DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN

b). Letak Kota Surakarta

Kota Surakarta yang lebih terkenal dengan Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di lereng Gunung Lawu dan Gunung Merapi. Dengan luas sekitar 44 km2, Kota Surakarta merupakan kota yang strategis dan menjadikan kota ini mudah untuk dijangkau dari berbagai wilayah lainnya. Surakarta sendiri berada diantara dua kota yang mempunyai pertumbuhan yang cukup besar yaitu Surabaya dan Semarang. Wilayah Kota Surakarta terletak di tengah-tengah antara wilayah pendukung yang cukup potensial, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, dan Klaten. Kota Surakarta terletak pada dataran rendah yang berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes, dan Bengawan Solo yang mempunyai ketinggian kurang dari 92 meter dari permukaan air laut, dan terletak secara astronomi antara 110’ 45” 15- 110’ 45” 35 BT dan 7’ 56” 00 LS. Batas wilayah Kota Surakarta, pada sebuah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, pada sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan pada daerah sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

commit to user

c). Keadaan Alam

Wilayah Kota Surakarta, secara umum keadaannya datar, dan untuk bagian Utara dan Timur agak bergelombang dengan ketinggian kurang dari 92 meter di atas permukaan air laut. Jenis tanah liat berpasir termasuk Regosol kelabu dan Alluvial, diwilayah Utara berupa tanah liat Gromosol serta wilayah bagian Timur Laut berupa tanah Litosol Mediteran.

Iklim tropis di Kota Surakarta mengalami dua kali pergantian musim dalam setahun. Pada musim kemarau di tempat-tempat yang terbasah masih menunjukkan curah hujan di atas minimum pada musim hujan. Keadaan iklim pada daerah ini mempunyai suhu maksimum 32,5 C dan minimum 21,9 C. Rata-rata tekanan udara 1010,9 MBS, kelembapan

71 %, kecepatan angin 0,4 knot, arah angin 240 derajat, dan curah hujan 16,31 mm.

2. Dinas Kesehatan Kota Surakarta a). Tugas Pokok dan Fungsi

Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah melaksanakan berbagai macam usaha dalam bidang kesehatan di Kota Surakarta. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

commit to user

1). Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kesehatan 2). Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan

administrasi 3). Pelaksanaan penelitian dan pengembangan terapan serta pendidikan dan pelatihan tertentu dalam rangka mendukung kebijakan di bidang kesehatan

4). Pelaksanaan fungsional

b). Visi

Visi pembangunan kesehatan Kota Surakarta yang ingin dicapai adalah ” terwujudnya Budaya Hidup Bersih dan Sehat Serta Mutu Pelayanan menuju Solo sehat 2010”. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya maka Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah penggerak pembangunan kesehatan guna terwujunya budaya hidup bersih dan sehat serta mutu pelayanan menuju Solo Sehat 2010.

c). Misi

Misi, fungsi, dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di Kota Surakarta, yang bertanggungjawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kota Surakarta. Untuk mewujudkan visi tersebut ada misi yang diemban yaitu :

commit to user

1). Memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Peran aktif masyarakat termasuk swasta, sangat penting dan akan menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Potensi masyarakat termasuk swasta, baik berupa organisasi, upaya, tenaga, dana, teknologi, serta mekanisme pengambilan keputusan, merupakan aset yang cukup besar untuk digalang. Masyarakat tidak hanya sebagai obyek pembangunan tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam melayani, melaksanakan advokasi, serta mengkritisi pembangunan kesehatan baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat luas. 2). Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya. Disamping berperan sebagai administrator, maka Dinas Kesehatan juga melakukan pembangunan kesehatan yang meliputi : upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 3). Meningkatkan kinerja dan upaya kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau Peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan dilakukan Dinas Kesehatan melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis, dan pengembangan standar dan pedoman berbagai upaya kesehatan.

commit to user

4). Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel Keberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak hanya semata-mata hasil usaha keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh kontribusi dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Dinas kesehatan berperan sebagai penggerak utama dalam memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upayanya memberikan kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan berwawasan kesehatan. Dengan terciptanya kesehatan yang akuntabel di lingkungan Dinas Kesehatan, diharapkan fungsi-fungsi administrasi dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, IPTEK, serta hukum kesehatan.

d). Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan Kota Surakarta adalah :

1). Meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat dengan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif.

2). Meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, swasta, organisasi profesi, dan dunia usaha guna memenuhi ketersediaan sumber daya.

commit to user

3). Meningkatakan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta

lingkungannya.

e). Sasaran

Agar pembangunan kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasil guna dan berdaya guna, maka sasaran yang akan dicapai pada akhir tahun 2010 adalah :

1). Tersedianya berbagai kebijakan, pedoman yang menunjang

pembangunan kesehatan 2). Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi kesehatan 3). Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu serta mencukupi,

terdistribusi secara adil dan merata serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna.

4). Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi (Rp. 100.000,-/kapita), teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna.

