Pengenalan Instrumen.

3.2 Pengenalan Instrumen.

Hal-hal yang harus dikuasai oleh seorang siswa pada tingkat dasar adalah pengenalan terhadap komponen-komponen gitar klasik yang berkaitan langsung dengan permainan gitar klasik. Selain itu juga harus dipahami tentang klasifikasi gitar yang mencakup klasifikasi alat musiknya. Karena dengan mengenal komponen- komponen gitar klasik maka siswa akan dituntut untuk lebih menguasai alat musik tersebut.

Abad ke- 20 juga menyaksikan lahirnya jenis gitar baru antara lain gitar listrik/elektrik. Penemuan listrik membawa banyak revolusi pada dunia termasuk pada instrument gitar. Adalah Lyoid Loar dari perusahaan pembuat gitar Gibson yang diketahui pertama kali bereksperimen dengan pick-up megnetik pada gitar. Kendati Abad ke- 20 juga menyaksikan lahirnya jenis gitar baru antara lain gitar listrik/elektrik. Penemuan listrik membawa banyak revolusi pada dunia termasuk pada instrument gitar. Adalah Lyoid Loar dari perusahaan pembuat gitar Gibson yang diketahui pertama kali bereksperimen dengan pick-up megnetik pada gitar. Kendati

elektrik pertama dan memproduksinnya secara komersial di tahun 1930-an. Lankah ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan pembuat gitar lainnya, termasuk Gibson yang akhirnya malah memimpin pasar gitar elektrik. Persaingan ketat melahirkan berbagai desain gitar yang beragam. Dengan demikian, jenis gitar yang umum dipakai saat ini adalah

1) Keterangan Gambar :Gitar Klasik. Jenis gitar akustik berbahan senar nilondan sutra yang dililit logam.lehernya lebih lebar dari jenis alat musik lainnya

( Sumber : Gitarpedia, Jubing Kristianto, 2005 )

2) Keterangan Gambar : Gitar Folk-Akustik. Desain dasar seperti gitar klasik namun memiliki tubuh lebih lebar, leher yang lebih panjang dan sempit, serta senar dari logam. Suaranya lebih berdenting dan cemerlang digunakan untuk musik-musik balada, folk, country, blues, dan pop.

3) Keterangan Gambar : Akustik Elektrik. kerap juga disebut semi akustik. Semua jenis gitar akustik yang dilengkapi dengan system amplifier di dalam tubuhnya agar dapat disambingkan langsung ke amplifier.

4) Keterangan Gambar : Guitar Elektric. Gitar elektrik dengan badan dari kayu tipis namun padat. Salah satu keunggulanya adalah penggunaan jenis suara yang hamir tak terbatas berkat adanya dukungan dari peranti efek. Lazim digunakan padaband-band rock, jazz, maupun pop.

3.2.1 Pengenalan Bagian Gitar

Bagian-bagian pada gitar penting untuk diingat agar kita bias memahami bagian-bagian apa saja yang terdapat pada gitar. Tentunya ada istilah-istilah yang umum yang digunakan secara resmi oleh kursus-kursus yang ada dimanapun di dunia ini. Umumnya istilah yang digunakan memakai bahasa Spanyol karena memang asalanya dari sana tetapi di sini akan digunakan bahasa Indonesia saja agar lebih mudah dipahami dan diingat.

Gbr 11. Pengenalan Instrumen. Gitar Klasik

( Sumber : Gitarpedia Jubing Kristianto, 2005 ) Gbr 12. Pengenalan Instrumen Gitar Elektrik

( Sumber : Gitarpedia Jubing Kristianto, 2005 )

3.2.2 Klasifikasi Sachs Dan Hornbostel

Curt Sachs ( 1913 ) dan Erich Von Hornbostel ( 1933 ) adalah dua ahli organologi alat musik ( Instrumentenkunde ) berkebangsaan Jerman yang telah mengembangkan satu system pengklasifikasian / penggolongan alat musik. 8 System penggolongan alat musik Sahcs dan Hornbostel berdasarkan pada sumber penggetar utama dari bunyi yang dihasilkan oleh sebuah alat musik. Selanjutnya Sahcs-Hornbostel menggolongkan berbagai alat musik atas lima golongan besar, yaitu :

1) Membranofon, di mana pengetar utama penghasil bunyi adalah membrane atau kulit. Contoh adalah gendang dan drum.

2) Idiofon, di mana penggetar utama bunyi adalah badan atau tubuh dari alat musik itu sendiri. Contoh adalah gong, symbal, atau alat perkusi.

3) Aerofon, di mana penggetar utama penghasil bunyi adalah udara. Sebagai contoh adalah suling, terompet, atau saksofon

4) Kordofon, di mana penggetar utama penghasil bunyi adalah dawai yang direngangkan. Contoh adalah gitar dan biola.

Dari system pengelompokan yang mereka lakukan, selanjutnya Sahcs- Hornbostel menggolongkan lagi alat musik kordofon menjadi lebih terperinci berdasarkan karakteristik bentuknya yakni:

1) Jenis Busur

2) Jenis Lira

3) Jenis Harpa

4) Jenis Lute

8 Sebelumnya sudah ada system pengklasifikasikan musik tradisional seperti yang ada di India dan Cina.

5) Jenis Siter

Gbr 13. Pembagian alat musik dawai berdasarkan bentuknya :

a) Busur ; b) Lira ; c) Harpa ; d) Lute ; e) Siter

( Sumber : Alat Musik Dawai Irwansyah Harahap 2004 )

Untuk Gitar klasik digolongkan kepada jenis lute , pada prinsipnya berarti gitar klasik menggunakan kotak resonator suara. Selain itu jenis lute mempunyai leher ( Neck ) yang berfungsi sebagai papan jari ( Finger Board ) atau juga sebagai penyangga dawai ( String Bearer ).

Jenis lute ( pada umumnya tergolong keluarga gitar ) juga dapat ditemukan di berbagai wilayah lain di dunia. Kita temukan Sehtar di Persia, Tanbur di Turki, Sitar dan Sarangi di India, Pipe di Cina, Al’Ud di Arab, Vihuella dari Spanyol dan lain sebagainya. Untuk jenis alat musik yang terakhir ini bentuknya sangat mirip dengan gitar klasik bahkan merupakan embrio dari gitar klasik modern.

