Pemilihan Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 2012-2017
1. Pemilihan Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 2012-2017
Tahun 2012 merupakan masa berakhirnya kepengurusan Komnas HAM Ifdhal Kasim dan kawan-kawan. Tim Panitia Seleksi (Pansel) Komnas HAM sejak 25 November 2011 – 31 Januari 2012 telah mengumumkan penerimaan pendaftaran bagi calon anggota Komisioner Komnas HAM periode 2012-2017. Tercatat lebih dari 300 calon pelamar dengan latar belakang beragam mulai dari akademisi, jurnalis, aktivis LSM, pengacara, pejabat Negara, rohaniawan dan lain-lain yang mengikuti pendaftaran ini.
Tim Pansel juga melakukan proses seleksi ketat mulai dari seleksi administratif, tes kejiwaan, kesehatan, pembuatan makalah hingga uji kelayakan di hadapan publik. Pada tanggal 26 April 2012, sebanyak 60 calon angggota Komnas HAM menyampaikan visi dan misinya di hadapan sejumlah korban pelanggaran HAM berat dan publik lainnya dalam uji publik yang digelar oleh Tim Pansel. Dari ke-60 calon tersebut, kemudian dipilih 30 calon untuk mengikuti seleksi tahap akhir, yaitu uji kelayakan (fit and proper test) di Komisi III DPR RI.
Namun pasca Tim Pansel menyerahkan ke 30 nama tersebut ke Ketua Komisi III DPR RI pada tanggal 11 Juli 2012, Komisi III masih belum juga menggelar uji kelayakan tersebut. Sejumlah kendala dijadikan alasan, mulai dari keterlambatan penerimaan surat dari Tim Pansel ke Komisi III DPR RI, masih menunggu jadwal kosong di Komisi III DPR RI hingga adanya gugatan pembatalan hasil seleksi dari salah satu calon yang tidak lolos seleksi Komnas HAM. KontraS bersama berbagai LSM maupun individu yang tergabung dalam Koalisi
Masyarakat Sipil untuk Komnas HAM mendesak Komisi III untuk segera menggelar uji kelayakan tersebut 36 , apalagi mengingat masa jabatan anggota Komisioner Komnas HAM telah habis pada 30 Agustus 2012. Akibat desakan tersebut, akhirnya pada tanggal 11 Oktober 2012 Komisi III DPR RI menggelar uji kelayakan di DPR RI. Setelah melalui serangkaian seleksi dan via voting oleh anggota Komisi III DPR RI, akhirnya terpilih
13 nama anggota Komnas HAM periode 2012 – 2017 pada tanggal 22 Oktober 2012, yaitu Sandrayati Moniaga (48 suara), Maneger Nasution (45 suara), Natalius Pigai (43 suara), Otto Nur Abdullah (42 suara), Ansori Sinungan (42 suara), Muhammad Nurkhoiron (38 suara), M. Imdadun Rahmat (38 suara), Siane Indriani (36 suara), Roichatul Aswidah (35 suara), Haffid Abbas (35 suara), Siti Noor Laila (33 suara), Dianto Bachriadi (28 suara) dan Nur Kholis (27 suara).
Dalam catatan kami 37 atas proses yang berlangsung Pertama, calon-calon anggota Komnas HAM tidak banyak memiliki latar belakang pernah bersentuhan dengan korban dan keluarga korban pelanggaran HAM maupun terlihat komitmennya terhadap isu HAM 38 . Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh KontraS,
36 Siaran pers KontraS, “Mendesak DPR untuk Segera Melakukan Proses Seleksi Calon Anggota Komnas HAM”, 2012, http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=1594, diakses 26 Februari 2013`
37 Sebagai bagian dari Koalisi masyarakat Sipil HAM dan Komnas HAM yang terdiri dari KONTRAS-ELSAM- IMPARSIAL-ARUS PELANGI-PSHK- HRWG -YLBHI-DEMOS-LBH JAKARTA
38 Pemantauan KontraS menggunakan 3 kategori standar kelayakan dalam pemilihan dengan menggunakan Paris Principle seperti, Pertama, Calon yang memenuhi syarat minimum kelayakan dengan ukuran: independen, imparsial, transparan,
mengakui universalitas HAM, akuntabel, diketahui rekam jejak dan kontribusinya dalam isu HAM dan memenuhi kualifikasi affirmative action untuk wilayah konflik, perempuan (gender) serta kelompok khusus lainnya. Kedua, Calon tidak memenuhi standar minimum kelayakan, tetapi secara prinsipil tidak bertentangan dengan isu penegakan HAM; dengan ukuran; mencari pekerjaan (jobseeker), memiliki rekam jejak yang minim untuk isu penegakan HAM. Ketiga, Calon sangat mengakui universalitas HAM, akuntabel, diketahui rekam jejak dan kontribusinya dalam isu HAM dan memenuhi kualifikasi affirmative action untuk wilayah konflik, perempuan (gender) serta kelompok khusus lainnya. Kedua, Calon tidak memenuhi standar minimum kelayakan, tetapi secara prinsipil tidak bertentangan dengan isu penegakan HAM; dengan ukuran; mencari pekerjaan (jobseeker), memiliki rekam jejak yang minim untuk isu penegakan HAM. Ketiga, Calon sangat
anggota Komisi III yang secara penuh mengikuti proses seleksi dan terkesan hanya formalitas. 40