Strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas di kota Surakarta

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing

Drs. Pramono, S.U. NIP. 194904071980031001

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari : Tanggal

Panitia Penguji

1. Ketua

Drs. Sonhaji, M. Si.

( ......................................... )

NIP. 195912061988031004

2. Sekretaris Drs. H. Muchtar Hadi, M.Si. ( ..........................................)

NIP. 195303201985031002

3. Penguji Drs. Pramono, S.U. ( …………………………..)

NIP. 194904071980031001

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

Prof. Drs. Pawito, Ph. D NIP. 195408051985031002

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada Tuhanmu lah kamu memohon pertolongan.”

( Q.S. Al Insyirah, 5-8 )

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :

· Ayah dan Ibuku tercinta untuk segala kasih sayang, doa, dorongan

semangat dan kesabaranmu selama ini

· Kakak-kakakku yang kusayangi

· Keponakan ku

· Teman-temanku yang telah membantuku dalam menyelesaikan karya

tulis ini

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhandulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas di kota Surakarta.” Penyusunan studi di Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. Pramono, SU sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.

2. Drs. Suryatmojo, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan.

3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS atas ilmu yang diberikan selama kuliah.

5. Ibu Purwanti, SKM, M.Kes dan Ibu Arthaty Mulatsih, ST. MSi selaku pegawai Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah memberikan waktunya untuk wawancara.

6. Keluargaku yang telah memberi dukungan dan semangatnya.

commit to user

vi

7. Joko, Yanie, Rahmawan, Didit, Reza, Luthu, Gendig, Pirlo, Gendut, Tomi, Jekek, Hakim yang telah menberikan bantuannya

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT member balasan yang berlipat atas amal baik yang telah diberikan. Penulis berahrap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

commit to user

ix

d). Tujuan ............................................................... 39 e). Sasaran .............................................................. 40 f). Struktur Organisasi ............................................ 41

g) Sumber Daya Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 49

B. Hasil Penelitian ............................................................................. 50

1. Strategi Dinas Kesehatan Kota Surakarta .................................. 50 a). Sosialisasi Program Jamkesmas ........................ 50 b). sosialisasi Hak,Kewajiban dan

Prosedur Jamkesmas ........................................ 55

c) Meningkatkan Advokasi pada Stake Holder ..... 60

d) Menggalang dana Dari Pihak luar...................... 62

2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Program Jamkesmas ...................................................... 65

BAB V. PENUTUP… ................................................................................ 75

A. Kesimpulan .............................................................................. 75

B. Saran …... ................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 81

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Masyarakat Miskin Dilihat dari Kecamatan dan

Kelurahan ....................................................................................

4 Tabel 1.2

Daftar Rumah Sakit Pemberi Layanan Jamkesmas Beserta Jumlah Verifikator ......................................................................

5 Tabel 4.1

Data Pegawai Berdasarkan Bidang Dalam Organisasi .............. 49 Tabel 4.2

susunan Tim Pengelola Jamkesmas Tahun 2009 Kota Surakarta ..................................................................................... 53

Tabel 4.3 Daftar Rumah Sakit pemberi Layanan Jamkesmas Beserta Nomer Telepon ........................................................................... 66

Tabel 4.4 Daftar Puskesmas Di Kota Surakarata ........................................ 66

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ............................................................... 25 Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif ........................................................... 33 Gambar 4.1 Bagan Dinas Kesehatan Kota Surakarta ..................................... 48

commit to user

xii

commit to user

xiii

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu yang penting dari setiap mahkluk hidup tidak terkecuali manusia. Kesehatan merupakan suatu hak dan investasi karena dengan tubuh yang sehat maka manusia dapat beraktifitas untuk memenuhi kebutuhannya dan sekaligus dapat meningkatkan taraf hidupnya. Setiap orang pasti menginginkan tubuhnya sehat tidak terkecuali orang miskin dimana orang miskin biasanya memiliki masalah dalam pemeliharaan kesehatannya yang hampir sama yaitu masalah ekonomi. Untuk itu diperlukan suatu system yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan kesehatan dengan mengutamakan pada pelayanan bagi orang miskin.

Di Indonesia talah ada program pelayanan kesehatan bagi orang miskin. Dimulai dengan pengembangan program jaring pengaman social bidang kesehatan ( JPS-BK) yang dilaksanakan pada tahun 1998-2001, kemudian pada tahun 2001 program ini diganti dengan program dampak pengurangan subsidi energi (PDPSE) dam program konpensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (PKPS BBM) pada tahun 2002-2004. dan pada tahun 2004 melalui SK NO 1241 MENKES /SK/XI/2004 menugaskan PT askes (persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi orang – orang miskin.yang sering disebut dengan asuransi kesehatan bagi orang miskin atau askeskin.(buku pedoman pelaksanaan JPKMM tahun 2007)

