Uji Kualitas Data

B. Uji Kualitas Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005: 110).

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji ini disajikan pada tabel 2.

Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Output Variabel Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig.

Kesimpulan

SPSS ROA

(2-tailed)

Normal Lampiran 2 ROE

Normal Lampiran 2 NOM

Normal Lampiran 2 ROD

Normal Lampiran 2 CIE

Normal Lampiran 2 ROA = Laba sebelum pajak / total asset

ROE = Laba sebelum pajak / ekuitas NOM = Laba operasi / pendapatan bagi hasil ROD = Laba sebelum pajak / total simpanan nasabah CIE = (Pendapatan bagi hasil – pengeluaran bagi hasil) / dana yang disalurkan Sumber: hasil pengolahan data

Hasil uji normalitas pada tabel 2 di atas nilai asymp. sig untuk variabel ROA, ROE, NOM, ROD, dan CIE adalah sebagai berikut: 0.107, 0.274, 0.716, 0.983, dan 0.476. Nilai asymp. sig untuk semua variabel di atas 5%, hasil tersebut berarti bahwa data terdistribusi normal.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara anggota- anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk waktu (untuk time series) atau hubungan antara tempat yang berdekatan (cross sectional). Pada penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (DW Test ). Dari pengujiaan ini dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Nilai DW yang didapat dari hasil SPSS dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%. Bila nilai DW lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari 4-du (du < d < 4 – du), maka dapat dinyatakan tidak terdapat autokorelasi, positif atau negatif (Ghozali, 2005: 96). Hasil autokorelasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi

Variabel

Output SPSS ROA

du < d hitung < 4-du

Kesimpulan

Bebas autokorelasi Lampiran 3

ROE

Bebas autokorelasi Lampiran 3

NOM

Bebas autokorelasi Lampiran 3

ROD

Bebas autokorelasi Lampiran 3

Bebas autokorelasi Lampiran 3 ROA = Laba sebelum pajak / total asset

CIE

ROE = Laba sebelum pajak / ekuitas NOM = Laba operasi / pendapatan bagi hasil ROD = Laba sebelum pajak / total simpanan nasabah CIE = (Pendapatan bagi hasil – pengeluaran bagi hasil) / dana yang disalurkan Sumber: hasil pengolahan data

Dari hasil pengolahan data pada tabel 3 di atas nilai DW untuk rasio ROA, ROE, NOM, ROD, CIE berturut-turut sebagai berikut 1.779, 1.563, 1.793, 1.786, 1.819. Oleh karena nilai DW lebih besar dari batas atas (du) 1.554 dan kurang dari

4 – 2.456 (4 – du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105).

Untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan pendekatan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti titik- Untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan pendekatan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti titik-

Grafik plot untuk variabel ROA, ROE, NOM, ROD, dan CIE dalam penelitian ini disajikan pada gambar 1, gambar 2, gambar 3, gambar 4, dan gambar 5. Gambar tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Rangkuman hasil uji Heteroskedastisitas ini disajikan pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Rangkuman Hasil Heteroskedastisitas

Variabel

Analisis

Kesimpulan Ouput SPSS

Menyebar di atas dan di bawah

Heteroskedastisitas Menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y

Heteroskedastisitas Menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y

Heteroskedastisitas Menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y

Heteroskedastisitas Menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y

Heteroskedastisitas ROA = Laba sebelum pajak / total asset

angka 0 pada sumbu Y

ROE = Laba sebelum pajak / ekuitas NOM = Laba operasi / pendapatan bagi hasil ROD = Laba sebelum pajak / total simpanan nasabah CIE = (Pendapatan bagi hasil – pengeluaran bagi hasil) / dana yang disalurkan Sumber: hasil pengolahan data

Gambar 1 Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas Hipotesis 1 (ROA)

Scatterplot

Dependent Variable: LN_ROA_T1

l sidua 1

tudentized Re

sion S

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 2 Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas Hipotesis 2 (ROE)

Scatterplot

Dependent Variable: LN_ROE_T1

sidua

tudentized Re

sion S -2

es Regr

Gambar 3 Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas Hipotesis 3 (NOM)

Scatterplot

Dependent Variable: LN_NOM_T1

sidua

tudentized Re

sion S -4

es Regr

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 4 Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas Hipotesis 4 (ROD)

Scatterplot

Dependent Variable: LN_ROD_T1

sidual 1

ed Re

ssion Studentiz -1

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 5 Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas Hipotesis 5 (CIE)

Scatterplot

Dependent Variable: LN_CIE_T1

sidua

tudentized Re

sion S -1

es Regr

Regression Standardized Predicted Value