5). Terselenggaranya sistem survailan dan kewaspadaan dini serta

penaggulangan kejadian luar biasa/wabah 6). Terselenggaranya upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat secara merata, adil, dan terjangkau. 7). Tersedianya obat dan pembekalan kesehatan yang aman, bermutu,

dan bermanfaat seta terjangkau oleh masyarakat.

commit to user

8). Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat dan mengembangkan perilaku sehat.

f). Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan WaliKota Surakarta Tahun 2001 tentang Pedoman Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota Surakarta, susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta terdiri dari :

1). Kepala dinas Kepala dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan Daerah di bidang kesehatan

2). Seketariat Sekretaiat dipimpin oleh 5 sekretaris Sekretaris mempnyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordasian penyelenggaraan1\o651 gas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencaaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan tekns yang ditetapkan oleh keala dinas. Sekretaris membawahkan :

commit to user

a) Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan pelaoran. Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan pelaporan mepunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaran tugas secara terpadu dibidang perencanan, evaluasi dan pelaporan.

b) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian.

c) Kepala Subbagian Keuangan Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

c). Bidang Promosi Kesehatan Kepala bidang promosi kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, manajemen informasi kesehatan, dan pengembangan promosi kesehatan.

Bidang promosi kesehatan membawahkan:

1) Seksi Pemberdaaan Masyarakat dan Kemitraan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan mempunyai tugas melekukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pemberdayaan

masyaraka

dan

kemitraan, meliputi:

commit to user

menggerakkan peningkatan peran serta masyarakat, organisasi sosial, organisasi profesi, institusi pendidikan dan dunia usaha serta memacu tumbuhnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.

2) Seksi Manajemen Informasi Kesehatan Kepala Seksi Manajemen Informasi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang manajemen informasi kesehatan, meliputi: pengembangan sistem informasi kesehatan dan kehumasan.

3) Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan Kepala Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pengembangan promosi kesehatan, meliputi: pemberian fasilitasi dan pengembangan kegiatan advokasi, promosi kesehatan demi terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

d). Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kepala Bidang Pengendalian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pencegahan penyakit dan penanggulangan

commit to user

kejadian luar biasa. pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan membawahkan

1). Seksi Pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa Kepala Seksi Pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang Pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa, meliputi: penyelenggaraan surveian epidemiologi pengakit menular dan tidak menular, penyelidikan epidemiologi kejadian luar biasa. 2). Seksi Pengendalian Penyakit Kepala Seksi Pengendalian Penyakit mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang Pengendalian Penyakit, melputi : penyelenggaraan upaya pengendalian penyakit menular, upaya pencegahan dan penaggulangan penyakit tidak menular.

3) seksi Penyehatan Lingkungan Kepala seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang Penyehatan Lingkungan, meliputi :

commit to user

penyelenggaraan pembinaan , penawasan, enyhatan ligkungan pemukman, tempat – tempat umum, industri, penyehatan tempat pengolahan makanan minuman, tempat – tempat pengolaha pestisida dan pengawasan kualitas air minim dan air bersih.

e. Bidang upaya kesehatan. Kepala Bidang Pengendalian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pelayanan kesehatan, kefarmasian, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan dan akreditasi dan registrasi. Kepala Bidang Upaya Kesehatan, membawahkan :

1. Seksi Pelayanan kesehatan Kepala seksi pelayanan kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pelayanan keehatan, meliputi : penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengembangan sarana / fasilitas pelayanan ksehaan dasar d rujukan, penunjang medik dan medis spesifik, mengembangkan dan memantapkan norma dan standard pedoman pelayanan ksehatan serta mengembangkan dan memantapkan pelayanan penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan.

commit to user

2. Seksi Kefarmasian, Makanan, Minuman, dan perbekalan kesehatan Kepala Seksi kefarmasian, Makanan Minuman dan Perbekalan kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang farmasi, makanan, munuman dn perbekalan kesehatan, meliputi: pelaksanaan pembinaan mutu kemanan obat, sediaan farmasi, makanan, minuman dan perbakalan kesehatan.

3. Seksi Akreditasi dan Registrasi Kepala Seksi Akredasi dan Registrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang akreditas dan registrasi, meliputi: pelaksanaan proses penerbitan dan penertiban perijinan, kelayakan, pengawasan dan akreditasi terhadap upaya penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan (medik dan penunjang medik) dan tenaga kesehatan, usaha farmasi, industri rumah tangga pangan dan usaha lain di bidang kesehatan serta pemberian rekomendasi perijinan rumah sakit.

f. Bidang Bina Kesehatan

Kepala Bidang Bina Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, dan kesehatan remaja dan lansia Kepala Bidang Bina Kesehatan membawahkan :

commit to user

1. Seksi Kesehatan Ibu, Anak, dan KB Kepala Seksi Kesehatan Ibu, Anak, dan KB mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang Kesehatan Ibu, anak dan KB, meliputi : pnyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan pengendalian upaya pelyanan kesehatan ibu, anak a keluarga berencana.

2. Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Kepala Seksi Perbaikan Gizi masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang perbaikan gizi masyarakat, meliputi : penyeleggaraan uaya perbaikan gizi keluarg, masyarakat dan nstitusi.

3. Seksi Kesehatan Remaja dan Lansia Kepala Seksi Kesehatan Rmaja dan Lansia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kesehatan remaja dan lansia, meliputi : penyelenggaraan pembiaan, bimbingan dan pngendalian upaya kesehatan remaja, kesehatan usia lanjut an usaa kesehatan sekolah.

Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat digambarkan sebagai berikut :

commit to user

g. Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Sumber daya manusia merupakan suatu aspek penting dalam suatu organisasi, termasuk dinas kesehatan. dalam menjalankan program – program nya dinas kesehatan memerlukan sumber daya manusia yang memadai. Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Kota Surakarta beserta UPT-UPT di bawahnya. Berdasar data pegawai per 31 Maret 2011 yaitu berjumlah 642 orang. Berikut ini data pegawai Dinas Kesehatan Kota Surakarta berdasarkan beberapa kategori:

:tabel 4.1 data pegawai berdasarkan bidang dalam organisasi

BAGIAN

JUMLAH

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

3. Sub Bag Umum Kepegawaian

17

4. Sub Bag Keuangan

5. Sub Bag PEP

6. Bidang Promkes

7. Bidang P2PL

14

8. Bidang Upkes

13

9. Bidang Binkesmas

DKK SURAKARTA

642

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta memiliki jumlah sumber daya nanusia yang cukup dalam melaksanakan target program yang telah ditetapkan sebelumnya. Dipimpin oleh seorang kepala dinas dan seorang sekretaris yang membantu kepala dinas.

commit to user

Sedangkan jumlah pegawai paling banyak Dengan jumlah yang adalah dibagian UPT yaitu 561 orang.

B). Hasil Penelitian

1). Strategi dinas kesehatan dalam program jamksmas

Dalam bab ini penulis akan menguraikan data yang diperoleh selama penelitian dilakukan sebagai diskriptif kualitatif tentang strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas di kota surakarta. Strategi tersebut antara lain : 1) Sosialisasi program jamkesmas dan sosialisasi hak dan kewajiban serta prosedur jamkesmas. 2)menigkatkan advokasi pada stake holder 3) menggalang dana dari pihak luar. Sekaligus akan dibahas juga faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat dalam pelaksanaan strategi program jamkesmas.

a). Sosialisasi program jamkesmas Sosialisasi program jamkesmas dilakukan oleh dinas kesehatan kepada tim penyelenggara jamkesmas, dan PT ASKES. Ibu Purwanti, SKM, M.kes selaku koordinator operasional dari tim pengelola jamkesmas dan pegawai dinas kesehatan. mengungkapkan

“Sosialisasi ini meliputi tata laksana kepesertaan tata laksana pelayanan kesehatan, tata laksana pendanaan tatalaksana organisasi dan menajemen.” (wawancara tanggal 20 april 20011) Materi sosialisasi ini adalah :

1). Tata laksana kepesertaan

commit to user

kepesertaan jamkesmas adalah 100.019 orang sesuai dengan SK walikota. Gepeng dan anak terlantar yang memerlukan pelayanan kesehatan tetap dapat menggunakan pelayanan jamkesmas dengan surat keterangan dari dnas sosial 2). Tata laksana pelayanan kesehatan Peserta jamkesmas ber hak memperoleh pelayanan kesehatan dasar pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) dan rawat inap tingkat pertama (RITP), pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjut (RJTL), rawat inap tingkat lanjut (RITL), dan pelayanan gawat darurat. 3). Tata laksana pendanaan. Penyaluran dana langsung dari kas Negara kepada pemberi pelayanan kesehatan yang dikirimkan melalui PT pos Indonesia.dan pola pertanggung jawaban dana luncuran melalui implementasi pola pembayaran prospektif yang dikenal dengan INA_DRG dan berlaku untuk seluruh pemberi pelayanan kesehatan tingkat lanjut 4). Tata laksana organiasi dan menejemen Melalui penyelenggaraan jamkesmas, peran dan fungsi pemerintah

daerah

termasuk

dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota lebih diberdayakan malalui

commit to user

pembentukan pembentukan tim koordinasi dan tim pengelola jamkesmas tingkat provinsi/kabupaten/kota. Tim pengelola terdiri dari tim pengelola jamkesmas ditingkat pusat, tim penelola jamkesmas di tingkat propinsi, dan tim pengelola jamesmas di tikat kota / kabupaten. Tim pengelola jamkesmas di tingkat pusat mempunyai tugas merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional dan teknis pelaksanaan jamksmas. tim pengelola jamkesmas di tingkat propinsi mmiliki tugas melalukan kebijakan yang telah ditetapkan oleh tim pengelola jamkesmas pusat dan bertangung jawab atas manajemen penyelenggaraan jamkesmas di seluruh wilayahnya. Sedangkan tugas dari tim pengelola jamkesmas kota adalah bertanggung jawab mengelola manajemen penyelenggaraan jamkesmas secara keseluruhannya diwilayah kerjanya Seperti yang diungkapkan oleh ibu purwanti “tugas dari tim pengelola jamkesmas yaitu bertanggung

jawab atas penyelenggaraan jamkesmas diwilayah kota Surakarta” (wawancara tanggal 20 april 2011)

Dengan demikian tugas dari tim pengelola jamkesmas kota Surakarta adalah bertanggung jawab atas penyelenggaraan jamkesmas di kota Surakarta. Sedangkan struktur organisasi tim pengelola jamkesmas adalah

Tabel 4.2

commit to user

Susunan Tim Pengelola Jamkesmas Tahun 2009 Kota

Surakarta

Penanggung Jawab

Koordinator Operasional

Bidang Pelayanan

Bidang Keuangan dan Administrasi

Bidang Kepesertaan

Pengelola Laporan

Dr. Siti Wahyuningsih, M,Kes

Purwanti, SKM, M.kes

Dra. Setyowati, Apt

Handaya Patriati, SE, MM

Susi Dyah Puspowati, SP

1. Arthaty Mulatsih, ST.Msi

Kepala Dinas Kesehatan

Kota Surakarta

Kepala Subbag Perencanaan,Evalua si Dan Pelaporan

Ka. Bid Upaya Kesehatan

Kepala Sub Bag Keuangan

Staf Sekretariat Dinas

kesehatan Kota Surakarta Kasi

Manajemen Keuangan

commit to user

2. Dariono

Staf Sekretariat Dinas

kesehatan kota surakarta Sumber : Dinkes Dari data di atas dapat dilihat bahwa anggota tim pengelola jamkesmas ada 7 orang.yang terdiri dari para pegawai dari dinas kesehatan kota Surakarta.