commit to user

Dalam pelaksanaan program askeskin tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar, terdapat beberapa kendala yang menyebabkan program askeskin tersebut tidak bisa berjalan dengan optimal. Kendala tersebut terkait masalah kepesertaan, pendataan sasaran orang miskin belum tuntas. Contohnya memdekati 3 tahun lebih baru sekitar 40% target sasaran yang memiliki kartu kepesertaan. Dari sisi penyelenggaraan adanya peran ganda dari PT askes yaitu sebagai pihak penyelenggara sekiligus sebagai pihak pembayar. Dari sisi pelayanan, rumah sakit belum melakukan kendali mutu dan kendali biaya yang baik. Belum lagi dari sisi soal pendanaan yang mengalir secara berjenjang (Kompas, rabu, 3 september 2008) hal ini menyebabkan pihak rumah sakit sering menolak pasien dengan menggunakan askeskin kerena masih ada penunggakan pembayaran dari PT askes.

Dengan adanya masalah – masalah tersebut membuat pemerintah berfikir keras untuk melakukan perubahan kearah penyempurnaan dari program askeskin. Peyempurnaan itu meliputi penyelolaan yang menuju good governance melalui penyelolaan yang efektif, efisien transparan dan angkuntabel. Penyempurnaan tersebut meliputi:

1. Pemisahan fungsi pengelola dan pembayar dan penguji kebenaran klaim

2. Pembentukan verifikator/penguji kebenaran klaim yang independent yang ditempatkan disejumlah RS untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan kecepatan pembayaran klaim

3. Peningkatan kendali mutu dan kendali biaya di RS (pemberi pelayanan kesehatan-PPK) berupa paket - paket layanan sesuai dengan diagnosa atau tindakan (prosedur) yang dilaksanakan dan ditetapkan oleh dinkes

commit to user

4. menghindari penyalahgunaan dan ketidaktepatan sasaran dengan membuat database dan distribusi kartu keseluruh peserta jamkesmas, dari sisi kepesertaan. Pemerintah daerah dilibatkan dengan mengajukan dan menetapkan nama dan alamat peserta sesuai dengan kuota yang ada pada BPS. Jika ada lebihnya menjadi tanggung jawab pemda/kabupaten. Warga miskin yang tercantum dalam usulan pemda akan menerina kartu dari PT askes

5. dengan system jamkesmas yang baru maka dana anggaran disimpan di bendahara Negara langsung diberikan oleh pemberi layanan kesehatan yang mengajukan klaim jadi peran askes dagantikan oleh bendahara Negara.(kompas rabu 3 septerber 2008)

Program peyenpurmaan tersebut mengubah program askeskin menjadi program jamkesmas atau jaminan kesehatan masyarakat.. Program Jamkesmas ini dimulai pada tahun 2008 pengelolaan dana tidak lagi dipegang PT askes melainkan disalurkan langsung dari kas Negara kepada pemberi pelayanan kesehatan atau PPK. Fungsi verifikator tidak lagi depegang PT askes melainkan dilakukan oleh verifikator independen yang ditempatkan disetiap rumah sakit.. Didalam program jamkesmas peran pemda lebih ditingkatkan dengan menetapkan nama dan alamat peserta. Sedangkan PT askes hanya menangani masalah kepesertaan saja.

Surakarta memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dan memiliki sekitar 107.004 diantaranya adalah orang miskin yang mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaan program askeskin. Dari 107.004 orang miskin tersebut sesuai dengan SK walikota Surakarta yang menjadi anggota jamkesmas adalah 100.019 orang dan sisanya yaitu 6985 orang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang dalam hal ini menjadi anggota PKMS gold. Dibawah ini tabel jumlah maskin peserta jamkesmas 2009 per kelurahan.

commit to user

TABEL 1.1

Daftar masyarakat miskin kota Surakarta

Dilihat dari kecamatan dan kelurahan

No Kecamatan

Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Laweyan Jumlah Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Pasar Kliwon Jumlah Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jebres Jumlah Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari

Pajang Laweyan Bumi Panularan Penumping Sriwedari Purwosari Sondakan Kerten Jajar Karang Asem

Joyosuran Semanggi Pasar Kliwon Gajahan Baluwarti Kampung Baru Kedung Lumbu Sangkrah Kauman

Kepatihan Kulon Kepatihan Wetan Sudiroprajan Gandekan Kampung Sewu Pucang Sawit Purwodiningratan Tegalharjo Jebres Jagalan Mojosongo

Kadipiro Nusukan Gilingan Stabelan Kestalan

4145 333 1234 1566 836 656 1883 2019 1353 780 834 15639 1816 8805 1392 724 1625 712 1080 3642 427 20223 365 715 1062 2447 1938 3559 838 1374 5839 2702 4762 25601 5811 5211 5622 999 513

commit to user

Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Banjarsari Jumlah Serengan Serengan Serengan Serengan Serengan Sesengan Sesengan Jumlah Jumlah Total

Keprabon Timuran Ketelan Punggawan Mangkubumen Manahan Sumber Banyu Anyar

Joyontakan Danukusuman Serengan Tipes Kratonan Jayengan Kemlayan

847 621 776 843 2023 1539 2441 1939 29185 2087 2264 1214 2151 1083 268 304 9371 100019

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah peserta jamkesmas terbanyak ada di kelurahan semanggi yaitu 8805 orang atau sekitar 9%. Sedangkan untuk kecamatan yang paling banyak maskin adalah banjar sari yaitu sebanyak 29185 orang atau sekitar 29%.