3.2.3 Pemain – Pemain Gitar Klasik Terpenting.

Repertoar gitar bertumbuh pesat dengan makin berlimpahnya gitaris dan composer yang tak henti mempopulerkan gitar. Salah satunya Fransesco Tarrega ( 1852-1909 ), gitaris dan composer kelahiran spanyol. Tarrega adalah perintis permainan gitar klasik menjadi sebuah ilmu dan seni tersendiri. Ia bukan saja dikenal sebagai pendidik yang bertangan dingin namun juga composer yang inovatif. Posisi duduk bermain gitar klasik yang dikenal sekarang ini adalah digagas oleh Tarrega. Posisi ini memungkinkan gitar dalam posisi stabil, serta membantu lengan kanan maupun kiri menjelajahi Freatboard dan senar di posisi manapun dengan leluasa.

Gebrakan Tarrega lainnya adalah mentranskrip berbagai komposisi untuk alat musik lain ke gitar tunggal. Termasuk berbagai komponis lainnya seperti Granados ( Piano ), Albeniz ( Piano ), Chopin ( Piano ), Bach ( Biola ), hingga Mahdelson ( Kuartet Gesek ). Murid-murid Tarrega pun menjadi sadar betapa gitar memiliki kemampuan setara dengan alat-alat musik lain yang lebih “ Bergengsi “.

Hingga saat ini terdapat cukup banyak gitaris-gitaris klasik dari berbagai belahan dunia. Di antaranya yang paling terkenal ialah gitaris-gitaris legendaries dan berkelas dunia yaitu :

1) Andres Segovia (Spanyol,

21 Februari 1893 – 3 Juni 1987 )

( Sumber : www. Partiture.com )

2) Heitor Villa-Lobos ( Brasil , 5 Maret 1887 - 17 November 1959 )

( Sumber : www. Partiture.com )

3) Isaak Albeniz (Spanyol, 1860-1909 )

( Sumber : www. Partiture.com )

4) Francisk Tarrega (1852-1909) Spain

( Sumber : www. Partiture .com )

5) Ferdinando Carulli ( Italy,1770-1841 )

( Sumber : www. Partiture .com ) Di anatara mereka, Segovia adalah yang paling terpenting karena jasanya yang besar dalam perkembangan gitar masa depan gitar klasik sejak awal abad ke-20. dengan usahanya yang amat produktif dan kreatif beliau telah membawa gitar menjadi sebuah alat musik solo standar di samping piano. Kerjasamanya dengan para musisi dan komponis non gitar telah menyebabkan suatu perkembangan yang signifikan pada repertoar gitar. Sejak itu gitar tidak lagi dimainkan solo atau ensamble bersama gitar lain, namun sebagai solois dalam orkestra dan msuik kamar. Hampir semua gitaris terkemuka di abad ke-20 lahir dari tangan dingin Segovia sebagai pengajar. Beberapa di antaranya seperti John Wiliams, K. Yamashita, Julian Bream dan lain sebagainya.

BAB IV ANALISIS METODE PENGAJARAN GITAR KLASIK DI LPM FARABI KOTA MEDAN

Pada bab ini penulis akan membicarakan mengenai hasil pengamatan dan tinjauan ilmiah penulis selama berada di LPM Farabi kota Medan. Fakta-fakta yang terkumpul di lapangan akan disusun sedemikian rupa sesuai dengan standart penulisan ilmiah.

Selanjutnya akan dibahas mengenai sarana dan prasarana yang ada di LPM Farabi juga akan dibahas tentang hasil pembelajaran siswa selama belajar di LPM Farabi dengan indikator ujian Grade yang diadakan oleh LPM Farabi dan hasil yang diraih oleh siswa.

3.3 Teknik Umum Bermain Gitar Klasik

Dalam bermain gitar klasik, setiap jari-jari tangan baik kiri ataupun kanan sudah memiliki aturan atau nama-nama yang ditentukan. Berikut ini beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui dalam bermain gitar klasik.

3.3.1 Posisi Jari dan Tangan

3.3.1.1 Posisi Jari

Pengenalan nama-nama jari tangan kiri dan kanan : -Jari kiri diberi tanda dengan urutan angka 1- 4, urutannya yakni -Jari telunjuk diberi tanda dengan nomor 1 -Jari tengah diberi tanda dengan nomor 2 -Jari manis diberi tanda denga nomor 3

-Jari kelingking diberi tanda dengan nomor 4

Untuk lebih jelas lihat gambar berikut ini :

Gbr. 14 Urutan jari kiri

( Sumber : Yamaha Classic Guitar Fundamental )

- Pemberian nama-nama jari tangan kanan, ditandai secara tradisional, dan diberi huruf-huruf yang berasal dari bahasa Spanyol yaitu : p untuk pulgar ( ibu jari )

i untuk indicio ( Jari telunjuk ) m untuk medio ( Jari tengah )

a untuk anular ( Jari manis ) Ch untuk chico ( Jari kelingking ) Sedangkan untuk jari kelingking tidak digunakan untuk petikan. Untuk lebih jelas lihat gambar :

Gbr. 15 Urutan jari kanan

( Sumber : Yamaha Classic Guitar Fundamental )

3.3.1.2 Posisi Tangan

Pengunaan tangan kiri dalam bermain gitar klasik ialah sebagai berikut penjelasannya :

1) Semua kuku tanga kiri harus dipotong pendek, sehingga tidak menggangu waktu menekan senar.

2) Jempol kiri bertugas sebagai penopang dan jari-jari kiri.

3) Jari-jari kiri bertugas menekan senar dengan tegak lurus pada papan jari.

4) Dalam hal ini ibu jari harus selalu serasi dengan jari tengah dan tidak boleh kelihatan saat memainkan gitar.

Gbr 16. Posisi tangan kiri

( Sumber : Dokumentasi Nikanor, 2009 )

Skema penggunaan tangan kanan dalam bermain gitar klaik adalah sebagai berikut :

1) Jari tangan kanan berdiri tegak lurus di atas senar ( petikan melodi ).

2) Kuku jari tangan dipotong melengkung, mencapai panjang kurang lebih 2 mm.

3) Jari kanan memetik senar bas ke-4 samapi ke-6. sedang senar 3 di petik oleh jari ( I, m,dan a )

4) Dalam memetik gitar hendaknya pada posisi normal yaitu berada di depan soundhole atau lubang suara, karena suara gitar terbagi tiga yaitu harmonic, normal, dan hard

Gbr. 17 Posisi tangan kanan

( Sumber : Dokumentasi Nikanor, 2009 )

3.3.2 Letak Atau Posisi Gitar Saat Dimainkan

Dalam memilih sikap bermain gitar, kita harus memperhitungkan bahwa baik lagu yang sederhana maupun yang sulit perlu kita bawakan dengan baik. Oleh karena itu tangan kiri dan kanan kita harus mampu bergerak dengan bebas. Untuk merealisasikan sikap ini dengan baik ada beberapa hal penting yang harus dilakukan yaitu :

1) Posisi duduk di bangku ( Kursi tanpa sandaran ), dengan keadaan badan tegak lurus dan rileks.