Melaui jamkesmas ini peran dan fungsi pemerintah daerah sebagian telah menunjukkan komitmen seperti pertanggungan terhadap masyarakat miskin yang tidak masuk dalam SK bupati atau walikota, menanggung biaya transportasi dari daerah, dan bahkan ada beberapa daerah yang telah menjaminkan seluruh penduduk diluar kuota Upaya perbaikan pengorganisasian menejemen pada tahun 2009 meliputi dilakukan pendorongan peningkatan peran dan fungsi tim pengelola dan tim koordinasi pusat/ provinsi dan kabupaten/ kota, dengan peningkatan fungsi pengendalian

melalui

pemberdayaan verifikator independent sehingga mereka tetap ditugaskan dalam proses verifikasi di rumah sakit berdasarakn pola pembayaran

INA-DRG.

Seluruh pemda

commit to user

provinsi/kabupaten/kota diharuskan berkontribusi didalam mensukseskan jamkesmas dan penjaininan masyarakat peserta diluar kuota dengan mekanisme pengelolaanya seyogyanya mengikuti pola jamkesmas. Pengelolaannya diharuskan memperhatikan penyelenggaraan secara nirlaba, portabilitas, pelayanan terstruktur, transparan dan akuntabel.

Sosialisasi ini dilakukan dengan cara kepala dinas memanggil tim penyelola jamkesmas dan PT Askes untuk diberi materi tentang jamkesmas yang dilakukan di salah satu ruang di dinas kesehatan kota Surakarta.

Dengan adanya sosialisasi ini maka diharapkan tim pengelola jamkesmas pahan tentang program jamkesmas dan dapat menjalankan program jamkesmas dengan baiik.

b.) Sosialisasi hak, kewajiban, dan prosedur Jamkesmas.

Setiap program membutuhkan pengenalan kepada masyarakat agar program tersebut dapat dikenal masyarakat, demikian juga dengan program jamkesmas. Pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan harus memberikan pengenalan program jamkesmas kepada masyarakat dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan dalam rangka meninkatkan pengetahuan masyarakat tentang program

commit to user

jamkesmas. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Purwanti. “ sosialisasi tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat terhadap program jamkesmas. Pengenalan tersebut antara lain bagaimana menggunakan jamkesmas, kartu jamkesmas dapat digunakan dimana saja, bagainmana prosedur dari program jamkesmas .dan apa saja hak dan kewajiban dari pemegang kartu jamkesmas”. (wawancara tanggal 20 april 2011)

Kemudian Ibu Arthaty Mulatsih, ST. Msi selaku pengelola laporan dari tim pengelola jamkesmas menambahkan “ sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat tahu apa saja Hak – hak

yang diperloeh masyarakat pemegang kartu jamkesmas. Dan apa saja yang harus dilakukan oleh penegang kartu jamkesmas.” (wawancara tanggal 26 April 2011)

Sosialisasi ini dilakukan oleh dinas kesehatan kepada rumah sakit, puskesmas, tim verifokator. Berikut adalah jadwal sosialisasi program jamksmas yang dilakukan oleh dinas kesehatan.

sosialisasi program jamkesmas

Sasaran:

tim pengelola jamkesmas

Narasumber: kepala dinas kesehatan. Tempat:

ruang sidang dinas kesehatan

2 hari:

kamis

commit to user

pelayanan jamkesmas

Sasaran:

rumah sakit pemberi pelayanan

Narasumber: kepala dinas kesehatan. Tempat:

Ruang dinas kesehatan

sosialisasi program jamkesmas

Sasaran:

kepala puskesmas.

Narasumber: kepala dinas kesehatan. Tempat:

Ruang dinas kesehatan

sosialisasi program jamkesmas

Sasaran:

PT ASKES

Narasumber: kepala dinas kesehatan. Tempat:

Ruang dinas kesehatan

sosialisasi program jamkesmas

commit to user

Sasaran:

kecamatan di masing – masing daerah

Narasumber: kepala puskesmas.. Tempat:

Laweyan, Pasar Kliwon, Serengan, Jebres, bajarsari.

Dari data diatas dapat disimpulkan pola sosialisasi dari program jamkesmas yaitu dari kepala dinas memanggil perwailan dari rmah sakit, kepala puskesmas yang kemudian mereka menyampaikan kepada bidang nya masing– masing. Perwakilan dari rumah sakit menyampaikan kepada pegawai rumah sakit dan kepala puskesmas meyampaikannya kepada pegawai pusksmas selain kepada pegawai puskesmas juga kepada kecamatan setempat yang kemudian kecamatan lah yang memberikan sosiaisasi kepada masyrarakat pemengang kartu jamkesmas sekaligus membagikan kartu jamkesmas kepada masyarakat pemegang kartu jamkesmas.

Materi yang disosialissikan dalam sasialisasi program jamkesmas antara lain : adalah bagaimana cara menggunakan kartu jamkesmas, fasilitas apa saja yang diperleh pemegang kartu jamkesmas..dan bagaimana prosedur menggunakan kartu jamkesmas.

