REALISASI ANGGARAN

B. REALISASI ANGGARAN

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Tahun 2016 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 024.02.1.415366/2016 Tanggal 7 Desember 2016 dengan alokasi sebesar Rp105.000.000.000,-.

Tabel Alokasi Anggaran Belanja Berdasarkan Program Tahun 2015 dan 2016

Anggaran No

Pengawasan Dan

transparansi tata kelola

Peningkatan Akuntabilitas

105.000.000.000 102,971,000,000 Aparatur Kementerian

1 pemerintahan dan

terlaksananya Reformasi

Kesehatan RI

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pagu anggaran program Inspektorat Jenderal Tahun 2016, naik sebesar Rp2.029.000.000,- atau sebesar 1,97% dibandingkan dengan pagu anggaran Tahun 2015. Selama periode berjalan, Inspektorat Jenderal telah melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pagu anggaran program Inspektorat Jenderal Tahun 2016, naik sebesar Rp2.029.000.000,- atau sebesar 1,97% dibandingkan dengan pagu anggaran Tahun 2015. Selama periode berjalan, Inspektorat Jenderal telah melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan

1. Belanja pegawai senilai Rp5.100.000.000,-;

2. Belanja modal senilai Rp898.540.000.

Tabel Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2016

ANGGARAN Belanja

28.878.031.669 14,61 Belanja Barang

Belanja Pegawai

49.622.788.474 19,76 Belanja Modal

4.214.952.930 (37,72) Belanja Bantuan Sosial

Jumlah Belanja

Alokasi Anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016 untuk mewujudkan sasaran Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan adalah sebesar Rp99.001.460.000,- (Rp105.000.000.000 - Rp5.998.540.000) terdiri dari Belanja Pegawai Rp34.229.019.000,- dan Non Belanja Pegawai terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp62.147.452.000,- dan Belanja Modal sebesar Rp2.624.989.000,-. Dari alokasi yang dianggarkan tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 telah direalisasikan sebesar Rp95.147.660.137,- (96,11%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp33.096.674.095,- dan Non Belanja Pegawai terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp59.425.997.242,- dan Belanja Modal sebesar Rp2.624.988.800,-. sedangkan anggaran yang tidak terserap sebesar Rp3.853.799.863 (3,89%).

Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah Rp33.096.647.095,- dan Rp28.878.031.669,- Realisasi belanja Tahun 2016 Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah Rp33.096.647.095,- dan Rp28.878.031.669,- Realisasi belanja Tahun 2016

1. Adanya perpindahan beban gaji pegawai PNS Inspektorat Jenderal (angkatan 2015) dari Biro Umum ke Inspektorat Jenderal;

2. Adanya kenaikan pangkat, kenaikan grade (tunjangan), dan Kenaikan Gaji Berkala pada sejumlah pegawai.

Untuk Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp59.425.997.242,- dan Rp49.622.788.474,-. Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 mengalami kenaikan 19,76% dari Realisasi Belanja Barang Tahun 2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya belanja jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas di Tahun 2016.

Belanja Modal Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp2.624.988.800,- dan Rp4.214.952.930,-. Realisasi Belanja Modal pada Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 37,72% dibandingkan Tahun 2015 disebabkan oleh kebutuhan pembelian aset di Tahun 2016 lebih sedikit dibandingkan Tahun 2015. Meskipun pada Tahun 2016 belanja modal mengalami penurunan dari pada Tahun 2015.

Tabel Persentase Realisasi Anggaran Tahun 2016

Pagu Revisi Realisasi Anggaran

Pagu Awal

Realisasi % Tahun 2016

Jika melihat pada tabel diatas maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016 adalah sebesar 90,62% jika dibandingkan dengan pagu awal, sedangkan jika dibandingkan dengan pagu revisi maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 96,11%.

Jumlah alokasi dan realisasi anggaran serta persentase realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan selama 5 Tahun (2012 – 2016) dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Itjen Kementerian Kesehatan

Tahun 2012 - 2016 (dalam jutaan rupiah)

Pada grafik di atas terlihat realisasi anggaran pada Tahun 2016 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Peningkatan alokasi dan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012 - 2016 dapat terlihat pada grafik berikut :

Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal

Tahun 2012-2016

Grafik Persentase Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012 – 2016

Realisasi anggaran per sasaran kegiatan di setiap unit Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.713.931.000,00,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp8.565.758.191,00,- (98,30%).

Rp8.567.634.487,- 93,59

Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat I dari Rp9.154.208.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.713.931.000,00,- pada Tahun 2016.

2. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp11.585.145.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp10.953.581.239,- (94,55%).

Rp3.427.889.037,- 95,46

Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat II terdapat kenaikan yang sangat signifikan dari Rp3.591.074.000,- pada Tahun

2015 menjadi Rp11.585.145.000,- pada Tahun 2016, hal ini terjadi dikarenakan adanya anggaran audit pelayanan kesehatan haji serta berubahnya satker binaan.

3. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.102.182.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp7.637.634.321,- (94,27%).

Rp5.738.707.880,- 92,37

Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat III dari Rp6.212.756.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.102.182.000,- pada Tahun 2016.

4. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.052.946.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp7.740.864.498,- (96,12%).

Rp6.011.154.025,- 92,10

Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat IV dari Rp6.526.738.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.052.946.000,- pada Tahun 2016.

5. Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp6.203.100.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp5.653.955.051,- (91,15%).

Rp5.599.226.853,- 83,78

Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat Investigasi

Tahun 2015 menjadi Rp6.203.100.000,- pada Tahun 2016.

dari Rp6.682.987.000,- pada

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp56.344.156.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan

31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp54.596.866.837,- (96,90%).

Rp53.940.503.930,- 76,18

Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal dari Rp70.803.237.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp56.344.156.000,- pada Tahun 2016.

Adapun beberapa penyebab tidak optimalnya penyerapan anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan secara penuh yaitu :

1. Perhitungan estimasi pengangkatan jabatan fungsional auditor yang diperkirakan sejak Bulan April 2016, namun SK pengangkatan jabatan fungsional auditor baru diterima pada akhir Desember 2016;

2. Terdapat sisa tunjangan kinerja yang diakibatkan kenaikan dasar pengenaan pajak/PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) sehingga pajak yang melekat pada tunjangan kinerja semakin kecil;

3. Terdapat saldo uang makan yang merupakan sisa anggaran uang makan yang tidak dibayarkan sehubungan dengan pegawai melaksanakan penugasan diluar kantor.