2) Pandangan mata berada dalam posisi melihat naskah lagu ( Partiture ), dan sesekali melihat pada senar gitar yang ditekan.

3) Posisi jari pada tangan kiri pada leher gitar, untuk menekan senar, dan jari kanan untuk memetik senar.

4) Posisi kaki kiri berada di atas pijakan agar bias menopang gitar.

Gbr. 18 posisi yang baik dan benar

( Sumber : Dokumentasi Nikanor, 2009 )

3.3.3 Pengenalan Notasi dan Nada Dasar

Jika ingin belajar gitar klasik dengan benar dan bias mengembangkan sendiri kemampuan musik siswa secara mandiri, mau tidak mau siswa harus memahami notasi, baik notasi angka , balok, dan nada dasar.

3.3.3.1 Notasi Angka dan Balok

Notasi angka adalah symbol nada dalam bentuk angka 1 sampai 7 yang digunakan dalam menulis nada – nada yang telah kita kenal dalam bentuk bunyi 1( do), 2 ( re ), 3 ( mi ), 4 ( fa ), 5 ( sol ), 6 ( la ), 7 ( si ), 1’ ( do’ ) yang tersusun dalam bentuk 1-1-1/2-1-1-1-1/2.

Notasi balok adalah symbol nada dalam bentuk huruf C sampai G yang digunakan dalam menulis nada-nada yang telah kita kenal dalam bentuk bunyi C ( do ), D ( re ), E ( mi ), F ( fa ), G ( sol ), A ( la ), B ( si ), C’ ( do’ ) yang tersusun dalam bentuk 1-1-1/2-1-1-1-1/2.

Gbr. 19 Notasi Balok

( Sumber : Yamaha Classic Guitar Fundamental )

3.3.3.2 Garis Paranada dan Spasi

Garis paranada adalah tempat untuk meletakan not yang terdiri dari 5 ( Lima ) buah garis sejajar yang setiap garisnya memiliki jarak yang sama. Kelima garis sejajar itu menghasilkan 4 ( empat ) ruangan yang disebut spasi.

Gbr.20 Garis paranada dan spasi

( Sumber : Yamaha Classic Guitar Fundamental )

3.3.4 Bentuk Tanda Istirahat/Diam, Bentuk Not,Tanda Mula, Dan Birama.

Tanda istirahat menunjukan nilainya masing-masing. Sebagai langkah awal dalam memahami jumlah ketukan dalam setiap istirahat, siswa harus mempelajari dan menghapal semua bentuk tanda istirahat berikut nilai yang telah ditentukan.

Gbr. 21 Bentuk tanda istirahat

Bentuk Tanda Diam

Nilai Tanda Diam

Penuh Setengah Seperempat Seperdelapan Seperenambelas

Bentuk not dalam notasi balok bermacam-macam. Setiap not menunjukan nilai not tersebut. Perhatikan gambar untuk lebih jelas :

Gbr. 22 Bentuk dan nilai not

Bentuk Nada

Nama Nada

Nilai Nada

Nada Penuh

4 Ketuk

Nada Setengah

2 Ketuk

Nada Seperempat

1 Ketuk

Nada Seperdelapan

½ Ketuk

Nada Seperenambelas

¼ Ketuk

Tanda mula adalah angka berbentuk bilangan pecahan yang selalu ditulis sesudah tanda kunci pada garis pertama suatu lagu ( komposisi musik ). Bilangan pertama letaknya disebelah atas ( Pembilang ) dan bilangan kedua letaknya dibawah dan disebut (Penyebut ). Tanda mula yang biasa dipakai misalnnya, 4/4, 3/3, 2/4, 6/8, 3/8, dan 2/2. tanda mula4/4 dan 2/4 biasanya juga ditulis C dengan tegak lurus memotong ditengahnya.

Birama adalah garis tegak lurus yang membagi setiap baris garis paranada menjadi beberapa ruas yang mengandung jumlah ketukan not dan tanda istirahat yang sama banyaknya.

Gbr. 23 Birama

RUANG BIRAMA GARIS BIRAMA

Tempo juga harus diperhatikan di dalam permainan karena tempo adalah cepat lambatnya pembawaan lagu, kecepatan tempo dikelompokan sebagai berikut : - Tempo sangat lambat

: Grave

- Sangat Lambat

Largo

- Lebar dan luas

Largissimo - Lebih lambat dari largo Adagio

- Lambat

Lento

- Lambat Sedang

- Tempo sedang lambat

: Largeto

- Lebih cepat dari largo

-Lebih lambat dari moderato Andantino - Lebih cepat dari andante Maestosso - Agung

Andante

- Tempo sedang cepat

- Tempo cepat

- Tempo paling cepat

Allegro Vivae

- Lebih cepat dari allegro

- Sangat Cepat

Presstissimo

- Secepat-cepatnya

3.4 Jenis Pertunjukan Gitar Klasik Yang Ada Di Kota Medan

Selain melalui rekaman kaset, CD, dan lain sebagainya sosialisasi gitar klasik juga bisa dilakukan melalui pertunjukan secara langsung melalui pementasan yang berhadapan langsung dengan penonton.

Bentuk pertunjukan tersebut bisa berupa kejuaraan / festifal atau bisa juga melalui mini concert yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kursus. Salah satu kejuaraan yang pernah ada yaitu kejuaraan gitar klasik se-Indonesia yang diselenggarakan oleh kedutaan Spanyol tahun 2001. atau kejuaraan gitar klasik yang disponsori oleh Yamaha, untuk event ini biasanya juara untuk satu negara akan diadu dengan negara lainnya dan negara-negara yang bersaing di sini adalah dari Asia.

Untuk kota Medan sendiri salah satu event yang ada antara lain yaitu Nommensen Classic Guitar Festifal yang diadakan tahun 2007 lalu. Pada ajang kali ini penulis menjadi juara pertama untuk kategori senior. Ada juga Nommensen Classical Guitar Ensamble oleh Universitas HKPB Nommensen ( UHN ) yang sering mengadakan concert gitar klasik dengan mengundang penonton umum dan menurut pengamatan penulis yang hadir pada saat itu penonton terlihat cukup antusias dalam mengikuti acara ini.