Hak dari pemegang kartu jamkesmas adalah memdapatkan pelayanan gratis di puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit yang menjadi anggota jamkesmas. yaitu pelayanan di puskesmas meliputi rawat inap tingkat pertama yang dilakukan di puskesmas

commit to user

dan persalnan normal di puskesmas dan rumah bersalin. Sedangkan layanan yang diperoleh di rumah sakit antara lain rawat inap dan rawat lanjutan (rujukan dari puskesmas) di ruang rumah sakit kelas 3. kemudian prosedur dari jamkesmas adalah jika ada pasien yang berkunjung ke puskesmas harus menunjukan kartu jamkesmas untuk mendapatkan pelayanan dasar, jika pasien memerlukan pelayanan kesehatan di tingkat lanjut dirujuk dari puskesmas dan jejaringnya. Kartu jamkesmas di serahkan kepada loket pusat pelayanan administrasi terpadu yang ada dirumah sakit untuk diverifikasi kebenaran dan kelengkapannya untuk selanjutnya dikeluarkan surat keabsahannya dan selanjutnya pasien mendapakan pelayanan kesehatan. Kemudian pihak rumah sakit atau pusksmas membuat klaim atas biaya dari perawatan pasien tersebut, kemudian tim verifkator menguji kebearan klaim dan klaim tersebut dikirimkan ke kementrian Indonesia setelah itu dana dari kementrian Indonesia diserahkan kepada pemberi playanan melalui PT pos Indonesia. Sedangkan tim pengelola jamkesmas di tingkat propinsi dan di tingkat pusat hanya diberi surat tembusan saja untuk pemberitahuan.

Sedangkan kewajiban dari pemegang kartu jamkesmas adalah membawa kartu jamkesmas setiap kali akan berobat ke puskesmas, dan rumah sakit

commit to user

Selain sosialisasi secara langsung dinas kesehatan juga melakukan sosialisasi dengan tidak langsung yaitu dengan membuat brosur yang ditempatkan di rumah sakit dan puskesmas tentang pernyelenggaraan program jamkesmas.

Berkaitan dengan adanya sosialsasi program jamkesmas penulis mewawancarai warga pemegang kartu jamkesmas yaitu bapak Baharudin yang mengatakan :

“dulu pernah ada penjelasan tentang program jamkesmas pada saat pembagian kartu jamkesmas, jadi saat pembagian kartu jamkesmas sekalan dijelaskan tentang program jamkesmas terebut” (wawancara tanggal 28 april 2011)

Dari hasil wawacara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dinas kesehatan melakukan sosialsasi kepada masyarakat malalui beberapa cara baik langsung maupun mengguakan brosur. Tetapi Meskipun sosialisasi sudah dilakukan masih ditemui kekurangan – kekurangan dilapangan seprti saat sosialisasi banyak warga yang tidak datang, brosur yang seharusnya ada dirumah sakit kadang – kadang tidak ada.

c). Meningkatkan advokasi pada stake holder Strategi ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada stake holder dalam hal ini walikota dan DPRD tentang siapa saja waga miskin yang belum tertampung jamkesmas agar segera diterbitkan kartu jamksmas yang baru. Advokasi ini dilakukan lebih intensif kepada walikota agar data tentang penerima

commit to user

jamkesmas dapat diperbaharui karena disetiap tahun, pasti ada perubahan tentang data orang miskin yang ada di kota Surakarta. Dengan demikian perlu adanya masuan kepada walikota dan DPRD agar data siapa saja yang menerima Jamkesmas menjadi up to date. Seperti yang diunkapkan oleh ibu purwanti. “akan kami upayakan terus agar data tentang penerima Jamkesmas

dapat selalu up to date. Karena setiap tahun pasti ada perubahan data semisal ada yang meninggal, ada yang dulu miskin sekarang sudah berubah status sosialnya atau ada keluraga miskin yang melahirkan anak maka sang anak kan termasuk warga miskin juga.” (wawancara tanggal 20 april 2011)

Dinas kesehatan Terus mengupayakan agar semua warga miskin yang ada di Surakarta dapat tertampung dalam program jamkesmas. Seperti yang diungkapkan ibu Arthaty “kami akan terus mengupayakan agar semua warga miskin

tertampung dalam program jamkesmas sehingga pemerintah daerah lebih ringan dalam membiayai warga miskin Dalam hal ini dengan adanya program PMKS” (wawancara tanggal 26 april 2011)

Setiap tahun pasti ada perubahan data tentang warga miskin oleh sebab itu diperlukan adanya masukan agar data tentang warga miskin dapat selalu update. seperti yang diungkapkn oleh ibu Arthaty : “ kami lebih intensifkan untuk melakukan pertemuan dengan

walikota tentang data – data perubahan dari peserta jamkesmas” (wawancara tanggal 26 april 2011)

Dinas kesehatan mendapat masukan tentang siapa saja yang berhak mendapatkan kartu jamkesmas jadi keluarga pemegang kartu jamkesmas yang melahirkan seorang anak yang kemudian

commit to user

anak tersebut diusulkan mendapatkan kartu jamkesmas. Si anak tersebut dapat diusulkan mendapatkan kartu jamkesmas karena orang tua mereka memdapakan kartu jamkesmas. Pada saat penerbitan kartu jamkesmas yang baru. Kemudian dinas kesehatan mendapat masukan tentang warga penegang kartu jamkesmas yang sudah meninggal dari kelurahan kemudian dinas kesehatan memberikan masukan kepada walikota tentang . penabahan dan pengurangan anggota jamkesmas.

Dari hasil pengamatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keanggotaan jamkesmas tidak bersifat statis tapi dinamis dimana keanggotaannaya dapat bertambah seperti lahirnya bayi dari keluarga pemegang jamkesmas dan dapat berkurang keanggotaannya yaitu warga yang berubah status sosialnya, pindah alamat atau meninggal.

d). Menggalang dana dari pihak luar.

