu’ untuk muka, kedua tangan sampai siku, kepala, dan kedua kaki sampai mata

kaki. (wudhu’ ini juga boleh dikerjakan setelah selesai memandikannya).

6. Jenazah dimiringkan ke kiri, lalu siram bagian kanannya sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil di gosok pelan-pelan dengan air sabun. Kemudian miringkan jenazah ke kanan, lalu siram bagian kirinya dari kepala sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok pelan-pelan dengan air sabun. Kemudian jenazah diterlentangkan kemudian siram bagian depannya dari kepala (muka) sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok pelan-pelan dengan air sabun. Selanjutnya bilaslah jenazah tersebut secukupnya hingga bersih tidak ada air sabunnya lagi.

7. Setelah jenazah bersih, siramlah bagian kanan, kiri, dan depannya (mengulangi sebagaimana pada posisi/cara sebelumnya) dengan air kapur barus, air bidara atau harumharuman lainnya dari kepala sampai kaki sebanyak tiga kalitiga kali, atau boleh juga satu atau lima kali.

8. Keringkan badan jenazah dengan handuk dengan mengambil kain basahannya diganti dengan kain kering bersih yang bias menutup seluruh tubuh jenazah.

9. Terakhir, angkatlah jenazah pelan-pelan menuju tempat untuk mengkafaninya dengan kain kafan yang sudah disediakan.

orang yang memandikan jenazah tidak boleh mengomentari atau membeberkan aib jenazah yang dia saksikan. Dan dianjurkan setelah memandikan jenazah disunahkan

Perlu diingat,

bahwa