Baca, Tulis Al-qur’an

Materi 5 Baca, Tulis Al-qur’an

Love Al-Qur’an

Belajar membaca Al-Qur’an

Al-Quran adalah kalam Allah swt, yang dengan membacanya akan mempunyai nilai ibadah. Sebagaimana ibadah yang lain, maka dalam membaca Al-Quran harus diperhatikan adab-adabnya. Salah satu di antara adab tersebut adalah membaca dengan tartil.

Tartil adalah membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Quran dengan terang dan teratur, mengenal tempat-tempat waqaf, sesuai dengan aturan-aturan tajwid, serta tidak terburu-buru. Semua ulama sepakat bahwa membaca Al-Quran dengan baik dan benar adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Oleh karena itu, di bawah ini sedikit dijelaskan tentang sebagian ilmu tajwid dari sekian banyak kaidah yang ada, yang untuk nantinya dapat ditindaklanjuti dengan memepelajari buku-buku lain yang lebih lengkap dalam membahas kaidah tersebut.

Definisi Ilmu Tajwid Lafaz tajwid menurut bahsa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah, ”mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarn ya denganmemberikan haknya dan mustahak-nya. ” Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya seperti sifat al- jahr, isiti’la’, istifal, dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa’, dan lain sebagainya.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah. Sedangkan membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya fardhu ‘ain. Jadi, mungkin saja terjadi seorang qari’ (pembaca Al-Quran), bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali tidak mengetahui ilmu-ilmu tajwid, seperti idzhar, mad wajib, mad jaiz, dan lain sebagainya. Maka baginya sudah cukup apabila muslim yang lain sudah banyak mempelajari teori ilmu tajwid, karena hal ini fardhu kifayah. Dalil kewajiban membaca Al-Quran dengan tajwid adalah :

1. Firman Allah swt. dalam Al-Quran : “...Dan bacalah Al-Quran dengan tartil.” (Al Muzammil: 4) Ali ra. menjelaskan arti tartil dalam ayat ini, yaitu men-tajwidkan

huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqaf.

2. Sabda Rasulullah saw sebagai berikut : “Bacalah Al-Quran sesuai dengan cara dan suara orang-orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan

berdosa besar, maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku melagukan Al-Quran seperti nyanyian dan rahbaniyah (membaca tanpa tadabbur dan pengalaman) suara mereka tidak dapat melewati tengorokan mereka (tidak dapat meresap dalam hati), hati mereka dan orang-orang yang simpati dengan mereka telah terfitnah (keluar dari jalan yang lurus). ” (Dikutip dari Al- Burhan fi Tajwidil Quran)

3. Adapun hukum fardhu ain, Imam Ibnul Jazari mengatakan : “Membaca (Al-Quran) dengan tajwid hukumnya wajib, barangsiapa yang tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa. Karena dengan tajwid-lah Allah swt menurunkan Al-Quran, dan demikianlah Al-Quran sampai kepada kita.”

Hukum Nun Mati dan Tanwin Ada empat hukum yang berkaitan dengan hukum nun mati dan tanwin :

1. Idzhar, artinya jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idzhar ( ء ه ح خ غ ع ). Contoh;

2. Idgham, artinya memasukkan. Kaidah ini ada dua macam, yaitu :

a. idgham ma’alghunnah (idgham bighunnah), artinya memasukkan dengan disertai dengung. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ( ي ن م و ) ) maka dibaca dengan disertai dengung.

Contoh idgham bilaghunnah

Dalam Al-Quran ada beberapa kata yang tidak boleh dibaca dengan kaidah ini, akan tetapi harus dibaca dengan idzhar, yaitu :

3. Iqlab; artinya mengubah. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ب , maka berubah menjadi mim dan disertai dengan dengung.Contoh :

4. Ikhfa’. Artinya menutupi. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf ikhfa’ maka dibaca dengan samar-samar (antara idzhar dan idgham). Huruf-huruf ikhfa’ ada 15 yaitu semua huruf selain huruf-huruf di atas. Contoh :

Hukum Mim Mati Apabila terdapat mim mati dalam bacaan Al-Quran, mak a

hukumbacaannya adalah sebagai berikut :

1. Ikhfa’ syafawi, yaitu jika ada mim mati bertemu ba’, maka cara membacanya mim tampak samar disertai dengan ghunnah. Contoh:

2. Idgham mislain; yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan mim, maka cara membacanya harus disertai dengan dengungan. Contoh :