Dalam menjalankan program jamkesmas dinas kesehatan kota surakarta bekerja sama dengan rumah sakit negeri dan 7 rumah sakit swasta untuk memberikan program jamkesmas tersebut.

Dibawah ini daftar rumah sakit pemberi pelayanan jamkesmas

Table 1.2

Daftar Rumah Sakit Pemberi Layanan Jamkesmas

Beserta Jumlah Verifikator

1 RS Moewardi

Jl. Kol. Sutarto 132 Surakarta

2 RS Kasih Ibu

Jl. Brigjen Slamet Riyadi 1

commit to user

402

3 RS Panti Waluyo

Jl. Jend. Ahmad Yani No. 1-2 Surakarta

4 RS Islam Kustati

Jl. Kapten Mulyadi No. 249 Surakarta

5 RS PKU Muhammadiyah

Jl. Ronggo Warsito 130 Surakarta

6 RS TK IV Slamet Riyadi

Jl. Brijen Slamet Riyadi 321 Surakarta

7 RSJD Surakarta

Jl. KH Dewantoro 80 Jebres Surakarta

RS Ortopedi Prof Dr. Soeharso

Jl. Jend. Ahmad Yani Surakarta

Selain babarapa rumah sakit dinas kesehatan juga menjalin hubungan denga

17 puskesmas yaitu pajang, penumping, purwosari, gajahan, purwodiningratan, pucang sawit, ngoresan, sibela, gambir sari, nusukan, gilingan, stabelan, Manahan, banyunyar, kratonan, jeyengan agar pelayanan jamkesmas dapat menyeluruh. Untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan peningkatan kecepatan pembayaran klaim maka dalam program jamkesmas, tim verifokator dan penguji kebanaran klaim tidak lagi dipegang oleh PT ASKES tetapi dari tim independent..Di kota surakarta tim independent ini terdiri dari 15 orang yang beranggotakan dokter, perawat, apoteker, bidan yang masing – masing ditempatkan 1 orang untuk satu rumah sakit, khusus di Rumah Sakit Dr. Moewardi ada 6 orang.

Pelayanan yang diberikan oleh program jamkesmas antara lain pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya yang terdiri dari rawat jalan tingkat pertama, rawat inap tingkat pertama, persalinan normal yang dilakukan oleh puskesmas, pelayanan gawat darurat. Selain pelayanan kesehatan di puskesmas juga ada pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terdiri dari rawat jalan tingkat

commit to user

lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, pelayanan gawat darurat. Serta ada pelayanan yang dibatasi dan pelayanan dan pelayanan yang tidak dijamin.

Kemudian dalam hal pendistribusian kartu dinas kesehatan memanggil semua lurah dan dibagikan kartu jamkesmas kemudian para lurah membagikan kartu tersebut kepada warganya masing – masing sesuai dengan mnama dan alamat yang tertera dikartu jamkesmas.

seiring berjalannya program jamkesmas maka dalam pelaksanaannya juga masih mengalami masalah. Masalah yang timbul yaitu mengenai pendistribusian kartu jamkesmas. Pendistribusian kartu tersebut sering tidak tepat sasaran. Banyak warga Surakarta yang telah mendapatkan kartu jamkesmas dicabut kembali kepemilikannya karena dinilai kurang tepat sasaran atau dobel kepemilikan selain masalah pendistribusian yang kurang tepat sasaran masalah lain yang timbul adalah adanya rumah sakit yang menolak warga miskin yang berobat dengan menggunakan kartu jamkesmas dengan alasan pembayaran klaimnya lama dan berbelit – belit. Seperti yang tertulis pada media Indonesia kamis 3 juli 2008. sehingga mereka lebih menyukai menerima pasien miskin peserta Pelayanan kesehatan masyarakat solo atau PKMS kata jubir RS Islam Kustati Solo Nur Fitri Carlina, bahkan klaim askeskin di RS itu sebesar 300 juta belum dibayarkan. Dengan adanya masalah yang muncul menyebabkan banyaknya warga miskin yang tidak terlayani dengan baik oleh program jamkesmas ini. Padahal masyarakat miskin membutuhkan jamkesmas guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan biaya yang murah.

commit to user

Masalah- masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program jamkesmas hanpir sama dengan masalah yang terjadi pada saat program askeskin seperti masalah kepersetertaan, masalah pembayaran klaim yang lama. Hal ini menyebabkan adanya asumsi dari masyarakat bahwa pelayanan program jamkesmas sama dengan pelayanan program askeskin yaitu pelayanan yang kurang maksimal.