Diharapkan dengan banyaknya kompetisi ini maka akan merangsang masyarakat untuk semakin tertarik mempelajari gitar klasik. Karena diharapkan gitar klasik tidak kalah dari instrument lainnya seperti piano, gitar elektrik, keyboard dan sebagainya yang intensitas kompetisinya cukup sering sehingga banyak peminatnya.

Gbr.24 Pertunjukan gitar klasik di kota Medan

( Sumber : Dokumentasi Nikanor ,2001 )

4.1. Tujuan Diadakannya Kursus Gitar Klasik

Dalam tulisan ini, penulis membahas tentang kursus gitar klasik berdasarkan fungsi dan kegunaanya. Seperti umumnya kursus atau les lainnya dilaksanakannya kursus ialah untuk melatih kemampuan dan keterampilan seseorang yang belum ia miliki atau ia ingin agar lebih terampil. Misalnya seseorang yang kursus bahasa Inggris sengaja kursus bahasa inggris karena ingin lebih terampil berbahasa Inggris meskipun di sekolah ia sudah mendapat pelajaran bahasa Inggris.

Sama seperti yang sudah dipaparkan di atas bahwa pada dasarnya tujuan diadakannya kursus gitar klasik bertujuan untuk melatih bakat-bakat yang ada pada seseorang agar ia lebih terampil memainkan alat musik ini dan ditambah dengan pengetahuan tentang teori musik agar ia tidak hanya bisa memainkan tetapi juga tahu apa yang ia mainkan.

Maka secara garis besarnya tujuan diadakannya kursus gitar klasik bertujuan juga sebagai : (1) untuk mencari keuntungan/komersial atau mendatangkan uang ( Maka secara garis besarnya tujuan diadakannya kursus gitar klasik bertujuan juga sebagai : (1) untuk mencari keuntungan/komersial atau mendatangkan uang (

Dalam tulisan ini penulis lebih hanya membahas dua tujuan pelaksanaan kursus gitar klasik yaitu sebagai : (1) media perkembangan seni ; (2) gitar klasik sebagai salah satu seni pertunjukan.

4.1.1. Media Perkembangan Seni

Allan P Meriam seorang etnomusikolog paling berpengaruh dalam bukunya The Anthropology of Music menyebutkan bahwa transkulturasi budaya, salah satunya musik dapat terjadi melalui oral/lisan, tulisan, dan elektronik. Secara tidak langsung tempat kursus sebagai tempat untuk mempelajari musik dapat menjadi media bagi perkembangan seni.

Hal ini didukung oleh visi dan misi dari LPM Farabi itu sendiri yaitu sebagai media untuk mengembangkan bakat seni masyarakat Indonesia, juga mendidik siswanya untuk dapat bersaing di dunia hiburan musik tanah air.

Tidak dapat dipungkiri LPM Farabi memiliki para pengajar yang berkredibilitas dibidangnya yang pastinya dapat membina siswanya menjadi musisi professional dan kreatif.

Lembaga formal seperti sekolah yang kejuruannya di bidang seni ataupun perguruan tinggi yang jurusannya seni, tujuannya ialah sebagai media untuk mengembangkan seni.

Selain dari itu tempat kursus ini menjadi salah satu institusi non formal yang dapat menjadi media pengembangan seni bahkan cakupannya lebih luas karena tidak Selain dari itu tempat kursus ini menjadi salah satu institusi non formal yang dapat menjadi media pengembangan seni bahkan cakupannya lebih luas karena tidak

4.1.2 Gitar Klasik Sebagai Salah Satu Seni Pertunjukan

Menurut Allan P Meriam ( 1964 ) fungsi utama seni pertunjukan yaitu sebagai fungsi hiburan dan reaksi jasmani. Begitu juga dengan gitar klasik sebagai salah satu seni pertunjukan yang ada di kota Medan maka dapat juga berfungsi sebagai hiburan pada masyarakat.

Seni pertunjukan juga dapat dibagi menjadi seni pertunjukan drama/teater, musik, lukis, dan tari. Maka untuk gitar klasik dikategorikan menjadi seni pertunjukan musik. Perlu juga diketahui bahwa fungsi hiburan dalam seni pertunjukan musik terjadi akibat adanya interaksi antara penonton atau Audiens dengan yang menyajikan acara.

Saat ini sudah banyak pertunjukan gitar klasik seperti concert solo gitar yang sering dilakukan Jubing Kristianto pada saat Launching albumnya yang banyak menyambut apresiasi dari masyarakat. Ada juga kunjungan dari musisi gitar klasik dari luar negeri yang menampilkan permainan gitar klasik di beberapa tempat seperti di kampus-kampus, di hall dan gedung publik lainnya.

4.2 Metode Pengajaran Gitar Klasik Di LPM Farabi

Berikut adalah hasil pengamatan yang penulis lakukan selama di LPM Farabi mengenai metode pengajaran gitar klasik di LPM Farabi Kota Medan :

4.2.1. Bahan Ajar Yang Digunakan

Bahan ajar atau kurikulum yang digunakan di LPM Farabi adalah kurikulum yang disusun sendiri oleh pengajar di LPM Farabi, buku yang digunakan juga untuk kalangan sendiri yaitu milik Farabi. Tetapi dalam hal ini pengajar tetap boleh menggunakan acuan lain seperti lagu bebas atau pop jika murid menginginkan hal itu, yang terpenting adalah murid tetap mampu mengikuti pelajaran dan dapat ujian dengan tepat waktu.

Buku yang digunakan di LPM Farabi Medan untuk menyajikan materi pelajarannya ialah semuannya menggunakan not balok. Dalam hal ini buku dibagi berdasarkan grade atau tingkatan untuk gitar klasik memiliki grade sampai enam. Selain dari grade 1 – 6 ada yang namanya grade Pre L dan L sebagai dasar. Sedangkan untuk Pre L biasanya diberikan kepada kelas junior ( anak-anak dibawah

10 tahun ), umumnya materi yang diajarkan hanya sebatas pengenalan gitar, notasi, dan pengenalan dasar dalam musik lainnya. Sedangkan untuk L merupakan kelas fundamental atau dasar ( Pre- Grade )sebelum masuk grade 1.

Dalam hal ini pengajar memiliki target waktu bagi siswa untuk melewati buku dasar, target waktu sekitar 5-6 bulan. Tetapi kalau ternyata siswa bisa melewatinya lebih cepat maka itu akan menjadi nilai plus bagi siswa tersebut, karena ia lebih cepat untuk bisa mengikuti ujian kenaikan grade.