3. Idzhar syafawi; yaitu apabila terdapat mim mati bertemu dengan selain dua huruf di atas, maka mim harus dibaca dengan jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa’ dan waw. Contoh :

Hukum Mad Arti mad menurut bahasa adalah ‘tambahan’, sedangkan secara istilah

berarti memanjangkan suara dengan lama ketika mengucapkan huruf mad. Hukum mad ada tiga, yaitu :

1. Waw sukun yang huruf sebelumnya berharakat dhammah;

2. Ya’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah;

3. Alif yang sebelumnya berharakat fathah. Adapun mad terbagi sebagai berikut :

1. mad tahabi’I atau mad asli. Panjangnya 2 harakat. Contoh :

2. mad far’i. Panjangnya dua sampai enam harakat. Pemanjangan mad ini ada yang disebabkan bertemu dengan hamzah dan ada yang

disebabkan waqaf (berhenti), ada yang disebabkan bertemu huruf sukun dan ada yang karena aslinya harus dibaca panjang. Mad far’i terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Mad yang dibaca panjang karena bertemu dengan huruf hamzah :

 Mad wajib muttasil, yaitu apabila mad bertemu dengan

hamzah dalam satu kata. panjangnya 5 harakat ketika easaal (terus) dan 6 harakat ketika waqaf. Contoh :

 Mad jaiz munfasil, yaitu apabila terdapat mad bertemu

dengan hamzah dalam kata yang terpisah. Panjangnya 2 sampai 5 harakat. Pembacaannya pun harus seragam. Kalau memulai dengan 2 harakat, maka seterusnya harus dibaca

2 harakat. Contoh :

 Mad shillah thawillah, yaitu apabila ba’ dhamir bertemu

dengan hamzah dalam kata yang terpisah. Panjangnya sama dengan mad jaiz munfasil. Contoh :

 Mad badal, yaitu apabila hamzah bertemu dengan huruf mad. Panjangnya 2 harakat.Contoh :

 Mad ‘arid lis sukun, yaitu apabila mad thabi’i jatuh sebelum huruf yang diwaqaf-kan. Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh :

 Mad layin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf yang sebelumnya waw sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf berharakat fathah. Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh :

 Mad ‘iwadz, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin

fathah. Panjangnya 2 harakat. Contoh :

 Mad tankiin, yaitu apabila ada ya’ ber-tasydid bertemu

dengan ya’ sukun. Panjangnya 2 harakat. Contoh :

 Mad lazim mutsaqal kalimi, yaitu apabila ada huruf sukun jatuh sesudah mad badal. Panjangnya 6 harakat. Mad ini hanya terdapat di surat Yunus ayat 51 dan 91.

 Mad farq, yaitu apabila terdapat huruf yang ber-tasydid jatuh setelah mad badal panjangnya 6 harakat. Mad ini hanya terdapat di surat Al- An’am ayat 143-144, surat Yunus 59, dan surat An- Naml ayat 59. Contoh :

 Mad lazim harmiy usyba’, yaitu huruf-huruf yang terdapat dalam pembukaan surat. Huruf ini dibaca 6 harakat, yaitu huruf-huruf. Contoh :

 Mad lazim mukhaffaf harmiy, yaitu huruf yang juga terdapat dalam pembukaan surat. Huruf ini dibaca 2 harakat, yaitu huruf-huruf. Contoh :

Tanda Tanda Waqof Dalam Al Quran ada beberapa tanda waqof yang harus difahami agar seorang pembaca Al-quran dapat membaca alquran dengan baik tanpa mengurangi arti dari ayat ayat yang dibacanya. Hal ini disebabkan bacaan Al-quran apabila dibaca dan berhenti ditempat yang salah maka akan berubahlah artinya. Tanda-tanda waqof itu adalah sebagai berikut:

- Dilarang berhenti / wajib terus

- Dilarang terus / wajib berhenti

- Sebaiknya berhenti

- Sebaiknya terus

Demikianlah kaidah-kaidah yang harus diperhatikan oleh seorang muslim dalam membaca Al-Quran. Semakin ia paham tentang kaidah- kaidah yang ada, maka semakin tinggi pulalah kedudukannya di sisi Allah swt. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi orang-orang yang mempelajari dan menaatinya .” (HR. Muslim)

“Orang yang mahir dalam membaca Al-Quran akan berkumpul dengan malaikat yang mulia dan taat. Sedang orang yang terbata-

bata dan berat jika membaca Al-Quran, mendapat pahala dua kali lipat.” (HR. Bukhari Muslim)