Stategi menggalang dana dari pihak luar merupakan strategi untuk membiayai pasien jamkesmas yang dirujuk ke rumah sakit yang ada diluar kota. Dengan demikian maka sang pasien membutuhkan biaya akomodasi untuk pergi ke rumah sakit tersbut sehingga memanbah biaya untuk pengobatan. Dengan adanya strategi ini maka jka ada kasus dimana pasien tidak bisa di rawat di rumah sakit daerah dan harus dibawa ke rumah sakit di luar daerah

commit to user

maka Dinas kesehatan mengupayakan untuk menggalang dana dari pihak luar untuk membiayai pasien tersebut agar drpat dirawat di rumah sakit di daerah lain tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu Purwanti “jika ada pasien yang mendapat rujukan ke rumah sakit didaerah

lain karena rumah sakit di surakarta belum ada sarana yang memadahi maka dinas kesehatan berusaha mencarikan dana dari pihak swasta untuk membiayai keberangkatan dari pasien tersebut. Oleh karena itu dinas menggalang dana dari pihak luar untuk membiayai akomodasi dari pasien yang bersangkutan” (wawancara tanggal 20 april 2011).

Dengan adanya bantuan dari pihak luar yang membiayai akomodasi dari pasien terebut maka hal ini tidak memberatkan pihak dinkes maupun pasien. dalam hal ini Dinas kesehatan berkerja Sama dengan perusahaan besar yang ada di Surakarta. Prosedur dari penggalangan dana tersebut yaitu dinas kesehatan membuat proposal yang kemudian dikirimkan kepada para pengusaha besar yang ada di Surakarta setelah itu jika sudah selesai ada laporan pertanggungjawaban yang juga dikirimkan kepada merek tentang berapa biayanya dan pelayanan apa yang diberikan. Kemudian ibu Purwanti menambahkan: “ penggalangan dana tersebut besifat insidental dan motivasinya

hanya untuk beramal saja. Tetapi kami akan memberikan informasi tentang hasil dari kasus tersebut yaitu melalui laporan pertanggung jawaban. (wawancara tanggal 27 april 2011)

Penggalangan dana ini bersifat insidental dan tidak bersifat tetap. Maka jika ada pasien yang memerulakn biaya untuk akomodasi

commit to user

karena dirujuk ke rumah sakit di daerah lain maka dinas kesehatan baru membuat proposal yang kemudian dikirimkan ke perusahaan besar. Contoh kasus tersebut adalah pada bulan Juni 2010 ada pasien yang mengalami jantung bocor dan harus dirujuk ke rumah sakit Harapan kita Jakarta. Kemudian contoh kasus yang lain adalah ada pasien yang mengidap penyakit apresia ani yaitu penyakit pada saluran pencernaan yang kemudian dirujuk ke rumah sakit Dr. Karyadi di Semarang pada bulan Feb 2010. Berkaitan engan hal tersebut maka penulis mencoba mewawancarai ibu Toni selaku bagian keuangan Danarhadi : “kalau jadi donatur tetap dari program jamkesmas saya rasa tidak

mas, tapi kalau bersifat insidental saya Agak tidak ingat mas.” (wawancara tanggal 4 Agustus 2011)

Dari hasil wawancara tersebut maka disimpulkan bahwa karena penggalangan dana bersifat tidak tetap dan belum terkoordinasi maka danarnadi pernah memberikan bantuan kepada dinkes untuk membiayai pasien yang dirujuk ke daerah lain walaupun hanya sekali.

Dengan demikian dinas kesehatan berusaha sebaik mungkin agar warga miskin yang menggunakan kartu jamkesmas tidak mengeluakan biaya untuk berobat baik di puskesmas, rumah bersalin atau rumah sakit yaitu dengan menggandeng perusahaan besar yang ada di surakata dan LSM. Perusahaan besar tersebut salah satunya batik Danarhadi.

commit to user

2). Faktor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan strategi program jamkesmas

a). faktor pendukung

1). adanya pembiayaan dari pemerintah pusat.

Dengan adanya pembiayaan dari pemerintah pusat kepada daerah membuat pembiayaan yang di tanggung oleh pemeritah daerah menjadi lebih ringan. Seperti Yang diungkapkan oeh Ibu Purwanti.

“sesuai dengan data dari SK walikota surakarta yang termasuk warga miskin yang ada di Surakarta adalah 107.004 dan yang menjadi anggota jamkemas 100.019 orang Dan mendapat pembiayaan dari pemerintah dan sisanya 6985 orang menjadi tangung jawab. pemerintah daerah dalam hal ini dicaver oleh PMKS.dengan begitu pemerintah daerah hanya meanggung 6985 orang jadi agak pengan daripada mnganggung semuanya”. Wawancara tanggal 20 april 2011)

Dengan demikian seperti yang diungkapkan oleh ibu Purwanti bahwa tanggun dari pemerintah daeah hanya 6985 orang sehinga ini lebih meringankan pemerintah daerah daripada harus menganggung semuanya.