Dinas kesehatan kota Surakarta sebagai instansi pemerintah daerah yang mempunyai kompetensi dibidang kesehatan dituntut untuk membentuk strategi yang baik agar program jamkesmas dapat berjalan dengan lancar.

B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang di kemukakan diawal maka perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana stategi Dinas Kesehatan kota Surakarta dalam program Jamkesmas.” “Apa saja Faktor pendukung dan faktor penghambat dari program jamkesmas.”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Operasional

a. Untuk mengetahui strategi Dinas Kesehatan dalam program Jamkesmas

b. untuk mengetahi faktor pendukung dan faktor penghambat program jamkesmas

commit to user

2. Tujuan Fungsional Peneliihan ini bertujuan agar hasilnya nanti dapat dimanfaatkan untuk pengembagan ilmu pengetahuan dan bahan kajian bagi siapa saja yang berminat dan jga sebagai bahan petimbangan bagi instansi terkait, dalam hal ni dinas kesehaan kota srakarta.

3. Tujuan Individual Penelitian ini dilasanakan sebagai persyaratan untuk mempeoleh gelar sarjana pada program studi Administrasi Negaa, Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politi.

D. Manfaat Penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain:

1. Menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang program jamkesmas

2. Memberikan masukan kepada dinas kesehatan dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat miskin.

3. Menjadi syarat guna mendapatkan gelar sarjana bidang Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Strategi Strategi memiliki beberapa pengertian. Menurut Faisal Basri, M.A.(2005:3) strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi: strategi adalah pilihan – pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk memcapai misi organisasi. Menurut J.Salusu 1996:101) strategi diartikan sebagai:

“Suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.”

Menurut J. L. Thomshon dalam Sandra Oliver (2006: 3) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi.

Menurut James Brian Quinn (1992:5) dalam Yosal Iriantara (2004:12) Strategi diartikan sebagai pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan dan dan rangkaian tindakan sebuah organisasi kedalam suatu kesatuan yang kohensif.

Menurut Steiner dan Miner (dalam Robson 1997:4) dalam Yosal Iriantara (2004:12) Strategi mengacu pada formulasi, misi, tujuan, dan obyektif dasar organisasi, strategi – strategi program dan kebijakan untuk mencapainya,

commit to user

dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi yang diimplementasikan untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.

Lebih lanjut menurut Porter ( dalam Robson 1997:4) dalam Yosal Iriantara (2004 :12) strategi diartikan formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing. Tujuan apa yang ingin dicapai dan kebijakan apa yang perlu untuk mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Couter dalam Mudrajad Kuncoro, Phd (2005:12) startegi diartikan sebagai: “ sejumlah keputusan dan aksi yang ditunjukkan untuk mencapai

tujuan (goal) dan menyesuaikan sunber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang diharapkan dalam lingkungan organisasinya.”

Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama adalah:

a. Goal – directed actions. Yaitu aktifitas yang menunjukkan “ apa” yang diinginkan organisasi dan bagaimana mengiplementasiakan nya.

b. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas) serta memperhatikan peluang dan tantangan Mudrajad Kuncoro, Phd (2005:12)

Sedangkan menurut Chandler (1962 : 13) dalam Mudrajad Kuncoro (2005:1) strategi merupakan penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kemudian menurut Itami (1987) juga dalam bukunya Mudrajad Kuncoro (2005 : 1)

commit to user

“Menentukan kerangka kerja dari aktifitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktifitas sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan.”

Strategi menurut Andrews (1971) juga dalam Mudrajad Kuncoro (2005:1) “ pola sasaran, tujuan dan kebijakan atau rencana umum untuk

meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan atau seharusnya dijalankan oleh perusahaan.” Menurut James A.F.Stoner dan Charles Winkel 2003 : 161)

Strategi dapat disoroti sekurang – kurangnya dari dua perspektif yang berbeda : (1) dari perspektif mengenai apa yang hendak dilakukan oleh sebuah organisasi dan (2) dari apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah organisasi. Baik tindakannya sejak semula memang disengaja atau tidak. Dari perspektif pertama, strategi didefinisikan sebagai ”program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. ” disini, kata ”program” mengacu pada peranan yang aktif, sadar, dan rasional yang dimainkan oleh menejer dalam merumuskan strategi organisasi. Dari perspektif kedua, strategi adalah ” pola tanggapan organisasiyang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu”. Dalam definisi ini, setiap organisasi menpunyai suatu strategi – meskipuntidak harus efektif – sekalipun strategi itu tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Artinya,

commit to user

setiap organisasi mempunyai hubungan dengan lingkungannya yang dapat diamati dan dijelaskan. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Freddy Rangkuti,(2006:4)

strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senang tiasa mengikat) dan terus – menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan.