Istilah-Istilah dalam Al-Quran

Pertama, sajdah; sunnah melakukan sujud tilawah. Sajadah terdapat di 15 surat dalam Al-Quran. Sujud ketika menjumpai sajdah dalam Al- Quran hukumnya sunnah dilakukan di dalam dan di luar shalat, disunnahkan bagi yang membaca dan mendengarkannya. Kecuali di dalam shalat, kalau imam tidak sujud, maka makamum mengikuti imam. Disyaratkan bagi yang melakukan menghadap kiblat, suci dari hadats, boleh dilakukan dengan diawali berdiri atau duduk, boleh juga diawali dengan takbiratul ikram atau tanpa dengannya, diakhiri tanpa salam atau dengannya. ...Subhaa narabbiyal ’alaa.. (Maha suci Allah yang Maha tinggi)

Kedua, saktah; berhenti sejenak tanpa bernafas. Menurut Imam Hafs, saktah hanya ada di empat tempat, cirinya ada huruf sin, yaitu : Surat Al-Kahfi : 1-2 Surat Yasin : 52 Surat Al-Qiyamah : 27 Surat Al-Muthaffifin : 14 Tujuan membaca saktah untuk meluruskan arti ayat-ayat tersebut di atas.

Ketiga, isymam; yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir, cara ini harus langsung melihat dari seorang guru yang pernah ber-talaqqi. Isymam dibaca ketika membaca

surat Yusuf ayat 11, pada

Keempat, imalah; artinya membaca fathah yang miring ke kasrah. Imalah dibaca ketika membaca surat Hud ayat 41, pada ra’ dibaca re’ (baca : seperti remote). Jadi majreha.

 Kelima, tashil; artinya membaca hamzah dengan suara yang tidak jelas sehingga mirip

ha dengan tujuan agar lebih mudah. Tashil dibaca dalam surat Fushilat ayat 44. Dalam riwayat lain, tashil dibaca dengan menyatukan hamzah dan alif.

Keenam, ash-shofr al-mustadir; yaitu bulatan sempurna, tanda ini biasanya terdapat di mushaf-mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal (terus) atau waqaf. Contoh :

Ketujuh, ash-shofr al-mustadir, yaitu bulatan sempurna, tanda

ini biasanya terdapat pada mushaf – mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal atau waqaf. Contoh :

Kedelapan, ash-shofr al-mustatilul qaim; bulatan lonjong tegak, biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika wasal, namun dibaca panjang ketika waqaf. Contoh:

Kesembilan, naql; memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya. Contoh :

Cool down, Never Old to Learn, Guys!

Disebuah suarau di pedesaan.., seorang bapak-bapak setengah baya sedang duduk bersila. Di depann ya terletak Al Qur’an dan seorang buta yang usianya sekitar 50 tahun. Meluncurlah bacaan Al Qur’an dari mulut bapak setengah baya itu, terbata-bata dan nampak kaku, namun peluh yang menitik di dahi sang bapak menunjukkan semangat dan kesungguhannya membaca setiap lafadz dan huruf Al Qur’an.

Hu..hu..terharu gak baca cerita di atas? Itu kisah nyata lho! Bapak setengah baya itu baru tersadar untuk belajar Al Qur’an dan mendalami agama itu diusianya yang senja. Hamper 50 tahun, gitu lho!. Tapi jangan dikira, di gak pernah patah semangat buat belajar en terus belajar. hampir tiap malem di dating ke surau, belajar sama imam surau itu.

Ckk..ckk.., salut buatnya ya! Ternyata belajar gak kenal usia, siapapun, setua apapun. Gak ada kata berhenti buat belajar. Rasulullah pernah bilang tuh : “Tuntutlah ilmu dari buaian ibu sampai ke liang lahat”

So, buat kita yang masih muda en banyak kesempatan, penting dong buat ng-up grade keimanan dan ilmu. Coz belajar gak pernah mengenal kata tua. Simak deh nasihat Prawoto Mangkusasmito, tokoh

politik Islam masa orde lama, dalam surat buat anaknya, “perjuangan adalah suatu garis, suatu proses, bukan suatu titik. Yang ada ialah garis mendaki, garis menurun, garis mendatar. Pencapaian adalah

suatu titik, yang segera akan dilalui, akan lenyap atau tumbuh, tergantung amal pemeliharaanya. Perjuangan adalah suatu penyempurnaan dan pemeliharaan yang tak kunjung putus selama hayat di kandung badan”.

So, once again..never old to learn!! Keep spirit, Guys.