Sebagai bahan tambahan pengajar memberikan bahan latihan seperti teknik- teknik penjarian yang bertujuan untuk pemanasan jari juga untuk mempermudah siswa dalam bermain nantinya, seperti teknik etude ( latihan ) dari M. Carcassi atai F.Sor. sehingga siswa akan semakin bertambah wawasannya baik dari penjarian, atau tentang lagu-lagu yang menggunakan notasi balok.

4.2.2. Metode Pengajaran

LPM Farabi mempunyai metode-metode tersendiri dalam pengjarannya, bertujuan untuk memudahkan siswa memahami bahan pengajaran yang diberikan oleh pengajar. Di samping metode mengajar, media/alat peraga dan buku tidak kalah pentingnya dalam proses belajar mengajar. Alat peraga, buku dan media yang relevan dengan materi yang akan disajikan mempunyai peranan yang penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Di dalam proses belajar mengajar, guru memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik pengajaran, atau biasanya disebut metode mengajar.

Peranan metode dalam pengajaran adalah menumbuhkan gairah peserta dalam menerima pelajaran atau materi yang disajikan. Oleh karena itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar para peserta.

Adapun metode-metode mengajar yang mungkin dapat dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar di LPM Farabi Medan adalah sebagai berikut:

1) Tanya jawab

5) Karya wisata

6) Kerja kelompok

7) Latihan

8) Pemberian tugas

9) Eksperimen

Ada beberapa metode mengajar gitar klasik yang dilakukan oleh pengajar dalam mengajarkan gitar klasik di LPM Farabi, yakni dengan metode ceramah, metode demonstrasi dan metode pemberian tugas. Penjelasannya sebagai berikut :

1) Metode Ceramah Metode ceramah merupakan metode awal yang digunakan pengajar dalam mengajar, metode ini bertujuan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi oleh siswa sehingga pengajar akan membatasinya.

Metode ini juga bertujuan untuk mengatasi kejenuhan yang dialami siswa pada saat sedang belajar gitar klasik, yakni dengan mengajak siswa bercerita, sehingga siswa akan sedikit lebih santai atau rileks.

Gbr. 25 Pengajar menggunakan metode ceramah

( Sumber : Dokumentasi Nikanor, 2009 )

2) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi bertujuan untuk memperagakan bahan pelajaran yang

akan dipelajari oleh siswa ataupun bahan yang telah dipelajari, yakni dengan cara pengajar

memperagakan

menggunakan gitar

klasik,

kemudian siswa kemudian siswa

Pengajar memainkan lagu beberapa bagian ( bar ) atau seluruh lagu dari awal sampai akhir untuk ditirukan oleh siswa, hal ini dilakukan apabila siswa sudah merasa bingung dengan bahan pelajarannya.

Setelah siswa berhasil memainkan bahan pelajaran yang telah diberikan kemudian pengajar menambahkan dengan materi yang lain dengan catatan pelajaran yang lama tetap akan diulang.

3) Metode Pemberian Tugas Setelah selesai jam pelajaran pengajar memberikan bahan tambahan yang akan

dipelajari siswa di rumah selain bahan yang sedang ia pelajari, yang bertujuan untuk melihat perkembangan siswa apakah siswa tersebut benar-benar memahami apa-apa saja yang sudah disampaikan oleh pengajar dan bila ada yang tidak dimengerti maka akan di bahas pada pertemuan berikutnya.

4.2.3 Langkah-Langkah Pengajaran

Langkah langkah yang digunakan pengajar dalam menyajikan materi yakni,

1) Pembagian hari belajar dan jadwal belajar Hari belajar di LPM Farabi yaitu hari senin sampai sabtu. Sedangkan jadwal

belajarnya bisa bebas dipilih siswa asal masih dalam jam kerja yaitu dari jam 9 pagi sampai jam 7 malam.

2) Pemberian materi pelajaran dan penerapan metode Dalam menyampaikan materi pelajaran, metode sangatlah membantu karena

dapat mengatasi hal-hal yang dianggap susah, sehingga dianggap sebagai salah satu alat komunikasi dengan siswa.

Pada siswa tingkat pemula, maka materi yang diajarkan ialah pengenalan tentang gitar. Itu meliputi seperti dimana terdapat pegs atau kupingan untuk mengatur nada pada senar, freet, lubang suara, jembatan atau bridge, saddle dan lain sebagainya. Kemudian pengenalan terhadap jari kanan dan kiri. Kemudian setelah itu siswa diajarkan bagaimana posisi yang baik dan benar dalam bermain gitar klasik.

Setelah siswa dianggap mengerti kemudian pengajar memberitahukan bagaimana cara memetik gitar seperti dengan cara apoyando ( bersandar ) atau tirando (bebas). Siswa kemudian diajarkan teori dasar musik dengan pengenalan notasi dengan nilai notnnya dan tanda diam dengan nilainya.

Setelah bahan yang dirasa cukup bagi siswa maka pengajar sudah bisa memberikan bahan pelajaran dasar untuk siswa dari buku Farabi yang meliputi teknik-teknik dasar dalam bermain gitar klasik.

Untuk tingkat menengah metode bertujuan untuk menjelaskan dan mempraktekan kepada siswa bahan pelajaran yang akan dipelajari ataupun bahan yang sudah ia lewati sebelumnnya. Siswa juga dituntut untuk cepat membaca notasi ataupun memeainkannya.

Untuk tingkat mahir maka system pengajarannya bertujuan untuk membahas bahan yang tentunnya merupakan bahan yang lebih sulit lagi dari bahan-bahan sebelumnnya dan menggunakan buku dari Farabi.

4.2.4. Kendala Yang Dihadapi

Untuk melihat tercapai atau tidaknya pengajaran perlu dilakukan tindakan evaluasi dan penilaian. Tujuan daripada itu adalah untuk mengetahui efektif tidaknya Untuk melihat tercapai atau tidaknya pengajaran perlu dilakukan tindakan evaluasi dan penilaian. Tujuan daripada itu adalah untuk mengetahui efektif tidaknya

1) untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa

2) menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh tiap siswa .

3) mengetahui latar belakang siswa

4) sebagai umpan balik guru yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar dan program remedial bagi siswa. Secara umum faktor kesulitan yang dihadapi di LPM Farabi yang datang dari

siswa yakni ;

1) Kurang menguasai teori dasar musik Kurangnya siswa dalam menguasai teori dasar musik merupakan salah satu

faktor utama dalam proses belajar mengajar karena hal ini bisa mengakibatkan kemalasan terhadap siswa untuk mempelajari gitar klasik.