Strategic orientation refers to a firm,s particular, develop and maintain a set consistent responses to various environmental events ( Hofer and Schendel 1978 ; Milesand Snow 1978). Dikemukakan oleh Mahmood S Bahase (1992:3) dalam journal yang berjudul “ strategy – comprehensiveness fit and performance” yang artinya orientasi strategi mengacu pada pola – pola tertentu perusahaan ada kecenderungan organisasi untuk menemukan, mengembangkan dan mempertahankan untuk membuat tanggapan yang konsisten untuk berbagai lingkungannya.

Berdasarkan definisi – definisi diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu cara untuk mencapai sebuah hasil akhir melalui hubungan yang efektif antara sumber daya suatu organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.

Strategi hendaknya memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal dari suatu organisasi dalam merumuskannya. faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan dari suatu organisasi. Sedangkan faktor eksternal nya berupa peluang dan ancaman. Strategi harus memperhatikan

commit to user

lingkungannya sebagai bagian dari peluang bisnis. Seperti dalam journal yang berjudul “Sustainable strategic management in rapidly emerging economies: the case of chile “ corporate strategy considers environmental and social opportunities as part of business opportunities and developstrategic capabilities to exploid these possibilities efficiently . (John

E. Spillan 2008:4-5) yang artinya strategi korporasi menganggap peluang sosial dan lingkungan sebagai bagian dari peluang bisnis dan mengembangkan kemampuan strategis untuk mengeksploitasi kemungkinan ini secara efofisien. sedangkan Bentuk dari suatu strategi adalah sebuah kebijakan yang berisi cara – cara untuk mencapai sebuah tujuan organisasi.

Strategi memiliki beberapa tipe. Menurut J. Salusu (104 : 105) mengemukakan beberapa tipe dari strategi yaitu:

1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi). Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif stratejik yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.

2. Program Strategy (Strategi Program). Strategi ini lebih memberikan perhatian pada implikasi-implikasi stratejik dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi.

3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya). Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan

commit to user

pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tesedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya.

4. Institutional Strategy (Strategi Kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik.

Dari ke empat strategi diatas strategi yang digunakan oleh dinas kesehatan adalah strategi program. Strategi ini lebih memberikan implikasi – implikasi stratejik dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi.

Menurut Freddy Rangkuti (2006 :6-7) strategi dapat dikelompokan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu:

1. Strategi manajemen. Meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

2. Strategi Ivestasi. Merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi

3. Strategi bisnis. Berorientasi pada fungsi – fungsi manajemen. Menurut Hatten dan Hatten (1988) dalam J. Salusu (2003:108) memberikan beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi yang dibuat bisa sukses yaitu

1. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya

2. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi

commit to user

3. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber dayadan tidak mencerai beraikan satu dengan yang lain

4. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannyadan tidak pada titik –titik yang justru adalah kelemahannya

5. Sumber daya adalah suatu yang kritis

6. Strategi hendaknya mempertimbangkan resiko yang tidak terlalu besar

7. Strategi hendaknya disusun atas landasan keberhasilan yang telah dicapai.

8. Tanda – tanda suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak – pihak yang terkait, dan terutama dari para esekutif, dan semua unit kerja dalam organisasi.

Fandy Tjiptono (1997:134-141) menyebutkan beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Strategi tersebut adalah:

1. Strategi pemasaran berupa Relationship, marketing, yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai

2. Strategi superior Customer Service menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing.

commit to user

3. Strategi unconditional service guarantees atau Extraordinary Guarantees. Strategi ini berintikan komitmen untuk menberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Strategi penanganan keluhan yang efisien. Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas. Paling tidak ada empat aspek penanganan keluhan yang penting yaitu:

1. Empati terhadap pelanggan yang marah Dalam mengadapi pelanggan yang emosi atau marah perusahaan perlu bersikap empati, karena bila tidak situasi akan bertambah runyam. Untuk itu perlu diluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan mereka dan berusaha memahami situasi yang dirasakan oleh pelanggan tersebut. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi dapat menjadi jelas sehingga pemecahan yang diharapkan dapat diusahakan bersama.

2. Kecepatan dalam penenganan keluhan Kecepatan merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan keluhan. Apabila keluhan pelanggan tidak segera di tanggapi, maka rasa tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi. Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani

commit to user

dengan cepat, maka ada kemungkinan pelanggan tersebut menjadi puas. Apabila pelanggan puas dengan cara penanganan keluhannya, maka besar kemungkinannya ia akan menjadi pelanggan perusahaan kembali.

3. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan Perusahaan harus memperhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya dan kinerja jangka panjang. Hasil yang diharapkan tentunya adalah situasi ‘win win’, dimana pelanggan dan perusahaan sama – sama diuntungkan (fair / realistis).

4. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan. Hal ini sangat penting bagi konsumen untuk menyampaikan komentar, saran, kritk, pertanyaan, maupun keluhannya. Disini sangat dibutuhkan adanya metode komunikasi yang mudah dan relative tidak mahal, dinama pelanggan dapat menyampaikan keluh kesahnya. Bila perlu dan memungkinkan, perusahaan dapat menyediakan jalur atau saluran telepon khusus (hot line service ) untuk menampung keluhan pelanggan atau memanfaatkan e – mail di jaringan internet ( dengan membukasite atau homepage di world wide web)

5. Strategi peningkatan kinerja perusahaan meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan seperti contoh: memberikan diklat kepada karyawan;

commit to user

6. Menerapkan quality function deployment (QFD) yaitu praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi.

B. Program Jamkesmas Jamkesmas singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat. Program jamkesmas mulai diberlakukan pada januari 2008 sebagai perbaikan dari program terdahulu yaitu Askeskin.

Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Indonesia terutama orang miskin yang tidak mampu berobat ke puskesmas atau rumah sakit karena masalah biaya. Sasaran dari program ini adalah warga miskin yang berjumlah 76,4 juta jiwa berdasarkan data dari BPS tahun 2006. dan tidak termasuk yang sudah mendapat mendapat jaminan kesehatan yang lain.setiap warga yang telah terdaftar mendapatkan kartu jamkesmas.

Setiap warga yang menjadi anggota program jamkesmas berhak atas pelayanan kesehatan dasar yaitu di puskesmas , pelayanan persalinan normal dipuskesmas atau di swasta yang melakukan kerjasama dan pelayanan kesehatan lanjut baik rawat jalan maupun rawat inap dirumah sakit atau puskesmas. Didalam penyelenggaraannya menganut prinsip –prinsip :

1. Pengelolaan dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata – mata peningkatan kesehatan masyarakat miskin

commit to user

2. Pelayanan kesehatan bersifat menyeluruh ( konferhensif ) sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional

3. Pelayanan kesehatan dilakukan dengan prinsip tersetruktur dan berjenjang dengan Portabilitas dan akuitas

4. Transparansi dan akuntabilitas

Prinsip – prinsip tersebut hendaknya dilakukan oleh semua pemberi layanan program jamkesmas baik pelayanan dasar ( puskesmas ) ataupun tingkat lanjut ( rumah sakit ).( buku pedoman pelaksanaan Jamkesmas tahun 2008)

Disetiap rumah sakit akan ditempatkan tim verifikator independent dengan rasio 1 orang untuk 100 tempat tidur untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan kecepatan pembeyaran klaim. Sedangkan pembayaran tidak lagi dilakukan oleh PT askes melainkan oleh bendahara Negara yang diberikan langsung oleh pemberi pelayanan kesehatan.

Setiap warga miskin yang memiliki kartu jamkesmas memperoleh manfaat. Manfaat itu meliputi:

dan jejaringnya

a. Rawat jalan tingkat pertama (RJTP) dilakukan di puskesmas dan jejaringnya baik dalam maupun luar gedungmeliputi pelayanan:

b. Rawat inap tingkat pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas perawatan, meliputi pelayanan

c. persalinan normal yang dilakukan di puskesmas non perawatan / bidan di desa,polindes, dirumah pasien, praktek bidan swasta

d. pelayanan gawat darurat (emergency).

2. Pelayanan kesehatan di rumah sakit dan di BKMM/BBKPM/BP4/BKIM

commit to user

a. rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), dilaksanakan pada puskesmas yang menyediakan pelayanan spesialistik, poliklinik spesialis RS pemerintah, BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM

b. Rawat inap tingkat lanjutan (RITL), dilaksankan pada ruang perawatan kelas III RS pemerintah

c. pelayanan gawat darurat (emergency)

3. Pelayanan yang dibatasi

a. Kacamata diberikan dengan lensa koreksi minimal +1/-1 dengan nilai maksimal Rp. 150.000 berdasarkan resep dokter

b. Intra okuler lens (IOL) diberi penggantian sesuai resep dari dokter spesialis mata, berdasarkan harga yang paling murah dan ketersediaan alat tersebut di daerah.

c. Alat Bantu dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT, pemilihan alat Bantu dengar berdasarkan harga yang paling murah dan ketersediaan alat tersebut di daerah.

d. Alat Bantu gerak ( tongkat penyangga, kursi roda, dan korset) berdasarkan resep dokter dan disetujui direktur rumah sakit atau pejabat yang ditunjuk dengan memperhatikan alat tersebut memang dibutuhkan untuk menggembalikan fungsi dalam aktifitas social peserta tersebut. Pemilihan alat Bantu gerak berdasarkan harga yang paling efisien dan ketersediaan alat tersebut di daerah.

e. Pelayanan penunjang diagnostic canggih. Pelayanan ini diberikan hanya pada kasus – kasus live – sefingdan kebutuhan penegakan

commit to user

diagnosa yang sangat diperlukan melalui penkajian dan pengendalian oleh komite medik.

