ANALISIS KELAYAKAN WARGA UNTUK BETERNAK

V. ANALISIS KELAYAKAN WARGA UNTUK BETERNAK

5.1 Tujuan Beternak

Petani di pedesaan Indonesia umumnya menjalankan pertanian terpadu di mana bercocok tanam berperan sebagai komponen utama dan beternak - kadang-kadang juga memelihara ikan - sebagai usaha sampingan atau pelengkap (suplement). Berbagai hasil penelitian di negara-negara sedang berkembang juga menjunjukkan bahwa ternak selalu merupakan bagian tak terpisahkan dari usaha tani pedesaan. Sesungguhnya tidak seorangpun petani pedesaaan, terutama di Bona Pasogit, yang mengelola usaha tunggal; murni hanya bercocok tanam, hanya beternak atau hanya memelihara ikan. Selalu ada usaha lain sebagai usaha sampingan.

Memadukan ternak dengan tanaman pada satu usaha tani dapat bermanfaat dalam mendaur ulang unsur hara. Hasil ikutan dan limbah tanaman serta sisa-sisa dapur dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang murah dan mudah didapat. Sebaliknya, kotoran ternak dan sisa-sisa pakan dikembalikan ke lahan usaha tani dengan cara seefisien mungkin untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghemat biaya usaha tani. Produk-produk ternak seperti daging, telur dan susu dapat dinikmati sendiri oleh keluarga atau dijual sehingga merupakan penghematan dan sumber pemasukan uang tunai.

Walau posisinya lebih sebagai suplemen usaha tani, usaha ternak bagi petani pedesaan pada nyatanya memberikan kontribusi nyata yang sangat beragam. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak di pedesaan Indonesia memiliki tujuan ganda (multipurpose), akan tetapi bukan terutama sebagai sumber pangan hewani. Selain sebagai penghasil bahan pangan hewani, ternak dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :

Menghasilkan pupuk yang sangat penting bagi kesuburan tanah.

Dapat digunakan sebagai tenaga kerja baik untuk mengolah lahan atau untuk menghela alat pengangkut. Membantu dalam penanggulangan hama dan gulma.

Memiliki nilai budaya dan kepercayaan (status sosial, upacara-upacara dll). Simbol status sosial

Arti penting dari setiap peranan di atas bervariasi dari satu ternak ke ternak lain dan dari satu usaha tani ke usaha tani lain. Ia juga tegantung kepada pandangan pribadi petani pemilik ternak.

Setiap usaha yang bertujuan meningkatkan produktivitas peternakan pedesaan pertama- tama harus didahului oleh kemauan dan kemampuan untuk membiasakan diri dengan persepsi petani tentang posisi dan peranan yang dipegang oleh usaha ternak dalam totalitas sistim usaha tani mereka. Perlu didalami apakah ternak dipandang sebagai sumber bahan pangan, tambahan penghasilan, tabungan hidup atau simbol prestise sosial. Penekanan pada salah satu peranan ini akan mempengaruhi pola tingkah laku pemeliharaan ternak. Oleh sebab itu dalam setiap sistim usaha tani, masing-masing peran tadi harus diidentifikasi secara jelas bila program perbaikan diharapkan berhasil. Dengan kata lain, manfaat yang beraneka ragam ini perlu ditelaah dan dimunculkan ke permukaan. Kecuali kita memahami situasi dan kondisi petani pedesaan seperti disebut di atas dan mengetahui harapan-harapan yang mereka gantungkan kepada usaha ternak, adalah sulit – bila tidak mustahil – mengajak mereka mengubah usaha ternaknya ke arah yang lebih baik.

Bahan Diskusi. Peranan-peranan apa yang ditawarkan oleh hewan ternak yang terdapat di daerah Anda? Alasan apa yang melatarbelakangi pemeliharaan ternak oleh petani di sana? Fungsi- fungsi apa lagi yang bisa ditambahkan?

5.2 Analisis Kesiapan Memelihara Ternak

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai indikator apakah seorang petani layak memelihara ternak, baik sebagai sampingan atau bahkan sebagai kegiatan utama. Untuk membuat keputusan memelihara ternak dan bagaimana melakukannya, seorang petani sebaiknya menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut secara jujur :

1. Apakah lahan yang saya miliki cocok? Apakah saya mempunyai tempat yang cukup untuk mendirikan kandang? Apakah saya memiliki lahan yang cukup untuk ternak merumput? Apakah saya memiliki lahan yang cukup untuk menanam tanaman pakan ternak? Apakah usaha tani saya menghasilkan hasil sampingan dan/atau limbah yang dapat digunakan sebagai pakan ternak?