Belajar sama Detektif Conan

Kamu t ahu kartun serial Conan? Wuh…pastinya dong! Gak pernah ketinggalan nongkrongin depan televisi. Apa sih yang bikin cerita Conan menarik buat ditongkrongin? Yo, jalan cerita yang seru, menenggangkan, bikin deg-degan en always bikin penasaran!

Daya pikat Conan salah satunya karena setiap kasus pasti diselesaikan. Conan bakal ‘nemuin pencerahan’ or ngungkap kasus dengan hasil menakjubkan.

Woii..muter-muter ya?? Gini lho, ada esensi penting yang bisa kita ambil dari situ. Kenapa kita gak betah ikut mentoring atau apapun yang berbau “pembelajaran”? Bawaannya otak tuh panas en berasap

kalau udah nemu kata Belajar?U Know, itu disebabkan kita gak tau akhir dari pembelajaran. Emang apa? Yup, menemukan sesuatu yang gak pernah kita temuin dan bisa bikin kita tersadar dari ketidaktahuan. Kalau kata Ibu Kartini ‘door duister nis to light’ (habis gelap terbitlah terang) Begitu juga dengan mentoring. Ada suatu pencerahan yang selalu bisa kita ambil abis kumpul bareng. Meski materinya kadang simple, tapi dampaknya besar en bisa bikin kita melakukan perubahan setiap harinya.

Apaan sich? Gitu doing! Perasaan gak ngerasain apa-apa? Oke, bisa aja kamu berasumsi kayak gitu, but hasil itu gak akan kerasa spontan. Man, kamu juga butuh usaha sendiri untuk menggali makna dari apapun yang disimpen di metoring. Asaaal, kamu juga musti mengahadirkan hati di situ. Percuma dong badan doing yang duduk sok serius, tapi pikiran melayang ke tempat nongkroong.

Awas !!! Unrealized Stupid Area!!!

Pusing dehh..setiap hari ketemu sama Koran dengan judul gede-gede di halaman depan “KORUPSI”, besoknya “DEMO ANARKIS AKIBAT

Besoknya lagi “TERTANGKAPNYA GEMBONG KERETA” eh “NARKOBA”!! ihh…, kapan sich bumi ini bisa damai en tenang dijadiin tempat berpijak (Ciee…, nyastra banget). Satu hal yang pasti berita-berita itu sudang bikin kita mati rasa atas semua kekacauan yang terjadi.

Trus siapa yang salah dong? Kita susah nyalahin orang coz udah kaya kesepakatan bareng-bareng buat hidup en bersistem serampangan macam masyarakat kita sekarang. Bayangin dong, sekarang kalau mau daftar CPNS musti nyiappin duit banyak-banyak (jeti gitu deh). But, finally mereka pulang dengan harapan kosong. Waa..hh, susah hare gene apa-apa gak pake duit!

Itu sekilas gambaran zaman sekarang. Segala sesuatunya ditimbang dengan materi. Kadang bingung nyari titik akhir keinginan manusia yang gak pernah abisnya. Udah punya ini pengen itu, udah punya itu mupeng ini (hehe..bolak-balik). Tapi, itu emang sifat dasar manusia. Bener banget kata Allah dalam Al Qur’an bahwa manusia itu makhluk yang tamak, suka mengeluh en susah bersyukur.

Terus apa dong hubungannya unrealized stupid? Yup, manusia dengan segala sifat dasarnya tadi kadang mau dibikin stupid sama dunia. Meski dia seorang yang berkedudukan en intelek, but kalau terus- terusan ngejar dunia hasilnya adalah kebodohan yang gak disadari. Hidup semaunya, gak peduli aturan yang penting bisa ngerasa happy. Wheiz, ati-ati.

Kalau virus ini ngejangkit mahasiswa macam kita. Kuliah jadi selingan, hang out jadi kewajiban. Gak pernah punya rencana hidup, jalan tanpa arah. Parahnya, gak pernah mau nambah kekayaan hati. Upzz, apa tuh kekayaan hati? Kekayaan hati adalah hati yang diisi dengan ilmu dan keimanan, biar kita bener dalam ngejalanin ibadah alias gak serampangan.

Nah, warning nih! Kalau kita punya gejala sakit seperti di atas, segera hubungi dokter! Biar gak kejebak unrealized stupid kamu kudu buruan datang ke tempat menimba ilmu kayak majelis taklim remaja. Penuhi akal en hati kamu dengan cahaya kebenaran. Jangan bilang basi ya. coz hati kita butuh sama yang namanya ilmu. Itulah yang bisa bikin kita cerdas menyikapi hidup.