Teknik Pengambilan Sampling
D. Teknik Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling. Menurut Sugiyono, “Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel” (2010: 120). Non Probability Sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, sampling jenuh, purposive sampling, dan snowball sampling.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan quota sampling dan accidental sampling. Quota sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai dengan jumlah yang diinginkan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebesar 100 orang. Accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dikarenakan tidak diketahui berapa banyak jumlah konsumen yang saat itu melakukan keputusan pembelian di Assalam Hypermarket sehingga pengumpulan sempel dengan memberikan angket atau instrumen pertanyaan pada siapa saja yang ditemui peneliti dengan ketentuan saat itu melakukan keputusan pembelian di Assalam Hypermarket.
Pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menemui subyek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut selama masih dalam populasi. Biasanya yang ditemui adalah subjek yang mudah dijumpai, sehingga pengumpulan datanya mudah. Hal yang penting untuk diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang
Menurut Arikunto menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen” (2010: 265). Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Menurut Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. Data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif.
b. Sumber Data
Menurut Arikunto mengatakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh” (2006: 129). Penelitian tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat yang sudah ditentukan. Menurut Sugiyono mengatakan bahwa “Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi” (2012: 224). Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari konsumen selaku responden melalui daftar pertanyaan yang berupa angket, untuk memperoleh data mengenai keputusan pembelian konsumen atas store image atau citra toko yang ditampilkan oleh Assalam Hypermarket . Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan dokumentasi.
a. Pengertian Angket atau Kuesioner
Menurut
Sugiyono mengatakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (2012: 142). Pengertian lain dikemukakan oleh menurut Arikunto berpendapat bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya” (2010: 193). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
b. Macam-macam Angket atau Kuesioner
Arikunto (2010) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawab
a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang
responden.
3) Dipandang dari bentuknya
a) Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.
b) Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.
c) Check list () yaitu sebuah daftar dan responden tinggal
194). Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti gunakan yaitu
kuesioner bentuk langsung tertutup dengan model rating scale. Sedangkan skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 132) mengatakan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Menurut Sugiyono (2010: 133) jawaban setiap instrumen yang menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut:
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju Penyusunan angket ini alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2010) yang menyatakan bahwa:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada di posisi kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah “Tidak Setuju” (hlm. 195).
Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai
1. SS : Sangat setuju
bobot 4.
2. S : Setuju
bobot 3.
3. TS :Tidak setuju
bobot 2.
4. STS : Sangat tidak setuju
bobot 1.
c. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik
Menurut Slamet (2006) syarat-syarat penulisan kuesioner yang baik yaitu:
1) Beri judul penelitian pada sampul kuesioner.
2) Tunjukkan surat keterangan dan surat ijin.
3) Singkirkan pertanyaan yang peka yang tidak perlu.
4) Buatlah kesan bahwa responden itu adalah “orang penting”.
5) Peneliti bermaksud memperoleh kenyataan.
6) Jawaban yang diinginkan peneliti adalah apa yang dirasakan responden dan pendapat responden.
7) Berikan penjelasan dan contoh atau memperdalam maksud pertanyaan.