2). Adanya sarana dan prasaana kesehatan di kota surakarta. Untuk menningkatkan pelayanan kepada pasien jamkesmas maka diperlukan sarana dan prasarana penunjang untuk mendukung pelayanan kepada msasyaraat. Sarana dan prasarana yang lengkap sangat mendukung proses pelayanan kepada

commit to user

masyarakat sarana dan prasarana tersebut antara lain adanya rumah sakit yang dapat melayani pesien jamkesmas. Berkut ini daftar Rumah sakit di Surakarta yang melayani jamkesmas

Tabel 4.3 daftar rumah sakit pemberi layanan jamkesmas beserta Nomer telpon

1 RS Moewardi

Jl. Kol. Sutarto 132 Surakarta

637415 633634 664664 661313

2 RS Kasih Ibu

Jl. Brigjen Slamet Riyadi 402

714422

3 RS Panti Waluyo

Jl. Jend. Ahmad Yani No. 1-2 Surakarta

712077

4 RS Islam Kustati

Jl. Kapten Mulyadi No. 249 Surakarta

643013

5 RS PKU Muhammadiyah

Jl. Ronggo Warsito 130 Surakarta

714578

6 RS TK IV Slamet Riyadi

Jl. Brijen Slamet Riyadi 321 Surakarta

726700 719606

7 RSJD Surakarta

Jl. KH Dewantoro 80 Jebres Surakarta

641442 8

RS Ortopedi Prof Dr. Soeharso

Jl. Jend. Ahmad Yani Surakarta

714458 713046

Sumber Dinkes kota Surakarta

Dairi tabel diatas dapa kita ketahui ada 8 rumah sakit yang tersebar di Surakarta yang diharapkan mampu membantu mayarakat miskin dalam mendapatkan pelayanan kesehatan Selain 8 rumah sakit terdapat juga puskesmas.

commit to user

Tabel 4.4 Daftar Puskesmas di Kota Surakarta

Telepon 1 Pajang (rawat Inap)

Jl Sidoluhur Selatan

714594 2 Penumping

Jl Ki Ageng Mangir Gg II

714832 3 Purwosari

Jl Flamboyan Dalam No. 2

716333 4 Jayengan

Jl Kartopuran

641257 5 Kratonan

Jl Pringgodani 34 Rt. 05/05

655539 6 Gajahan

Jl Veteran No. 46

654077 7 Sangkrah

Jl Indra Giri

655061 8 Purwodinangratan

Jl Surya

647545 9 Ngoresan

Jl Kartika IV No. 2

646919 10 Sibela (rawat Inap)

Jl Sibela Timur I Mojosongo 651255 11 Nusukan

Jl. Sriwijaya Utara III No. 5

717736 12 Manahan

Jl Srigunting VII No. II

719313 13 Gilingan

Jl Bibis Wetan Rt. 03 Rw. 19 637025 14 Banyuanyar (Rawat Inap)

Jl Bone Utara No. 38

711244 15 Setabelan

Jl DI Panjahitan No 5

641033

Sumber : www.surakarta.go.id (info kesehatan : Puskesmas)

Berdasarkan data diatas terapat 15 puskesmas yang tersebar didaerah surakarta yang yang lebih tersebar dari pada 8 rumah sakit tersebut Dengan adaya 15 rumah sakit tersebut diharapkan mampu melayani pasien jamkesmas didaerah- daerah yang jauh dari rumah sakit. Berbagai macam sarana dan prasarana tersebut bertujuan untuk menunjang kesehatan masyarakat miskin Kota Surakarta dalam Program jamkesmas

3). Adanya peraturan perundang – undangang yang berlaku Dengan adanya peraturan perundang – undangan yang berlaku maka penyelenggaraan program jamkesmas memiliki payung hukum. Sehingga pelaksanaan dari program jamkesmas dapat berjalan dengan lancar.

commit to user

Dasar hukum dari program jamkesmas antara lain :

a. Undang-undang dasar 1945 yang tecantum pada : Pasal 28 H angka 1 menyatakan bahwa : ” Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayaan kesehatan.

Pasal 34 angka 1 menyatakan bahwa : ”Fakir miskin dan anak

terlantar dipelihara oleh negara.” Pasal 34 angka 2 menyataka bahwa : ” Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”

Pasal 34 angka 3 menyatakan bahwa: ” Negara bertangungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.:

b). UU NO 23 tahun1992 tentang kesehatan. pasal 4,5,65 dan

66 menyatakan sbagai berikut Pasal 4 ”Setiap orang memiliki hak yang sama dalam mamperoleh derajat kesehatan yang optimal. ” Pasal 5 ” Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat keehatan personalnya , keluarga, dan lingkungan nya.”

commit to user

Pasal 65 ”Penyelenggaraan upaya kesehatan dibiayai oleh pemerintah dan atau masyarakat”(ayat 1) ; ”Pemerintah membantu upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undanan yang berlaku, terutama upaya kesehatan bagi masyarakat rentan.” (ayat 2).

Pasal 66 ” Pemerintah mengembangkan, membina, dan mendorong jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagai

cara

yang

dijadikan landasan setiap

penyelenggaraan

pemeliharaan

kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya, berazaskan usaha bersama dan kekeluargsaan”.

c. undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara ( lembaran negara tahun 2003 nomor 47, tambahan lembaran negara no 4286).

d). Undang- undang nomer 1 tahun 2004 tentang perbendaraan negara ( lembaran negara tahun 2004 NO. 5, tamnbahan lembaran negara No 4355).

e). Undang-undang Nomer 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara ( lembaran negara tahun 2004 No 66, tambahan lembaran negara No. 4400).

commit to user

f). Undang – undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran ( lembaran negara tahun 2004 NO. 116, tambahan lembaran negara No. 4431).

g). Undang –undang Nomer 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah (lembaran negara tahun 2004 No. 125, tambahan lembaran negara No. 4437), sebagai mana telah diubah beberapa kali terakhir dengan undang –undang No.