2) Usia muda Dalam mempelajari gitar klasik sangat dibutuhkan ketekunan, sedangkan

seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak tidak bisa dipaksakan untuk tekun sehingga siswa yang masih terlalu muda untuk belajar gitar klasik sering merasa cepat bosan. Hal ini diakibatkan karena anggapan bahwa mempelajari not balok itu susah, sehingga tidak jarang beberapa dari mereka sering kewalahan menangkap materi pengajaran yang diajarkan.

3) Padatnya kegiatan jadwal dari sekolah

Beberapa siswa di LPM Farabi masih duduk di bangku sekolah sehingga terkadang mereka sering terhambat latihan karena adanya jadwal ekstra kulikuler dari sekolah.

4) Karena kemalasan Faktor kemalasan dalam diri setiap manusia merupakan salah satu faktor yang

sangat umum, dalam hal ini cukup banyak siswa di LPM Farabi Medan yang mulai merasa malas berlatih karena kurangnya keseriusan dari diri siswa itu sendiri.

5) Kurangnya keseriusan siswa Ada beberapa siswa yang datang belajar di LPM Farabi Medan terkadang

kurang mengerti tujuannya ia kursus gitar klasik, sehingga siswa tersebut terkadang hanya datang untuk mengisi waktu luangnnya saja atau hanya sekedar mengisi absent.

4.3. Komponen Pendukung Di LPM Farabi

Komponen pengajaran dapat dikelompokan dalam 3 kategori yaitu :

1) Guru

2) Isi atau materi pelajaran

3) Murid Interaksi antara ke tiga komponen utama tersebut melibatkan saran dan

prasarana seperti metode, media, dan piñata lingkungan tempat belajar sehingga tercapai situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar perlu melakukan persiapan mengajar karena dalam persiapan mengajar pelaksanaan pengajaran akan berjalan dengan baik dan efisien. Guru juga dituntut untuk memiliki ketrampilan yang Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar perlu melakukan persiapan mengajar karena dalam persiapan mengajar pelaksanaan pengajaran akan berjalan dengan baik dan efisien. Guru juga dituntut untuk memiliki ketrampilan yang

Unsur-unsur atau komponen pengajaran menurut Gulo ( 2002 : 8-9 ) :

1) Tujuan yang dicapai

2) Guru

3) Peserta didik

4) Materi pelajaran

5) Metode pengajaran

6) Media pengajaran

7) Factor administrasi dan financial

Dalam hal ini penulis membagi komponen pendukung di LPM Farabi sebagai penyaji, pelaksana, dan instruktur atau pengajar

4.3.1. Penyaji

Penyaji dalam hal ini adalah LPM Farabi yang merupakan penyedia tempat untuk belajar. LPM Farabi juga bertindak sebagai penyedia jasa bagi murid-murid yang ingin belajar berbagai jurusan musik yang tersedia di LPM Farabi.

Pada dasarnya tujuan darpada LPM Farabi menjadi penyaji dalam komponen ini adalah untuk :

1. Mengembangkan kemampuan murid, dengan memperkaya keterampilan dengan dasar-dasar teori musik sehingga kemampuan murid menjadi semakin baik lagi.

2. agar si murid lebih dapat terampil membaca not balok, hal ini dikarenakan system pembelajaran dengan menggunakan media partiture.

3. murid dapat mengetahui jenis- jenis lagu klasik baik itu dari jaman barok hingga renaissance.

4. Tujuan akhir ialah murid mendapatkan sertifikat sebagai wujud nyata hasil kemampuan selama belajar di LPM Farabi dan dapat digunakan kelak baik ketika ia ingin menjadi guru musik atau melanjutkan di tempat kursus yang lain.

4.3.2. Pelaksana

Dalam hal ini yang menjadi pelaksana adalah murid-murid yang belajar di LPM Farabi. Harus disadari sebuah lembaga kursus tidak akan mungkin dapat beroperasi jika tidak ada siswanya. Maka dari itu siswa di LPM Farabi berperan sebagai yang melaksanakan jalannya kegiatan belajar mengajar di LPM Farabi.

Pada dasarnya pengajaran membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa pengajaran merupakan suatu usaha menorganisasi lingkungan belajar dalam hubungannya dengabn anak didik dan bahan pengajar yang menimbulkan terjadinya proses belajar mengajar.

4.3.3. Instruktur/Pengajar

Tidak akan mungkin sebuah perusahaan dapat berjalan jika tidak ada pegawai yang mengoperasikannya, demikian juga dengan sekolah atau tempat kursus lainnya juga membutuhkan tenaga kerja dalam hal ini tenaga pengajar. Para pengajar atau instruktur di LPM Farabi berperan untuk menjalankan sistem belajar mengajar.

Merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru/Instruktur untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, agar kita dapat mengajar dengan sukses. Sukses atau tidaknya mengajar itu dapat diketahui dari adanya perubahan pada tingkah laku anak menuju kesempurnaan.

Pengajaran dikatakan suskes apabila :

1. Hasilnya mantap/tahan lama dan dapat digunakan oleh si pelajar dalam hidupnya.

2. Anak-anak dapat menggunakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta penuh kepercayaan diberbagai situasi dalam hidupnya.

Selain itu pada dasarnya hendaknya seorang pengajar haruslah dapat memahami dan mengerti murid sebab pada hakekatnya mengejar adalah suatu hubungan antar manusia. Pengajar yang baik juga dapat menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran yang diberikan.

4.4 Bentuk Pengajaran, Jalan Pengajaran, Gaya Mengajar, Dan Alat Pelajaran.

4.4.1 Bentuk Pengajaran

Bentuk pengajaran adalah cara bagaimana guru dan murid dimassukan ke dalam peristiwa pengajaran. Beberapa bentuk pengajaran adalah :

1. Memberitahukan ialah apabila guru dalam mengajar bersifat memberitahu saja. Bentuk ini dapat dibedakan atas :

a. Monologis atau Stractis apabila guru yang aktif, sedang murid hanya mendengarkan saja.

b. Deiktis, apabila guru banyak memberikan contoh menunjukan, atau memperlihatkan sedangkan murid hanya mengamati saja.