4. Pelayanan yang tidak dijamin

a. Pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan.

b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika

c. General check up

d. Prothesis gigi tiruan

e. pengobatan alternative ( antara akupuntur, pengobatan tradisional) dan pengobatan lain yang belum terbukti secara alamiah

f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat keturunan termasuk bayi tabung dan pengobatab impotensi

g. Pelayanan esehatan pada masa tanggap darurat bencana alam

h. pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiata bakti social ( buku pedoman pelaksanaan jamkesmas 2009)

C. Strategi program jamkesmas Berdasarkan pengertian – pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang di maksud dengan strategi dalam program jamkesmas adalah bagaimana dimas kesehatan melakukan tindakan – tindakan dengan menyesuaikan sumber daya dangan tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menjalankan program jaminan kesehatan msyarakat (Jamkesnmas) kepada masyarakat terutama masyarakat yang kurang mampu. Hal tersebut harus dilakukan oleh dinas kesehatan kerena dinas kesehatan sebagai instansi pemerintah daerah yang bergerak dibidang kesehatan. Dan juga kerena adanya

commit to user

keluhan – keluhan dari masyarakat tentang buruknya pelayanan kesehatan terutama bagi orang miskin.

Strategi – strategi tersebut meliputi strategi jangka panjang dan strategi jangka pendek strategi jangka panjang antara lain :

1. Mengajukan penerbitan kartu jamkesmas bagi masyarakat miskin yang belum tertampung dalam program jamkesmas.

2. Dengan merencanakan program jamkesda. Sedangkan strategi jangka pendeknya adalah:

1. Sosialisasi program jamkesmas Sosialisasi program jamkesmas yang dilakukan oleh dinas kesehatan kepada para pemberi pelayanan jamkesmas yaitu rumah sakit, puskesmas, dan jejaringnya.

2. Sosialisasi hak, kewajiban dan prosedur jamkesmas Sosialisasi tentang apa saja hak dan kewajiban peserta jamkesmas dan prosedur bagaimana prosedur dalam menggunakan kartu jamkesmas.

3. Meningkatkan advokasi pada stake holder Member masukan kepada walikota tentang siapa saja warga miskin yang belum tertampung dalam program jamkesmas agar segera diterbitkan kartu jamkesmas yang baru.

4. Menggalang dana dari pihak luar.

commit to user

Jika ada suatu kasus dimana pasien tidak bisa dirawat di rumah sakit di daerah dia tinggal dan harus dirujuk ke rumah sakit di daerah lain maka dinas kesehatan akan menggalang dana dari pihak luar untuk membiayai pasien tersebut, dalam hal ini dinas kesehatan bekerjasana dengan perusahaan di daerah Surakarta salah satunya batik danarhadi.

Setelah mengetahui strategi dari dinas kesehatan maka penulis mencoba untuk mengetahui pelaksanaan strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas. Strategi yang dilihat adalah strategi jangka pendek.

D. Kerangka pemikiran. Dalam kerangka pemikiran ini akan dijelaskan mengenai alur berpikir dari prnulis dalam melakukan penelitian ini. Diharapkan dengan kerangka pemikiran ini dapat menambah kejelasan dalam memahami tulisan ini.

Dinas kesehatan sebagai instansi pemerintah yang berada di wilayah surakarta yang mengeluarkan strategi program jamkesmas strategi tersebut meliputi : 1) Sosialisasi program jamkesmas. 2). Sosialisasi hak dan kewajiban serta prosedur yang digunakan dalam program jamkesmas. 3). Meningkatkan advokasi pada stake holder tentang program jamkesmas. 4). Menggalang dana dari pihak luar.

Dimana strategi tersebut tentunya ditujukan pada masyarakat agar tidak ada lagi keluhan dari masyarakat. dan agar dapat mengatasi program jamkesmas dapat berjalan dengan lancer.

commit to user

Kemudian dalam melaksanakan program jamkesmas tersebut pasti memiliki beberapa faktor yang mendukung yang memudahkan dan faktor yang menghambat.dalam melaksanakan program jamkesmas.

Selanjutnya untuk mempermudah memahami kerangka berfikir maka dibuat bagan kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema kerangka piker

BAB III METODE PENELITIAN

Dinas kesehatan kota surakarta

Strategi Program jamkesmas

1. sosialisasi program jamkesmas 2. sosialisasi hak,kewajiban dan prosedur jamkesmas 3. meningkatkan advokasi pada stake holder 4. menggalang dana dari pihak luar

Program jamkesmas dapat berjalan lancar

Faktor yang mendukung dan faktor menghambat

commit to user

26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, menentukan dan menganalisa data yang berupa kata-kata, gambar-gambar bukan angka. (Lexy J. Moleong, 2002:11)

Jadi penelitian ini berusaha menggambarkan bagaimana pelaksanaan strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor dinas kesehatan kota Surakarta di jalan jendral Sudiman nomor 2 surakarta kode pos 57111. Penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor dinas kesehatan kota Surakarta karena dinas kesehatan merupakan instansi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program jamkesmas. Dinas kesehatan merupakan badan yang berkomitmen dibidang kesehatan.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informan atau narasumber Adapun informan atau narasumber dari penelitian ini, antara lain: a). ibu Purwanti dan Ibu Arthaty selaku ketua dan anggota tim pengelola jamkesmas.

commit to user

b). saudara Baharudin sebagai pemegang kartu jamkesmas.