12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas undang – unang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah ( lembaran negara republik Indonesia tahun 2008 No. 59, tambahan lembaran negara Indonesia No. 4844).

h). Undang- undang nomer 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara peerinah pusat dan pemerintah daerah ( lembaran negara tahun 2004 No. 126, tambahan lembaran negara No 3637).

i). Undang – undang nomer 41 tahun 2008 tentang anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2009 ( lembaran negara tahun 2008 No. 171, tambahan lembaran negara republik Indonesia No. 4920).

j). peraturan pemerintah No 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan ( lembaran negara tahun 1996 Nomer 49, tambahan lembaran negara No.3637).

commit to user

k). Peraturan pemerintah Nomer 38 tahun 2007 tantang pembagian urusan pemerintahan antar pemerintah, pemerintahan daera propinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten / kota ( lembaran negara tahun 2007 No. 82, tambahan lembaran negara No. 4737).

l). peraturan pemerintah tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah ( lembaran negara tahun 2007 No. 89, tambahan lembaran negara No. 4741).

m). peraturan presiden Nomer 9 tahun 2005 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja kementrian negara republik Indonesia, sebagai mana telah diubah dengan peraturan Presiden No. 94 tahun 2006.

n). Peraturan menteri kesehatan No. 1575 /Menkes / per / XI / 2005 tentang organisasi dan tata kerja departemen kesehatan sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri krsehatan No. 1279 / Menkes / Per / XII / 2007

b). faktor penghambat 1). Adanya pembatasan kuota kepesertaan Jamkesmas. Adanya kuota dari kepesertaan program jamkesmas membuat tidak semua warag miskin tertampung dalam program jamkesmas. Hal ini mejadi tangung jawab dari pemerntah untuk mengcaver masyarakat miskin yang belum tetampung dalam program jamkesmas. Untuk mengcaver masyarakat miskin tersebut

commit to user

pemerintah Surakarta menerbitkan pemeliharaan kesehatan bagi warga solo atau sering disebut dengan PKMS. Ibu Purwanti mengungkapkan : “sesuai dengan data dari SK walikota surakarta yang menjadi

anggota jamkemas 100.019 orang Yang mendapat pembiayaan dari peerintah pusat dan sisanya 6985 orang menjadi tangung jawab. pemerintah daerah dalam hal ini dicaver oleh PMKS.dengan begitu pemerintah daerah hanya meanggung 6985 orang (wawancara tanggal 20 april 2011)

Dengan demikian warga miskin yan ada di Surakarta yaitu 107.004 orang yang mendapatkan kartu jamkesmas adalah 100.019 sisanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

2). adanya masa berlaku kartu jamkesmas.

Kartu jamkesmas tidak bersifat selamanya, Sehingga ada masyarakat yang dulu memiliki kartu jamkesmas setelah terbit kartu jamkemas yang baru tdak mendapat kartu jamkesmas lagi Seperti yang diungkapkan oleh ibu Purwanti “setiap waga miskin tidak selamanya mendapatkan kartu

jamkesmas, jika terbit kartu jamkesmas yang baru warga tersebut tidak mendapatkan kartu jamkesmas berarti warga tersebut sudah berubah status sosial nya. Tp jika masih dapat berrti ya masih menjadi anggota jamkesmas.” (wawancara tanggal 20 april 2011)

Dengan adanya masa berlaku dari kartu jankesmas membuat warga miskin yang memiliki kartu jamkesmas tidak

commit to user

selamanya menjadi anggota atau pemegang kartu jamkesmas. Tetapi sanpai saat ini tidak ada perubahan penerima kartu jamkesmas karena karena validasi data kepesertaan kartu jamkesmas tidak dilakukan setiap tahun.

3). Validasi data kepesertaan tidak dilakukan setiap tahun. Validasi dilakukan oleh pemerintah tentang siapa saja yang menjadi anggota jamkesmas. Validasi ini tidak dilakukan setiap tahun padahal setap tahun data pasti berubah seperti ada yang pindah kota ada yang meninggal. Sehingga datanya kurang update seperti yang dikemukakan oleh ibu Purwanti “sampai saat ini belum ada perubaha data dari pesrta jamkesas jadi

kami asih berpdoman pada data yang lalu” (wawancara tanggal 20 april 2011)

Sedangkan menurut ibu Arthaty menambahkan “Validasi kepesertaan tidak up to date karena tidak setiap tahun

dilakukan validsi kepesertaan jamkesmas, padahal setiap tahun kan data pasti berubah.” Wawancara tanggal 26 april 2011

4.) Belum semua rumah sakit yang menerima pelayanan jamkemas. Program jamkesmas seharusnya dapat digunakan disetiap rumah sakit yang ada. di kota suakarta ini hanya ada 8 rumah sakit yang dapat menerima pasien program jamkesmas. Menurut Ibu Purwanti “ hanya ada 8 rumah sakit yaitu rumah sakit muwardi rumah sakit

kustati rumah sakit kasih ibu, rumah sakit PKU Muhammadyah RS

commit to user

TK IV Slamet Riyadi. RSJD Surakarta, Rumah sakit Ortopedi Rmah sakit Panti Waluyo. Selain itu belum menjadi anggota dan pemerintah daerah akan mengusahakan agar dapat semua rumah sakit di solo dapat menampung jamkesmas”.

Dinas kesehatan akan berusaha sebaik –baiknya melakukan pendekatan kepada rumah sakit yang belum menerima pasien pemegang kartu jamkesmas agar dapat menrima pasien yang menggunakan kartu jamkesmas.

commit to user

73