2. Membangkitkan ialah apabila guru dalam mengajar dapat membangkitkan keaktifan murid. Bentuk ini dilaksanakan pada : 2. Membangkitkan ialah apabila guru dalam mengajar dapat membangkitkan keaktifan murid. Bentuk ini dilaksanakan pada :

b. Kreatif apabila murid sendiri untuk mengetahui kelanjutannya dengan atau tidak dengan bimbingan guru.

4.4.2 Jalan Pengajaran

Jalan pengajaran adalah sesuatu susunan dari beberapa bagian dari suatu bahan pelajaran yang merupakan suatu kesatuan yang berhubung-hubungan. Beberapa jalan pengajaran adalah :

1. Jalan pengajaran progresif adalah bersifat maju terus misalnya pelajaran yang berlangsung selama waktunya.

2. Jalan pelajaran konsentris setiap kali pembicaraan mulai dari seluruhnya dalam tiap-tiap tahun pelajaran. Adapun bahan pelajaran untuk tahun berikutnya diberikan dengan tambahan seperlunya untuk memperdalam atau memperluas.

3. Jalan pengajaran yang regresif : guru memulai pelajaran dari apa yang diketahui anak kemudian mundur dan seterusnya setelah murid-murid mempunyai dasar pengetahuan yang akan ditanamkan lalu maju sesuai dengan kemampuan murid-murid.

4.4.3 Gaya Mengajar

Gaya mengajar adalah cara atau metode yang dilakukan si pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didiknya. Gaya mengajar meliputi :

1. Suara, suara sangat mempengaruhi proses pengajaran. Suara diatur supaya berirama yang menarik dan tidak membosankan serta dapat didengar di seluruh peserta didik.

2. Pandangan Mata, yaitui pandangan pengajar hendaknya merata ke seluruh kelas sehingga dapat mengetahui keseluruhan kegiatan dari murid-muridnya.

3. Sikap badan, pengajar sebaiknya memperhatikan posisi pada saat di kelas agar tetap memperhatikan aktifitas seluruh muridnya.

4. Cara menulis, menulis di papan tulis musli dari atas sebelah kir, jelas dan terbaca oleh seluruh murid di kelas.

5. Mimik, raut wajah pengajar hendaknya ramah tetapi memberi kesan tegas dan berwibawa.

4.4.4 Alat Pelajaran

Alat pelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk memperlancar jalanyya pelajaran. Ditinjau dari jumlah pemakaiannya dibedakan atas :

a. alat pelajaran perseorangan : dalam hal ini seperti gitar, buku musik, footstool dll.

b. Alat pelajaran klasikal : papan tulis, spidol, penghapus dll. Ditinjau menurut jenisnya dibedakan atas :

a. Alat pelajaran dua dimensi : gambar

b. Alat pelajaran tiga dimensi : benda-benda

c. Alat pelajaran proyeksikan : slight

d. Alat pelajaran audiovisual : tape, laptop, infokus dll Ditinjau dari cara pelaksanaanya dapat dikatakan sebagai alat peraga yaitu alat Bantu yang menunjang keberhasilan dari proses pengajaran tersebut.

4.5. Sarana Dan Prasarana Pendukung

Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor yang paling mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang baik. Menurut penulis sarana dan prasarana yang ada di LPM Farabi sudah cukup memadai untuk siswa yang belajar, sarana dan prasarana tersebut antara lain :

4.5.1. Sarana Mengajar

Sarana mengajar yang digunakan menurut penulis cukup nyaman untuk keberlangsungan proses belajar mengajar. Kelengkapan sarana yang ada di LPM Farabi bias dilihat sebagai berikut :

1) 3 buah gitar Yamaha C 330 A.

2) 3 buah Stand Book.

3) 3 buah Foot Stool.

4) 3 buah bangku belajar.

5) Kaca yang dalam hal ini bisa berfungsi sebagai papan tulis dan juga sebagai alat untuk melihat diri siswa dalam bermain gitar.

4.5.3. Prasarana Mengajar

Prasarana juga merupakan suatu hal yang harus diperhatikan, karena dengan prasarana yang memadai maka proses belajar mengajar akan lebih baik lagi. Prasarana yang ada di LPM Farabi antara lain :

1) Luas ruangan 3 x 3 m.

2) Kamar mandi / toilet.

3) Penyejuk ruangan / AC.

4) Tempat parkir yang luas dan aman.

5) Lokasi yang cukup strategis.

Gbr.26

Sarana dan prasarana mengajar di LPM Farabi Medan

( Sumber : Dokumentasi Nikanor, 2009 )

4.6 Hasil Tinjauan Terhadap Kemampuan Murid Di LPM Farabi

4.6.1 Analisis Materi Pengajaran

Materi pengajaran gitar klasik di LPM Farabi Medan baik kelas Pre L, Elementer, maupun L 1-6 bersumber dari bahan yang sama yaitu buku dari LPM Farabi sendiri. Perbedaannya hanya pada penggunaan durasi atau alokasi waktu untuk masing-masing siswa, dengan perbandingan sebagai berikut :

a. Grup Pre L ( Usia 12 tahun kebawah ) = 30 Menit.

b. Grup Elementry sampai L 6 = 45 Menit.

Dalam konteks kelas Pre L, menurut Dino Irwan ( Wawancara tanggal 22 Juni 2009 ), materi pelajaran Pre L hanya sebatas pengenalan dasar gitar seperti Dalam konteks kelas Pre L, menurut Dino Irwan ( Wawancara tanggal 22 Juni 2009 ), materi pelajaran Pre L hanya sebatas pengenalan dasar gitar seperti

Sedangkan untuk tingkat elementer dan level one sampai six pokok bahasan terdiri dari :

4) Pieces Tujuan program gitar klasik di LPM Farabi adalah menghasilkan pemain gitar

yang edukatif dan berwawasan seni Untuk teknik dibagi menjadi teknik 1-6 ( Berdasarkan Grade/Level ) demikian juga dengan Etude, Tanggnada, dan Pieces. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat berikut ini :

1) Level Elementer dan 1 - Pengenalan dasar gitar - Posisi tangan, duduk, dan petikan - Arpeggio - Open string ( membaca notasi ) - Tangganada mayor dan minor dengan arpeggio.

Tujuan : dapat memahami dan mampu memainkan beberapa teknik awal permainan gitar klasik. Memainkan pieces ringan dalam posisi dasar. Silabus : - Tahap pertama dalam membaca notasi

- Senar bass terbuka - Memainkan lagu dengan menggunakan semua senar ke enam senar

terbuka.