2. Dokumen resmi dan arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian, yaitu mengenai strategi dinas kesehatan dalam program jamkesmas di kota Surakarta

3. Observasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data ini diperoleh melalui pengamatan secara langsung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini, dimana masing-masing teknik mempunyai kekurangan dan kelebihan sehingga penggunaan beberapa teknik secara bersanma diharapkan akan dapat saling melengkapi satu sama lain. Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud:

1. Wawancara Merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi dengan menggunakan kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara (Lexy, 2002:187). Teknik ini dilakukan secara mendalam dengan mempersiapkan garis besar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan untuk memperoleh informasi yang jelas tentang berbagai aspek yang sesuai dengan penelitian ini. Disini peneliti menggunakan pedoman wawancara supaya kegiatan bertanya lebih terarah. Wawancara akan dilakukan antara lain terhadap ibu Purwanti dan ibu Arthaty Selaku pegawai

commit to user

dinas kesehatan, serta bapak Baharudin sebagai pengguna layanan kartu jamkesmas.

2. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini observasi dilakukan untuk mengamati secara kualitatif berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi di dinas kesehatan kota Surakarta

3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mencatat data yang ada di lapangan maupun di kantor dinas kesehatan yang berupa catatan, literature, SK walikota yang berhubungan dengan masalah penelitian.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara selektif dengan menggunakan pertimbangan secara teoritis, keinginan dari peneliti, karakteristik empiris, serta kebutuhan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel yang lebih tepat adalah purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana peneliti cenderung menggunakan atau memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahannya secara lengkap tanpa

commit to user

didasarkan pada strata maupun random, tetapi lebih ditekankan pada tujuan tertentu. ( HB. Sutopo, 2002:56)

F. Validitas Data

Validitas data diperlukan agar diperoleh kesahihan data dalam rangka mengurangi bias yang terjadi dalam penelitian. Untuk menguji validitas data peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang berada di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan terhadap data yang sama dari sumber yang lain. (Lexy J. Moleong, 2002:33)

Ada empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara “trianggulasi sumber” yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini menurut Lexy J. Moleong (2002 : 178) dapat dicapai dengan langkah :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

commit to user

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Berdasarkan langkah di atas maka dalam penelitian ini pengunpukan data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dari berbagai sumber yang berbeda yang tersedia. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang lain dari sumber yang berbeda.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model deskripti kualitatif. Dalam model ini di dalamnya terdapat tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan.

Dalam penelitian ini peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis data dengan pengumpulan data selama proses penelitian berlangsung. Pengertian dari tiga komponen tersebut adalah

1. Reduksi Data Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada dalam fieldnote. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

commit to user

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik.

Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan riset yang dimulai bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data berupa membuat singkatan, coding, memusatkan tema, membuat batas permasalahan, dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai penelitian berakhir.

2. Sajian Data

Merupakan menyajikan data-data yang telah diolah dalam bentuk tabel, matriks, grafik, maupun teks naratif yang didesain secara sistematis sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Penyajian data-data yang memberikan informasi ini dapat digunakan untuk analisis tentang sesuatu yang terjadi, untuk selanjutnya memungkinkan menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

3. Penarikan Simpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data berhasil dikumpulkan. Setelah menganalisis data-data tersebut kemudian dicari

commit to user

pola-pola, tema, ketentuan, penjelasan dan kesamaan-kesamaan yang muncul.

Aktivitas diantara ketiga komponen tersebut dilaksanakan dalam bentuk interaktif dalam proses pengumpulan data dalam suatu proses siklus. Dalam bentuk ini penelitian berlangsung. Kemudian peneliti bergerak diantara 3 (tiga) kompenen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan.

Ketiga komponen tersebut di atas, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.

Agar lebih jelas proses analisa data dengan model interaktif menurut H.B. Sutopo dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif

Sumber: H.B. Sutopo, 2002:96

Pengumpulan Data

Reduksi

Data

Penarikan Simpulan/ Verifikasi

Sajian data

commit to user

33

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi lokasi

1. Keadaan Umum Kota Surakarta a). Sejarah Berdirinya Kota Surakarta

Sejarah Kota Surakarta berawal pada tanggal 17 Suro atau 17 Februari 1945 di masa Kerajaan Mataram Islam yang pada saat itu dipimpin oleh Paku Buwono II memindahkan ibukota kerajaan dari Kartosuro ke sebuah desa kecil di tepi Bengawan Solo bernama Desa Solo. Orang yang pertama kali melakukan babat alas adalah Ki Gede Sala yang makamnya berada di daerah dalam Beteng. Menurut perhitungan, di Desa Solo inilah keraton akan mencapai kebesaran dan kemakmuran. Sejak saat itu nama Desa Solo berubah menjadi Surakarta Hadiningrat.