2. Akankah hewan ternak menguntungkan usaha tani saya? Dapatkah saya menangani dan memanfaatkan pupuk kandang dari kotoran ternak dengan benar? Apakah saya memperoleh produk dari ternak tersebut untuk dikonsumsi sendiri atau dijual? Akankah ternak tersebut mempengaruhi tanaman tani saya?

3. Apakah saya dapat menyediakan input-input yang diperlukan? Apakah ada tenaga kerja yang cukup? Apakah ada cukup pakan dan air bersih sepanjang tahun? Apakah ada obat- obatan dan ahli ternak jika diperlukan? Dapatkah saya memperoleh biakan (bibit) ternak yang sesuai?

4. Apakah saya bisa menemukan pasar untuk produk ternak? Apakah ada orang yang mau membeli daging, telur dan/atau susu di tempat saya? Apakah uang yang kemudian saya peroleh dari penjualan ternak mampu mengimbangi jerih payah saya memelihara ternak? Mampukah saya bersaing dengan petani lain yang juga memelihara ternak?

Sekali lagi, semua pertanyaan di atas harus dijawab secara jujur. Dalam satu rumah tangga, libatkan semua anggota keluarga untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kebiasaan Halak Hita mengesampingkan peran kaum ibu dan anak-anak dalam mengambil keputusan tidak jamannya lagi dipertahankan. Toh dalam kenyataan, merekalah yang justru lebih banyak terlibat dalam pemeliharaan ternak sehari-hari.

5.3 Kebutuhan Sumberdaya

Peternak harus berusaha membuat hewan ternaknya sehat agar mereka dapat berproduksi dalam waktu lama dengan cara yang efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, bermacam-macam keperluan hewan ternak harus diperhatikan :

Pakan yang cukup jumlah dan baik mutunya; untuk ternak non-ruminansia (bukan pemamah biak) biasanya membutuhkan bahan pakan yang lebih beraneka ragam. Tersedia air secara cukup baik untuk minum maupun untuk sanitasi.

Kandang yang bersih dan tidak sempit dengan cahaya dan aliran udara yang cukup. Ada ruang (space) yang cukup bagi ternak untuk bergerak kesana kemari dan melakukan tingkah laku alamiah mereka.

Sarana kesehatan dan ahli peternakan jika sewaktu-waktu diperlukan. Untuk ternak gembalaan : distribusi umur dan jenis kelamin di antara ternak harus diatur.

Bahan Diskusi. Apa saja kebutuhan dari bermacam-macam hewan ternak yang ada di daerah Anda? Kebutuhan-kebutuhan apa yang sering diabaikan oleh peternak di sana? Bagaimana kebutuhan-kebutuhan yang sering diabaikan tadi mempengaruhi kinerja usaha ternak? Bagaimana pula mereka dapat dipenuhi?

5.4 Pertimbangan dalam Menentukan Jumlah Ternak yang Dipelihara Untuk menentukan berapa banyak ternak tertentu yang sebaiknya dipelihara oleh seorang peternak maka poin-poin berikut perlu dipertimbangkan : Ketersediaan pakan ternak di usaha tani, terutama pada masa-masa paceklik (misalnya pada

musim kemarau). Daya dukung padang penggembalaan (untuk ruminansia atau ternak pemamah biak).

Ukuran kandang yang sudah ada atau yang dapat disediakan (termasuk lahan areal perkandangan). Ketersediaan tenaga kerja untuk merawat dan menggembalakan ternak.

Pada usaha tani tradisional, ternak sering kedapatan kekurangan pakan. Ketika menentukan jumlah ternak yang akan dipelihara pikirkanlah bahwa keuntungan akan lebih tinggi jika ternak yang dipelihara lebih sedikit namun diberi pakan dengan baik. Tidak hanya dari segi jumlah akan tetapi mutu pakan juga harus sungguh-sungguh dipertimbangkan.

Bahan diskusi. Kunjungilah beberapa peternak di tempat tinggal saudara dan tanyakanlah hal-hal berikut kepada mereka :

1. Berapa banyakkah ternak yang dimiliki masing-masing peternak? Apakah ada perbedaan kepadatan ternak (jumlah ternak per luas lahan) pada sistim usaha tani yang berbeda-beda?

2. Apa yang menjadi pertimbangan mereka untuk memelihara lebih banyak atau lebih sedikit ternak? Catat alasan-alasan dan ketebatasan-keterbatasan yang ditemukan pada setiap sistim usaha tani atau keluarga petani.