- Notasi pada senar pertama,2,3,4,5, dan 6. - Posisi duduk , petikan tirando dan open string - Posisi tangan - arpegio

2) Level 2 - Mengenal teknik slur - Posisi IV, V, VI, VII - Memainkan beberapa etude dari zaman klasik - Tangganada mayor dan minor 4 krois dan 4 mol hingga 2 oktaf - Memainkan pieces Tujuan : dapat memahami dan mampu memainkan beberapa etude periode zaman klasik. Dapat memahami dan mampu memainkan pieces dengan berbagai posisi. Silabus : - M. Giulliani - M. Carcassi - F.Sor - Mengenal slur ( Pukul dan tarik ) beberapa ornament - Posisi pada gitar

3) Level 3 - Mempelajari teknik legato dan barre - Memainkan etude periode zaman klasik - Tangganada hingga 6 krois dan 6 mol dengan arpeggio - Pieces dari zaman romantic hingga klasik

Tujuan : Dapat memahami dan mampu memainkan beberapa etude periode zaman klasik. Mampu memainkan pieces dari zaman renaissance hingga zaman romantic. Silabus : - M.Giulliani - M. Carcassi - F.Sor - Legato dengan beberapa teknik tangan kiri. - Bare penuh dan setengah

4) Level 4 - Teknik Tremolo - Pengembangan legato dan slur - Etude zaman klasik dan pengenalan etude modern - Memainkan tangganada terts, sekt, oktaf - Trinada dalam beberapa tangganada - Memainkan pieces dari zaman renaissance hingga modern Tujuan : dapat memahami dan memainkan etude periode zaman klasik dan pengenalan etude periode modern. Dapat memainkan piecesdari zaman renaissance sampai zaman modern Silabus : - M. Carcassi - M. Giulliani - F.Sor - N. Coste - Hook dan Walker - Tremolo playing - Legato lanjutan

- Slur

5) Level 5 - Teknik Advance lanjutan - Legato slur - Teknik Pizzicato - Memainkan etude klasik, romantic, dan modern - Tangganada mayor dan minor dengan berbagai variasi Tujuan : dapat Memahami dan mampu memainkan etude periode klasik, romantic, dan modern. Dapat memahami dan mampu memainkan pieces dari zaman renaissance sampai akhir zaman modern. Silabus : - H.V Lobbos - F. Tarrega - F. Sor - N. Coste - Special teknik lanjutan kedua tangan kanan dan kiri - Legato slur - Barre - Barre dengan triller - Flageolert - Pizzicato - Harmonic

6) Level 6 - Memahami teknik-teknik lanjutan pada gitar klasik - Memahami etude lanjutan periode klasik hingga modern - Memainkan pieces dari zaman barok hingga modern

Tujuan ; Dapat memahami dan mampu memainkan etude-etude lanjutan priode zaman klasik dan modern. Dapat memahami dan mampu memainkan pieces dari zaman barok sampai dengan modern. Silabus : - H.V Lobbos - F. Sor - Hook dan Walker - Special teknik-teknik lanjutan pada gitar.

4.6.2 Analisis Keberhasilan Pengajaran

Menurut Dino Irwan ( Wawancara, tanggal 22 Juni 2009 ). Sistem ujian dalam pengajaran gitar klasik di LPM Farabi menggunakan standart dan aturan dari LPM Farabi pusat. Persyaratan bagi penguji haruslah tim penguji yang didatangkan dari pusat yang diturunkan di masing-masing wilayah di Indonesia. Tim penguji dari daerah (guru/instruktur di setiap cabang ), berperan sebagai penguji pendamping.

Materi ujian terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1) Tangganda ( Scale ) atau beberapa etude

2) Lagu wajib.

3) Lagu pilihan

4) Sight playing ( baca cepat ) Dalam hal ini ketiga persyaratan tersebut umumnya dipilihkan oleh instruktur

siswa yang bersangkutan. Umumnya bahan tersebut dapat berasal dari buku pegangan murid/siswa, kemudian bahan yang sudah dipilih oleh instruktur dikirim ke Jakarta untuk kemudian diseleksi apakah sudah sesuai dengan standart kurikulum.

System penilaian atau bobot nilai untuk keseluruhan aspek penilaian tersebut, ditentukan dengan penjumlahan dari 3 penilaian penguji ( dalam hal ini 3 orang satu System penilaian atau bobot nilai untuk keseluruhan aspek penilaian tersebut, ditentukan dengan penjumlahan dari 3 penilaian penguji ( dalam hal ini 3 orang satu

Syarat bagi seorang siswa untuk dapat dinyatakan lulus dan layak untuk naik ke grade/level selanjutnya ialah tidak mempunyai nilai total dibawah 60.

4.6.3 Hasil Ujian Murid

Menurut data-data yang tersedia di bagian administrasi LPM Farabi Medan, saat ini yang mengikuti ujian kenaikan grade/level pada 30 Mei 2009 adalah sebanyak

13 orang. Dengan klasifikasi level yaitu terdiri dari 9 orang level pre L, 3 orang level elementary, dan 1 orang level 1. Berdasarkan system penilaian dan tata cara ujian menurut LPM Farabi Medan, dari ke-13 siswa ( sample penelitian ) ditemukan hasil ujian atau keberhasilan pengajaran sebagai berikut :

Gbr 27 Daftar kumpulan nilai ujian gitar klasik 30 Mei 2009

NO NAMA

LEVEL

NILAI HASIL

2 Bonifesius Triyoga

Pre L A

77,66 Naik

3 Julius Iswara

Pre L A

73,33 Naik

4 Melvin Anggelo Widjaya

Pre L A 1

81,88 Naik

5 Jason Jingga

Pre L A 2

83,33 Naik

6 Miranda Marpaung

Pre L C

75 Naik

7 Julius Tantono

Pre L C

76,66 Naik

9 Clarisah Marbun

12 Willy Setiawan

Elementer

78,66 Naik

13 Ray Anderson

Level 1

81,66 Naik

Berdasarkan hasil ujian di atas maka yang medapatkan nilai tertinggi di ujian kali ini adalah Jason Jingga dengan nilai 83,33 dan nilai terendah pada 2 orang siswa yang masing-masing mendapatkan nilai 73,33 ialah Evangelina dan Julius Iswara.

Dari keseluruhan analisis data yang penulis dapatkan, dapat dikatakan bahwa system pengajaran gitar klasik di LPM Farabi yang mengacu pada kurikulum LPM Farabi telah mampu mencapai tingkat keberhasilan yang baik.

BAB V PENUTUP