Pengendalian Penyakit

4.4 Pengendalian Penyakit

Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Itu adalah nasehat kepada manusia agar selalu menjaga kesehatannya. Nasehat yang mirip berlaku juga untuk ternak. Hanya bunyinya sedikit berbeda, di dalam tubuh yang sehat terdapat kemampuan berproduksi yang hebat.

Sakit adalah kondisi di mana ada bagian tubuh yang tidak lagi normal, baik struktural maupun fungsional. Artinya, di dalam tubuh yang sakit pasti ada bagian mengalami kelainan struktur (bentuk) atau terjadi gangguan fungsi fisiologis. Kondisi ini tentu saja ada penyebabnya. Itulah yang disebut faktor-faktor penyebab penyakit. Faktor-faktor inil perlu dikenal dan diwaspadai serangannya agar bisa diambil tindakan yang tepat sehingga mereka tidak sampai berhasil menerobos masuk ke dalam tubuh ternak.

Kelompok pertama faktor penyebab penyakit adalah kuman yaitu organisme hidup yang ukurannya sangat kecil (tidak bisa dilihat dengan mata telanjang) yaitu virus, bakteri, protozoa dan fungi. Yang paling ganas di antara mereka adalah virus, kemudian bakteri. Penyakit yang ditimbulkan oleh virus sering menyebabkan kematian mendadak dan berjumlah besar. Susahnya, obat untuk penyakit yang disebabkan oleh virus belum ditemukan. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri umumnya dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tepat.

Kelompok kedua adalah parasit yaitu sekelompok mahluk yang hidup menumpang pada mahluk lain dan semua kebutuhannya diambil dari tubuh yang ditumpangi (inang). Ukurannya cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Kalau hidup di bagian dalam tubuh, disebut parasit internal. Contoh : cacing. Sedangkan yang hidup di luar atau pada permukaan tubuh disebut parasit eksternal. Contohnya : kutu, caplak, lalat, nyamuk dan serangga lainnya. Parasit sangat merugikan hewan inang karena mereka menghisap darah, merusak jaringan tubuh, mencuri zat-zat makanan dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Kelompok ketiga adalah faktor-faktor non-organis seperti senyawa-senyawa toksik (beracun), luka, cacat bawaan dan kelainan genetis. Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit, langkah berikutnya adalah menguasai prinsip-prinsip pengendaliannya. Prinsip pertama, dan yang utama, untuk mengendalikan penyakit adalah mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Artinya, harus Kelompok ketiga adalah faktor-faktor non-organis seperti senyawa-senyawa toksik (beracun), luka, cacat bawaan dan kelainan genetis. Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit, langkah berikutnya adalah menguasai prinsip-prinsip pengendaliannya. Prinsip pertama, dan yang utama, untuk mengendalikan penyakit adalah mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Artinya, harus

Karena bibit penyakit umumnya sangat suka tempat-tempat kotor dan lembab maka jauhkanlah segala yang bernama kotoran dari ternak baik dari kandang maupun tubuhnya. Itulah sebabnya kenapa penting agar selalu membersihkan kandang dan memandikan ternak. Selain bersih dari kotoran, kandang dan tubuh ternak juga harus selalu diupayakan agar tidak becek atau lembab. Berkaitan dengan itu maka penting agar cahaya matahari - terutama di pagi hari - masuk ke dalam kandang. Selain membunuh kuman, cahaya matahari pagi juga penting untuk membantu pembentukan vitamin D di dalam tubuh ternak.

Prinsip kedua adalah jangan sampai terjadi kontak antara ternak sakit dengan yang

sehat, baik langsung maupun tak langsung. Yang paling sering dilupakan adalah kontak tak langsung. Contoh, peternak sering tidak menyadari bahwa pengunjung bisa menjadi pembawa kuman penyakit apalagi yang baru berkunjung dari lokasi atau daerah di mana sedang berjangkit penyakit menular. Selanjutnya, sisa-sisa tubuh ternak yang sakitpun sangat sering menjadi sumber penularan penyakit. Misalnya, kalau kita membawa lompan manang jambar dari pesta atau membeli daging dari pasar, maka sesampai di rumah bisa saja sisa-sisanya termakan oleh ternak kita. Kalau berkebetulan daging tadi berasal dari ternak yang mengidap penyakit menular maka besar kemungkinan ternak kitapun ikut tertular. Penyebaran penyakit hog cholera paling sering terjadi dengan cara demikian. Jadi kalau mau sukses beternak usahakan tidak sembarangan membawa daging ke rumah. Pastikan dulu bahwa daging itu berasal dari ternak yang bebas penyakit menular. Kalau ragu-ragu, sebaiknya jangan dibawa ke rumah. Hal yang sama juga perlu diingat ketika membawa ternak hidup dari luar.

Prinsip ketiga adalah tingkatkan daya tahan tubuh ternak itu sendiri. Secara alami semua mahluk hidup dipersenjatai dengan sistim kekebalan untuk melawan kuman. Hanya saja sering terjadi bahwa sistim ini belum siap ketika pasukan penyakit menyerang, apalagi jika serangannya diam-diam dan mendadak pula. Oleh sebab itu kita perlu merangsangnya agar aktif dan siap siaga. Caranya adalah dengan melakukan vaksinasi yaitu memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak.

Vaksin pada dasarnya adalah bibit penyakit atau racun, hanya saja jumlah dan keganasannya sudah dikontrol sehingga kalau dimasukkanpun ke dalam tubuh asalkan dengan dosis, cara dan saat yang tepat maka mereka tidak akan membahayakan ternak. Tujuannya adalah mengaktifkan, mensiagakan dan memperbanyak jumlah bala tentara kekebalan sehingga ketika bibit penyakit datang mereka siap siaga untuk bertempur baik dari segi jumlah maupun keaktifan.

Karena vaksin adalah bibit penyakit maka jangan pernah memvaksin ternak yang sedang sakit. Hal itu malah akan memperparah penyakit tadi. Selanjutnya, dosis pemberian vaksin harus tepat sesuai anjuran produksennya. Kelebihan dosis bisa membahayakan kesehatan terna, namun kalau terlalu sedikit tidak akan efektif. Jadi, ikutilah semua petunjuk yang dicantumkan dalam kemasan mulai dari dosis, cara penyuntikan, cara pengenceran dan penyimpanan vaksin.

Prinsip keempat adalah memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat. Kalau bibit penyakit berhasil memasuki tubuh ternak, berhasil pula melumpuhkan sistim immun tadi, maka efeknya adalah sakit. Tindakan yang tersedia untuk itu tinggal hanya pengobatan. Itupun, seperti yang kami sebut tadi, belum ada yang sepenuhnya efektif untuk penyakit yang disebabkan oleh virus.

Yang paling sering diabaikan peternak perihal pengendalian penyakit adalah pemberian obat cacing. Penyakit cacingan memang jarang mematikan, namun kalau dari segi pengaruhnya terhadap penurunan produksi maka serangan cacing tetap sangat merugikan. Oleh sebab itu, lakukanlah pemberian obat cacing secara teratur; biasanya sekali enam bulan. Obat cacing tidak mahal serta mudah diperoleh di toko-toko yang menjual pakan ternak.

Serangan cacing biasanya akan meningkat bila sanitasi kandang tidak terjaga, terlebih- lebih bila ternak bebas berkeliaran. Khusus untuk ternak babi, ayam dan itik, serangan cacing Serangan cacing biasanya akan meningkat bila sanitasi kandang tidak terjaga, terlebih- lebih bila ternak bebas berkeliaran. Khusus untuk ternak babi, ayam dan itik, serangan cacing

Peternak yang bijaksana lebih menekankan pada cara-cara pencegahan untuk menjaga kesehatan ternak daripada melakukan pengobatan. Hal ini dimulai dengan memilih bibit ternak yang sehat dan tegak; bukan karena tampak cantik atau menawan tetapi rentan.

Selanjutnya, kondisi-kondisi tempat hewan berdiam harus dipersiapkan dan dipelihara sebaik-baiknya : ruang, udara dan air bersih yang cukup, alas kering yang bersih, tempat makan yang cukup dan bersih dll. Kualitas dan kuantitas pakan merupakan faktor yang sangat penting bagi kesehatan ternak. Jika cara-cara pencegahan ini dilakukan dengan teliti ternak tidak akan sering jatuh sakit. Perlakuan medis seharusnya menempati peranan sekunder.

Bahan Diskusi : Pengalaman dan Tradisi Pencegahan Penyakit. Kunjungilan beberapa orang peternak di sekitar tempat tinggal Anda : Tanyakan dan diskusikan cara-cara pencegahan penyakit ternak yang mereka ketahui. Juga pengalaman-pengalaman mereka miliki tentang penanganan kesehatan ternak.

Tradisi-tradisi perlindungan dan pemeliharaan ternak apa yang dimiliki para peternak setempat? Bahan lokal (tumbuhan dll) apa yang digunakan untuk merawat ternak?

Problem-problem umum apa yang sering dijumpai di daerah setempat sehubungan dengan kesehatan ternak? Apa gejala-gejalanya?